OLEH
IT – PLN
2020
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang, saya
panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah,
dan inayah-Nya kepada saya, sehingga saya dapat menyelesaikan Makalah Pengukuran &
Pengujian Pembangkit Listrik.
Makalah Pengukuran & Pengujian Pembangkit Listrik ini telah saya susun dengan
maksimal dan mendapatkan bantuan dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar
pembuatan makalah ini. Untuk itu saya menyampaikan banyak terima kasih kepada semua
pihak yang telah berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.
Terlepas dari semua itu, saya menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik
dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan terbuka saya
menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar saya dapat memperbaiki proposal ini.
Harapannya makalah Pengukuran & Pengujian Pembangkit Listrik ini dapat memberikan
manfaat maupun inpirasi terhadap pembaca.
Penulis
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN............................................................................................................. I-1
1.1 Latar Belakang ................................................................................................ I-1
1.2 Rumusan Masalah ........................................................................................... I-2
1.3 Tujuan.............................................................................................................. I-2
BAB II
PEMBAHASAN ............................................................................................................... II-1
BAB III
PENUTUP ............................................................................................................................. I-1
3.1 Simpulan.......................................................................................................... III-1
3.2 Saran ................................................................................................................ III-1
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................................
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR RUMUS
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pengujian tegangan tinggi diperlukan untuk membuktikan bahwa isolasi peralatan
memenuhi spesifikasi yang diberikan produsen peralatan bersangkutan. Sementara itu,
dari sisi produsen, pengujian tegangan tinggi dilakukan untuk memeriksa hasil rancangan
baru dan menentukan kekuatan peralatan yang baru dirancang tersebut. Hasil pengujian
ini digunakan sebagai acuan dalam membuat rancangan yang lebih baik.
Kualitas sistem isolasi suatu peralatan sistem tenaga listrik berpengaruh terhadap
keandalan dan keamanan operasi sistem tenaga listrik tersebut. Pengujian tinggi peralatan
sistem tenaga listrik dilakukan untuk memeriksa apakah kualitas sistem isolasi
peralatannya memenuhi spesifikasi yang telah ditetapkan untuk peralatan tersebut.
Penjelasan diatas menjadi alasan untuk menguji peralatan tenaga listrik dengan
tegangan tinggi. Maka dijelaskan jenis dan prosedur pengujian tegangan tinggi yang
dilakukan terhadap peralatan tenaga listrik: mesin-mesin listrik (generator dan motor
listrik), trafo daya, isolator, kabel, pemutus daya, sakelar pemisah, bushing, dan arester.
BAB II
PEMBAHASAN
Tabel 2.1
Gambar 2.2
(Pengujian ketahanan tegangan tinggi impuls mesin listrik)
Pengujian diatas selesai, pengujian dilanjutkan terhadap sistem isolasi yang mengisolasi
belitan U dengan W atau belitan V dengan W.
Menurut standar IEC 34-15, bentuk tegangan impuls yang digunakan untuk
pengujian adalah 1,2 ×50 µs, denga nilai puncak seperti diberikan pada
Tabel 2.3
Tegangan pengujian impuls Mesin-mesin listrik
Gambar 2.3
Pengukuran resistansi isolasi belitan suatu mesin listrik
Cepat hingga kembali dibawah 0,3 Vp. Setelah itu hubungan dengan sumber tegangan
diputuskan (pemutus daya membuka). Pengujian dinyatakan berhasil jika pemutus daya
tidak membuka selama berlangsungnya pengujian dengan tegangan penuh(Vp)
Jika pengujian ketahanan tegangan tinggi ac dilakukan dengan cara pengujian ac
induksi, profil tegangan pengujiannya adalah seperti ditunjukkan pada gambar 2.5. nilai
tegangan pada setiap langkah pengujian diberikan pada Lampiran 4. Bersamaan dengan
pengujian ini dilakukan pengamatan terhadap peluahan parsial pada trafo yang diuji.
