Anda di halaman 1dari 16

Pengaruh Perputaran Modal Kerja, Struktur Modal Dan Likuiditas Terhadap

Profitabilitas Perusahaan Industri & Chemical


di Bursa Efek Indonesia

by :

Tania Iskandar
Emrinaldi Nur DP
Edfan Darlis

Faculty of Economics Riau University, Pekanbaru Indonesia


email: taniaomx@gmail.com

Effect of Working Capital Turnover, Capital Structure and Liquidity To


Profitability & Chemical Industries Company The Indonesia Stock Exchange

ABSTRACT

The purpose of this study is to obtain empirical evidence about the effect of
working capital turnover, capital structure and liquidity to profitability of industry &
chemical company listed in Indonesia Stock Exchange.
The population of this study was the entire industry & chemical company
listed in Indonesia Stock Exchange. While the sample consists of industrial &
chemical companies listed in Indonesia Stock Exchange in 2008 to 2010. Sampling
method used in this study is purposive sampling method, where the sample is selected
using specific criteria, in accordance with these criteria, the sample was 45
companies. Analysis of data using multiple linear regression model.
The results of this study is Working Capital Turnover has no effect on
profitability (Return On Asset). Company's ability to meet obligations over the
medium and long term (Debt to Equity Ratio) has a negative and significant impact
on profitability (ROA). Liquidity (Current Ratio) has a positive but not significant
effect on profitability (ROA).

Keywords: Working Capital Turnover, Debt to Equity Ratio, Current Ratio, Return
on Assets

