Anda di halaman 1dari 8

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Perkembangan jaman kini yang sangat pesat terutama kemajuan IPTEK yang sangat
berpengaruh terhadap pola kehidupan masyarakat sekarang. Dari kemajuan jaman ini,
mulai tergeserlah norma-norma yang ada dalam kehidupan bermasyarakat. Tidak
hanya norma saja yang mengalami perubahan, tingkah laku, cara berpakaian, cara
berbicara, bahkan cara makan pun mulai berubah. Perubahan tersebut terpengaruh
oleh kebudayaan Barat. Aktivitas kehidupan di warnai oleh budaya Barat bahkan
tidak sedikit yang melupakan budaya sendiri. Anak muda kini lebih memilih
mengikuti tren dan budaya populer daripada membanggakan budaya Indonesia.
Selain norma yang tergeser, moral masyarakat pun ikut luntur seolah terbawa arus
deras globalisasi.

Globalisasi sangat berpengaruh di lini kehidupan ini, bahkan hingga sex seseorang
pun dapat terpengaruh. Suatu hal yang mungkin menjadi pergunjingan dan cemoohan
masyarakat, namun tidak seluruhnya masyarakat kontra terhadap suatu yang mungkin
bukan menjadi hal tabu kini yaitu LGBTQ (Lesbian Gay Bisexual Transgender
Question). Masih ada yang bersikap pro terhadap kelainan seksual ini. Mereka masih
memikirkan kemanusiaan terhadap hal tersebut. Bagaimana hal tersebut terjadi,
banyak faktor yang memengaruhinya. Baik dari dalam diri maupun faktor luar diri
seperti lingkungan. Ketepatan dalam bergaul, bagaimana memilih teman yang tidak
hanya cocok dengan kepribadian kita namun juga tidak melupakan bagaimana
mereka berperilaku.

Faktor kekuatan iman dalam beragama juga menjadi penentu agar tidak ikut
terjerumus di dalamnya. Karena kodrat manusia telah ditentukan Tuhan sehingga kita
tinggal menerima serta menjaga apa yang Tuhan telah berikan hingga hal tersebut
kembali lagi kepada-Nya, hal itu yang biasa kita sebut syukur.

1.2 RUMUSAN MASALAH

1
Dari latar belakang diatas, masalah-masalah yang timbul dapat disimpulkan menjadi,
antara lain yaitu :

1. Apa yang dimaksud dengan LGBTQ ?


2. Apa saja faktor yang mempengaruhi adanya masyarakat yang memiliki
penyimpangan orientasi seksual?
3. Bagaimana solusi yang kira-kira tepat untuk “menyembuhkan” LGBTQ?

1.3 TUJUAN

Dari apa yang terjadi di dalam masyarakat kini, yang dapat dikatakan mulai
mengkhawatirkan yaitu kelainan seksual, dapat kita simpulkan tujuan dari
penyusunan makalah ini antara lain yaitu:

1. Untuk memenuhi tugas individu pada mata kuliah Ilmu Sosial dan Budaya
Dasar
2. Untuk mengetahui apa itu LGBTQ
3. Untuk mengetahui apa saja faktor penyebab dari LGBTQ
4. Untuk mengetahui solusi untuk kaum LGBTQ

BAB II PEMBAHASAN

3.1 PENGERTIAN LGBTQ

LGBTQ adalah sebuah istilah yang sering dipakai untuk menyebut penyakit perilaku
menyimpang atau yang sering disebut dengan Lesbian, Gay, Bisexsual, Transgender
dan Questioning.

Lesbian Gay Bisexual Transgender Questioning atau yang sering disingkat dengan
LGBTQ dianggap sebagai suatu kondisi penyimpangan orientasi seksual. Lesbian
adalah sebutan bagi seorang wanita yang memiliki ketertarikan emosi dan hubungan
seksual terhadap sesama wanita dan Gay adalah sebutan  bagi seorang pria yang

2
memiliki ketertarikan emosi dan hubungan seksualnya adalah terhadap pria lain.
Kondisi ini kerap disebut dengan homoseksual yakni memiliki ketertarikan secara
fisik dan emosional dengan individu berjenis kelamin sama. Sedangkan biseksual
adalah suatu kondisi seseorang yang memiliki ketertarikan emosi dan seksual kepada
lawan jenis sekaligus kepada sesama jenis. Transgender adalah istilah yang
digunakan untuk orang yang gender expression nya atau perilakunya tid

ak sesuai dengan identitas gendernya. Questioning merupakan istilah yang digunakan


bagi seseorang yang masih bingung dengan identitas seksualnya. Identitas gender
(gender identity) adalah pengetahuan diri seseorang mengenai gendernya yaitu pria
atau wanita, gender expression adalah cara seseorang untuk mengkomunikasikan
identitas gendernya kepada orang lain melalui perilaku, pakaian, gaya rambut, suara
atau karakteristik tubuhnya, dan identitas seksual adalah jenis kelamin biologis
seseorang yang dibawa sejak lahir.