Trafo tiga fasa dengan isolasi belitan uniform, diuji dengan menghubungkan belitan
tegangan rendahnya dengan sumber tegangan tiga fasa simetris. Jika trafo memiliki
terminal netral, terminal ini dihubungkan ke sistim pentahanan. Pengujian dilakukan antar
belitan fasa sedangkan antara belitan dengan tanah sudah termasuk pada pengujian ac
terpisah. Hubungan belitan pada pengujian trafo tiga fasa yang isolasi belitannya non-
uniform ditunjukkan pada Gambar 2.6.
Gambar 2.6
(Hubungan belitan pada pengujian tegangan ac dengan induksi).
Pengujian ac durasi pendek merupakan pengujian rutin bagi trafo yang isolasi belitannya
uniform dengan maksimumnya ≤ 72,5 kilovolt, juga bagi trafo yang isolasi belitannya non-
uniform dan tegangan maksimumnya 72,5 < Vm ≤ 170 kiloVolt.
Trafo objek uji dinyatakan lulus uji pengujian ac induksi jika :
1. Pemutus daya tidak membuka selama pengujian berlangsung
2. Pada saat tingkat tegangan sama dengan D,kuantitas peluhan persialnya ≤ 300.
3. Peluhan persial tidak cenderung bertambah besar.
4. Pada saat tingkat tegangan sama dengan E,kualitas peluhan persial ≤ 100 pC
Tegangan tinggi impuls petir terpotong dapat dibangkitkan dengan memasang suatu
elektroda batang-batang (EB) paralel dengan objek uji, seperti ditunjukkan pada gambar
2.7. panjang sela elektroda dapat diatur sesuai dengan waktu yang diinginkan . pada
pengujian ini menggunakan dua osiloskop , satu untuk merekam bentuk gelombang
egangan pengujian (DO1) dan satu lagi untuk merekam bentuk gelombang arus yang
mengalir dari titik netral ke tanah (DO2).
Gambar 2.7
Pada setiap pengujian diatas,diambil foto atau cetakan bentuk gelombang arus impuls yang
ditampilkan di osiloskop. Jika bentuk gelombang dengan tegangan 100% berbeda dengan
bentuk gelombang arus pada pengujian dengan tegangan 75% maka menunjukkan
kebocoraan pada isolasi belitan trafo yang diuji. Dengan kata lain brlitan trafo yang diuji
tidak memenuhi spesifikasi.
2.3.3 Pengukuran Tg
jika tg minyak isolasi suatu trafo semakin tinggi , temperatur trafo juga akan semakin tinggi
sehingga emperatur bahan isolasi padat yang terdapat pada trafo tersebut semakin tinggi.
Akibatnya,kualitas bahan isolasi padat tersebut semakin buruk. Karena itu, pengukuran tg
sistem isolasi trafo perlu dilakukan secara rutin agar kenaikan tg apat diketahui lebih awal,
perbaikan sistem isolasi trafo dapat segera dilakukan. Dengan demikian, kerusakan sistim
isolasi yang fatal dapt dihindarkan.
Alat ukur tg adalah jembatan Schering . alat ukur ini membutuhkan dua elektroda ukur
untuk mengapit objek uji dan satu elektroda yang dihubungkan dengan tabir
pelindung(elektroda pelindung).
Pengukuran tg pada suatu nilai tegangan tertentu dilakukan dua kali. Pengukuran tg
pertama dilakukan persis ketika tegangan sudah mencapai tegangan pengukuran yang telah
ditetapkan, misalkan hasilnya tg 1. Dua menit kemudian, dilakukan pengukuran yang
kedua, misalkan hasil tg 2. Selama pengukuran tg 1 dan tg 2, tegangan dijaga konstan.
Hasil pengukuran adalah nilai rata-rata pengukuran awal dari pengukuran akhir yaitu
tgt = (tg1+tg2)/2
dengan
kx = faktor koreksi temperatur yang diambil dari gambar , dan
tgt = Faktor rugi-rugi pada temperature sembarang t.