A.PENDAHULUAN sering dibandingkan dengan ukuran


kegiatan atau kondisi keuangan lainnya
Profitabilitas adalah kemampuan seperti penjualan, aktiva, ekuitas
perusahaan memperoleh laba dalam pemegang saham. Besarnya laba juga
hubungannya dengan penjualan, total digunakan untuk menilai kinerja
aktiva, maupun modal sendiri perusahaan. Setiap aktifitas yang
(Sartono, 2011). Jumlah laba bersih dilaksanakan oleh perusahaan selalu
1
JOM FEKON Vol. 1 Nomor. 2 Oktober
2014
memerlukan dana, baik untuk Modal kerja merupakan sejumlah
melangsungkan kegiatan sehari-hari dana yang tertanam dalam aktiva lancar
maupun untuk membiayai investasi yang dibutuhkan oleh setiap perusahaan
jangka panjangnya. Kondisi finansial untuk membiayai kegiatan operasinya
dan perkembangan perusahaan yang sehari-hari, dimana modal kerja yang
sehat akan mencerminkan efisiensi telah dikeluarkan itu diharapkan akan
dalam kinerja perusahaan menjadi dapat kembali lagi masuk dalam
tuntutan utama untuk bisa bersaing perusahaan dalam waktu yang pendek
dengan perusahaan lainnya. Profitabilitas melalui hasil penjualan produksinya.
digunakan untuk mengukur earnings Jumlah modal kerja dalam suatu
perusahaan relatif terhadap revenue dan perusahaan harus cukup untuk
modal yang diinvestasikan (Ulupui, membiayai kegiatan operasional
2006). perusahaan sehari-hari sehingga
Profitabilitas perusahaan juga perusahaan tidak mengalami kesulitan
dipengaruhi oleh efisiensi pengelolaan keuangan dan kegagalan akibat
modal kerja dan faktor-faktor lain seperti ketidakcukupan dalam modal kerja.
jenis, skala, umur perusahaan, struktur Modal kerja yang berlebihan
modal dan produk yang dihasilkan menunjukkan adanya dana yang tidak
(Munawir, 2004:80). Semakin tinggi produktif dan hal ini akan menimbulkan
profitabilitas , maka semakin baik kerugian bagi perusahaan, yaitu dapat
keadaan suatu perusahaan. Hal ini berarti menyebabkan perusahaan overlikuid
dengan meningkatnya laba yang sehingga menimbulkan dana
dihasilkan dan baiknya keadaan menganggur yang akan menyebabkan
perusahaan makan akan menarik inefesiensi perusahaan, dan membuang
perhatian dari investor-investor untuk kesempatan memperoleh laba.
berinvestasi (Larasati, 2011). Modal kerja dapat dilihat dari
Perusahaan industri dan chemical perputaran modal kerja (working capital
merupakan perusahaan manufaktur yang turnover), perputaran piutang
bergerak di bidang pembuatan produk (receivable turnover), perputaran
kemudian dijual guna memperoleh profit persediaan (inventori turnover). Modal
yang besar. Setiap aktivitas yang kerja selalu dalam keadaan operasi atau
dilaksanakan perusahaan selalu berputar dalam perusahaan selama
memerlukan dana, baik untuk perusahaan yang bersangkutan salam
membiayai investasi jangka panjangnya. keadaan usaha (Kasmir, 2008.)
Dana yang digunakan untuk Perputaran modal kerja dimulai dari saat
melangsungkan kegiatan operasional kas diinvestasikan dalam komponen
sehari-hari disebut modal kerja. Modal modal kerja sampai saat kembali
kerja merupakan kelebihan dari aktiva menjadi kas. Tingkat perputaran modal
lancar terhadap hutang lancar, dalam kerja yang tinggi juga diharapkan terjadi
suatu perusahaan penggunaannya sangat dalam waktu yang relative pendek.
penting bagi penganalisa extern maupun Sehingga modal kerja yang ditanamkan
intern, selain digunakan dalam operasi perusahaan akan cepat kembali. Semakin
perusahaan sehari-hari. Modal kerja tinggi tingkat perputaran modal berarti
menunjukkan tingkat keamanan atau kemungkinan meningkatnya laba juga
margin of safety para kreditur terutama semakin besar. Laba yang tinggi
kreditur jangka pendek. mempengaruhi tingkat profitabilitas
perusahaan tersebut. Berapa lama
periode perputaran modal kerja adalah sedemikian rupa sehingga dapat
tergantung kepada berapa lama periode menjamin stabilitas finansial agar
perputaran dari masing-masing perusahaan bisa menghasilkan
komponen dari modal kerja tersebut. keuntugan yang diinginkan. Oleh karena
Penelitian Setiani (2010) yang itu perusahaan harus menetapkan
menunjukkan bahwa secara parsial struktur modal yang optimal.
bahwa hanya variabel solvabilitas yang Setelah struktur modal mencapai
berpengaruh terhadap profitabilitas titik optimum, penggunaan hutang yang
sedangkan variabel efisiensi modal kerja lebih banyak daripada modal sendiri
dan likuiditas tidak mempengaruhi akan mengakibatkan penuruan
profitabilitas dan penelitian Maharani profitabilitas. Penelitian Wahyuni (2009)
(2008) efisiensi modal kerja tidak menyatakan bahwa perputaran modal
mempengaruhi profitabilitas, hal ini kerja dan struktur modal berperngaruh
masih bertentangan dengan hasil pada profitabilitas. Helen 2008 dalam
penelitian Wahyuni (2009) menyatakan penelitiannya mengenai pengaruh
bahwa tingkat perputaran modal kerja perputaran modal kerja, struktur modal,
dan struktur modal berpegaruh pada umur dan ukuran perusahaan terhadap
profitabilitas. Irene (2008) melalui profitabilitas perusahaan Allied Product
penelitiannya menyatakan bahwa and Automotive di BEI menyatakan
perputaran modal kerja mempunyai bahwa secara parsial struktur modal
pengaruh yang positif dan signifikan berpengaruh terhadap profitabilitas
terhadap profitabilitas. Penelitian yang perusahaan. Sedangkan penelitian
pernah dilakukan Wahyuni (2009) dan Arioctafianti (2007) dalam penelitiannya
Irene (2008), menunjukkan bahwa tentang pengaruh tingkat perputaran
perputaran modal kerja berpengaruh modal kerja , struktur modal dan umur
terhadap profitabilitas perusahaan. perusahaan terhadap ptofitabilitas
Struktur modal perusahaan
perusahaan manufaktur di BEI dan
adalah paduan sumber dana jangka
Larasati (2011) dalam penelitiannya
panjang yang digunakan oleh
menyatakan bahwa struktur modal tidak
perusahaan. Komponen struktur modal
berpengaruh terhadap profitabilitas.