Pakar kedokteran jiwa, dalam bukunya “Pendekatan Psikoreligi pada Homoseksual”


(2009), mengungkapkan,“Kasus homoseksual tidak terjadi dengan sendirinya,
melainkan melalui proses perkembangan psikoseksual seseorang, terutama faktor
pendidikan keluarga di rumah dan pergaulan sosial. Homoseksual dapat dicegah dan
diubah orientasi seksualnya, sehingga seorang yang semula homoseksual dapat hidup
wajar lagi (heteroseksual).”

3.2 FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB LGBTQ

1.Keluarga

Pengalaman atau trauma di masa anak-anak misalnya : mendapat perlakuan kasar


oleh ibu atau ayah hingga anak tersebut beranggapan semua pria ataupun wanita
bersikap kasar yang memungkinkan untuk menimbulkan rasa benci kepada orang
tersebut. Bagi seorang lesbian misalnya, pengalaman atau trauma yang dirasakan oleh
para wanita dari saat anak-anak akibat kekerasan yang dilakukan oleh para pria yaitu
ayah, maupun saudara laki-lakinya. Kekerasan yang dialami dari segi fisik, mental

3
dan seksual itu membuat seorang wanita tersebut benci terhadap semua pria. Selain
itu, bagi golongan transgender faktor lain yang menyebabkan seseorang itu berlaku
seperti salah gender adalah sikap orang tua yang idamkan anak laki-laki atau
perempuan juga akan mengakibatkan seorang anak itu cenderung kepada apa yang
diidamkan.

2 Pergaulan Bebas

Kebiasaan pergaulan dan lingkungan menjadi faktor terbesar menyumbang kepada


kekacauan seksual ini. Keluarga yang terlalu mengekang anaknya. Ayah yang kurang
menunjukkan kasih sayang kepada anaknya. Hubungan yang terlalu dekat dengan ibu
sementara renggang dengan ayah. Kurang menerima pendidikan agama yang benar
dari kecil. Selain itu, pergaulan dan lingkungan anak ketika berada di sekolah
berasrama yang berpisah antara laki-laki dan perempuan turut mengundang terjadinya
hubungan gay dan lesbian.

3. Biologis

Seorang homoseksual memiliki kecenderungan untuk melakukan homoseksual karena


mendapat dorongan dari dalam tubuh yang sifatnya menurun/genetik. Penyimpangan
faktor genetika dapat diterapi secara moral dan secara religius. Bagi golongan
transgender misalnya, karakter laki-laki dari segi suara, fisik, gerak gerik dan
kecenderungan tertarik terhadap wanita banyak dipengaruhi oleh hormon testosteron.
Jika hormon testosteron seseorang itu rendah, ia bisa mempengaruhi perilaku laki-laki
tersebut mirip kepada perempuan.

Di alam medis, pada dasarnya kromosom laki-laki normal adalah XY, sedangkan
perempuan normal pula adalah XX. Bagi beberapa orang laki-laki itu memiliki
genetik XXY. Dalam kondisi ini, laki-laki tersebut memiliki satu lagi kromosom X
sebagai tambahan. Justru, perilakunya agak mirip dengan seorang perempuan.

4.Faktor Moral dan Akhlak

4
Golongan homoseksual ini terjadi karena adanya pergeseran norma-norma susila
yang dianut oleh masyarakat, serta semakin menipisnya kontrol sosial yang ada
dalam masyarakat tersebut. Hal ini disebabkan karena lemahnya iman dan
pengendalian hawa nafsu serta karena banyaknya rangsangan seksual. Kerapuhan
iman seseorang juga dapat menyebabkan segala kejahatan terjadi karena iman yang
mampu menjadi benteng paling efektif dalam mengekang penyimpangan seksual.

