Anda di halaman 1dari 13

Pencemaran

2.2.1 Definisi Pencemaran

Pencemaran merupakan kemasukan bahan pencemar seperti bahan kimia,suara,panas, cahaya dan
tenaga ke dalam alam sekitar yang mengakibatkan kesan yang memusnahkan sehingga membahayakan
kesehatanmanusia, mengancam sumber alam dan ekosistem, serta mengganggu alam sekitar.

Definisi pencemaran yang lebih jelas adalah menurut Akta Kualiti Alam Sekitar 1974 yang menyatakan
bahwa pencemaran adalah perubahan secara langsung atau tidak langsung kepada sifat-sifat fisik, kimia,
biologi atau radiasi dari bagian alam sekeliling dengan cara melepaskan, mengeluarkan atau meletakkan
buangan hingga menimbulkan suatu keadaan berbahaya atau mungkin berbahaya pada kesehatan,
keselamatan atau kebaikan alam atau organisme-organisme lain, tumbuhan dan hewan.

2.2.2 Jenis Pencemaran

Terdapat beberapa bentuk pencemaran yang mengancam bumi, yaitu :

Pencemaran udara, yaitu pembebasan bahan kimia berbahaya atau benda asing lain ke dalam atmosfer.
Contoh-contoh bahan pencemar termasuk karbon monoksida, sulfur dioksida, klorofluorokarbon (CFC),
nitrogen dioksida yang dikeluarkan oleh kenderaan dan kilang industri.

Pencemaran air, seperti kebocoran dan pembuangan bahan kimia ke dalam sumber air atau fenomenon
eutrofikasi, hingga mengubah kandungan, keadaan dan warnanya sama ada dari segi biologi, kimia atau
fisik.

Pencemaran tanah, yaitu peresapan bahan kimia bahaya seperti logam berat, hidrokarbon dan racun
serangga ke dalam tanah, sehingga terjadinya pertukaran warna, kesuburan dan erosi.

Pencemaran radioaktif, yaitu pelepasan bahan radioaktif ke dalam alam sekeliling.

Pencemaran bunyi yang disebabkan hingar jalan raya, pesawat dan industri, biasanya melebihi 80 dB.

Pencemaran cahaya yang disebabkan penyinaran (iluminasi) berlebihan, lazimnya di kota besar.
Pencemaran termal, yaitu perubahan suhu akibat kegiatan manusia, seperti penggunaan air sebagai
bahan pendingin dalam bejana kuasa elektrik.

Pencemaran visual, yaitu pemusnahan fisikalam dan perusakan keindahan alam. Yang termasuk sampah
yang berceceran dan papan iklan.

Cara tejadinya percemaran dibagi menjadi dua yaitu pencemaran oleh faktor alami, seperti akibat
bencana alam dan pencemaranoleh factor manusia. Pencemaran ini juga disebabkan sikap segelintir
kaum manusia yang tidak memiliki sikap bergantung jawab maupun cinta akan Negara.

2.2.3 Dampak Pencemaran

Dampak pencemaran lingkungan tidak hanya berpengaruh dan berakibat kepada lingkungan alam saja,
tetapi berakibat dan berpengaruh terhadap kehidupan tanaman, hewan dan juga manusia. Pencemaran
yang masuk melalui jalur makanan dan berada dalam daur pencemaran lingkungan cepat atau lambat
akan sampai juga dampaknya pada manusia. Oleh sebab itu manusia dalam upayanya memperoleh
kualitas dan kenyamanan hidup yang lebih baik, perlu juga untuk memperhatikan hal-hal apakah yang
nantinya akan membuat terjadinya kerusakan lingkungan. Sehingga kita akan membuat suatu upaya
agar lingkungan alam yang kita keruk SDA-Nya, segera dilakukan proses rehabilitasi terhadap alam untuk
mencegah terjadinya kerusakan yang lebih parah lagi.