yaitu ekuitas (modal sendiri) serta Likuiditas merupakan indikator
hutang jangka panjang yang berasal dari mengenai kemampuan perusahaan dalam
pihak luar perusahaan. Masing-masing membayar semua kewajiban keuangan
komponen struktur modal mempunyai jangka pendek pada saat jatuh tempo
kelebihan dan kekurangan sebagai dengan menggunakan aktiva lancar yang
sumber pendanaan bagi perusahaan. tersedia. Likuiditas tidak hanya
Struktur modal diukur dan berkenaan dengan keseluruhan keuangan
dinyatakan berdasarkan jumlah dari perusahaan, tetapi juga berkaitan dengan
berbagai sumber permodalan. Mengenai kemampuan untuk merubah aktiva
jumlah dan komposisi tiap-tiap jenis lancar menjadi uang kas. Menurut
sumber permodalan yang diperlukan Tunggal (1995, dalam Elfianto 2011)
masing-masing perusahaan saat ini tidak jika perusahaan memutuskan
ada aturan yang pasti karena struktur menetapkan modal kerja dalam jumlah
modal dipengaruhi oleh sifat, jenis, dan yang besar, kemungkinan tingkat
kondisi serta biaya modal masing- likuiditas akan terjaga namun
masing komponen sumber permodalan. kesempatan untuk memperoleh laba
Struktur modal haruslah dibentuk yang besar akan menurun yang pada
akhirnya berdampak pada menurunnya Adapun tujuan penelitian ini,
profitabilitas. Sebaliknya jika
adalah untuk mendapatkan bukti
perusahaan ingin memaksimalkan
profitabilitas, kemungkinan dapat empiris mengenai pengaruh perputaran
mempengaruhi tingkat likuiditas modal kerja, struktur modal dan tingkat
perusahaan. Makin tinggi likuiditas, likuiditas terhadap profitabilitas.
maka makin baiklah posisi perusahaan
dimata kreditur. Oleh karena terdapat B. KERANGKA PEMIKIRAN
kemungkinan yang lebih besar bahwa
perusahaan dapat membayar G.1Pengaruh Perputaran Modal Kerja
kewajibannya tepat pada waktunya. terhadap Profitabilitas (ROA)
Rasio-rasio yang tergolong dalam rasio Tunggal dalam Ima (2007)
likuiditas menurut Mery, Finnerty, menyebutkan indikasi pengelolaan
Stowe dalam Siwi (2005) adalah : cash modal kerja yang baik adalah adanya
ratio, current ratio dan quick ratio. efisiensi modal kerja yang dapat dilihat
Penlitian Ima (2007) menggunakan dari perputaran modal kerja yang
analisis berganda linear menunjukkan dimiliki dari asset kas di investasikan
bahwa variabel efisiensi modal kerja dan dalam komponen modal kerja sampai
solvabilitas mempunyai pengaruh saat kembali menjadi kas. Efisiensi
terhadap profitabilitas sedangkan modal kerja berarti bagaimana
variabel likuiditas (CR) tidak mengupayakan agar modal kerja yang
mempengaruhi profitabilitas. Siwi tersedia tidak kelebihan dan tidak
(2005) menyatakan bahwa hanya kekurangan. Perputaran modal kerja
variabel efisiensi perputaran modal kerja dimulai dari saat kas diinvestasikan
dan solvabilitas yang mempunyai dalam komponen modal kerja sampai
pengaruh terhadap profitabilitas, saat kembali menjadi kas. Perputaran
sedangkan variabel likuiditas (CR) tidak modal kerja menurut Riyanto (2001)
memiliki pengaruh terhadap dapat mempengaruhi profitabilitas secara
profitabilitas perusahaan. Sedangkan signifikan. Makin pendek periode
pada penelitian Dani (2003) dan Indri perputaran modal kerja, semakin tinggi
Astuti (2003) menggunakan analisis modal kerja dan semakin bertambah pula
berganda linier yang hasilnya tingkat keefisienan perusahaan, yang
menunjukkan bahwa likuiditas pada akhirnya menimbulkan peningkatan
berpengaruh positif terhadap pada rentabilitas.
Modal Kerja (Working Capital
profitabilitas suatu perusahaan.
Dari uraian diatas dan dari ketidak Turnover) perusahaan menunjukkan
tingkat efektivitas yang ada pada
konsistenan hasil penelitian tersebut,
perusahaan. Semakin tinggi tingkat
penulis ingin mengadakan penelitian Working Capital Turnover yang ada
ulang dengan sampel dan tahun yang pada perusahaan, semakin besar aliran
berbeda dari penelitian sebelumnya yaitu kas yang diterima perusahaan berarti
mengenai hubungan antara perputaran semakin elektif dalam mengelola
modal kerja, tingkat likuiditas dan aktivitas transaksi yang ada di
ukuran perusahaan terhadap perusahaan. Adanya tingkat Working
Capital Turnover yang tinggi
profitabilitas pada perusahaan Industri &
menunjukkan kesempatan bertumbuhnya
Chemical yang listing di BEI pada tahun profitabilitas perusahaan yang tinggi
2008-2010.
pada masa mendatang. Hubungan antara tidak berpengaruh sama sekali. Pengaruh
WCT perusahaan dengan profitabilitas positif artinya makin besar rasio ini
diprediksi mempunyai pengaruh secara mengakibatkan makin besar
positif (Hamzah 2006). profitabilitas modal sendiri. Hal ini
Dari penelitian yang dilakukan terjadi apabila profitabilitas ekonomi
Setiani (2010) menyimpulkan bahwa lebih tinggi dari tingkat bunga. Pengaruh
perputaran modal kerja (working capital negative terjadi dalam keadaan
turnover) tidak berpengaruh signifikan sebaliknya yaitu profitabilitas ekonomi
terhadap profitabilitas sedangkan Ima lebih kecil dari tingkat bunga. Apabila
(2007), Siwi (2005) dan Astuti (2003) profitabilitas ekonomi besarnya sama
menyimpulkan bahwa working capital persis dengan tingkat bunga pinjaman,
turnover berpengaruh signifikan maka berapapun besarnya rasio hutang
terhadap profitabilitas. tidak akan berpengaruh terhadap
Berdasarkan penelitan dan landasan profitabilitas modal sendiri.
teoritis mengenai modal kerja dan Dalam menentukan komposisi
profitabilitas, maka penulis ingin sumber pembiayaan yang akan
menguji apakah perputaran modal kerja digunakan, harus dipertimbangkan
bisa mempengaruhi besarnya terlebih dahulu dampak dari keputusan
profitabilitas (ROA), sehingga hipotesis yang diambil, karena keputusan tersebut
pertama (H1) yang diajukan dalam berpengaruh terhadap laba operasi
penelitian ini adalah : perusahaan. Struktur modal yang
optimum merupakan perimbangan antara
H1 : Terdapat pengaruh perputaran jumlah modal sendiri dan hutang jangka