5.Pengetahuan agama yang lemah

Selain itu, kurang pengetahuan dan pemahaman agama juga merupakan faktor
internal yang mempengaruhi terjadinya homoseksual. Ini karena didikan agama dan
akhlak sangat penting dalam membentuk akal dan pribadi individu tersebut.
Pengetahuan agama memainkan peran yang penting sebagai benteng pertahanan yang
paling ideal dalam mendidik diri sendiri untuk membedakan yang mana baik dan
yang mana yang buruk.

3.3 DAMPAK DARI LGBTQ


1. Dampak kesehatan : Sebagian besar kaum LGBTQ dapat menularkan penyakit
menular seperti AIDS
2. Dampak Sosial : tidak sedikit kaum LGBTQ menjadi pergunjingan masyarakat,
karena budaya kita yaitu budaya Timur yang menjunjung tinggi sopan santun.
Kebanyakan dari mereka di kucilkan oleh masyarakat dan mendapatkan perlakuan
yang tidak adil (bullying).
3. Dampak Pendidikan : Kebanyakan dari kaum LGBTQ yang masih sekolah merasa
malu dan berkecil hati untuk melanjutkan mimpinya, sehingga kebanyakan dari
mereka akhirnya putus sekolah. Banyak pula diantara mereka yang mendapatkan
bullying ketika di masa sekolah akibat penyakit ini.

3.4 SOLUSI BAGI KAUM LGBTQ

5
Sebelum membahas solusi, alangkah baiknya kita melakukan pencegahan dahulu
yaitu dengan memperbanyak doa, membentengi diri kita dan keluarga dengan iman,
peran Ayah dan Ibu (orang Tua) dalam pembimbingan putra-putrinya.
Mengekangnya juga bukan pilihan yang bijak, Perhatian, Awasi, bimbing dan arahan,
adalah yang mereka butuhkan.

Sudah seharusnya kita tidak mendukung LGBTQ tetapi harus dengan tegas menolak.
Tentu menolak dengan menghadirkan solusi yang bijak. Yakni dengan menunjukkan
Kepedulian dan Terapi Pengobatan kepada mereka yang telah terjangkit “penyakit”
LGBT ini. Bagaimana wujud kepedulian itu?. Bukan dengan mendukung meluasnya
LGBTQ tersebut, tetapi dengan terapi jiwa (psikiater) serta dukungan bagi
kesembuhan dari keluarga dan orang-orang sekitar sangat memengaruhi pulihnya
kondisi psikis dari LGBTQ tersebut. Namun, apabila tidak ada dorongan dari dalam
diri sendiri, segala cara pun dilakukan tetap akan sia-sia. Segala sesuatu harus
dilakukan dengan kemauan diri.

BAB III PENUTUP

1.1 KESIMPULAN

Manusia sebagai makhluk ciptaan Tuhan yang telah ditentukan kodratnya baik
sebagai wanita maupun pria. Sehingga pro dan kontra di masyarakat terhadap kaum
LGBTQ bukan menjadi hal tabu lagi.

LGBTQ merupakan sebuah akronim dari lesbian, gay, biseksual, transgender dan
question. Merupakan sebutan bagi mereka yang dianggap memiliki kelainan seksual
seperti misalnya penyuka sesama jenis baik itu perempuan maupun laki-laki selain itu
huruf Q merupakan perwakilan bagi mereka yang masih mempertanyakan identitas
seksual mereka. Faktor penyebab dari kelainan ini antara lain yaitu : faktor internal
yang meliputi faktor biologis yaitu hormon dan gen yang merupakan bawaan sejak
lahir serta faktor eksternal seperti kondisi keluarga, pergaulan, faktor moral dan

6
akhlak yang tergerus akibat tergesernya norma-norma di masyarakat sehingga
melemahnya iman dan pengendalian hawa nafsu karena rangsangan seksual.

3.2 SARAN

Dari makalah yang telah saya buat, saya sarankan agar kita membentengi diri sedini
mungkin untuk mencegah segala sesuatu yang mungkin akan terjadi. Karena kita
tidak tahu hal apa yang akan terjadi untuk ke depannya baik yang akan muncul secara
perlahan maupun secara tiba-tiba, sehingga ketika cobaan itu datang, kita telah siap
untuk menghadapinya.

7
DAFTAR PUSTAKA

http://www.mjatv.com/2016/02/lgbt-sikap-dan-solusinya/

http://hmpsikologi.fkunud.com/lgbt-dari-sudut-pandang-psikologi/

http://www.dakwatuna.com/2016/02/13/79000/dampak-yang-timbul-akibat-lgbt-dan-
strategi-menghadapinya/

Anda mungkin juga menyukai