by :
Tania Iskandar
Emrinaldi Nur DP
Edfan Darlis
ABSTRACT
The purpose of this study is to obtain empirical evidence about the effect of
working capital turnover, capital structure and liquidity to profitability of industry &
chemical company listed in Indonesia Stock Exchange.
The population of this study was the entire industry & chemical company
listed in Indonesia Stock Exchange. While the sample consists of industrial &
chemical companies listed in Indonesia Stock Exchange in 2008 to 2010. Sampling
method used in this study is purposive sampling method, where the sample is selected
using specific criteria, in accordance with these criteria, the sample was 45
companies. Analysis of data using multiple linear regression model.
The results of this study is Working Capital Turnover has no effect on
profitability (Return On Asset). Company's ability to meet obligations over the
medium and long term (Debt to Equity Ratio) has a negative and significant impact
on profitability (ROA). Liquidity (Current Ratio) has a positive but not significant
effect on profitability (ROA).
Keywords: Working Capital Turnover, Debt to Equity Ratio, Current Ratio, Return
on Assets
Dependen
(Y) laba bersih After Tax
terhadap total ROA =
Total Asset
aset
perusahaan
1 WCT Besarnya WCT =
(X1) penjualan Penjualan Bersih
Perput bersih terhadap Aktiva
aktiva lancar Lancar-Htg Lancar
aran
modal setelah
kerja dikurangi
adalah hutang lancar
2 Struktur modal DER =
Strukt dalam hal ini Htg Jk Panjang &
ur ditentukan oleh Menengah
Total Ekuitas
Modal nilai DER yaitu
(X2) besarnya
hutang jangka
pjg dan
menengah
terhadap total
ekuitas
3 Likuii Kemampuan Current Asset
dtas perusahaan CR=
(X4) dalam Current
Liabilities
memenuhi
kewajiban jk
pendek
5. Uji Kualitas Data 5.2.2. Autokorelasi
Sebelum melakukan pengujian Pengujian ini bertujuan untuk
hipotesis, dilakukan terlebh dahulu mengetahui ada atau tidaknya korelasi
pengujian empat asumsi klasik regresi antara data yang diurutkan berdasarkan
berganda, yaitu : urutan waktu (time series). Pengujian ini
dilakukan dengan Durbin-Watson (D-W
5.1. Uji Normalitas stat) dengan rumus :
Pengujian bertujuan untuk menguji Dimana :
apakah dalam sebuah model regresi, d = Nilai D-W Stat
variabel dependen, variabel independen e = Nilai residu dari persamaan regresi
atau keduanya mempunyai distribusi pada periode t
normal atau tidak. Model regresi yang e = Nilai residu dari persamaan regresi
baik adalah yang memiliki distribusi pada periode t-1
normal atau mendekati normal. Untuk mengambil keputusan ada
Pengujian normalitas dilakukan dengan tidaknya auto korelasi,ada pertimbangan
uji one-sample kolmogorove smirnov, yang harus dipatuhi, antara lain :
Hipotesis yang diajukan adalah sebagai Jika angka D-W di bawah -2, berarti
berikut: terdapat autokorelasi positif.
Ho : Data X berdistribusi normal. Jika angka D-W di antara -2 sampai +2,
Ha : Data X tidak berdistribusi normal. berarti tidak ada korelasi.
Adapun kriteria pengujia hipotesis Jika angka D-W di atas +2, berarti ada
adalah sebagai berikut: korelasi negatif.