2.3 Pencemaran laut dan pantai

Pencemaran laut didefinisikan sebagai peristiwa masuknya partikel kimia, limbah industri, pertanian dan
perumahan, kebisingan, atau penyebaran organisme invasif (asing) ke dalam laut, yang berpotensi
memberi efek berbahaya.

Dalam sebuah kasus pencemaran, banyak bahan kimia yang berbahaya berbentuk partikel kecil yang
kemudian diambil oleh plankton dan binatang dasar, yang sebagian besar adalah pengurai ataupun filter
feeder (menyaring air). Dengan cara ini, racun yang terkonsentrasi dalam laut masuk ke dalam rantai
makanan, semakin panjang rantai yang terkontaminasi, kemungkinan semakin besar pula kadar racun
yang tersimpan. Pada banyak kasus lainnya, banyak dari partikel kimiawi ini bereaksi dengan oksigen,
menyebabkan perairan menjadi anoxic. Sebagian besar sumber pencemaran laut berasal dari daratan,
baik tertiup angin, terhanyut maupun melalui tumpahan.
Bahan pencemar yang masuk ke wilayah pesisir dan laut secara elemental bisa berasal dari berbagai
sumber. Keadaan fisik bahan pencemar dari suatu sumber bisa berbeda dengan dari sumber lain,
dengan komposisi yang berbeda-beda pula. Dengan demikian dampaknya terhadap lingkungan juga
bervariasi. Untuk itu, dalam memahami pencemaran yang terjadi di lingkungan pesisir dan laut,
beberapa hal berikut perlu dibahas, meliputi bahan pencemar apa saja yang masuk ke lingkungan,
bagaimana sifat polutan dan keadaan lingkungan pesisir dan laut tersebut, dan apa pengaruh atau
dampak dari masuknya polutan tersebut ke lingkungan.

Pencemaran laut diartikan sebagai adanya kotoran atau hasil buangan aktivitas makhluk hidup yang
masuk ke daerah laut. Sumber dari pencemaran laut ini antara lain adalah tumpahan minyak, sisa
damparan amunisi perang, buangan proses di kapal, buangan industri ke laut, proses pengeboran
minyak di laut, buangan sampah dari transportasi darat melalui sungai, emisi transportasi laut dan
buangan pestisida dari perairan. Namun sumber utama pencemaran laut adalah berasal dari tumpahan
minyak baik dari proses di kapal, pengeboran lepas pantai maupun akibat kecelakaan kapal. Polusi dari
tumpahan minyak di laut merupakan sumber pencemaran laut yang selalu menjdi fokus perhatian dari
masyarakat luas, karena akibatnya akan sangat cepat dirasakan oleh masyarakat sekitar pantai dan
sangat signifikan merusak makhluk hidup di sekitar pantai tersebut.

Pencemaran laut adalah hasil buangan aktivitas makhluk hidup yang masuk ke laut. Ada berbagai
sumber bahan pencemar yang dapat merusak laut dan dapat membunuh kehidupan yang di laut. Seperti
banyaknya ikan-ikan mati karena laut tempat mereka hidup tidak sesuai kebutuhannya. Pencemaran
laut yang terjadi di muara sungai porong bersumber pada aktivitas kapal yang hampir setiap hari dan
terdapat aliran sunga yang menuju laut.

Pembuangan lumpur ke laut tentu akan menimbulkan dampak terhadap ekosistem air terlebih di Sungai
Porong dan Sungai Aloo,membahayakan kesehatan masyarakat sekitar dan industri-industrikelautan
seperti budidaya tambak udang, ikan, dan produksi garam yang ada, namun sampai seberapa besar
risiko tersebut diperkirakan perlu dilakukan penelitian mengenai hal tersebut sebagai dasar
pertimbangan manajemen resikonya, melalui pemantauan kualitas air badan air secara rutin dan analisis
hasil pemantauan tersebut.