modal kerja terhadap panjang sedemikian rupa sehingga dapat
profitabilitas meminimalkan biaya penggunaan modal
secara keseluruhan. Apabila suatu
G.2Pengaruh Struktur Modal terhadap perusahaan dalam memnuhi kebutuhan
Profitabilitas dananya mengutamakan pemenuhan
Struktur modal merupakan dengan sumber dari dalam perusahaan,
komposisi penggunaan modal sendiri maka perusahaan akan sangat
dan hutang sebagai sumber pembiayaan mengurangi ketergantungan dengan
bagi perusahaan. Jika perusahaan ingin pihak luar. Jika kebutuhan dana sudah
melakukan investasi dalam jumlah yang semakin meningkat karena pertumbuhan
relative besar, manajemen akan perusahaan dan dana dari sumber intern
dihadapkan pada alternative menerbitkan sudah digunakan semua, maka tidak ada
modal saham (modal sendiri) atau pilihan selain menggunakan dana dari
menambah utang. Ketetuan penentuan luar perusahaan baik hutang maupun
komposisi sumber pembiayaan ini akan mengeluarkan saham baru dalam
berpengaruh pada laba operasi bersih memenuhi kebutuhan dananya.
perusahaan. Struktur modal akan berpengaruh
Besarnya profitabilitas modal lebih positif terhadap profitabilitas jika
sendiri selain dipengaruhi ekonomi juga berada pada struktur modal yang
dipengaruhi oleh struktur modal dalam optimum. Setelah struktur modal
hal ini rasio hutang jangka panjang mencapai titik optimum, penggunaan
dengan modal sendiri. Pengaruh rasio hutang yang lebih banyak dari pada
hutang terhadap profitabilitas modal modal sendiri akan mengakibatkan
sendiri dapat positif, negative ataupun menurunnya profitabilitas perusahaan.
Dari penelitian yang dilakukan oleh Rasio ini menekankan pada peran peting
Wahyuni (2009) dan Hellen (2008) pendanaan utang bagi perusahaan
menyimpulkan bahwa struktur modal dengan menunjukkan persentase aktiva
berpengaruh terhadap profitabilitas, perusahaan dengan menunjukkan pada
sedangkan penelitian yang dilakukan peran penting pendanaan utang bagi
oleh Arioctafianti (2007) dan Iis Larasati perusahaan dengan menunjukkan aktiva
(2011) menyatakan bahwa struktur perusahaan yang didukung oleh
modal tidak berpengaruh terhadap pendanaan utang. Dengan mengetahui
profitabilitas. seberapa besar persentase utang yang
Berdasarkan landasan teoritis dimiliki, perusahaan dapat mencegah
mengenai struktur dan profitabilitas yang terjadinya gagal bayar.
dikembangkan serta hasil-hasil Perusahaan yang memiliki rasio
penelitian terdahulu, maka penulis ingin lancar yang semakin besar, maka
menguji apakah likuiditas dengan menunjukkan semakin besarkemampuan
current ratio mempengaruhi perusahaan untuk memenuhi kewajiban
profitabilitas. Sehingga hipotesis kedua jangka pendeknya. Hal ini menunjukkan
H2 yang diajukan dalam penelitian ini perusahaan melakukan penempatan dana
adalah : yang besar pada sisi aktiva lancar.
H2 : Terdapat pengaruh struktur Penempatan dana yang terlalu besar pada
modal terhadap profitabilitas sisi aktiva memiliki dua efek yang
sangat berlainan. Di satu sisi, likuiditas
G.3Pengaruh Likuiditas terhadap
perusahaan semakin baik. Namun di sisi
Profitabilitas
lain, perusahaan kehilangan kesempatan
Rasio lancar merupakan rasio yang
untuk mendapatkan tambahan laba,
digunakan untuk mengukur seberapa
karena dana yang seharusnya digunakan
besar likuiditas perusahaan. Rasio lancar
untuk investasi yang menguntungkan
merupakan perbandingan antara aktiva
perusahaan, dicadangkan untuk
lancar dengan hutang lancar. Rasio ini
memenuhi likuiditas. Semakin besar
dapat menunjukkan kemampuan
rasio ini, semakin besar likuiditas
perusahaan untuk membayar kewajiban
perusahaan. Menurut Van Horne, dan
jangka pendeknya (Horne dan
Wachowicz 2009 (dalam Elfianto 2011)
Wachowicz, 2009) Sebuah perusahaan
likuiditas perusahaan berbanding terbalik
dalam menjalankan operasinuya
dengan profitabilitas. Semakin tinggi
membutuhkan dana yang sangat besar,
likuiditas perusahaan maka kemampuan
baik untuk produksi, maupun untuk
perusahaan untuk menghasilkan laba
investasi. Kebutuhan dana ini tidak dapat
semakin rendah.
sepenuhnya dipenuhi dengan modal Dari penelitian yang dilakukan
sendiri. Oleh karena itu, perusahaan Setiani (2010), Ima (2007) dan Siwi
harus melakukan penundaan pembayaran (2005) menyimpulkan bahwa Likuiditas
beberapa kewajiban. Utang yang dimiliki (CR) tidak bepengaruh signifikan
oleh perusahaan harus dikelola terhadap profitabilitas. Sedangkan Dani
sedemikian rupa sehingga tidak (2003) menyimpulkan bahwa current
menambah beban bagi perusahaan yang ratio berpengaruh signifikan terhadap
pada akhirnya dapat menyebabkan profitabilitas.
kerugian. Rasio utang dalam sebuah Berdasarkan landasan teoritis
laporan keuangan menunjukkan seberapa mengenai Likuiditas dan profitabilitas
besar aset yang dibiayai dengan utang. yang dikembangkan serta hasil-hasil
penelitian terdahulu, maka penulis ingin 3. Jenis dan Sumber Data
menguji apakah likuiditas dengan Data yang digunakan dalam
current ratio mempengaruhi penelitian ini adalah data sekunder dari
profitabilitas. Sehingga hipotesis tahun 2008-2010 yang meliputi data
kedua H3 yang diajukan dalam akuntansi berupa laporan keuangan
penelitian ini adalah : masing-masing sampel penelitian. Data
yang diperlukan dalam penelitian ini
H3 : Terdapat pengaruh tingkat berupa data yang tersedia pada ICMD
likuiditas terhadap (Indonesia Capital Market Directory)
profitabilitas dan juga Bursa Efek Indonesia (yang
juga tersedia secara online pada situs
www.idx.co.id).
C. METODE PENELITIAN
4. Definisi Operasional dan
1. Populasi dan Sampel Penelitian Pengukuran Variabel
Populasi adalah seluruh perusahaan
industry & Chemical yang terdaftar di Berikut ini tabel Operasionalisasi
Bursa Efek Indonesia. Sedangkan Variabel Penelitian :
sampel terdiri dari perusahaan Industri &
Chemical yang terdaftar di Bursa Efek Tabel 3.2.
Indonesia tahun 2008 sampai dengan Operasionalisasi Variabel Penelitian
2010.

