Anda di halaman 1dari 31

MAKALAH PENGUKURAN & PENGUJIAN PEMBANGKIT LISTRIK

OLEH

KEVIN 2017 – 11 – 259


FATHUR NUREZA AKSAN 2017 – 11 – 230
AHMAD KALFIN JULIAN 2017 – 11 – 270
SIHAR DOLI PRESLY 2017 – 11 – 294

PROGRAM STUDI TEKNIK ELEKTRO


FAKULTAS KETENAGALISTRIKAN
& ENERGI TERBARUKAN

IT – PLN

2020
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang, saya
panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah,
dan inayah-Nya kepada saya, sehingga saya dapat menyelesaikan Makalah Pengukuran &
Pengujian Pembangkit Listrik.
Makalah Pengukuran & Pengujian Pembangkit Listrik ini telah saya susun dengan
maksimal dan mendapatkan bantuan dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar
pembuatan makalah ini. Untuk itu saya menyampaikan banyak terima kasih kepada semua
pihak yang telah berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.
Terlepas dari semua itu, saya menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik
dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan terbuka saya
menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar saya dapat memperbaiki proposal ini.
Harapannya makalah Pengukuran & Pengujian Pembangkit Listrik ini dapat memberikan
manfaat maupun inpirasi terhadap pembaca.

Jakarta, 18 Desember 2020

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ....................................................................................................... i


DAFTAR ISI ...................................................................................................................... ii
DAFTAR GAMBAR ......................................................................................................... iii
DAFTAR RUMUS............................................................................................................. iv

BAB I
PENDAHULUAN............................................................................................................. I-1
1.1 Latar Belakang ................................................................................................ I-1
1.2 Rumusan Masalah ........................................................................................... I-2
1.3 Tujuan.............................................................................................................. I-2
BAB II
PEMBAHASAN ............................................................................................................... II-1
BAB III
PENUTUP ............................................................................................................................. I-1
3.1 Simpulan.......................................................................................................... III-1
3.2 Saran ................................................................................................................ III-1
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................................
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR RUMUS

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pengujian tegangan tinggi diperlukan untuk membuktikan bahwa isolasi peralatan
memenuhi spesifikasi yang diberikan produsen peralatan bersangkutan. Sementara itu,
dari sisi produsen, pengujian tegangan tinggi dilakukan untuk memeriksa hasil rancangan
baru dan menentukan kekuatan peralatan yang baru dirancang tersebut. Hasil pengujian
ini digunakan sebagai acuan dalam membuat rancangan yang lebih baik.
Kualitas sistem isolasi suatu peralatan sistem tenaga listrik berpengaruh terhadap
keandalan dan keamanan operasi sistem tenaga listrik tersebut. Pengujian tinggi peralatan
sistem tenaga listrik dilakukan untuk memeriksa apakah kualitas sistem isolasi
peralatannya memenuhi spesifikasi yang telah ditetapkan untuk peralatan tersebut.
Penjelasan diatas menjadi alasan untuk menguji peralatan tenaga listrik dengan
tegangan tinggi. Maka dijelaskan jenis dan prosedur pengujian tegangan tinggi yang
dilakukan terhadap peralatan tenaga listrik: mesin-mesin listrik (generator dan motor
listrik), trafo daya, isolator, kabel, pemutus daya, sakelar pemisah, bushing, dan arester.

1.2 Rumusan Masalah


a. Apa saja jenis-jenis pengujian peralatan tenaga listrik pada tegangan tinggi?
b. Bagaimana penjelasan tentang jenis-jenis pengujian peralatan tenaga listrik pada
Tegangan Tinggi ?
c. Apa saja tujuan dari pengujian peralatan tenaga listrik pada tegangan tinggi?
d. Bagaimana pengukuran dan metode yang digunakan pada pengujian peralatan tenaga
listrik pada tegangan tinggi?

1.3 Tujuan Penulisan


a. Mengetahui jenis-jenis pengujian peralatan tenaga listrik pada tegangan tinggi.
b. Menganalisa dan memahami jenis-jenis pengujian peralatan tenaga listrik pada
tegangan tinggi.
c. Mengetahui tujuan dai pengujian peralatan tenaga listrik pada tegangan tinggi.
d. Mengetahui metode pengukuran yang digunakan pada pengujian peralatan tenaga
listrik di tegangan tinggi.

1.4 Manfaat Penulisan


Bagi mahasiswa : sebagai materi pembelajaran dan mengetahui tentang pengujian
peralatan pada tegangan tinggi. meningkatkan keingintahuan mahasiswa tentang materi
pengujian peralatan tenaga listrik pada teknik tegangan tinggi. Mengimplementasikan
materi teknik tegangan tinggi ke presentasi ataupun praktikum yang berkaitan dengan
tegangan tinggi.

BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Jenis Pengujian Peralatan Tenaga Listrik


Tegangan pengujian yang dikenakan pada sesuatu peralatan tenaga listrik adalah lebih
tinggi daripada tegangan operasi normal, tetapi Listrik penerapannya dalam waktu yang
terbatas. Peralatan diperiks untuk mengetahui apakah sistem isolasi peralatan mampu memikul
tegangan pengujian tersebut.
Jika pengujian diperkirakan akan sampai merusak peralatan yang diuji,pengujian ini
dilakukan terhadap sampel. Dalam hal ini nilai tegangan pengujian ditetapkan lebih rendah
daripada tegangan pengujian yang dapat merusak objek uji, dengan anggapan : meskipun
peralatan diuji tegangan yang lebiherima rendah,hasil pengujian dapat diterima sebagai acuan
untuk menyatakan bahwa tingkat isolasi peralata diyakini masih cukup baik. Jika pengujian
tembus listrik tetap diinginkan, tegangan pengujian dinaikkan secukupnya sehingga tidak
sampai merusak peralatan,sebab seandainya sistem isolasi peralatan yang diuji kurang baik,
pada tingkat tegangan pengujian itu akan timbul arus bocor yang dapat dideteksi. Adanya arus
bocor ini sudah dapat dibuat sebagai dasar untuk menyimpulkan bahwa peralatan tidak baik.
Kesimpulan ini dapat diterima,karena arus bocor ada suatu peralatan akhirnya akan
menimbulkan peluahan, dan peluahan ini dapat merusak sistem isolasi peralatan.
Menurut jenis tegangan yang diujikan pengujian tegangan tinggi terdiri atas pengujian
tegangan tinggi ac,tegangan tinggi dc,tegangan tinggi impuls.menurut waktu pengujiannya
pengujian tegangan tinggi ini terdiri atas uji jenis dan uji rutin. Uji jenis dilakukan pada satu
atau dua unit peralatan rancangan baru. Sedang uji rutin dilakukan terhadap setiap unit
peralatan yang diproduksi dan juga tterhadap peralatan yang telah diterima pemakai,baik
sebelum terpasang maupun sesudah terpasang. Jenis-jenis pengujian tergantung pada jenis
peralatan yang akan diuji. Jenis pengujian yag sering dilakukan adalah : (a) pngujian
ketahanan tegangan tinggi ac pada keadaan kering atau basah, (b) pengujian lompatan
api(flshover) ,pada keadaan kering atau basah,(c) pengujian ketahanan tegangan tinggi impuls
hubung-buka(e) pengukuran resistansi isolasi,(f)pengukuran tangen dan (g) pengukuran
peluahan parsial.