2.3.1 Sumber Pencemaran laut dan pantai


Bahan-bahan kimia yang kehadirannya dalam lingkungan hidup dapat menyebabkan terganggunya
kesejahteraan hidup manusia, hewan maupun tumbuh-tumbuhan disebut bahan pencemar. Sebagai
sumber utama terjadinya pencemar adalah:

Proses-proses alam, antara lain pembusukan secara biologis, aktivitas gunung berapi, terbakarnya
semak-semak, dan halilintar.

Pembuatan/aktivitas manusia, seperti:

Pencemaran oleh minyak

Saat ini industri minyak dunia telah berkembang pesat, sehingga kecelakaan-kecelakaan yang
mengakibatkan tercecernya minyak dilautan hamper tidak bisa dielakkan.Kapal tanker mengangkut
minyak mentah dalam jumlah besar tiap tahun. Apabila terjadi pencemaran miyak dilautan, ini akan
mengakibatkan minyak mengapung diatas permukaan laut yang akhirnya terbawa arus dan terbawa ke
pantai.

Tumpahan minyak, disengaja maupun tidak merupakan sumber pencemaran yang sangat
membahayakan. Tumpahan minyak ke laut dapat berasal dari kapal tanker yang mengalami tabrakan
atau kandas, atau dari proses yang disengaja seperti pencucian tangki halas, transfer minyak antarkapal
maupun kelalaian awak kapal. Umumnya cemaran minyak dari kapal tanker berasal dari pembuangan air
tangki balas. Sebagai gambaran, untuk tanker berbobot 50.000 ton, buangan air dari tangki balasnya
mencapai 1.200 barel.

Minyak mentah mengandung ribuan komponen yang berbeda-beda berat molekulnya, berwarna coklat
gelap, dan merupakan cairan kental yang berbau menyengat, yang terutama terdiri dari hidrokarbon,
beberapa kandungan sulfur, dan sedikit logam seperti vanadium dan nikel. Kebanyakan hidrokarbon
memiliki berat jenis yang lebih ringan daripada berat jenis air laut sehingga sebagian besar tumpahan
minyak akan mengapung di permukaan. Tumpahan yang mengapung di permukaan tersebut akan
mencakup luasan yang cukup besar sehingga akan menganggu aktivitas fitoplankton dan hewan laut
lainnya. Selain itu, tumpahan minyak juga mencelakakan burung air, karena sayap mereka menjadi
lengket terkena minyak. Pada kasus tumpahan minyak di pantai Perancis, selama beberapa hari
kemudian lebih dari sejuta burung mati akibat pencemaran tersebut. Sebagian dari hidrokarbon yang
memiliki berat jenis lebih besar dari air akan tenggelam, dan bersama-sama dengan komponen logam
akan mengendap di dasar laut. Endapan tersebut akan berdampak buruk pula bagi organisme laut
lainnya.
Apabila minyak mentah dipanaskan sampai 100oC, sekitar 12% dari volumenya akan terbakar. Bila
dipanaskan sampai 200oC, jumlah yang terbakar bertambah lagi 13%. Sebesar 25% diduga merupakan
fraksi yang mudah berubah yang akan menguap dari tumpahan di laut dalam beberapa hari. Sisa
tumpahan minyak akan dimetabolisme oleh bakteri secara perlahan, dan sebagian lagi akan menguap
secara perlahan pula. Setelah kurang lebih 3 bulan, maka semua materi yang dapat menguap akan
menguap, dan materi yang akan termakan sudah termakan atau masuk ke dalam rantai makanan. Sisa
yang persistem, yang tertinggal di lautan berupa residu aspal, yang kurang lebih sebesar 15% dari
seluruh volume tumpahan minyak. Sisa tersebut akan terus berada di lautan di bumi ini berupa
gumpalan lengket berwarna pekat.