2. Metode Pengumpulan Data


Metode penentuan sampel yang
digunakan dalam penelitian ini adalah
metode purposive sampling, dimana
sampel yang dipilih dengan
menggunakan kriteria tertentu. Kriteria
yang diterapkan dalam pengambilan
sampel antara lain, yaitu :
1. Perusahaan Industri & Chemical yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
2. Perusahaan yang menerbitkan laporan
keuangan tahunan dari tahun 2008-
2010 secara rutin.
3. Laporan keuangan perusahaan
memuat ratio yang digunakan dalam
penelitian selama periode tahun 2008-
2010.
4. Perusahaan yang menjadi sampel
dalam penelitian ini memiliki
kelengkapan data laporan keuangan.
Sesuai dengan kriteria tersebut,
maka perusahaan yang menjadi sampel
adalah 45 perusahaan.
No Variabel Defenisi Indikator
1 ROA Perbandingan Net Profit

Dependen
(Y) laba bersih After Tax
terhadap total ROA =
Total Asset
aset
perusahaan
1 WCT Besarnya WCT =
(X1) penjualan Penjualan Bersih
Perput bersih terhadap Aktiva
aktiva lancar Lancar-Htg Lancar
aran
modal setelah
kerja dikurangi
adalah hutang lancar
2 Struktur modal DER =
Strukt dalam hal ini Htg Jk Panjang &
ur ditentukan oleh Menengah
Total Ekuitas
Modal nilai DER yaitu
(X2) besarnya
hutang jangka
pjg dan
menengah
terhadap total
ekuitas
3 Likuii Kemampuan Current Asset
dtas perusahaan CR=
(X4) dalam Current
Liabilities
memenuhi
kewajiban jk
pendek
5. Uji Kualitas Data 5.2.2. Autokorelasi
Sebelum melakukan pengujian Pengujian ini bertujuan untuk
hipotesis, dilakukan terlebh dahulu mengetahui ada atau tidaknya korelasi
pengujian empat asumsi klasik regresi antara data yang diurutkan berdasarkan
berganda, yaitu : urutan waktu (time series). Pengujian ini
dilakukan dengan Durbin-Watson (D-W
5.1. Uji Normalitas stat) dengan rumus :
Pengujian bertujuan untuk menguji Dimana :
apakah dalam sebuah model regresi, d = Nilai D-W Stat
variabel dependen, variabel independen e = Nilai residu dari persamaan regresi
atau keduanya mempunyai distribusi pada periode t
normal atau tidak. Model regresi yang e = Nilai residu dari persamaan regresi
baik adalah yang memiliki distribusi pada periode t-1
normal atau mendekati normal. Untuk mengambil keputusan ada
Pengujian normalitas dilakukan dengan tidaknya auto korelasi,ada pertimbangan
uji one-sample kolmogorove smirnov, yang harus dipatuhi, antara lain :
Hipotesis yang diajukan adalah sebagai Jika angka D-W di bawah -2, berarti
berikut: terdapat autokorelasi positif.
Ho : Data X berdistribusi normal. Jika angka D-W di antara -2 sampai +2,
Ha : Data X tidak berdistribusi normal. berarti tidak ada korelasi.
Adapun kriteria pengujia hipotesis Jika angka D-W di atas +2, berarti ada
adalah sebagai berikut: korelasi negatif.
1. Jika tingkat Asym Sig (2-tailed) ≥
0.05 maka data dikatakan 5.2.3 Uji Heteroskedastisitas
berdistribusi normal
2. Jika tingkat Asym Sig (2-tailed) ≤ Untuk menguji varians dari suatu
0.05 maka data dikatakan tidak model regresi, apakah terjadi
berdistribusi normal ketidaksamaan varian dari residual 1
pengamatan ke pengamatan lain. Jika
5.2. Uji Asumsi Klasik suatu model regresi baik, maka tidak
5.2.1. Uji Multikolinearitas dapat terheteroskedastisitas. Pengujian
Pengujian ini bertujuan untuk varians ini dapat dilakukan dengan
menguji apakah model regresi menggunakan metode grafik. Apabila
ditemukan adanya korelasi antar variabel data menyebar tidak mengikuti pola-pola
bebas (independen). Salah satu asumsi tertentu, bergelombang dan menyempit
yang penting terutama untuk model serta berada di atas atau dibawah angka
regresi berganda adalah bahwa variabel- nol, maka tidak terjadi
variabel independen dalam model itu heteroskedastisitas.
tidak berkorelasi secara sempurna atau Selain dengan menggunakan analisis
diasumsikan tidak ada multikolinearitas, grafik, pengujian heterokedastisitas
Pengujian multikolinearitas mengguna dapat dilakukan dengan Uji Glejser. Uji
kan Variance Inflation Factor (VIF). ini mengusulkan untuk meregresi nilai
Apabila nilai VIF lebih kecil dari 5, absolut residual terhadap variabel
berarti tidak terdapat multikolinearitas independen. Jika variabel independen
antar variabel independen. signifikan secara statistik mempengaruhi
variabel dependen, maka ada indikasi
terjadi heterokedastisitas. Jika
probabilitas signifikansinya di atas berpengaruh signifikan terhadap variabel
tingkat kepercayaan 5%, maka dapat dependen. Hipotesis yang akan
disimpulkan model regresi tidak digunakan adalah:
mengandung heterokedastisitas (Ghozali, Ho : Tidak ada pengaruh yang
2006). signifikan antara variable
independen terhadap variable
6. Metode Analisis Data dependen perusahaan industri dan
Untuk menguji model pengaruh chemical di BEI
dan hubungan variabel bebas yang lebih H1 : Terdapat pengaruh yang signifikan
dari dua variabel terhadap variabel antara variable independen
dependen, digunakan persamaan regresi terhadap variable dependen
linear berganda (multiple linear perusahaan industri dan chemical
regression method), sebagai berikut : di BEI
Y= a + b1.X1 + b2.X2 + b3X3 + e Level of significan yang digunakan
Dimana : adalah 5% dan dasar pengambilan
Y = Profitabilitas yang diwakili Return keputusan Ha (H1) diterima atau ditolak
On Assets dengan membandingkan ttabel dengan thitung
a = konstanta persamaan regresi apabila:
b1-b3 = koefisien pada setiap variabel
 Jika thitung  ttabel , maka Ha diterima dan
X1 = Perputaran Modal Kerja (Working Ho ditolak
Capital Turnover)
 Jika thitung  ttabel , maka Ha ditolak dan
X2 = Struktur Modal (Debt Equity
Ho diterima.
Ratio)
X3 = Likuiditas (Current Ratio)
7. Koefesien determinasi dan
E = Perkiraan kemungkinan error