2.2 Pengujian Mesin – Mesin Listrik


Jenis pengujian tegangan tinggi yang umum dilakukan terhadap mesin-mesin listrik
(generator dan motor) adalah pengujian ketahanan Tegangan Tinggi AC, Pengujian
ketahanan tegangan tinggi impuls petir dan Pengukuran resistansi isolasi

2.2.1 Pengujian Ketahanan Tegangan Tinggi AC


terhadap mesin yang dirakit dilapangan atau mesin lama yang belitannya baru digulung
kembali. Pengujian ini dilaksanakan setelah pengujian termal selesai. Durasi tegangan
pengujian adalah 1 menit, sedang tingkat tegangan pengujian adalah seperti yang
ditunjukkan pada Table 2.1 dan 2.2. Frekuensi tegangan pengujian sama dengan frekuensi
norminal mesin yang diuji dan bentuk gelombangnya harus mendekati sinusodial murni.

Tabel 2.1

Tegangan Pengujian ketahanan tegangan tinggi AC


Belitan jangkar mesin-mesin listrik baru

2.2.2 Pengujian Ketahanan Tegangan Tinggi Impuls


Pengujian ini bertujuan untuk mengetahui ketahanan isolasi mesin listrik terhadap
tegangan tinggi impuls, karena mesin-mesin listrik mungkin juga mengalami tegangan-
tegangan tinggi impuls. Isolasi mesin yang perlu diuji adalah isolasi belitan dengan belitan
dan isolasi belitan dengan badan mesin. Ada beberapa metode pengujian yang digunakan,
salah satu diantaranya seperti ditunjukkan pada Gambar 9.2. Gambar ini menujukkan
pengujian sistem isolasi yang mengisolasi U dengan V dan yang mengisolasi kedua belitan
itu dengan badan mesin. Titik netral tiap-tiap belitan diserikan dengan resistor(R) yang sama
besar resistansinya. Bila tegangan tinggi impuls dibangkitkan, tegangan ini akan merambat
pada kedua belitan dengan besar dan bentuk gelombang yang sama. Kedua belitan impuls
ini akan menimbulkan arus impuls yang sama pada setiap segmen belitan sehingga arus yang
mengalir pada kedua resistor R akan sama dan menimbulkan jatuh tegangan yang sama
(VBN=VCN). Dengan demikian, tegangan yang diukur osiloskop (DO) sama sehingga
osiloskop tidak menampilkan adanya beda tegangan. Jika salah satu belitan ada arus
bocor,akibatnya arus yang mengalir pada tiap-tiap resistor berbeda : VBN ≠ VCN atau VB ≠
VC. Beda tegangan ini akan ditampilkan pada layar osiloskop, Dengan kata lain, jika
osiloskop menampilkan perbedaan tegangan, belitan mesin listrik dinyatakan gagal uji.
Setelah

Gambar 2.2
(Pengujian ketahanan tegangan tinggi impuls mesin listrik)

Pengujian diatas selesai, pengujian dilanjutkan terhadap sistem isolasi yang mengisolasi
belitan U dengan W atau belitan V dengan W.
Menurut standar IEC 34-15, bentuk tegangan impuls yang digunakan untuk
pengujian adalah 1,2 ×50 µs, denga nilai puncak seperti diberikan pada

Tabel 2.3
Tegangan pengujian impuls Mesin-mesin listrik

2.2.3 Pengukuran Resistansi Isolasi


Metode yang digunakan untuk mengukur resistansi isolasi adalah seperti yang
bagian metode pengujian tidak langsung. Isolasi mesin yang perlu diuji adalah
1. Isolasi yang mengisolasi belitan stator dengan badan mesin.
2. Isolasi yang mengisolasi belitan rotor dengan badan mesin.
3. Isolasi yang mengisolasi antar belitan stator.
Sebagai contoh, pada gambar 9.3 ditunjukkan pengukuran resistansi isolasi yang
mengisolasi belitan stator dengan badan mesin. Agar distribusi tegangan pada belitan
merata, ujung dan pangkal dari semua belitan selalu dihubung-singkatkan.
dijelaskan bahwa nilai resistansi suatu bahan isolasi yang diukur satu menit sejak
pengukuran dimulai (sakelar S2 Pindah ke posisi 2) berbeda dengan nilai resistansi yang
diukur 10 menit setelah pengukuran dimulai. Menurut rekomendasi IEEE 43-2000, Pada
temperatur belitan 40°C, resistansi minimum isolasi mesin-messin listrik yang dibuat
sebelum tahun 1970 adalah
R1menit = V+1 (megaohm)
Dengan V adalah tegangan nominal fasa-ke-fasa dalam kilovolt. Sedang resistansi
minimum isolator mesin-mesin listrik yang dibuat setelah tahun 1970 adalah R1menit=

Gambar 2.3
Pengukuran resistansi isolasi belitan suatu mesin listrik

100 megaohm. Direkomendasikan juga bahwa resistansi minimum mesin-mesin listrik


yang tegangan nominalnya dibawah 1kiloVolt adalah R1menit= 5 megaohm. Pengukuran
juga dipengaruhi temperatur