Pencemaran oleh logam berat

Logam berat ialah benda padat atau cair yang mempunyai berat 5 gram atau lebih untuk setiap cm3,
sedangkan logam yang beratnya kurang dari 5 gram adalah logam ringan. Logam berat, seperti merkuri
(Hg), timbal (Pb), arsenik (As), kadmium (Cd), kromium (Cr), seng (Zn), dan nikel (Ni), merupakan salah
satu bentuk materi anorganik yang sering menimbulkan berbagai permasalahan yang cukup serius pada
perairan. Penyebab terjadinya pencemaran logam berat pada perairan biasanya berasal dari masukan
air yang terkontaminasi oleh limbah buangan industri dan pertambangan.

Jenis-Jenis Industri Pembuang Limbah yang Mengandung Logam Berat :

No Jenis Industri Logam Berat

1 Kertas Cr, Cu, Hg, Pb, Ni, Zn

2 Petro-chemical Cd, Cr, Hg, Pb, Sn, Zn

3 Pengelantang Cd, Cr, Hg, Pb, Sn, Zn

4 Pupuk Cd, Cr, Cu, Hg, Pb, Ni, Zn

5 Kilang minyak Cd, Cr, Cu, Pb, Ni, Zn

6 Baja Cd, Cr, Cu, Hg, Pb, Ni, Sn, Zn

7 Logam bukan besi Cr, Cu, Hg, Pb, Zn

8 Kendaraan bermotor, pesawat terbang Cd, Cr, Cu, Hg, Pb, Sn, Zn

9 Gelas, semen, keramik Cr

10 Tekstil Cr
11 Industri kulit Cr

12 Pembangkit listrik tenaga uap Cr, Zn

Logam berat memiliki densitas yang lebih dari 5 gram/cm3 dan logam berat bersifat tahan urai. Sifat
tahan urai inilah yang menyebabkan logam berat semakin terakumulasi di dalam perairan. Logam berat
yang berada di dalam air dapat masuk ke dalam tubuh manusia, baik secara langsung maupun tidak
langsung.

Cat Antifouling. Penggunaan cat anti organisme penempel (antifouling) ternyata telah menimbulkan
pencemaran logam berat yang serius di laut serta sedimen di dekat dok dan tempat sandar kapal. Cat ini
dirancang untuk secara terus-menerus mengeluarkan racun untuk membunuh organisme penempel di
dasar kapal.

Logam berat yang dilimpahkan ke perairan, baik sungai ataupun laut akan mengalami proses-proses
seperti pengendapan, adsorpsi dan absorpsi oleh organisme-organisme perairan.Prosi (1979)
menyatakan bahwa pemindahan logam berat kedalam organisme dapat dipengaruhi pula oleh
kebiasaan organisme dalam cara memakan makanannya (feeding habit), yaitu sebagai berikut:

– Phytophagus (misal : Gastropoda, Crustacea)

– Filter feeding (misal : Zooplankton, barnacle, dan bivalva)

– Sediment feeding (misal: Polychaeta dan oligochaeta)

– Detritus feeding (misal : gastropoda, isopoda, dan amphipoda)

– Carnivorous (misal : Zooplakton, Polychaeta, gastropoda, Crustacea, larva serangga air tawar dan
ikan)

Sedangkan pengaruh logam berat terhadap organisme-organisme tersebut atas dasar daya racunnya
dibagi menjadi 2 yaitu :
– yang bersifat lethal atau mematikan -> LC50 (median lethal concentration)

– yang bersifat sublethal Pengaruh sublethal dibedakan atas 3 macam :

a. menghambat pertumbuhan, perkembangan dan reproduksi

b. menyebabkan terjadinya perubahan morfologi

c. merubah tingkah laku organisme.

Pencemaran oleh sampah

Plastik telah menjadi masalah global. Sampah plastik yang dibuang, terapung dan terendap di lautan.
80% (delapan puluh persen) dari sampah di laut adalah plastik, sebuah komponen yang telah dengan
cepat terakumulasi sejak akhir Perang Dunia II. Massa plastik di lautan diperkirakan yang menumpuk
hingga seratus juta metrik ton.