Koefesien Korelasi Parsial
7. Pengujian Hipotesis
Koefesien determinasi (R2) dalam
Sebelum melakukan pengujian
penelitian ini digunakan untuk
hipotesis yang diajukan dalam penelitian
mengetahui seberapa besar pengaruh
ini, maka dilakukan pengujian model
variabel independen terhadap variabel
terlebih dahulu. Pengolahan data dengan
dependen (Gujarati (2005).Jika
menggunakan Multiple Regression
koefesien determinasi sama dengan nol
dengan bantuan SPSS Version 17. Uji t
(R2=0) berarti variabel independen tidak
dilakukan untuk mengetahui apakah
memiliki pengaruh sama sekali terhadap
variabel independen mampu
variabel dependennya.Sebaliknya
mempengaruhi variabel dependen secara
apabila koefesien determinasi sama
individual. Pada penelitian ini terdapat
dengan satu (R2=1) berate variabel
enam hipotesis yang akan diuji.
dependen 100% dipengaruhi oleh
Hipotesis pertama sampai dengan
variabel independen.
hipotesis keenam akan dilakukan dengan Oleh karena itu, nilai koefesien
pengujian variabel secara parsial (uji t). determinasi berpisah antara 0 dan
Yang mana uji signifikan t (parsial) 1.Untuk mengetahui variabel independen
untuk H1 sampai dengan H3 adalah yang paling berpengaruh terhadap
sebagai berikut: variabel dependen dapat dilihat dari
Pengujian hipotesis untuk melihat
koefesien korelasi parsialnya
apakah variabel independen perputaran
(R).Variabel independen yang memiliki
koefesien korelasi parsial yang paling logaritma natural. Dengan mentrans-
besar merupakan variabel independen formasikan persamaan kedalam bentuk
yang paling berpengaruh terhadap logaritma natural, data-data outlier (data
variabel dependen. yang terlalu ekstrim) akan diketahui dan
kemudian dihilangkan. Nilai signifikansi
8. Tahap-tahap Pengolahan Data berada di atas 0,05 atau 5% dengan
1. Mengumpulkan laporan keuangan demikian data tersebut telah terdistribusi
perusahaan yang akan diteliti dari dengan normal, sehingga data dapat
tahun 2008-2019 digunakan untuk penelitian selanjutnya
2. Mencatat nilai rasio-rasio keuangan
yang menjadi variabel penelitian 1.2.2. Pengujian Asumsi Klasik
dalam bentuk tabel 1.2.2.1 Pengujian Multikoleniaritas
3. Menguji normalitas data dengan
menggunakan uji Kolmogorov- Uji multikolinieritas dihitung melalui
Smirnov program SPSS dan hasilnya nilai VIF
4. Menguji asumsi klasik (Variance Inflation Factor) tidak
multikolinieritas dengan terdapat (terbebas dari) multikolinieritas
menggunakan data VIF dan tolerance. pada model regresi linear berganda yang
5. Menguji korelasi dengan uji dibuat karena nilai VIF yang ada
autokorelasi menggunakan nilai mempunyai nilai di atas angka 1 dan
Durbin Watson dibawah angka 10 atau memiliki angka
6. Menguji heteroskedastisitas dengan tolerance yang melebihi angka 0,01 dan
menggunakan uji Glejser tidak melebihi angka 1.
7. Melakukan uji regresi linier berganda
8. Pengujian secara parsial hipotesis 1 1.2.2.2 Pengujian Heteroskedastisitas
hingga hipotesis keempat Uji heterokedastisitas dapat
menggunakan uji-t dilakukan dengan menggunakan uji
9. Menguji koefisien determinasi Gljser dan grafik scatter plot. Hasil uji
glejser, dapat dilihat bahwa nilai
signifikansi berada di atas nilai α (0,05),
D.HASIL PENELITIAN DAN dengan demikian data yang digunakan
PEMBAHASAN terbebas dari heteroskedastisitas, dan
1. Hasil Penelitian layak untuk dilakukan analisa regresi
1.1. Hasil Pengujian Normalitas Data berganda.
Uji normalitas digunakan untuk Selain menggunakan uji Glejser,
menguji apakah dalam model regresi, pengujian juga dapat dilakukan dengan
variabel dependen, variabel independen menggunakan grafik scatter plot.
atau keduanya mempunyai distribusi Berdasar hasil yang ditunjukkan dalam
yang normal. Nilai signifikansi berada di grafik scatter plot semua titik-titik data
bawah 0,05 atau 5% dengan demikian menyebar dan tidak membentuk pola
data tersebut tidak terdistribusi dengan tertentu, sehingga dapat disimpulkan
normal. Agar data yang digunakan bahwa semua variabel bebas tersebut
memiliki distribusi yang normal maka tidak terjadi heteroskedastisitas dalam
dilakukan transformasi data dengan cara varian kesalahan. Dimana hal ini
mentransformasikan variabel dependen mengindikasikan bahwa model tersebut
dan variabel independen menjadi bentuk tidak terdapat heterokedastititas.
1.2.2.3. Pengujian Autokorelasi
Dari hasil perhitungan dengan Tabel 4.5.
menggunakan program SPSS diperoleh Pengujian Hipotesis
nilai d hitung sebesar = 1,563. Jika d Hipotesis Β P Value Kesimpulan
terletak antara dL dan dU, maka H1 0,112
0,166
Tidak
hipotesis nol diterima yang berarti tidak Berpengaruh
H2 -0,313 0,066 Berpengaruh
ada autokorelasi. Berdasarkan tabel DW H3 0,238 0,017 Berpengaruh
untuk n=132 dan k=3 diperoleh angka Sumber : Data Olahan, (Lampiran 5)
dL sebesar 1,46 dan dU sebesar 1,77
dengan demikian nilai terletak diantara 2.1.1.1 Pengaruh Working Capital
nilai dL dan dU, untuk itu diputuskan Turn Over Terhadap
bahwa model ini tidak terjadi Profitabilitas (Return On
autokorelasi. Asset)
Hipotesis pertama (H1) yang
B. Pengujian Hipotesis dirumuskan bahwa Working Capital
Berdasarkan hasil perhitungan Turnover tidak berpengaruh terhadap
dengan Program SPSS for Windows ROA pada perusahaan industri dan
versi 18 diperoleh koefisien-koefisien chemical yang terdaftar di Bursa Efek
pada persamaan Regresi Linear Indonesia tahun 2008-2010. Koefisien
Berganda sebagaimana tabel berikut : WCT sebesar 0,112 menunjukan
hubungan yang positif. Hal ini
Tabel 4.4. menunjukkan bahwa semakin meningkat
Hasil Pengujian Regresi Linear Berganda WCT maka ROA perusahaan akan
meningkat. Sebaliknya jika WCT