2.3 Pengujain Trafo Daya


Jenis pengujian yang dilakukan terhadap trafo daya lebih banyak daripada jenis
pengujian yang dilakukan terhadap mesin-mesin listrik karena trafo daya adalah peralatan yang
berhadapan langsung dengan tegangan-lebih petir. Jenis pengujian yang umum dilakukan
terhadap trafo daya adalah pengujian ketahahanan tegangan tinggi ac,pengujian tegangan
tinggi impuls petir dan hubung-buka,pengukuran tg ,pengukuran resistansi isolasi,pengujian
peluahan parsial dan pengujian minyak trafo. Pengujian tegangan tertingginya ≥300 kV. Ada
kalanya dilakukan pengujian distribusi tegangan pada belitan trafo, tetapi pengujian ini
biasanya dilakukan terhadap model trafo.

2.3.1 Pengujian Ketahanan Tegangan Tinggi AC


Pengujian ini dilakukan untuk menguji ketahanan isolasi belitan trafo memikul
tegangan-tegangan lebih ac, sebab ketika trafo beroperasi, adakalanya trafo tersebut
mengalami tegangan-tegangan lebih ac. Dilihat dari pembangkitan tegangannya, pengujian
ketahanan tegangan tinggi ac pada trafo dilakukan secara dua cara:
1. Pengujian dengan menggunakan satu set trafo uji pembangkit tegangan tinggi ac.
Cara pengujian seperti ini disebut Pengujian ac terpisah.
2. Sumber tegangan ac dihubungkan ke belitan yang rendah tegangannya sehingga timbul
teganggan induksi ac pada belitan tegangan tingginya. Selanjutnya pengujian ini
disebut Pengujian ac induksi.
Dilihat dari durasi tegangan yang ditetapkan, pengujian ac induksi terdiri atas pengujian
ac durasi pendek dan pengujian ac durasi panjang.
Pengujian dilakukan terhadap sistem isolasi yang mengisolasi belitan dengan
tangki dan sistem isolasi yang mengisolasi belitan tegangan tinggi dengan belitan tegangan
rendah. Bentuk gelombang tegangan semua pengujian tegangan tinggi ac ini harus
mendekati bentuk sinusoidal dengan frekuensi tidak langsung 80% daripada frekuensi
nominal. Tingkat tegangan pengujian ac terpisah untuk trafo dengan tegangan tertinggi Vm
≤ 170 kiloVolt diberikan tabel 2.4 . sedang trafo dengan Vm ≥ Kv diberikan pada Lampiran
3. Durasi tegangan pengujian pada kedua tabel ini adalah 1 menit.
Rangkaian Pengujian ac terpisah diberikan pada Gambar 2.4 prinsip
pengujiannya sama dengan pengujian mesin-mesin listrik. Perbedaannya hanya pada
prosedur pencapaian tegangan pengujian.
Misalkan tegangan yang akan ditetapkan pada objek uji adalah Vp. Pengujian
dimulai dengan menaikkan tegangan di bawah 0,3 Vp. Kemudian tegangan dinaikkan
dengan cepat hingga mencapai nilai Vp. Satu menit kemudian tegangan diturunkan dengan
Tabel 2.4

Tingkat tegangan Pengujian AC Terpisah Trafo Vm ≤ 170 kV

Cepat hingga kembali dibawah 0,3 Vp. Setelah itu hubungan dengan sumber tegangan
diputuskan (pemutus daya membuka). Pengujian dinyatakan berhasil jika pemutus daya
tidak membuka selama berlangsungnya pengujian dengan tegangan penuh(Vp)
Jika pengujian ketahanan tegangan tinggi ac dilakukan dengan cara pengujian ac
induksi, profil tegangan pengujiannya adalah seperti ditunjukkan pada gambar 2.5. nilai
tegangan pada setiap langkah pengujian diberikan pada Lampiran 4. Bersamaan dengan
pengujian ini dilakukan pengamatan terhadap peluahan parsial pada trafo yang diuji.

Trafo tiga fasa dengan isolasi belitan uniform, diuji dengan menghubungkan belitan
tegangan rendahnya dengan sumber tegangan tiga fasa simetris. Jika trafo memiliki
terminal netral, terminal ini dihubungkan ke sistim pentahanan. Pengujian dilakukan antar
belitan fasa sedangkan antara belitan dengan tanah sudah termasuk pada pengujian ac
terpisah. Hubungan belitan pada pengujian trafo tiga fasa yang isolasi belitannya non-
uniform ditunjukkan pada Gambar 2.6.
Gambar 2.6
(Hubungan belitan pada pengujian tegangan ac dengan induksi).

Pengujian ac durasi pendek merupakan pengujian rutin bagi trafo yang isolasi belitannya
uniform dengan maksimumnya ≤ 72,5 kilovolt, juga bagi trafo yang isolasi belitannya non-
uniform dan tegangan maksimumnya 72,5 < Vm ≤ 170 kiloVolt.
Trafo objek uji dinyatakan lulus uji pengujian ac induksi jika :
1. Pemutus daya tidak membuka selama pengujian berlangsung
2. Pada saat tingkat tegangan sama dengan D,kuantitas peluhan persialnya ≤ 300.
3. Peluhan persial tidak cenderung bertambah besar.
4. Pada saat tingkat tegangan sama dengan E,kualitas peluhan persial ≤ 100 pC

2.3.2 Pengujian Ketahanan Tegangan Tinggi Impuls


Pengujian ketahanan tinggi impuls terdiri atas pengujian tegangan tinggi impuls
petir penuh, pengujian tegangan tinggi impuls petir terpotong dan pengujian tegangan
tinggi impuls hubung-buka. Tegangan impuls petir penuh yang diterapkan adalah
(1,2±30%)(50±20%) µs, sedang besarannya tergantung pada tegangan tinggi yang akan
ditetapkan di trafo objek uji (Vm). Pada Tabel 2.5 diberikan nilai tegangan pengujian impuls
petir penuh untuk foto dengan Vm ≤ 170 kiloVolt (IEC 60076-3). Sedang untuk trafo
dengan Vm > 170 kiloVolt. Sedang untuk trafo Vm > 170 kiloVolt. Tingkat Tegangan
Pengujian Impuls Petir Penuh Trafo Vmaks ≤ 170 kiloVolt
Pengujian Impuls petir terpotong perlu dilakukan karena adakalanya trafo daya mengalami
tegangan-lebih impuls terpotong. Hal ini terjadi jika tegangan tinggi-lebih petir merambat
menuju trafo dan dalam perjalanannya terjadi lompatan api pada isolator transmisi atau
pada bushing trafo.