1. Jika tingkat Asym Sig (2-tailed) ≥
0.05 maka data dikatakan 5.2.3 Uji Heteroskedastisitas
berdistribusi normal
2. Jika tingkat Asym Sig (2-tailed) ≤ Untuk menguji varians dari suatu
0.05 maka data dikatakan tidak model regresi, apakah terjadi
berdistribusi normal ketidaksamaan varian dari residual 1
pengamatan ke pengamatan lain. Jika
5.2. Uji Asumsi Klasik suatu model regresi baik, maka tidak
5.2.1. Uji Multikolinearitas dapat terheteroskedastisitas. Pengujian
Pengujian ini bertujuan untuk varians ini dapat dilakukan dengan
menguji apakah model regresi menggunakan metode grafik. Apabila
ditemukan adanya korelasi antar variabel data menyebar tidak mengikuti pola-pola
bebas (independen). Salah satu asumsi tertentu, bergelombang dan menyempit
yang penting terutama untuk model serta berada di atas atau dibawah angka
regresi berganda adalah bahwa variabel- nol, maka tidak terjadi
variabel independen dalam model itu heteroskedastisitas.
tidak berkorelasi secara sempurna atau Selain dengan menggunakan analisis
diasumsikan tidak ada multikolinearitas, grafik, pengujian heterokedastisitas
Pengujian multikolinearitas mengguna dapat dilakukan dengan Uji Glejser. Uji
kan Variance Inflation Factor (VIF). ini mengusulkan untuk meregresi nilai
Apabila nilai VIF lebih kecil dari 5, absolut residual terhadap variabel
berarti tidak terdapat multikolinearitas independen. Jika variabel independen
antar variabel independen. signifikan secara statistik mempengaruhi
variabel dependen, maka ada indikasi
terjadi heterokedastisitas. Jika
probabilitas signifikansinya di atas berpengaruh signifikan terhadap variabel
tingkat kepercayaan 5%, maka dapat dependen. Hipotesis yang akan
disimpulkan model regresi tidak digunakan adalah:
mengandung heterokedastisitas (Ghozali, Ho : Tidak ada pengaruh yang
2006). signifikan antara variable
independen terhadap variable
6. Metode Analisis Data dependen perusahaan industri dan
Untuk menguji model pengaruh chemical di BEI
dan hubungan variabel bebas yang lebih H1 : Terdapat pengaruh yang signifikan
dari dua variabel terhadap variabel antara variable independen
dependen, digunakan persamaan regresi terhadap variable dependen
linear berganda (multiple linear perusahaan industri dan chemical
regression method), sebagai berikut : di BEI
Y= a + b1.X1 + b2.X2 + b3X3 + e Level of significan yang digunakan
Dimana : adalah 5% dan dasar pengambilan
Y = Profitabilitas yang diwakili Return keputusan Ha (H1) diterima atau ditolak
On Assets dengan membandingkan ttabel dengan thitung
a = konstanta persamaan regresi apabila:
b1-b3 = koefisien pada setiap variabel
Jika thitung ttabel , maka Ha diterima dan
X1 = Perputaran Modal Kerja (Working Ho ditolak
Capital Turnover)
Jika thitung ttabel , maka Ha ditolak dan
X2 = Struktur Modal (Debt Equity
Ho diterima.
Ratio)
X3 = Likuiditas (Current Ratio)
7. Koefesien determinasi dan
E = Perkiraan kemungkinan error
Koefesien Korelasi Parsial
7. Pengujian Hipotesis
Koefesien determinasi (R2) dalam
Sebelum melakukan pengujian
penelitian ini digunakan untuk
hipotesis yang diajukan dalam penelitian
mengetahui seberapa besar pengaruh
ini, maka dilakukan pengujian model
variabel independen terhadap variabel
terlebih dahulu. Pengolahan data dengan
dependen (Gujarati (2005).Jika
menggunakan Multiple Regression
koefesien determinasi sama dengan nol
dengan bantuan SPSS Version 17. Uji t
(R2=0) berarti variabel independen tidak
dilakukan untuk mengetahui apakah
memiliki pengaruh sama sekali terhadap
variabel independen mampu
variabel dependennya.Sebaliknya
mempengaruhi variabel dependen secara
apabila koefesien determinasi sama
individual. Pada penelitian ini terdapat
dengan satu (R2=1) berate variabel
enam hipotesis yang akan diuji.
dependen 100% dipengaruhi oleh
Hipotesis pertama sampai dengan
variabel independen.