Unstandardized Standardize menurun maka ROA juga akan
Coefficients d
Coefficients mengalami penurunan. Berdasarkan
Model t Sig.
B Std. Error Beta tabel 4.6 di atas dapat dilihat t-hitung
1 (Constant) 0.259 0.796 0.326 0.74 diperoleh sebesar 1,393 dengan nilai
5
LnWCT 0.112 0.081 0.117 1.393 0.16
signifikansi sebesar 0,166 serta t-tabel
6 yang memiliki nilai 1,993 karena nilai t
a.LnDER
Dependent -0.313 0.111 -0.264 -2.814 0.00 hitung < t tabel (1,393 < 1,993) dengan
Variable: LnROA signifikansi 0,166 > 0,05 dapat
Sumber : Data Olahan, (Lampiran 5) disimpulkan bahwa Ho diterima dan H1
Berdasarkan tabel diatas maka ditolak. Hal ini menunjukkan bahwa
diperoleh persamaan regresi berganda WCT tidak berpengaruh dan signifikan
adalah sebagai berikut : terhadap ROA pada perusahaan industri
Y = 0,259+ 0,112X1 - 0,313X2 + 0,238X3
dan chemical yang terdaftar di Bursa
Efek Indonesia tahun 2008-2010.
2.1. Hasil Penelitian dan Pembahasan Dengan demikian hipotesis pertama
2.1.1. Pengujian Secara Parsial menunjukkan bahwa WCT berpengaruh
Pada bagian ini akan dikemukakan positif terhadap ROA tidak dapat
pembahasan yang merupakan pengujian diterima. Modal Kerja (Working Capital
hipotesis terhadap hasil penelitian. Turnover) perusahaan menunjukkan
Berdasarkan hasil pengujian dengan tingkat efektivitas yang ada pada
menggunakan program SPSS, maka perusahaan. Semakin tinggi tingkat
diperoleh hasil sebagai berikut : Working Capital Turnover yang ada
pada perusahaan, semakin besar aliran
kas yang diterima perusahaan berarti dapat dilihat t-hitung diperoleh sebesar
perusahaan semakin elektif dalam 2,814 dengan nilai signifikansi sebesar
mengelola aktivitas transaksi yang ada di 0,006 serta t-tabel yang memiliki nilai
perusahaan. Adanya tingkat Working 1,993 karena nilai t hitung > t tabel
Capital Turnover yang tinggi (2,814 > 1,993) dengan signifikansi
menunjukkan kesempatan bertumbuhnya 0,006 < 0,05 dapat disimpulkan bahwa
profitabilitas perusahaan yang tinggi Ho ditolak dan H2 diterima. Hal ini
pada masa mendatang. menunjukkan bahwa DER berpengaruh
Penelitian ini sejalan dengan secara signifikan terhadap ROA pada
penelitian Setiani (2010) yang perusahaan industri dan chemcial yang
menyimpulkan bahwa perputaran modal terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun
kerja (working capital turnover) tidak 2008-2010.
berpengaruh signifikan terhadap Dengan demikian hipotesis kedua
profitabilitas. Hal ini karena pada menunjukkan bahwa DER berpengaruh
perusahaan industri dan chemical negatif terhadap ROA dan pengaruh
periode perputaran modal kerja cukup tersebut signifikan sehingga hipotesis
panjang. Pada perusaahaan industry dan kedua dapat diterima. Hasil penelitian ini
chemical, sebagian besar perusahaan mendukung hipotesis yang menyatakan
memiliki porsi aktiva lancar seimbang DER mempengaruhi ROA perusahaan.
dibandingkan dengan total aktiva. Besarnya profitabilitas modal
Sehingga kemampuan perusahaan dalam sendiri selain dipengaruhi ekonomi juga
membayar kewajiban semakin baik, dipengaruhi oleh struktur modal dalam
kemudian kemungkinan perusahaan hal ini rasio hutang jangka panjang
memperoleh tambahan laba juga akan dengan modal sendiri. Pengaruh rasio
semakin baik karena tingkat penjualan hutang terhadap profitabilitas modal
yang memiliki prospek yang baik pula. sendiri dapat positif, negatif ataupun
Selain itu adanya keputusan penggunaan tidak berpengaruh sama sekali. Pengaruh
dana antara hutang dengan modal dalam positif artinya makin besar rasio ini
perusahaan juga diperhitungkan dengan mengakibatkan makin besar
cermat oleh manajemen perusahaan, profitabilitas modal sendiri. Hal ini
sehingga profitabilitas tidak terjadi apabila profitabilitas ekonomi
mempengaruhi profitabilitas perusahaan. lebih tinggi dari tingkat bunga. Pengaruh
negatif terjadi dalam keadaan sebaliknya
2.2.1.2. Pengaruh Debt to Equity Ratio
yaitu profitabilitas ekonomi lebih kecil
Terhadap Profitabilitas
dari tingkat bunga. Apabila profitabilitas
(Return On Asset)
ekonomi besarnya sama persis dengan
Hipotesis kedua (H2) yang
tingkat bunga pinjaman, maka berapapun
dirumuskan bahwa DER berpengaruh
besarnya rasio hutang tidak akan
signifikan terhadap ROA pada
berpengaruh terhadap profitabilitas
perusahaan industri dan chemical yang
modal sendiri. Penelitian ini sejalan
terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun
dengan penelitian yang dilakukan oleh
2008-2010. Koefisien DER sebesar -
Wahyuni (2009) dan Hellen (2008)
0313 menunjukan hubungan yang
menyimpulkan bahwa struktur modal
negatif. Hal ini menunjukkan bahwa
(DER) berpengaruh terhadap
semakin meningkat DER maka ROA
profitabilitas.
perusahaan akan menurun dan
sebaliknya. Berdasarkan tabel 4.7 di atas
2.2.1.3. Pengaruh Current Ratio perusahaan semakin baik. Namun di sisi
Terhadap Profitabilitas lain, perusahaan kehilangan kesempatan
(Return On Asset) untuk mendapatkan tambahan laba,
karena dana yang seharusnya digunakan
Hipotesis ketiga (H3) yang untuk investasi yang menguntungkan
dirumuskan bahwa CR berpengaruh perusahaan, dicadangkan untuk
signifikan terhadap ROA pada memenuhi likuiditas. Semakin besar
perusahaan industri dan chemical yang rasio ini, semakin besar likuiditas
terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun perusahaan. Penelitian ini sejalan dengan
2008-2010. Hasil pengujian penelitian Dani (2003) yang
menggunakan program SPSS yang menyimpulkan bahwa current ratio
terlihat pada tabel 4.8, koefisien risiko berpengaruh signifikan terhadap
sebesar 0,084 menunjukan hubungan profitabilitas.
yang positif. Berdasarkan tabel 4.8. di