Tegangan tinggi impuls petir terpotong dapat dibangkitkan dengan memasang suatu
elektroda batang-batang (EB) paralel dengan objek uji, seperti ditunjukkan pada gambar
2.7. panjang sela elektroda dapat diatur sesuai dengan waktu yang diinginkan . pada
pengujian ini menggunakan dua osiloskop , satu untuk merekam bentuk gelombang
egangan pengujian (DO1) dan satu lagi untuk merekam bentuk gelombang arus yang
mengalir dari titik netral ke tanah (DO2).

Gambar 2.7

Rangkaian pengujian ketahanan tegangan impuls petir suatu trafo daya

1. Trafo diuji dengan tegangan tinggi impuls penuh 0,75 VP


2. Trafo diuji dengan tegangan tinggi impuls petir penuh sebesar Vp
3. Trafo diuji dua kali dengan tegangan tinggi impuls petir penuh petir terpotong 0,75
Vc
4. Trafo diuji dua kali dengan tegangan tinggi impuls petir terpotong Vc
5. Trafo diuji dua kali dengan tegangan tinggi impuls petir penuh sebesar VP

Pada setiap pengujian diatas,diambil foto atau cetakan bentuk gelombang arus impuls yang
ditampilkan di osiloskop. Jika bentuk gelombang dengan tegangan 100% berbeda dengan
bentuk gelombang arus pada pengujian dengan tegangan 75% maka menunjukkan
kebocoraan pada isolasi belitan trafo yang diuji. Dengan kata lain brlitan trafo yang diuji
tidak memenuhi spesifikasi.

2.3.3 Pengukuran Tg
jika tg minyak isolasi suatu trafo semakin tinggi , temperatur trafo juga akan semakin tinggi
sehingga emperatur bahan isolasi padat yang terdapat pada trafo tersebut semakin tinggi.
Akibatnya,kualitas bahan isolasi padat tersebut semakin buruk. Karena itu, pengukuran tg
sistem isolasi trafo perlu dilakukan secara rutin agar kenaikan tg apat diketahui lebih awal,
perbaikan sistem isolasi trafo dapat segera dilakukan. Dengan demikian, kerusakan sistim
isolasi yang fatal dapt dihindarkan.
Alat ukur tg adalah jembatan Schering . alat ukur ini membutuhkan dua elektroda ukur
untuk mengapit objek uji dan satu elektroda yang dihubungkan dengan tabir
pelindung(elektroda pelindung).
Pengukuran tg pada suatu nilai tegangan tertentu dilakukan dua kali. Pengukuran tg
pertama dilakukan persis ketika tegangan sudah mencapai tegangan pengukuran yang telah
ditetapkan, misalkan hasilnya tg 1. Dua menit kemudian, dilakukan pengukuran yang
kedua, misalkan hasil tg 2. Selama pengukuran tg 1 dan tg 2, tegangan dijaga konstan.
Hasil pengukuran adalah nilai rata-rata pengukuran awal dari pengukuran akhir yaitu
tgt = (tg1+tg2)/2

kemudian hasil pengukuran dinyatakan pada temperatur 20°C dengan menggunakan


rumus
𝑡𝑔1
tg20 = 𝐾𝑥

dengan
kx = faktor koreksi temperatur yang diambil dari gambar , dan
tgt = Faktor rugi-rugi pada temperature sembarang t.

Kondisi minyak trafo dapat ditentukan menurut norma yang diberikan.

2.3.4 Pengukuran Resistansi Isolasi


Resistansi isolasi trafo diukur dengan metode pengukuran tidak langsung,bagian
metode pengukuran tidak langsung rangkaian paralel. Sama halnya dengan tg , terlebih
dahulu ditentukan komponen kondusif trafo yang menjadi elektroda ukur. Elektroda
inilah yang dihubungkan ke terminal nomor 2 dan 3 alat ukur.
Dalam hal ini elektroda ukurannya adalah belitan tegangan tinggi dan badan
mesin. Belitan tegangan tingigi dihubung-hubungkan dan dihubungkan ke terminal 2,
sedang Pengukuran resistansi isolasi trafo
Badan trafo dihubungkan ke terminal 3. Komponen konduktif trafo yang lain,
yaitu belitan tegangan rendah (KR) dihubung-singkatkan dan dihubungkan ke tabir
pelindung.
Resistansi diukur satu menit setelah sakelar S2 pindah ke terminal ukur 2.
Resistansi isolasi trafo yang baik adalah
𝑉
R1menit ≥ kr (𝑚𝑒𝑔𝑎𝑜ℎ𝑚)
√𝑆

Dengan V adalah tegangan nominal belitan yang diuji trafo tiga fasa hubungan Y,
V adalah tegangan fasa-ke-netral. V adalah tegangan fasa-ke-fasa. Konstanta kr adalah
faktor koreksi terhdap temperatur. Jika pengukuran dilakukan pada temperatur 20°C,
nilai kr = 30.

