Anda di halaman 1dari 25

DERMATITIS

Oleh kelompok 3
Konsep Dasar
Medik
PENGERTIAN DERMATITIS
Dermatitis adalah peradangan kulit (epidermis dan dermis) sebagai
respon terhadap pengaruh faktor eksogen dan atau faktor endoge,
menimbulkan kelainan klinis berupa efloresensi polimorfik (eritema,
edema, papula, vesikel, skuama, likenifiksasi) dan keluhan gatal.
Dermatitis cenderung residif dan menjadi kronis. (Djuanda Adhi, 2010)

Dermatitis atau lebih dikenal sebagai eksim merupakan penyakit


kulit yang mengalami peradangan karena bermacam sebab dan timbul
dalam berbagai jenis, terutama kulit yang kering, umunya berupa
pembengkakan, memerah, dan gatal pada kulit (Widhya, 2011).
ANATOMI DAN FISIOLOGI

You can simply


impress your audience
and add a unique zing
and appeal to your
Reports.
KLASIFIKASI DERMATITIS
1. Contact Dermatitis
Dermatitis kontak adalah dermatitis yang di sebabkan oleh bahan/substansi yang menempel pada
kulit. Dermatitis yang muncul di picu alergen (penyebab alergi) tertentu seperti racun yang terdapat
pada tanaman merambat atau detergen. Indikasi dan gejala antara kulit memerah dan gatal. Jika
memburuk, penderita akan mengalami papula. Disebabkan kontak langsung dengan salah satu
penyebab iritasi pada kulit atau alergi. Contohnya sabun cuci/ detergen, sabun mandi atau pembersih
lantai. Alergennya bisa berupa karet, logam, perhiasan, parfum, kosmetik atau rumput.
2. Neurodermatitis
Peradangan kulit kronis, gatal, sirkumstrip, ditandai dengan kulit tebal dan garis kulit tampak lebih
menonjol (likenifikasi) menyerupai kulit batang kayu. Akibat garukan atau gosokan yang berulang-
ulang karena berbagai rangsangan pruritogenik. Timbul karena goresan pada kulit secara berulang,
bisa berwujud kecil, datar dan dapat berdiameter sekitar 2,5 sampai 25 cm. penyakit ini muncul saat
sejumlah pakaian ketat yang kita kenakan menggores kulit sehingga irirtasi. Irirtasi ini memicu kita
untuk menggaruk bagian yang terasa gatal. Biasanya muncul pada pergelangan tangan, lengan dan
bagian belakang dari leher.
LANJUTAN

3. Seborrheich Dermatitis
Kulit terasa berminyak dan licin; melepuhnya sisi dari hidung, antara kedua alis,
belakang telinga serta dada bagian atas. Dermatitis ini seringkali diakibatkan faktor
keturunan, muncul saat kondisi mental dalam keadaan stress atau orang yang menderita
penyakit saraf seperti Parkinson.
4. Statis Dermatitis
Merupakan dermatitis sekunder akibat isufisiensi konik vena (atau hipertensi vena)
tungkai bawah. Yang muncul dengan adanya varises, menyebabkan pergelangan kaki
dan tulang kering berubah warna, menjadi memerah atau coklat menebal dan gatal.
Dermatitis muncul ketika adanya akumulasi cairan di bawah jaringan kulit. Varises dan
kondisi kronis lain pada kaki juga menjadi penyebab.
5. Atopic Dermatitis
Merupakan keadaan peradangan kulit kronis dan resitif, disertai gatal yang umumnya
sering terjadi selama masa bayi dan anak – anak, sering berhubungan dengan
peningkatan kadar IgE dalam serum dan riwayat atopi pada keluarga atau penderita
(D.A,rhinitis alergi, atau asma bronkial). Kelainan kulit berupa papul gatal yang kemudian
mengalami ekskoriasi dan likenifikasi, distribusinya dilipatan (fleksural). Dengan indikasi
dan gejala antara lain gatal – gatal kulit menebal dan pecah-pecah. Seringkali muncul di
lipatan siku dan belakang lutut.
LANJUTAN