Dengan V adalah tegangan nominal belitan yang diuji trafo tiga fasa hubungan Y,
V adalah tegangan fasa-ke-netral. V adalah tegangan fasa-ke-fasa. Konstanta kr adalah
faktor koreksi terhdap temperatur. Jika pengukuran dilakukan pada temperatur 20°C,
nilai kr = 30.
dealnya kurva distribusi tegangan pada isolator rantai adalah linear, akan tetapi hal ini sulit
dicapai disebabkan adanya pengaruh kapasitansi sendiri isolator (C1), kapasitansi tegangan
rendah (C2) dan kapasitansi tegangan tinggi (C3). Dan pada Gambar 2.3 diperlihatkan
kurva distribusi tegangan pada isolator rantai akibat pengaruh ketiga kapasitansi ini.
Untuk menghitung distribusi tegangan disepanjang isolator rantai perlu kita pahamkan
bahwa sebagaimana yang diperlihatkan pada Gambar 2.2.Setiap pengaruh kapasitansi yang
terdapat disepanjang isolator rantai tersebut dianggap sebagai elemen kapasitansi, dan
kapasitansi ini sangat mempengaruhi distribusi tegangan pada isolator rantai.Perhitungan
distribusi tegangan pada isolator rantai dapat dilakukan dengan beberapa cara :a.Distribusi
tegangan pada isolator rantai dengan mengabaikan kapasitansi jepitan logam isolator
dengan menara (C2) dan kapasitansi tegangan tinggi (C3). b.Distribusi tegangan dengan
memperhitungan kapasitans i C1 dan C2.
Distribusi tegangan dengan memperhitungkan kapasitansi C2 dan C3. d.Distribusi
tegangan pada isolator rantai dengan memperhitungkan semua kapasitansi.Agar
perhitungan distribusi tegangan pada isolator rantai lebih mudah, maka kita membutuhkan
beberapa asumsi, yaitu :a.Semua piring isolator memiliki karakteristik yang sama. b.Jarak
menara ke isolator sama. c.Isolator adalah ideal, artinya tiap konduktor dapat dianggap
sebagai kapasitansi murni.
2.5.2 Pengukuran Tg
Pengukuran tg dilakukan pada jenis uji pemeliharaan. Alat ukur yang digunakan
adalah jembatan scheering. Untuk uji jenis ino, kabel yang akan diuji dipotong
sepanjang 5 meter. Pengukuran dilakukan pada temperatur 5°C-10°C diatas temperatur
kerja normal kabel. Pada pengujian pemeliharaan tg sama seperti yang ditunjukkan
kabel XLPE (IEC 141),kondisi kabel dinyatakan masih baik jika selisih tg yang diukur
pada tegangan 2Vnominal dengan tg yang diukur pada tegangan 0,5 Vnominal lebih kecil
daripada 0,001.
2.6.7 Pengukuran Tg
Pengukuran tg merupakan pengujian rutin. Alat ukur yang digunakan adalah
jembatan schreing. Tg diukur dengan bushing tetap terpasang dalam peralatan atau
dicelupkan dalam minyak. Konduktornya dihubungkan dengan terminal tegangan tinggi
trafo uji sedang tengki atau badannya dihubungkan ke terminal detektor jembatan
schering. Pengukuran tidak dilakukan pada tegangan yang melebihi tegangan ketahanan
ac kering. Kapasistansi dan tg diukur pada setiap tingkat tegangan.
Pada penulisan makalah ini terdapat kesalahan atau kekurangan, untuk itu penulis
mempersilakan pembaca untuk mengkritik atau memberikan saran kepada penulis agar makalah
ini dapat dibaca lebih baik lagi.
DAFTAR PUSTAKA
Tobing, B.L., Dasar-Dasar Teknik Pengujian Tegangan Tinggi, Edisi Kedua, Jakarta: Erlangga,
2012.
Abduh, Syamsir., Dasar Pembangkitan dan Pengukuran Teknik Tegangan Tinggi, Penerbit
Salemba Teknika, Jakarta, 2001.