2.3.5 Pengukuran Tegangan Tembus Minyak Trafo


Pada suatu trafo daya, minyak isolasi adalah bahan isolasi yang terbesar
volumenya dibandingkan dengan bahan isolasi lainnya. Di samping sebagai isolasi,
minyak juga berperan sebagai media pendingin. Oleh karena proses penuaan,
pengotoran dan reaksi kimia yang terjadi pada minyak, maka komposisi minyak dapat
berubah sehingga kekuatan dielektriknya juga berubah. Itu sebabnya perlu diadakan
pengujian rutin terhadap minya trafo,khususnya pengujian tegangan tembus.
2.4 Pengujian Isolator
pengujian tegangan tinggi isolator terdiri atas pengujian dan pengujian rutin.
pengujian jenis dilakukan untuk memeriksa kualitas isolator rancangan baru dan
dilakukan terhadap isolator contoh. sedang pengujian rutin dilakukan untuk
pemeriksaan kualitas individu isolator. pengujian isolator ini meliputi :
(a) pengujian lompatan api kering dan basah,
(b) pengujian ketahanan tegangan tinggi ac,
(c) pengujian tegangan tembus ac
(d) pengujian lompatan api impuls
(e) pengujian tegangan tinggi impuls
(f) pengukuran distribusi tegangan pada isolator rantai

2.4.1 Pengujian Lompatan Api AC


Isolator ditempatkan sedemikian rupa sehingga mendekati pemasangan
dilapangan. Pada setiap pengujian, diukur temperatur dan tekanan di ruang pengujian
untuk meyakinkan bahwa selama pengujian, kondisi udara tetap. Data temperatur dan
tekanan udara digunakan juga untuk menghitung faktor koreksi kerapatan udara kd dan
kelembaban kh . dari kelima hasil pengujian ini dihitung nilai rata-rata tegangan lompat
api, misalkan hail Vu dikonversikan menjadi keadaan standar dengan menggunakan
persamaan
Vus = (kh /kd)Vu
Jika tegangan lompatan api hasil pengujian sama dengan atau lebih besar daripada
spesifikasi yang diberikan pabrik (Vus ≥ Vs) maka isolator dinyatakan lulus uji.

2.4.2 Pengujian Ketahanan Tegangan Tinggi AC


Pengujian ketahanan ac isolator hantaran udara Diatur 1 menit. Kemudian tegangan
isolator dinaikkan secara bebas sampai mencapai 75% tegangan yang ditetapkan. Setelah
itu tegangan dinaikkan secara bertahap sampai 100% tegangan pengujian. Tahap kenaikan
diatur 1kiloVolt /detik untuk tegangan pengujian ≤ 100 kiloVolt dan 1% tegangan
pengujian perdetik untuk tegangan pengujian > 100 kiloVolt.
Bila arus bocor pada isolator maka pemutus daya (CB) akan membuka sebelum sirene
berbunyi. Jika sirine berbunyi namun pemutus daya tidak membuka, isolator yang diuji
dinyatakan lulus uji. Sebelum tegangan isolator mencapai tegangan pengujian, adakalanya
terjadi peluahan pada elektroda pengujian. Untuk mencegah peluahan ini, isolator
dimasukkan ke dalam minyak yang tegangan tembusnya di uji standar minimum
20kiloVolt.

2.4.3 Pengujian Tegangan Tembus AC


Untuk melakukan pengujian tegangan tembus dipakai sampel dielektrik cair
minyak jarak dengan menggunakan tegangan tinggi ac frekuensi jala-jala. Pengujian
dilakukan dengan variasi jarak sela, posisi serta diameter elektroda dengan menggunakan
sepasang elektroda bola dan setengah bola, sedangkan sebagai tambahan dipakai elektroda
bola-bidang khusus untuk pengujian medan tak seragam. Dari hasil pengujian diperoleh
bahwa seiring kenaikan jarak sela antar elektroda nilai tegangan tembus menjadi semakin
besar, demikian halnya dengan bertambahnya diameter elektroda menghasilkan tegangan
tembus yang semakin besar pula. Sedangkan pada pengujian posisi elektroda tidak terdapat
pengaruh yang kentara pada tegangan tembusnya antara pengujian dengan posisi elektroda
horisontal maupun vertikal. Hasil akhirnya nilai tegangan tembus pada kondisi standar
sesuai IEC 156 sebesar 33,67 kV sehingga minyak jarak layak dijadikan sebagai isolasi
cair dilihat dari besar tegangan tembusnya yang disesuaikan dengan standarisasi SPLN 49-
1 tahun 1982 dan NESC tahun 1990. Jika nilai rata-rata tegangan tembus sama dengan atau
lebih besar daripada spesifikasi tegangan tembus yang diberikan pabrik,isolator yang diuji
dinyatakan lulus uji.

2.4.4 Pengujian Lompatan Api Impuls


Dibangkitkan beberapa kali dan diamati beberapa kali terjadi lompatan api. Data
ini memberikan nilai probalitas terjadinya lompatan api pada tgangan 0,4Vs,yaitu
Isolator diuji dengan tegangan impuls 0,8 Vs. Dengan cara yang sama dihitung probalitas
lompatan api pada pengujian dengan tegangan 0,8 Vs. Tetapi pengujian harus dilakukan
dengan tingkat tegangan yang lebih banyak variasinya,sehingga diperoleh beberapa data
probalitas tegangan tembus. Hasil yang diperoleh kurva Gambar 9.15.
Cara lain untuk menentukan tegangan lompatan api impuls 50% adalah dengan metode
naik-dan-turun( up-and-down) .

2.4.5 Pengujian Ketahanan Tegangan Impuls


Tegangan impuls isolator yang diuji menurut standar atau spesifikasi yang
dibrerikan pabrik. Pabrik memberikan 2 nilai ,tegangan ketahanan impuls positif dan
tegangan ketahanan impuls negatif.selanjutnya diukur teperatur dan tekanan diruang
pengujian untuk memperoleh faktor koreksi kerapatan udara kd dan kelembaban kh. Jika
tidak terjadi lompatan api, isolator yang diuji dinyatakan lulus uji. Bila terjadi satu kali
lompatan api, pengujian harus diulang dengan memberikan 10 kali lagi tegangan impuls
petir sebesar VP. Jika lompatan api tidak terjadi lagi , isolator yang diuji dinyatakan lulus
uji.