hipotesis keenam akan dilakukan dengan Oleh karena itu, nilai koefesien
pengujian variabel secara parsial (uji t). determinasi berpisah antara 0 dan
Yang mana uji signifikan t (parsial) 1.Untuk mengetahui variabel independen
untuk H1 sampai dengan H3 adalah yang paling berpengaruh terhadap
sebagai berikut: variabel dependen dapat dilihat dari
Pengujian hipotesis untuk melihat
koefesien korelasi parsialnya
apakah variabel independen perputaran
(R).Variabel independen yang memiliki
koefesien korelasi parsial yang paling logaritma natural. Dengan mentrans-
besar merupakan variabel independen formasikan persamaan kedalam bentuk
yang paling berpengaruh terhadap logaritma natural, data-data outlier (data
variabel dependen. yang terlalu ekstrim) akan diketahui dan
kemudian dihilangkan. Nilai signifikansi
8. Tahap-tahap Pengolahan Data berada di atas 0,05 atau 5% dengan
1. Mengumpulkan laporan keuangan demikian data tersebut telah terdistribusi
perusahaan yang akan diteliti dari dengan normal, sehingga data dapat
tahun 2008-2019 digunakan untuk penelitian selanjutnya
2. Mencatat nilai rasio-rasio keuangan
yang menjadi variabel penelitian 1.2.2. Pengujian Asumsi Klasik
dalam bentuk tabel 1.2.2.1 Pengujian Multikoleniaritas
3. Menguji normalitas data dengan
menggunakan uji Kolmogorov- Uji multikolinieritas dihitung melalui
Smirnov program SPSS dan hasilnya nilai VIF
4. Menguji asumsi klasik (Variance Inflation Factor) tidak
multikolinieritas dengan terdapat (terbebas dari) multikolinieritas
menggunakan data VIF dan tolerance. pada model regresi linear berganda yang
5. Menguji korelasi dengan uji dibuat karena nilai VIF yang ada
autokorelasi menggunakan nilai mempunyai nilai di atas angka 1 dan
Durbin Watson dibawah angka 10 atau memiliki angka
6. Menguji heteroskedastisitas dengan tolerance yang melebihi angka 0,01 dan
menggunakan uji Glejser tidak melebihi angka 1.
7. Melakukan uji regresi linier berganda
8. Pengujian secara parsial hipotesis 1 1.2.2.2 Pengujian Heteroskedastisitas
hingga hipotesis keempat Uji heterokedastisitas dapat
menggunakan uji-t dilakukan dengan menggunakan uji
9. Menguji koefisien determinasi Gljser dan grafik scatter plot. Hasil uji
glejser, dapat dilihat bahwa nilai
signifikansi berada di atas nilai α (0,05),
D.HASIL PENELITIAN DAN dengan demikian data yang digunakan
PEMBAHASAN terbebas dari heteroskedastisitas, dan
1. Hasil Penelitian layak untuk dilakukan analisa regresi
1.1. Hasil Pengujian Normalitas Data berganda.
Uji normalitas digunakan untuk Selain menggunakan uji Glejser,
menguji apakah dalam model regresi, pengujian juga dapat dilakukan dengan
variabel dependen, variabel independen menggunakan grafik scatter plot.
atau keduanya mempunyai distribusi Berdasar hasil yang ditunjukkan dalam
yang normal. Nilai signifikansi berada di grafik scatter plot semua titik-titik data
bawah 0,05 atau 5% dengan demikian menyebar dan tidak membentuk pola
data tersebut tidak terdistribusi dengan tertentu, sehingga dapat disimpulkan
normal. Agar data yang digunakan bahwa semua variabel bebas tersebut
memiliki distribusi yang normal maka tidak terjadi heteroskedastisitas dalam
dilakukan transformasi data dengan cara varian kesalahan. Dimana hal ini
mentransformasikan variabel dependen mengindikasikan bahwa model tersebut
dan variabel independen menjadi bentuk tidak terdapat heterokedastititas.