Plastik dan turunan lain dari limbah plastik yang terdapat di laut berbahaya untuk satwa liar dan
perikanan. Organisme perairan dapat terancam akibat terbelit, sesak napas, maupun termakan.

Jaring ikan yang terbuat dari bahan plastik, kadang dibiarkan atau hilang di laut. Jaring ini dikenal
sebagai hantu jala sangat membahayakan lumba-lumba, penyu, hiu, dugong, burung laut, kepiting, dan
makhluk lainnya. Plastik yang membelit membatasi gerakan, menyebabkan luka dan infeksi, dan
menghalangi hewan yang perlu untuk kembali ke permukaan untuk bernapas.

Sampah yang mengandung kotoran minyak juga dibuang kelaut melalui sistem daerah aliran sungai
(DAS). Sampah-sampah ini kemungkinan mengandung logam berat dengan konsentrasi yang tinggi.
Tetapi umumnya mereka kaya akan bahan-bahan organik, sehingga akan memperkaya kandungan zat-
zat makanan pada suatu daerah yang tercemar yang membuat kondisi lingkungan menjadi lebih baik
bagi pertumbuhan mikroorganisme.
Pencemaran oleh Pestisida

Kerusakan yang disebabkan oleh pestisida adalah bersifat akumulatif. Mereka sengaja ditebarkan ke
dalam suatu lingkungan dengan tujuan untuk mengontrol hama tanaman atau organisme-organisme lain
yang tidak diinginkan. Idealnya pestisida ini harus mempunyai spesifikasi yang tinggi yaitu dapat
membunuh organisme -organisme yang tidak dikehendaki tanpa merusak hewan lainnya, tetapi pada
kenyataannya pestisida bisa membunuh biota air yang ada di laut.

Hewan biasanya menyimpan organochloride di dalam tubuh mereka. Beberapa organisme air termasuk
ikan dan udang ternyata menumpuk bahan kimia didalam jaringan tubuhnya.

Beberapa pestisida yang dipakai kebanyakan berasal dari suatu grup bahan kimia yang disebut
Organochloride. DDT termasuk dalam grup ini.

Pestisida jenis ini termasuk golongan yang mempunyai ikatan molekul yang sangat kuat dimana molekul-
molekul ini kemungkinan dapat bertahan di alam sampai beberapa tahun sejak mereka mulai
dipergunakan. Hal itu sangat berbahaya karena dengan digunakannya golongan ini secara terus menerus
akan membuat mereka menumpuk di lingkungan dan akhirnya mencapai suatu tingkatan yang tidak
dapat ditolerir lagi dan berbahaya bagi organism yang hidup didaerah tersebut.

Hewan biasanya menyimpan organochloride di dalam tubuh mereka. Beberapa organisme air termasuk
ikan dan udang ternyata menumpuk bahan kimia didalam jaringan tubuhnya.

Pencemaran akibat proses Eutrofikasi

Peristiwa Eutrofikasi adalah kejadian peningkatan/pengkayaan nutrisi, biasanya senyawa yang


mengandung nitrogen atau fosfor, dalam ekosistem. Hal ini dapat mengakibatkan peningkatan
produktivitas primer (ditandai peningkatan pertumbuhan tanaman yang berlebihan dan cenderung
cepat membusuk). Efek lebih lanjut termasuk penurunan kadar oksigen, penurunan kualitas air, serta
tentunya menganggu kestabilan populasi organisme lain.
Muara merupakan wilayah yang paling rentan mengalami eutrofikasi karena nutrisi yang diturunkan dari
tanah akan terkonsentrasi. Nutrisi ini kemudian dibawa oleh air hujan masuk ke lingkungan laut , dan
cendrung menumpuk di muara.