6. Dermatitis Okupasional
Dermatitis okupasional adalah peradangan kulit yang di akibatkan oleh lingkungan kerja
7. Dermatitid Numularis
Adalah dermatitis yang bentuknya menyerupai uang logam dan biasanya menyerang
daerah ekstremitas.
8. Dermatitis Solaris
Adalah suatu penyakit kulit berupa proses peradangan pada epidermis dan dermis
timbul akibat perjalanan pada sinar matahari yang lama.
9. Pomfoliks (eczema dishidrotik)
Suatu kondisi dengan vesikel – vesikel pada tangan dan / atau kaki yang bersifat
rekuren, akut atau kronik.
Penyebab : Stres emosi, reaksi akibat infeksi jamur atau bakteri, makanan atau obat –
obatan. Banyak pada orang dewasa, pria dan wanita. Sering pada orang – orang yang
banyak berkeringat pada tangan dan kaki dan pada orang yang cenderung mempunyai
stigma atopic.
Gejalah : pada keadaan akut timbul gelembung – gelembung pada telapak tangan dan
kaki, dan terasa sangat gatal.
ETIOLOGI

Penyebab dermatitis dapat berasal dari luar (eksogen), misalnya bahan kimia (contohnya:
detergen, asam, basa, oli, semen), fisik (sinar dan suhu), mikroorganisme (contohnya : bakteri,
jamur) dapat pula dari dalam (endogen), misalnya dermatitis atopic, sejumlah kondisi kesehatan,
alergi, factor genetic, fisik, stress, dan iritasi dapat menjadi penyebab eksim.
PATOFISIOLOGI
Dermatitis kontak iritan kelainan kulit timbul akibat kerusakan sel yang
disebabkan oleh bahan iritan melalui kerja kimiawi maupun fisik. Bahan
iritan merusak lapisan tanduk, dalam beberapa menit atau beberapa jam
bahan-bahan iritan tersebut akan berdifusi melalui membran untuk
merusak lisosom, mitokondria dan komponen-komponen inti sel. Dengan
rusaknya membran lipid keratinosit maka posfolipase akan diaktifkan dan
membebaskan asam arakidonik akan membebaskan prostaglandin dan
leukotrin yang akan menyebabkan dilatasi pembuluh darah dan tranduksi
dari faktor sirkulasi dari komplemen dan sistem kinin. Juga akan menarik
neutrofil dan limfosit serta mengaktifkan sel mast yang akan
membebaskan histamin, prostaglandin dan leukotrin. PAF akan
mengaktivasi platelet yang akan menyebabkan perubahan vaskuler. Diacil
gliserida akan merangkas ekspresi gen dan sintesis protein.
Lanjutan

Pada dermatitis kontak alergi, ada dua fase terjadinya respon imun tipe IV yang menyebabkan timbulnya lesi
dermatitis ini yaitu:
1. Fase Sensitisasi
Fase ini disebut juga fase induksi atau fase aferen. Pada fase ini terjadi sensitisasi terhadap individu yang semula
belum peka, oleh bahan kontaktan yang disebut alergen kontak atau pemeka. Terjadi bila hapten menempel pada
kulit selama 18-24 jam kemudian hapten diproses dengan jalan pinositosis atau endositosis oleh sel E
(Langerhans Epidermal), untuk mengadakan ikatan kovalen dengan protein karier yang berada di epidermis,
menjadi komplek hapten protein.
Fase Elisitasi
Fase elisitasi atau fase eferen terjadi apabila timbul pajanan kedua dari antigen yang sama dan sel yang telah
tersensitisasi telah tersedia di dalam kompartemen dermis. Sel langerhans akan mensekresi IL-1 yang akan
merangsang sel T untuk mengeksresi IL-2. Selanjutnya IL-2 akan merangsang INF (interferon) gamma. IL-1 dan
INF gamma akan merangsang keratinosit memproduksi ICAM-1 (intercellular adhesion molecule-1) yang
langsung beraksi dengan limfosit T dan leukosit, serta sekresi eikosanoid. Eikosanoid akan mengaktifkan sel
mast dan makrofag untuk melepaskan histamin sehingga terjadi vasodilatasi dan permeabilitas yang meningkat.
Akibatnya timbul berbagai macam kelainan kulit seperti eritema, edema dan vesikula yang akan tampak sebagai
dermatitis.