1.2.2.3. Pengujian Autokorelasi
Dari hasil perhitungan dengan Tabel 4.5.
menggunakan program SPSS diperoleh Pengujian Hipotesis
nilai d hitung sebesar = 1,563. Jika d Hipotesis Β P Value Kesimpulan
terletak antara dL dan dU, maka H1 0,112
0,166
Tidak
hipotesis nol diterima yang berarti tidak Berpengaruh
H2 -0,313 0,066 Berpengaruh
ada autokorelasi. Berdasarkan tabel DW H3 0,238 0,017 Berpengaruh
untuk n=132 dan k=3 diperoleh angka Sumber : Data Olahan, (Lampiran 5)
dL sebesar 1,46 dan dU sebesar 1,77
dengan demikian nilai terletak diantara 2.1.1.1 Pengaruh Working Capital
nilai dL dan dU, untuk itu diputuskan Turn Over Terhadap
bahwa model ini tidak terjadi Profitabilitas (Return On
autokorelasi. Asset)
Hipotesis pertama (H1) yang
B. Pengujian Hipotesis dirumuskan bahwa Working Capital
Berdasarkan hasil perhitungan Turnover tidak berpengaruh terhadap
dengan Program SPSS for Windows ROA pada perusahaan industri dan
versi 18 diperoleh koefisien-koefisien chemical yang terdaftar di Bursa Efek
pada persamaan Regresi Linear Indonesia tahun 2008-2010. Koefisien
Berganda sebagaimana tabel berikut : WCT sebesar 0,112 menunjukan
hubungan yang positif. Hal ini
Tabel 4.4. menunjukkan bahwa semakin meningkat
Hasil Pengujian Regresi Linear Berganda WCT maka ROA perusahaan akan
meningkat. Sebaliknya jika WCT
Unstandardized Standardize menurun maka ROA juga akan
Coefficients d
Coefficients mengalami penurunan. Berdasarkan
Model t Sig.
B Std. Error Beta tabel 4.6 di atas dapat dilihat t-hitung
1 (Constant) 0.259 0.796 0.326 0.74 diperoleh sebesar 1,393 dengan nilai
5
LnWCT 0.112 0.081 0.117 1.393 0.16
signifikansi sebesar 0,166 serta t-tabel
6 yang memiliki nilai 1,993 karena nilai t
a.LnDER
Dependent -0.313 0.111 -0.264 -2.814 0.00 hitung < t tabel (1,393 < 1,993) dengan
Variable: LnROA signifikansi 0,166 > 0,05 dapat
Sumber : Data Olahan, (Lampiran 5) disimpulkan bahwa Ho diterima dan H1
Berdasarkan tabel diatas maka ditolak. Hal ini menunjukkan bahwa
diperoleh persamaan regresi berganda WCT tidak berpengaruh dan signifikan
adalah sebagai berikut : terhadap ROA pada perusahaan industri
Y = 0,259+ 0,112X1 - 0,313X2 + 0,238X3
dan chemical yang terdaftar di Bursa
Efek Indonesia tahun 2008-2010.
2.1. Hasil Penelitian dan Pembahasan Dengan demikian hipotesis pertama
2.1.1. Pengujian Secara Parsial menunjukkan bahwa WCT berpengaruh
Pada bagian ini akan dikemukakan positif terhadap ROA tidak dapat
pembahasan yang merupakan pengujian diterima. Modal Kerja (Working Capital
hipotesis terhadap hasil penelitian. Turnover) perusahaan menunjukkan
Berdasarkan hasil pengujian dengan tingkat efektivitas yang ada pada
menggunakan program SPSS, maka perusahaan. Semakin tinggi tingkat
diperoleh hasil sebagai berikut : Working Capital Turnover yang ada
pada perusahaan, semakin besar aliran
kas yang diterima perusahaan berarti dapat dilihat t-hitung diperoleh sebesar
perusahaan semakin elektif dalam 2,814 dengan nilai signifikansi sebesar
mengelola aktivitas transaksi yang ada di 0,006 serta t-tabel yang memiliki nilai
perusahaan. Adanya tingkat Working 1,993 karena nilai t hitung > t tabel
Capital Turnover yang tinggi (2,814 > 1,993) dengan signifikansi
menunjukkan kesempatan bertumbuhnya 0,006 < 0,05 dapat disimpulkan bahwa
profitabilitas perusahaan yang tinggi Ho ditolak dan H2 diterima. Hal ini
pada masa mendatang. menunjukkan bahwa DER berpengaruh
Penelitian ini sejalan dengan secara signifikan terhadap ROA pada
penelitian Setiani (2010) yang perusahaan industri dan chemcial yang
menyimpulkan bahwa perputaran modal terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun
kerja (working capital turnover) tidak 2008-2010.