The World Resources Institute telah mengidentifikasi 375 hipoksia (kekurangan oksigen) wilayah pesisir
di seluruh dunia. Laporan ini menyebutkan kejadian ini terkonsentrasi di wilayah pesisir di Eropa Barat,
Timur dan pantai Selatan Amerika Serikat, dan Asia Timur, terutama di Jepang. Salah satu contohnya
adalah meningkatnya alga merah (red tide) secara signifikan yang membunuh ikan dan mamalia laut
serta menyebabkan masalah pernapasan pada manusia dan beberapa hewan domestik. Umumnya
terjadi saat organisme mendekati ke arah pantai.

Pencemaran akibat polusi kebisingan

Kehidupan laut dapat rentan terhadap pencemaran kebisingan atau suara dari sumber seperti kapal
yang lewat, survei seismik eksplorasi minyak, dan frekuensi sonar angkatan laut. Perjalanan suara lebih
cepat di laut daripada di udara.

Hewan laut, seperti paus, cenderung memiliki penglihatan lemah, dan hidup di dunia yang sebagian
besar ditentukan oleh informasi akustik. Hal ini berlaku juga untuk banyak ikan laut yang hidup lebih
dalam di dunia kegelapan. Dilaporkan bahwa antara tahun 1950 dan 1975, ambien kebisingan di laut
naik sekitar sepuluh desibel (telah meningkat sepuluh kali lipat).

Sumber suara di laut antara lain :

Sumber alami

Suara di laut yang timbul akibat proses alami terbagi dalam dua yaitu proses fisika serta proses biologi.
Proses fisika ini antara lain : aktivitas tektonik, gunung api dan gempa bumi, angin, gelombang.
Sedangkan contoh dari aktivitas biologis misalnya suara dari mamalia laut dan ikan.

Lalu lintas kapal

Banyak dari kapal-kapal yang beroperasi di laut menimbulkan kebisingan yang berpengaruh pada
ekosistem laut dan umumnya berada pada batasan suara 1000Hz. Kapal-kapal Tanker Besar yang
beroperasi mengangkut minyak biasanya mengeluarkan suara dengan level 190 desibel atau sekitar
500Hz. Sedangkan untuk ukuran kapal yang lebih kecil biasanya hanya menimbulkan gelombang suara
sekitar 160-170 desibel. Kapal-kapal ini menimbulkan sejenis tembok virtual yang disebut “white noise”
yang memiliki kebisingan konstan. White noise dapat menghalangi komunikasi antara mamalia di laut
sampai batas untuk area yang lebih kecil. Selain kapal Tanker juga Kapal-kapal besar lainnya sejenis
Cargo yang membawa petikemas memiliki kebisingan yang cukup menimbulkan pencemaran suara di
laut.

2.3.2 Dampak Pencemaran Laut dan Pantai

a. Logam berat

Bahaya yang dapat ditimbulkan oleh Logam Berat di dalam Tubuh Manusia :

Barium (Ba): Dalam bentuk serbuk, mudah terbakar pada temperatur ruang. Jangka panjang,
menyebabkan naiknya tekanan darah dan terganggunya sistem syaraf.

Cadmium (Cd): Dalam bentuk serbuk mudah terbakar. Beracun jika terhirup dari udara atau uap. Dapat
menyebabkan kanker. Larutan dari kadmium sangat beracun. Jangka panjang, terakumulasi di hati,
pankreas, ginjal dan tiroid, dicurigai dapat menyebabkan hipertensi

Kromium (Cr): Kromium hexavalen bersifat karsinogenik dan korosif pada jaringan tubuh. Jangka
panjang, peningkatan sensitivitas kulit dan kerusakan pada ginjal

Timbal (Pb): Beracun jika termakan atau terhirup dari udara atau uap. Jangka panjang, menyebabkan
kerusakan otak dan ginjal; kelainan pada kelahiran

Raksa (Hg): Sangat beracun jika terserap oleh kulit atau terhirup dari uap. Jangka panjang, beracun pada
sistem syaraf pusat, dapat menyebabkan kelainan pada kelahiran.