Portfolio Presentation
pathway

..\Documents\Pathway.docx
KOMPLIKASI
1.Gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit
2.Infeksi sekunder khususnya oleh stafilokokus aureus
3.Hiperpigmentasi atau hipopigmentasi pos inflamasi
4.Jaringan parut muncul padapaparan bahan korosif atau
ekskoriasi
M A N I F E S TA S I K L I N I S
Subjektif ada tanda-tanda radang akut terutama priuritis (sebagai pengganti
dolor). Selain itu terdapat pula kenaikan suhu (kalor), kemerahan (rubor), edema
atau pembengkakan dan gangguan fungsi kulit (function laisa). Objektif, biasanya
batas kelainan tidak tegas dan terdapat lesi polimorfi yang dapat timbul secara
serentak atau berturut-turut. Pada permulaan eritema dan edema. Edema sangat
jelas pada kulit yang longgar misalnya muka (terutama palpebra dan bibir) dan
genitalia eksterna. Infiltrasi biasanya terdiri atas papul.
Dermatitis madidans (basah) berarti terdapat eksudasi. Disana-sini terdapat
sumber dermatitis, artinya terdapat vesikel-vesikel fungtiformis yang berkelompok
yang kemudian membesar. Kelainan tersebut dapat disertai bula atau pustule, jika
disertai infeksi. Dermatitis sika (kering) berarti tidak madidans bila gelembung-
gelembung mengering maka akan terlihat erosi atau ekskoriasi dengan krusta.
Hal ini berarti dermatitis menjadi kering disebut ematitis sika. Pada stadium
tersebut terjadi deskuamasi, artinya timbul sisik.bila proses menjadi kronis tapak
likenifikasi sebagai sekuele terlihat hiperpigmentasi atau hipopigmentasi.
PENATALAKSANAAN MEDIK
1.PENCEGAHAN
Merupakan hal yang sangat penting pada
penatalaksanaan dermatitis kontak iritan dan kontak
alergik. Di lingkungan rumah, beberapa hal dapat
dilaksanakan misalnya penggunaan sarung tangan
karet diganti dengan sarung tangan plastik,
menggunakan mesin cuci, sikat bergagang panjang,
penggunaan deterjen,