berpengaruh signifikan terhadap Dengan demikian hipotesis kedua
profitabilitas. Hal ini karena pada menunjukkan bahwa DER berpengaruh
perusahaan industri dan chemical negatif terhadap ROA dan pengaruh
periode perputaran modal kerja cukup tersebut signifikan sehingga hipotesis
panjang. Pada perusaahaan industry dan kedua dapat diterima. Hasil penelitian ini
chemical, sebagian besar perusahaan mendukung hipotesis yang menyatakan
memiliki porsi aktiva lancar seimbang DER mempengaruhi ROA perusahaan.
dibandingkan dengan total aktiva. Besarnya profitabilitas modal
Sehingga kemampuan perusahaan dalam sendiri selain dipengaruhi ekonomi juga
membayar kewajiban semakin baik, dipengaruhi oleh struktur modal dalam
kemudian kemungkinan perusahaan hal ini rasio hutang jangka panjang
memperoleh tambahan laba juga akan dengan modal sendiri. Pengaruh rasio
semakin baik karena tingkat penjualan hutang terhadap profitabilitas modal
yang memiliki prospek yang baik pula. sendiri dapat positif, negatif ataupun
Selain itu adanya keputusan penggunaan tidak berpengaruh sama sekali. Pengaruh
dana antara hutang dengan modal dalam positif artinya makin besar rasio ini
perusahaan juga diperhitungkan dengan mengakibatkan makin besar
cermat oleh manajemen perusahaan, profitabilitas modal sendiri. Hal ini
sehingga profitabilitas tidak terjadi apabila profitabilitas ekonomi
mempengaruhi profitabilitas perusahaan. lebih tinggi dari tingkat bunga. Pengaruh
negatif terjadi dalam keadaan sebaliknya
2.2.1.2. Pengaruh Debt to Equity Ratio
yaitu profitabilitas ekonomi lebih kecil
Terhadap Profitabilitas
dari tingkat bunga. Apabila profitabilitas
(Return On Asset)
ekonomi besarnya sama persis dengan
Hipotesis kedua (H2) yang
tingkat bunga pinjaman, maka berapapun
dirumuskan bahwa DER berpengaruh
besarnya rasio hutang tidak akan
signifikan terhadap ROA pada
berpengaruh terhadap profitabilitas
perusahaan industri dan chemical yang
modal sendiri. Penelitian ini sejalan
terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun
dengan penelitian yang dilakukan oleh
2008-2010. Koefisien DER sebesar -
Wahyuni (2009) dan Hellen (2008)
0313 menunjukan hubungan yang
menyimpulkan bahwa struktur modal
negatif. Hal ini menunjukkan bahwa
(DER) berpengaruh terhadap
semakin meningkat DER maka ROA
profitabilitas.
perusahaan akan menurun dan
sebaliknya. Berdasarkan tabel 4.7 di atas
2.2.1.3. Pengaruh Current Ratio perusahaan semakin baik. Namun di sisi
Terhadap Profitabilitas lain, perusahaan kehilangan kesempatan
(Return On Asset) untuk mendapatkan tambahan laba,
karena dana yang seharusnya digunakan
Hipotesis ketiga (H3) yang untuk investasi yang menguntungkan
dirumuskan bahwa CR berpengaruh perusahaan, dicadangkan untuk
signifikan terhadap ROA pada memenuhi likuiditas. Semakin besar
perusahaan industri dan chemical yang rasio ini, semakin besar likuiditas
terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun perusahaan. Penelitian ini sejalan dengan
2008-2010. Hasil pengujian penelitian Dani (2003) yang
menggunakan program SPSS yang menyimpulkan bahwa current ratio
terlihat pada tabel 4.8, koefisien risiko berpengaruh signifikan terhadap
sebesar 0,084 menunjukan hubungan profitabilitas.