Perak (Ag): Beracun. Jangka panjang, pelunturan abu-abu permanen pada kulit, mata dan membran
mukosa (mucus)

b. Tumpahan minyak

Minyak yang mengapung berbahaya bagi kehidupan burung laut yang suka berenang diatas permukaan
air. Tubuh burung akan tertutup minyak. Untuk membersihkannya, mereka menjilatinya. Akibatnya
mereka banyak minum minyak dan mencemari diri sendiri serta dapat menyebabkan keracunan pada
burung tersebut.

c. Sampah

Banyak hewan yang hidup pada atau di laut mengonsumsi plastik karena tak jarang plastik yang terdapat
di laut akan tampak seperti makanan bagi hewan laut. Plastik tidak dapat dicerna dan akan terus berada
pada organ pencernaan hewan ini, sehingga menyumbat saluran pencernaan dan menyebabkan
kematian melalui kelaparan atau infeksi. Selain berpengaruh terhadap kesehatan biota laut, adanya
sampah dilaut juga nerpengaruh terhadap kesehatan manusia. Penyakit yang paling sederhana seperti
gatal-gatal pada kulit setelah bersentuhan dengan air laut, dll.

d. Pestisida

Pengaruh pestisida terhadap kehidupan organisme air :

Penumpukan pestisida dalam jaringan tubuh, bersifat racun dan dapat mempengaruhi system syaraf
pusat.

Bahan aktifnya selain bisa membunuh organism perairan, juga dapat merubah tingkah laku ikan dan
menghambat perkembangan telur moluska dan juga ikan.

Daya racun berkisar dari rendah-tinggi. Moluska cenderung lebih toleran terhadap racun pestisida
dibandingkan dengan Crustacea dan teleostei (ikan bertulang sejati), dll.

e. Eutrofikasi

Eutrofikasi adalah perairan menjadi terlalu subur sehingga terjadi ledakan jumlah alga dan fitoplankton
yang saling berebut mendapat cahaya untuk fotosintesis. Karena terlalu banyak maka alga dan
fitoplankton di bagian bawah akan mengalami kematian secara massal, serta terjadi kompetisi dalam
mengonsumsi O2 karena terlalu banyak organisme pada tempat tersebut. Sisa respirasi menghasilkan
banyak CO2 sehingga kondisi perairan menjadi anoxic dan menyebabkan kematian massal pada hewan-
hewan di perairan tersebut.
g. Polusi kebisingan

Gangguan bunyi-bunyi dapat saja menghasilkan frekuensi atau intensitas yang dapat berbentrokan atau
bahkan menghalangi suara/bunyi biologi yang penting, yang menjadikan tidak terdeteksi oleh mamalia
laut. Padahal seperti diketahui bahwa suara-suara biologi ini penting seperti untuk mencari mangsa,
navigasi, komunikasi antara ibu dan anak, untuk manarik perhatian, atau melemahkan mangsa.

Klasifikasi efek fisik yang dapat mempengaruhi mamalia laut

Pengaruh dan Efek Pencemaran Laut

Pengaruh Efek

1 Tidak Berhubungan langsung

Merusak jaringan tubuh

Kejang urat yang disebabkan tekanan udara yang tiba-tiba

2 Berhubungan langsung

Merusak telinga

Gangguan pendengaran permanen atau sementara

3 Kelakuan

Perubahan Perilaku

Modifikasi perilaku

Berpindah tempat dari area (jangka panjang atau pendek)

4 Stress

Menurunkan tingkat kelangsungan hidup

Mudah terserang penyakit

Berpotensi dipengaruhi oleh efek kumulatif yang negatif (misalnya polusi kimia kombinasi dengan
stress suara)
Peka terhadap suara

Anda mungkin juga menyukai