atas dapat dilihat t-hitung diperoleh 2.2.2 Uji Simultan (Uji-F)
sebesar 2,153 dengan nilai signifikansi
sebesar 0,017 serta t tabel yang memiliki Hasil uji F adalah sebesar 6,228
nilai 1,993 karena nilai t hitung > t tabel sedangkan nilai F-hitung adalah 2,511
(2,153 > 1,993) dengan signifikansi dengan demikian nilau F-hitung (6,228)
0,017 < 0,05 dapat disimpulkan bahwa > F-tabel (2,511) dan dilihat dari nilai
Ho ditolak dan H3 diterima. Hal ini signifikansi sebesar 0,001 < nilai α
menunjukkan bahwa current ratio (0,05) dengan demikian dapat
berpengaruh secara signifikan terhadap disimpulkan bahwa Ho ditolak dan Hi
ROA pada Perusahaan industri & diterima. Artinya seluruh variabel
chemical yang terdaftar di Bursa Efek independen yaitu WCT, DER, dan CR
Indonesia tahun 2008-2010. secara bersama-sama berpengaruh
Dengan demikian hipotesis ketiga terhadap ROA.
menunjukkan bahwa CR berpengaruh
terhadap ROA dapat diterima. Kemudian 2.2.3 Hasil Pengujian Koefisien
hasil penelitian menunjukkan bahwa Determinasi
pengaruh CR terhadap ROA adalah
signifikan. Maka hasil penelitian ini Semua variabel bebas yaitu WCT,
mendukung hipotesis yang menyatakan DER dan CR mempunyai hubungan
CR yaitu kemampuan perusahaan dalam dengan variabel terikat, yaitu
memenuhi kewajiban jangka pendek profitabilitas (ROA) pada perusahaan
berpengaruh positif dan signifikan industri dan chemical yang terdaftar di
terhadap ROA. Bursa Efek Indonesia tahun 2008-2010
Perusahaan yang memiliki rasio (Y) hal ini dapat dibuktikan melalui nilai
lancar yang semakin besar, maka koefisien korelasi berganda (R) sebesar
menunjukkan semakin besarkemampuan 0,569. Pada tabel tersebut juga dapat
perusahaan untuk memenuhi kewajiban diketahui bahwa besarnya Adjusted R
jangka pendeknya. Hal ini menunjukkan square adalah 0,307 yang artinya 30,70%
perusahaan melakukan penempatan dana variabel bebas tersebut (WCT, DER, dan
yang besar pada sisi aktiva lancar. CR) dapat menjelaskan variabel
Penempatan dana yang terlalu besar pada independen yakni ROA, sedangkan
sisi aktiva memiliki dua efek yang sisanya 69,30 % dipengaruhi oleh faktor-
sangat berlainan. Di satu sisi, likuiditas faktor lainnya seperti ROE, Perputaran
Piutang, Perputaran Persediaan, kondisi perusahaan, kebijakan dividen,
pasar, kondisi internal perusahaan dan perputaran kas, perputaran piutang
fleksibilitas keuangan. dan lain-lain.
3. Periode pengamatan sebaiknya
ditambah menjadi 5 tahun atau lebih
E. KESIMPULAN DAN SARAN untuk memperoleh hasil yang lebih
luas dan lebih lengkap.
A. Kesimpulan
1. Working Capital Turnover tidak
berpengaruh terhadap ROA. Daftar Pustaka
2. Kemampuan perusahaan dalam
memenuhi kewajiban jangka Brigham, F dan Joel F. Houston. 2006.
menengah dan jangka panjang (DER) Dasar-Dasar Manajemen
memiliki pengaruh negatif dan Keuangan. Salemba Empat.
signifikan terhadap profitabilitas Jakarta.
(ROA). Harahap. S, Syafri. 2008. Analisis Kritis
3. Likuiditas (CR) memiliki pengaruh Atas Laporan Keuangan. Raja
positif namun tidak signifikan Grafindo Persada. Jakarta.
terhadap profitabilitas (ROA). Kasmir. 2008. Analisis Laporan
Keuangan. Edisi Pertama.
B. Keterbatasan Penelitian Rajawali Pers. Jakarta.
1. Penelitian ini hanya menggunakan Nanda, Hadi. 2010. Pengaruh Struktur
perusahaan industri dan chemical Modal, Skala Perusahaan,
yang terdaftar di Bursa Efek Tingkat Perputaran Modal
Indonesia. Kerja Dan Struktur Aktiva
2. Penelitian ini hanya menggunakan 3 Terhadap Profitabilitas Pada
(tiga) variabel independen yaitu Perusahaan Property Dan Real
perputaran modal kerja, profitabilitas Estate Di BEI. Skripsi.
dan likuiditas. sementara hanyak Pekanbaru: Universitas Riau.
faktor lain yang juga dapat Nainggolan, Johan. 2010. Analisis
mempengaruhi profitabilitas. Pengaruh Rasio Likuiditas,
3. Periode pengamatan dalam penelitian Aktivitas, Solvabilitas, Leverage
ini hanya 3 (tiga) tahun, sehingga Terhadap Profitabilitas Pada
kurang mampu menggambarkan Perusahaan Basic Industry Dan
kondisi sebenarnya. Chemical Di BEI. Skripsi.
Pekabaru: Universitas Riau.
C. Saran
Nugroho, Elfianto. 2011. Analisis
1. Untuk penelitian selanjutnya dapat
Pengaruh Likuiditas,
menggunakan sampel perusahaan lain
Pertumbuhan Penjualan,
atau seluruh perusahaan di BEI untuk
Perputaran Modal Kerja,
dijadikan sampel.
Ukuran Perusahaan dan
2. Bagi peneliti selanjutnya agar dapat
Leverage Terhadap
melakukan pengujian dengan
Profitabilitas Perusahaan
menggunakan variabel-variabel lain
Manufaktur di BEI. Skripsi.
yang mungkin memiliki pengaruh
Semarang: Universitas
yang lebih besar terhadap
Diponegoro.
profitabilitas seperti ukuran
Nurcahyo, Niko. 2009. Analisis Kinerja Terdapat Di Bursa Efek Jakarta.
Likuiditas, Aktivitas, Skripsi. Semarang: Universitas
Rentabilitas, Dan Analisis Negeri Semarang.
Hubungan Modal Kerja Rahma, Aulia. 2011. Analisis Pengaruh
Terhadap Laba Perusahaan Manajemen Modal Kerja
Pada Industri Otomotif di BEI. Terhadap Profitabilitas
Jurnal Akuntansi. Perusahaan. Skripsi. Semarang:
Pretty, Happy. 2011. Pengaruh Universitas Diponegoro
Efisiensi Modal Kerja, S. Munawir. 2007. Analisis Laporan
Likuiditas Dan Solvabilitas Keuangan. Edisi Keempat.
Terhadap Profitabilitas Liberty. Yogyakarta.
Perusahaan Perdagangan Yang Syamsudin, Lukman. 2009. Manajemen
Go-Public. Skripsi. Pekanbaru: Keuangan Perusahaan – Konsep
Universitas Riau. Aplikasi Dalam Perencanaan,
Puji. A, Herlina. 2005. Pengaruh Modal Pengawasan Dan Pengambilan
Kerja Dan Perputaran Modal Keputusan. Edisi Baru. PT. Raja
Kerja Terhadap Return On Grafindo Persada. Jakarta :
Equity (ROE) Pada Perusahaan Rajawali Pers.
Makanan Dan Minuman Yang

Anda mungkin juga menyukai