2.4.6 Pengukuran Distribusi Tegangan pada Isolator Tinggi


Isolator piring dipakai pada isolator rantai, konstruksi dari isolator piring dapat
dilihat pada Isolator piring berupa dua konduktor yang dipisahkan oleh suatu dielektrik
atau susunan “konduktor-dielekt rik-konduktor“ . merupakan suatu susunan kapasitor,
ekivalensi dari isolator piring ini dapat dilihat pada Semua isolator merupakan dua
konduktor yang diantarai oleh suatu dielektrik. ditunjukkan contoh suatu isolator, yaitu
satu unit isolator piring. Isolator tersebut membentuk suatu susunan “konduktor –
dielektrik – konduktor “, oleh karena itu isolator tersebut dapat dianggap sebagai suatu
kapasitor.
Gambar 9.9
(Isolator piring dan parameter listriknya)
Jika beberapa isolator piring dirangkai menjadi isolator rantai seperti pada Gambar 2.2.a. ,
maka akan dijumpai tiga kelompok susunan “ konduktor-dielektrik-konduktor “ , masing
– masing dibentuk oleh :a.Jepitan loga m iso lator-dielekt rik iso lator-jepitan logam
dibawahnya.Susunan ini membentuk kapasitansi sendiri isolator ( C1 ). b.Jepitan loga m
iso lator-udara-menara. Susunan ini membentuk kapasitansi jepitan logam isolator dengan
menara yang dibumikan (C2). Kapasitansi ini disebut kapasitansi tegangan
rendah.c.Jepitan loga m iso lator-udara-konduktor transmisi. Susunan ini dibentuk oleh
konduktor tegangan tinggi, maka disebut kapasitansi tegangan tinggi (C3).
Oleh karena itu, isolator rantai dapat dianggap sebagai susunan dari beberapa unit kapasitor
yang terhubung seperti pada Gambar

a. Susunan konduktor-dielektrik-konduktor” b. Susunan kapasistansi pada


isolator rantai

dealnya kurva distribusi tegangan pada isolator rantai adalah linear, akan tetapi hal ini sulit
dicapai disebabkan adanya pengaruh kapasitansi sendiri isolator (C1), kapasitansi tegangan
rendah (C2) dan kapasitansi tegangan tinggi (C3). Dan pada Gambar 2.3 diperlihatkan
kurva distribusi tegangan pada isolator rantai akibat pengaruh ketiga kapasitansi ini.

Untuk menghitung distribusi tegangan disepanjang isolator rantai perlu kita pahamkan
bahwa sebagaimana yang diperlihatkan pada Gambar 2.2.Setiap pengaruh kapasitansi yang
terdapat disepanjang isolator rantai tersebut dianggap sebagai elemen kapasitansi, dan
kapasitansi ini sangat mempengaruhi distribusi tegangan pada isolator rantai.Perhitungan
distribusi tegangan pada isolator rantai dapat dilakukan dengan beberapa cara :a.Distribusi
tegangan pada isolator rantai dengan mengabaikan kapasitansi jepitan logam isolator
dengan menara (C2) dan kapasitansi tegangan tinggi (C3). b.Distribusi tegangan dengan
memperhitungan kapasitans i C1 dan C2.
Distribusi tegangan dengan memperhitungkan kapasitansi C2 dan C3. d.Distribusi
tegangan pada isolator rantai dengan memperhitungkan semua kapasitansi.Agar
perhitungan distribusi tegangan pada isolator rantai lebih mudah, maka kita membutuhkan
beberapa asumsi, yaitu :a.Semua piring isolator memiliki karakteristik yang sama. b.Jarak
menara ke isolator sama. c.Isolator adalah ideal, artinya tiap konduktor dapat dianggap
sebagai kapasitansi murni.

2.5 Pengujian Kabel


Kabel merupakan komponen penyaluran energi listrik yang sangat penting karena
kerusakan pada kabel ini berdampak kepada kontinuitas penyaluran energi. masalah yang
paling sulit ialah jika kerusakan terjadi pada kabel tanam. lokasi kerusakan kabel ini sulit
dilacak dan memerlukan waktu yang lama untuk memperbaikinya. karena itu, sifat dieletrik
kabel perlu dimonitor dengan melakukan pengujian tegangan tinggi . pengujian tegangan
tinggi erhadap kabel meliputi (1) pengujian ketahanan tegangan tinggi ac, (2) pengukuran
tg,(3) pengukuran peluahan persial,(4) pengujian ketahanan tegangan tinggi impuls,(5)
pengukuran resistansi isolasi. isolasi yang diuji adalah isolasi yang terletak di antara tabir
metal yang ditanahkan. untuk uji jenis,panjang kabel objek uji 10-15 m sedang untuk uji
rutin sekurang-kurangnya 5 m. penting untuk diperhatikan bahwa dalam pengujian ini,
pada kedua ujung kabel dipasang perlengkapan terminal agar diujung kabel itu tidak terjadi
peluahan.
2.5.1 Pengujian Ketahanan Tegangan Tinggi AC
Peralatan yang digunakan untuk membangkitkan tegangan tinggi bolak balik adalah
dengan menggunakan transformator,yang biasanya digunakan adalah transformator
penguji (Testing Transformator). Trafo pengujian yang digunakan memiliki
perbandingan jumlah lilitan lebih besar dibandingkan dengan Trafo Daya ( Power
Transformer ) dan kapasitas kVA-nya kecil dibandingkan dengan kapasitas Trafo
Daya. Biasanya dipakai transformator satu fasa, karena pengujian dilakukan fasa demi
fasa.

2.5.2 Pengukuran Tg
Pengukuran tg dilakukan pada jenis uji pemeliharaan. Alat ukur yang digunakan
adalah jembatan scheering. Untuk uji jenis ino, kabel yang akan diuji dipotong
sepanjang 5 meter. Pengukuran dilakukan pada temperatur 5°C-10°C diatas temperatur
kerja normal kabel. Pada pengujian pemeliharaan tg sama seperti yang ditunjukkan
kabel XLPE (IEC 141),kondisi kabel dinyatakan masih baik jika selisih tg yang diukur
pada tegangan 2Vnominal dengan tg yang diukur pada tegangan 0,5 Vnominal lebih kecil
daripada 0,001.

2.5.3 Pengukuran Peluhan Parsial


Perlu dilakukan pengukuran peluahan parsial pada kabel, khususnya kabel
tegangan tinggi. Pengukuran perluahan parsial dilakukan dengan metode jembatan
setimbang. Ada dua jenis rangkaian pengukuran peluahan parsial pada kabel,yaitu:
terminal kabel terbuka dan terminal kabel hubung singkat. Rangkaian pengukuran
kabel terbuka dan ermina kabel terhubung singkat. Rangkaian pengukuran pengukuran
peluahan parsial dengan terminal kabel terbuka .
Pada pengukuran ini,jika terjadi peluahan pada ujung kabel, timbul tegangan transien
yang merambat pada dua arah. Satu tegangan transien merambat dalam dua arah. Satu
tegangan transien merambat menuju alat ukur (ujung kabel U1) dan satu lagi merambat
menuju ujung kabel yang lain (U2).