2. PENGOBATAN
a. Pengobatan Topikal : kortikosteroid , radiai
ultraviolet , siklosporin A, antimiotika dan
antibiotika , imunosupresif.
b. pengobatan sistemik : antihistamin,
kortikosteroid, siklosporin, pentosiklin, FK 506
(trakolimus), ca++ antagonis, derivate vitamin D 3,
SDZ ASM 981.
Konsep Dasar
Keperawatan
Pengkajian
1. Data Demografi
2. Riwayat Kesehatan Dahulu
3. Riwayat Kesehatan Keluarga
4. Riwayat Kesehatan Sekarang
a. Keluhan utama
Pada kasus dermatitis kontak biasanya klien mengeluh kulitnya terasa gatal serta nyeri. Gejala yang
sering menyebabkan penderita datang ke tempat pelayanan kesehatan adalah nyeri pada lesi yang
timbul.
b. Riwayat keluhan utama
Provoking insiden, yang menjadi faktor presipitasi dari keluhan utama. Pada beberapa kasus dermatitis
kontak timbul lesi kulit (vesikel), terasa panas pada kulit dan kulit akan berwarna merah, edema yang
diikuti oleh pengeluaran sekret. Kembangkan pola PQRST pada setiap keluhan pasien.
5. Pengkajian Psiko-Sosio-Spiritual
6. Pemeriksaan Fisik
Kulit : pemerikasaan kulit meliputi inspeksi dan palpasi
a. Inspeksi
Hygiene kulit : penilaian atas kebersihan merupakan petunjuk umum atas kesehatan seseorang.
Kelainan yang bisa nampak pada inspeksi, yaitu:
• Makula : suatu bercak yang Nampak berwarna kemerahan, permukaan kulit datar dan ukurannya kurang
dari 1 cm, misalnya pada morbili atau campak
• Eritema : suatu bercak kemerahan yang ukurannya lebih besar dari makula, misalnya crysipelas
• Papula : suatu lesi kulit yang lebih tinggi daripada sekitarnya, misalnya gigitan
• Vesikula : suatu tonjolan kecil kurang dari 1 cm, berisi cairan yang jernih, misalnya cacar air, herpes
simpleks. Jika tonjolannyalebih dari 1 cm disebut bula, misalnya luka bakar
• Pustula : suatu tonjolan berisi cairan nanah, misalnya impetigo, jerawat, infeksi kuman staphylococcus
(bisul)
• Hiperpigmentasi : suatu daerah di kulit yang lebih tua warnanya dari kulit sekitarnya.
b. Palpasi
Pada palpasi pertama dirasakan kehangatan kulit (dingin, hangat, demam) kemudian kelembabannya,
pasien dehisrasi terasa kering dann pasien hipertiroidisme berkeringat terlalu banyak.
• Tekstur kulit dirasakan halus, lunak, lentur, pada kulit normal. Teraba kasar pada defisiensi vitamin A,
hipotitoid.
• Turgor dinilai pada kulit perut dengan cubitan ringan. Bila lambat kembali ke keadaan semula
menunjukkan turgor kulit menurun pada pasien dehidrasi.
• Krepitasi terba ada gelembung-gelembung udara di bawah kulit akibat fraktura tulang-tulang iga atau
trauma leher yang menusuk kulit sehingga udara bisa berada di bawah kulit dada.
• Edema , terkumpulnya cairan tubuh di jaringan lebih dari jumlah semestinya
Uji temple dengan bahan yang dicurigai hasilnya positif.
Dermatitis atopic : erupsi kulit yang bersipat kronik residip, pada tempat-
tempat tertentu eperti lipat sikut, lipat lutut disertai riwayat atopi pada
penderita atau keluarga nya. Penderita dermatitis atopic mengalami efek
pada sistem imunitas seluler, dimana sel TH2 akan mensekresi IL 4 yang
akan merangsang sel bentuk memproduksi IgE, dan IL-5 yang merangsang
pembentukan eosinophil. Sebaliknya jumlah sel T dalam sirkulasi menurun
dan kepekaan terhadap allergen kontak menurun.
Pemeriksaan diagnostik

Laboratorium
Darah : Hb, leukosit, hitung jenis, trombosit, elektrolit, protein total, albumin, globulin
Urin : pemeriksaan histopatologi
Biopsy kulit
Biopsy kulit merupakan salah satu cara yang bisa digunakan mencari tahu penyebab masalah kulit.
Prosedur biopsy untuk dermatitis ini dilakukan dengan mengambil sampel kulit kecil untuk dilihat dibawah
mikroskop
Tes alergi melalui kulit. Tes alergi melalui kulit dapat dilakukan dengan tes tempel. Pada tes tempel,dokter akan
menempelkan kertas yang mengandung beberapa zat allergen untuk mengidentifikasi penyebab munculnya
dermatitis kontak alergi. Setelah dua hari,kertas dilepas dan reaksi pada kulit diperiksa.
Pununjang (Pemeriksaan Histopatologi)
Pemeriksaan ini tidak memberi gambaran khas untuk diagnostik karena gambaran histopatologiknya dapat juga
terlihat pada dermatitis oleh sebab lain. Pada dermatitis akut perubahan pada dermatitis berupa edema
interseluler (spongiosis), terbentuknya vesikel atau bula, dan pada dermis terdapat dilatasi vaskuler disertai
edema dan infiltrasi perivaskuler sel-sel mononuclear. Dermatitis sub akut menyerupai bentuk akut dengan
terdapatnya akantosis dan kadang-kadang parakeratosis, spongiosis ringan, tidak tampak adanya vesikel dan
pada dermis dijumpai infiltrasi perivaskuler, pertambahan kapiler dan fibrosis.