yang positif. Berdasarkan tabel 4.8. di
atas dapat dilihat t-hitung diperoleh 2.2.2 Uji Simultan (Uji-F)
sebesar 2,153 dengan nilai signifikansi
sebesar 0,017 serta t tabel yang memiliki Hasil uji F adalah sebesar 6,228
nilai 1,993 karena nilai t hitung > t tabel sedangkan nilai F-hitung adalah 2,511
(2,153 > 1,993) dengan signifikansi dengan demikian nilau F-hitung (6,228)
0,017 < 0,05 dapat disimpulkan bahwa > F-tabel (2,511) dan dilihat dari nilai
Ho ditolak dan H3 diterima. Hal ini signifikansi sebesar 0,001 < nilai α
menunjukkan bahwa current ratio (0,05) dengan demikian dapat
berpengaruh secara signifikan terhadap disimpulkan bahwa Ho ditolak dan Hi
ROA pada Perusahaan industri & diterima. Artinya seluruh variabel
chemical yang terdaftar di Bursa Efek independen yaitu WCT, DER, dan CR
Indonesia tahun 2008-2010. secara bersama-sama berpengaruh
Dengan demikian hipotesis ketiga terhadap ROA.
menunjukkan bahwa CR berpengaruh
terhadap ROA dapat diterima. Kemudian 2.2.3 Hasil Pengujian Koefisien
hasil penelitian menunjukkan bahwa Determinasi
pengaruh CR terhadap ROA adalah
signifikan. Maka hasil penelitian ini Semua variabel bebas yaitu WCT,
mendukung hipotesis yang menyatakan DER dan CR mempunyai hubungan
CR yaitu kemampuan perusahaan dalam dengan variabel terikat, yaitu
memenuhi kewajiban jangka pendek profitabilitas (ROA) pada perusahaan
berpengaruh positif dan signifikan industri dan chemical yang terdaftar di
terhadap ROA. Bursa Efek Indonesia tahun 2008-2010
Perusahaan yang memiliki rasio (Y) hal ini dapat dibuktikan melalui nilai
lancar yang semakin besar, maka koefisien korelasi berganda (R) sebesar
menunjukkan semakin besarkemampuan 0,569. Pada tabel tersebut juga dapat
perusahaan untuk memenuhi kewajiban diketahui bahwa besarnya Adjusted R
jangka pendeknya. Hal ini menunjukkan square adalah 0,307 yang artinya 30,70%
perusahaan melakukan penempatan dana variabel bebas tersebut (WCT, DER, dan
yang besar pada sisi aktiva lancar. CR) dapat menjelaskan variabel
Penempatan dana yang terlalu besar pada independen yakni ROA, sedangkan
sisi aktiva memiliki dua efek yang sisanya 69,30 % dipengaruhi oleh faktor-
sangat berlainan. Di satu sisi, likuiditas faktor lainnya seperti ROE, Perputaran
Piutang, Perputaran Persediaan, kondisi perusahaan, kebijakan dividen,
pasar, kondisi internal perusahaan dan perputaran kas, perputaran piutang
fleksibilitas keuangan. dan lain-lain.
3. Periode pengamatan sebaiknya
ditambah menjadi 5 tahun atau lebih
E. KESIMPULAN DAN SARAN untuk memperoleh hasil yang lebih
luas dan lebih lengkap.
A. Kesimpulan
1. Working Capital Turnover tidak
berpengaruh terhadap ROA. Daftar Pustaka
2. Kemampuan perusahaan dalam
memenuhi kewajiban jangka Brigham, F dan Joel F. Houston. 2006.
menengah dan jangka panjang (DER) Dasar-Dasar Manajemen
memiliki pengaruh negatif dan Keuangan. Salemba Empat.
signifikan terhadap profitabilitas Jakarta.