2.5.4 Pengukuran Ketahanan Tegangan Impuls


merupakan pengujian yang dilakukan untuk tujuan mengetahui ketahanan isolasi
suatu peralatan tenaga terhadap tegangan impuls. Hal ini dikarenakan bahwa peralatan-
peralatan tenaga dalam penggunaannya di lapangan dapat dimungkinkan mengalami
tegangan lebih impuls akibat surja hubung maupun surja petir

2.5.5 Pengukuran Resistansi Isolasi


Pengukuran ini bertujuan untuk menilai resistansi isolasi antara inti kabel dengan
tabirnya. Jika objek uji adalah kabel tanpa tabir, selubung luar kabel dibuka,kemudian
kabel direndam dalam air sekurang-kurangnya 1 jam sebelum pengukuran dimulai.
Temperatur kabel mencapai (20 ± 1)°C. Alat ukur yang digunakan adalah
megaohmmeter 500 volt dc.

2.6 Pengujian Arester


Arester adalah alat pelindung peralata sistem terhadap bahaya tegangan-lebih ptir.
Pengujian terhadap arester harus dilakukan dengan teliti dan sesuai dengan standar
pengujian. Alat ini bersifat isolator pada tegangan kerja sistem tetapi akan terhubung
singkat bila diterpa tegangan-lebih impuls. Pengujian tegangan tinggi yang dilakukan
terhadap arester meliputi: (a) pengujian lompatan api ac, (b) pengujian lompatan api
impuls 100%, dan (c) pengujian lompatan api muka gelombang.

2.6.1 Pengukuran Lompatan Api AC


Pengujian ini adalah pengujian rutin yang dilaksanakan dengan trafo uji, pada
suasana kering dan basah. Suatu resistor dipasang seri dengan arester , untuk membatasi
arus ketika terjadi lompatan api. Arester dibebani dengan tegangan AC frekuensi sistem
acara bertahap sampai terjadi lompatan Api. Lalu dicatat besar tegangan yang
menimbulkan lompatan api tersebut. Pengujian ini dilakukan 5 kali dan dihitung harga
rata-rata tegangan lompatan api dari kelima pengujian tersebut. Arester dinyatakan lulus
uji jika harga rata-rata tegangan lompatan api hasil pengujian ≥ 1,5 kali tegangan
nominal.

2.6.2 Pengukuran Lompatan Impuls 100%


Pengujian ini bertujuan untuk membuktikan bahwa arester akan bekerja setiap kali
dikenai tegangan impuls petir. Arester diuji dengan tegangan impuls petir sesuai dengan
spesifikasinya, 10 kali dengan polaritas positif dengan 10 kali polaritas negatif. Jika
pada setiap pengujian ini terjadi lompatan api, arester dinyatakan lulus uji

2.6.3 Pengukuran Lompatan Api Muka Gelombang


Pengujian ini dilakukan untuk membuktikan bahwa arester akan bekerja dalam
waktu yang lebih kecil daripada waktu muka gelombang. (Tf) setiap kali arester dikenai
tegangan yang lebih tinggi daripada tegangan gagal sela. Pengujian dilakukan dengan
menerapkan lima kali tegangan impuls dengan kenaikan tegangan pada muka
gelombangnya 100 kiloVolt/µs per 12 kiloVolt tegangan nominal arester,masing-
masing untuk polaritas positif dan negatif. Tegangan impuls diukur denga osiloskop .
Bila terjadi lompatan api, tegangan impuls yang direkam berupa impuls terpotong
disebut tegangan lompatan api muka gelombang. Nilai rata-rata tegangan lompatan api
dari kelima pengujian harus lebih kecil atau sama dengan spesifikasi tegangan gagal
sela arester. Uji jenis terhadap suatu bushing adalah (a) Pengujian ketahanan tegangan
tinggi ac pada kondisi udara kering dan basah,(b) pengujian ketahanan tegangan tinggi
petir impuls pada kondisi udara dan (c) pengujian ketahanan tegangan tinggi impuls
(hubung-buka) pada kondisi udara basah.sedangkan uji rutin pada bushing yaitu
pengukuran tg dan kapasitansi,pengujian ketahanan tegangan tegangan tinggi ac kondisi
udara kering,pengujian ketahanan tegangan tinggi impuls petir pada kondisi udara
kering dan pengukuran peluahan parsial.
2.6.4 Pengujian Ketahanan Tegangan Tinggi AC
pengujian tahanan tegangan tinggi ac pada kindisi udara kering dilakukan
terhadap semua bushing pasangan dalam,sedang untuk bushing pasangan luar diuji pada
kondisi udara basahdurasi tegangan pengujian adalah satu menit dan tidak bergantung
kepada frekuensi. Rangkaian dan prosedur pengujiannya sama dengan rangkaian
pengujian ketahanan tegangan tinggi ac isolator.
Bushing dinyatakan lulus uji jika tidak terjadi lompatan api atau tidak terjadi
kerusakan(Puncture) pada bushing. Kerusakan isolasi suatu bushing akan menguhubung
singkatkan dua atau lebih elektroda perata (layer) yang terdapat didalam bushing
tersebut sehingga kapasistansi bushing semakin besar.