Portfolio Presentation
Diagnosa keperawatan

Risiko infeksi b.d. peningkatan


01 paparan organisme pathogen
lingkungan
Nyeri akut b.d. agen pencedera
02 fisiologis (misalnya inflamasi)

03 Pola napas tidak efektif b.d.


hambatan upaya napas Gangguan integritas kulit/jaringan
(kelemahan otot napas) 04 b.d. perubahan sirkulasi akibat
lesi pada kulit

5 Gangguan citra tubuh b.d.


penampakan kulit yang tidak bagus
Rencana keperawatan
n DK Tujuan Intervensi Rasional
o
1 Risiko infeksi b.d. Setelah dilakukan asuhan 1. Kaji tanda-tanda 1. Untuk mengetahui tanda infeksi
peningkatan paparan keperawatan selama ….x24 infeksi : suhu tubuh, dan perubahan suhu tubuh, nyeri,
organisme pathogen jam, diharapkan akan nyeri, perdarahan, perdarahan serta mengetahui hasil
lingkungan menangani dan meminimalkan dan pemeriksaan abnormal yang terjadi pada pasien.
komplikai dan mencegah laboratorium. 2. Mengetahui tanda dan gejala
terjadinya penyebaran infeksi 2. Monitor tanda dan infeksi pada pasien.
dengan kriteria hail : gejala infeksi 3. Untuk mengetahui jumlah WBC.
1. Mengenali tanda dan sistemik dan local. 4. Memulihkan kondisi pasien.
gejala yang 3. Menaikkan asupan 5. Memberikan antibiotic yang sesuai.
mengindikasikan resiko gizi yang cukup dan
dalam penyebaran infeksi. cairan yang sesuai.
2. Mengetahui cara 4. Monitor hitung
mengurangi penularan granulosit, WBC.
infeksi. 5. Kolaborasi
3. Mengetahui aktivitas yang pemberian antibiotic
dapat meningkatkan yang sesuai.
infeksi
Nyeri Sesudah dilakukan 1. Ajarkan klien 1. Relaksasi napas
2
akut b.d. tindakan keperawatan teknik relaksasi dalam merupakan
agen selama ….x24 jam nafas dalam. tindakan
pencede maka meri yang di di 2. Beri kompres penurunan nyeri.
ra alami berkurang hangat pada 2. Merupakan
fisiologi dengan kriteria hasil : bagian yang tindakan untuk
s 1. Klien sudah tidak nyeri. menigkatkan
(misalny mengalami gelisah. 3. Kolaborasi sirkulasi dan
a 2. Klien dapat dalam relaksaki otot
inflamas beraktivitas kembali pemberian 3. Analgesik dapat
i) seperti biasanya. analgesik. menurunkan nyeri
3. Skala nyeri klien
berkurang atau
hilang.
3 Pola napas Setelah dilakukan 1. Evaluasi fungsi 1. Distress pernapasan dan tanda vital
tidak efektif asuhan keperawatan pernapasan, catat dapat terjadi sebagai akibat stress
b.d. selama …x24 jam, kecepatan pernapasan fisiologi dn nyeri atau dapat
hambatan klien tidak mengeluh serak, dyspnea, dan menunjukkan terjadinya syok
upaya napas sesak dan pola nafas perubahan tanda vital. sehubungan dengan perdarahan.
(kelemahan klien kembali efektif 2. Auskultasi bunyi napa 2. Bunyi napas menurun/taka da bila jalan
otot napas) dalam batas dan catat bunyi napas napas abstruksi sekunder terhadap
normal(16- tambahan. perdarahan, bekuan, atau kolaps jalan
20x/permenit) 3. Tinggikan kepala tempat napas kecil.
dengan kriteria hasil tidur. Letakkan pada 3. Merangsang fungsi pernapasan/
: posisi semi fowler. ekspansi paru.
1. Pola nafas 4. Bantu klien untuk 4. Meningkatkan kemampuan pernapasan.
kembali efektif. melakukan napas 5. Memberikan pasokan oksigen.
2. Mengekpresikan dalam.
redanya perasaan 5. Berikan tambahan
sesak.. oksigen.
3. Klien tidak
mengeluh sesak.
Evaluasi
1. Memiliki pemahaman terhadap perawatan kulit.
2. Mengikuti terapi dan dapat menjelaskan alasan terapi.
3.Melaksanakan mandi, pembersihan dan balutan basah
sesuai program.
4. Menggunakan obat topikal dengan tepat.
5. Memahami pentingnya nutrisi untuk kesehatan kulit.
THANK YOU

Anda mungkin juga menyukai