(ROA). Harahap. S, Syafri. 2008. Analisis Kritis
3. Likuiditas (CR) memiliki pengaruh Atas Laporan Keuangan. Raja
positif namun tidak signifikan Grafindo Persada. Jakarta.
terhadap profitabilitas (ROA). Kasmir. 2008. Analisis Laporan
Keuangan. Edisi Pertama.
B. Keterbatasan Penelitian Rajawali Pers. Jakarta.
1. Penelitian ini hanya menggunakan Nanda, Hadi. 2010. Pengaruh Struktur
perusahaan industri dan chemical Modal, Skala Perusahaan,
yang terdaftar di Bursa Efek Tingkat Perputaran Modal
Indonesia. Kerja Dan Struktur Aktiva
2. Penelitian ini hanya menggunakan 3 Terhadap Profitabilitas Pada
(tiga) variabel independen yaitu Perusahaan Property Dan Real
perputaran modal kerja, profitabilitas Estate Di BEI. Skripsi.
dan likuiditas. sementara hanyak Pekanbaru: Universitas Riau.
faktor lain yang juga dapat Nainggolan, Johan. 2010. Analisis
mempengaruhi profitabilitas. Pengaruh Rasio Likuiditas,
3. Periode pengamatan dalam penelitian Aktivitas, Solvabilitas, Leverage
ini hanya 3 (tiga) tahun, sehingga Terhadap Profitabilitas Pada
kurang mampu menggambarkan Perusahaan Basic Industry Dan
kondisi sebenarnya. Chemical Di BEI. Skripsi.
Pekabaru: Universitas Riau.
C. Saran
Nugroho, Elfianto. 2011. Analisis
1. Untuk penelitian selanjutnya dapat
Pengaruh Likuiditas,
menggunakan sampel perusahaan lain
Pertumbuhan Penjualan,
atau seluruh perusahaan di BEI untuk
Perputaran Modal Kerja,
dijadikan sampel.
Ukuran Perusahaan dan
2. Bagi peneliti selanjutnya agar dapat
Leverage Terhadap
melakukan pengujian dengan
Profitabilitas Perusahaan
menggunakan variabel-variabel lain
Manufaktur di BEI. Skripsi.
yang mungkin memiliki pengaruh
Semarang: Universitas
yang lebih besar terhadap
Diponegoro.
profitabilitas seperti ukuran
Nurcahyo, Niko. 2009. Analisis Kinerja Terdapat Di Bursa Efek Jakarta.
Likuiditas, Aktivitas, Skripsi. Semarang: Universitas
Rentabilitas, Dan Analisis Negeri Semarang.
Hubungan Modal Kerja Rahma, Aulia. 2011. Analisis Pengaruh
Terhadap Laba Perusahaan Manajemen Modal Kerja
Pada Industri Otomotif di BEI. Terhadap Profitabilitas
Jurnal Akuntansi. Perusahaan. Skripsi. Semarang:
Pretty, Happy. 2011. Pengaruh Universitas Diponegoro
Efisiensi Modal Kerja, S. Munawir. 2007. Analisis Laporan
Likuiditas Dan Solvabilitas Keuangan. Edisi Keempat.
Terhadap Profitabilitas Liberty. Yogyakarta.
Perusahaan Perdagangan Yang Syamsudin, Lukman. 2009. Manajemen
Go-Public. Skripsi. Pekanbaru: Keuangan Perusahaan – Konsep
Universitas Riau. Aplikasi Dalam Perencanaan,
Puji. A, Herlina. 2005. Pengaruh Modal Pengawasan Dan Pengambilan
Kerja Dan Perputaran Modal Keputusan. Edisi Baru. PT. Raja
Kerja Terhadap Return On Grafindo Persada. Jakarta :
Equity (ROE) Pada Perusahaan Rajawali Pers.
Makanan Dan Minuman Yang