2.6.5 Pengujian Ketahanan Tegangan Tinggi Impuls


Pengujian ketahanan Tegangan tinggi impuls petir dilakukan terhadap semua jenis
bushing pada dua keadaan, yaitu pada keadaan bushing terpasang sebagaimana di
lapangan pada keadaan dicelup diminyak. Waktu muka dan waktu ekor tegangan
pengujian adalah 1,2/50µs.
Proses pengujian pada uji jenis berbeda dengan uji rutin. Pada uji jenis mula-mula
bushing diuji 15 kali denga tegangan impuls penuh polaritas positif diikuti dengan 15
kali tegangan impuls penuh polaritas negatif.
Untuk bushing dengan Vm ≥ 123 kiloVolt dengan prosedur:
1. Bushing diuji 15 kali dengan tegangan impuls
2. Satu kali tegangan impuls penuh polaritas positif disusul,
3. 5 kali tegangan impuls terpotong polaritas negatif, dan terakhir
4. 14 kali tegangan impuls penuh polaritas negatif.
2.6.6 Pengujian Ketahanan Tegangan Tinggi Impuls Hubung – Buka
Pengujian ini biasanya terhadap bushing Vm ≥ 300 kiloVolt. Pengujian ketahanan
teganan tinggi impuls hubug buka pada kondisi udara kering dilakukan terhadap semua
bushing pasangan dalam, sedang untuk bushing pasangan diluar diuji pada kondisi
basah. Jika suatu bushing telah diuji pada kondisi udara basah,pengujian pada kondisi
udara kering tidak dilakukan lagi.
Parameter waktu tegangan pengujian adalah 250/2500µs dengan besaran puncak
seperti yang diberikan pada tabel 9.11. mula-mula bushing diuji 15 kali dengan tegangan
tinggi impuls hubung-buka polarits positif disusul dengan 15 kali tegangan tinggi impuls
hubung-buka negatif.

2.6.7 Pengukuran Tg
Pengukuran tg merupakan pengujian rutin. Alat ukur yang digunakan adalah
jembatan schreing. Tg diukur dengan bushing tetap terpasang dalam peralatan atau
dicelupkan dalam minyak. Konduktornya dihubungkan dengan terminal tegangan tinggi
trafo uji sedang tengki atau badannya dihubungkan ke terminal detektor jembatan
schering. Pengukuran tidak dilakukan pada tegangan yang melebihi tegangan ketahanan
ac kering. Kapasistansi dan tg diukur pada setiap tingkat tegangan.

2.6.8 Pengukuran Peluhan Parsial


Pengukuran ini merupakan pengujian rutin yang bertujuan untuk menemukan
adanya pemburukan ata kegagalan isolasi karena terjadinya peluahan parsial dalam
isolator bushing. Pengukuran ini dilakukan setelah pengujian ketahanan tegangan tinggi
ac kering selesai. Alat ukurny adalah detektor peluahan parsial.
Pengukuran dilakukan untuk berbagai tegangan sehingga diperoleh kurva yang
menyatakan hubungan besaran peluahan dengan tegangan. Pengujian diperpanjang
selama satu jam. Bila pada akhir pengujian diperoleh kuantitas peluahan parsial turun
dibawah ambang batas,maka bushing dinyatakan lulus uji.
2.6.9 Pengukuran Peluhan Terlihat
Pengujian ini dimaksudkan untuk menentukan apakah bushing menimbulkan
interferensi ketika radio bekerja. Peluahan yang dapat terlihat mata adalah peluahan
yang terjadi pada cincin perata(grading ring) dan tanduk pelindung (arcing horn). Alat
penguji sama dengan alat penguji ketahanan tegangan tinggi ac hanya dilakukan diruang
gelap.

2.7 Pengujian Pemutus Daya & Pemisah


Pengujian yang dilakukan untuk pemutus daya dan pemisah meliputi pengujian
ketahanan tegangan tinggi ac,pengujian tegangan tinggi impuls petir,dan pengujian
tegangan tinggi hubung-buka. Pengujian dilakukan terhadap semua isolasi ,baik pada
keadaan kontak tertutup maupun pada keadaan kontaak terbuka. Tegangan pengujian pada
keadaan kontak membuka 15% lebih tinggi daripada keadaan kontak tertutup. Pada
pengujian ini mungkin terjadi lompatan api ke tanah. Prosedur pengujian terhadap kedua
peralaan ini dilakukan seperti halnya pada pengujian isolator. Sebagai tambahan dilakukan
pengujian tegangan tinggi impuls hubung-buka untuk memeriksa unjuk rasa kerja peralatan
pada kondisi operasi hubung-buka rangkaian sistem.
BAB III
PENUTUP
3.1 Simpulan
Peralatan tenaga listrik adalah lebih tinggi daripada tegangan operasi normal, tetapi
Listrik penerapannya dalam waktu yang terbatas. Peralatan diperiks untuk mengetahui apakah
sistem isolasi peralatan mampu memikul tegangan pengujian tersebut.
Jika pengujian diperkirakan akan sampai merusak peralatan yang diuji,pengujian ini
dilakukan terhadap sampel. Dalam hal ini nilai tegangan pengujian ditetapkan lebih rendah
daripada tegangan pengujian yang dapat merusak objek uji, dengan anggapan : meskipun
peralatan diuji tegangan yang lebiherima rendah,hasil pengujian dapat diterima sebagai acuan
untuk menyatakan bahwa tingkat isolasi peralata diyakini masih cukup baik. Jika pengujian
tembus listrik tetap diinginkan, tegangan pengujian dinaikkan secukupnya sehingga tidak
sampai merusak peralatan,sebab seandainya sistem isolasi peralatan yang diuji kurang baik,
pada tingkat tegangan pengujian itu akan timbul arus bocor yang dapat dideteksi. Adanya arus
bocor ini sudah dapat dibuat sebagai dasar untuk menyimpulkan bahwa peralatan tidak baik.
Kesimpulan ini dapat diterima,karena arus bocor ada suatu peralatan akhirnya akan
menimbulkan peluahan, dan peluahan ini dapat merusak sistem isolasi peralatan.
3.2 Saran

Pada penulisan makalah ini terdapat kesalahan atau kekurangan, untuk itu penulis
mempersilakan pembaca untuk mengkritik atau memberikan saran kepada penulis agar makalah
ini dapat dibaca lebih baik lagi.

DAFTAR PUSTAKA

Tobing, B.L., Dasar-Dasar Teknik Pengujian Tegangan Tinggi, Edisi Kedua, Jakarta: Erlangga,
2012.

Abduh, Syamsir., Dasar Pembangkitan dan Pengukuran Teknik Tegangan Tinggi, Penerbit
Salemba Teknika, Jakarta, 2001.

Arismunandar, A., Teknik Tegangan Tinggi Suplemen, Ghalia, 1982.

Anda mungkin juga menyukai