Anda di halaman 1dari 29

BAB I

PENDAHULUAN

A.      Latar Belakang

Pendidikan tinggi diartikan sebagai pendidikan yang dilaksanakan setelah pendidikan


menengah yang mencakup program diploma, sarjana, magister, spesialis, dan doktor yang
diselenggarakan oleh perguruan tinggi. Salah satu target dari perguruan tinggi saat ini adalah
kualitas pelayanan yang baik. Ini menjadi salah satu indikator untuk menilai bahwa
perguruan tinggi tersebut masuk dalam perguruan tinggi yang baik (Said,2013).
Namun, dalam upaya mewujudkan target tersebut, penyelenggaraan perguruan tinggi
di Indonesia masih menghadapi sejumlah kendala baik dari segi kebijakan, implementasi,
pengawasan maupun evaluasi. Salah satu isu penting perguruan tinggi adalah masalah tata
kelola perguruan tinggi kerap dikaitkan dengan isi komersialisasi, privativasi, dan
sebagainya.
Keberadaan perguruan tinggi dalam keseluruhan kehidupan berbangsa dan bernegara
memiliki peran yang sangat besar. Untuk itu diperlukan konsep institusi perguruan tinggi
yang dianggap cukup ideal yang dikenal dengan Good University Governance (GUG).
Menurut Wijatno dalam Noviana (2012) terdapat lima prinsip GUG, yaitu, transparansi,
akuntabilitas, independensi, dan keadilan.
Perkembangan terkini mengenai pengelolaan perguruan tinggi yang masih sering
dibicarakan saat ini adalah perubahan status beberapa perguruan tinggi menjadi Pengelolaan
Keuangan Badan Layanan Umum (PK-BLU) yang diatur dalam PP Nomor 23 Tahun 2005
yang kemudian digantikan dengan PP Nomor 64 Tahun 2012 tentang perubahan atas
peraturan pemerinta Nomor 23 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Badan Layanan
Umum. Perubahan status perguruan tinggi menjadi PK-BLU semakin menekankan untuk
melaksanakan prinsip GUG tersebut sehingga target dari perguruan tinggi dapat tercapai.
Akuntansi untuk institusi pendidikan diharapkan dapat memberi arti penting dalam
menjamin akuntabilitasa penyelenggara pendidikan perguruan tinggi sebagaimana tercakup
dalam Undang-Undang Pendidikan Nasional. Sebagai penjamin akuntabilitas, akuntansi
memberikan gambaran secara menyeluruh tentang segala aktivitas serta operasi suatu
perguruan tinggi dari sisi keuangan.
1. Akuntansi Universitas
1.1 Akuntansi Universitas
Dalam pengaturannya, universitas dikelompokkan menjadi dua yaitu:
1.      Universitas yang dikelola pihak swasta (private university)
Pelaksanaan akuntansinya dilaksanakan berdasar standar akuntansi yang
dikembangkan oleh Finansial Accounting Standards Boards-FASB (Dewan Standar
Akuntansi Keuangan) khususnya dalam pernyataan (FASB Statement) No. 117
tentang Laporan Keuangan untuk Organisasi Nirlaba
2.      Universitas yang Dikelola Pihak Pemerintah (Public University)
Pelaksanaan akuntansinya dilaksanakan berdasar standar akuntansi yang
dikembangkan oleh Government Accounting Standards Boards-GASB (Dewan
Standar Akuntansi Pemerintahan) khususnya dalam pernyataan (GASB Statement)
No. 115 tentang “Model Pelaporan Keuangan untuk Universitas”.

1.2  Struktur Dana di Universitas


Struktur dana untuk universitas terdiri atas:
1.      Dana lancar (current funds)
2.      Dana pinjaman (loan funds)
3.      Dana abadi (endownment funds)
4.      Dana anuitas dan pensiun (annuity and life income funds)
5.      Dana pembangunan (plant funds)

Dana Lancar adalah dana yang didirikan oleh universitas untuk mengelola kekayaan
atau sumber daya yang akan digunakan dalam rangka membiayai kegiatan operasional sehari-
hari. Current Funds ini dibagi menjadi dua yaitu dana yang penggunaannya tidak ada batasan
(unrestricted current fund) dan dana yang penggunaannya terbatas pada tujuan tertentu
(restricted current fund).
Dana pinjaman (loan funds) adalah dana yang didirikan untuk mengumpulkan dana-
dana yang akan digunakan untuk memberikan pinjaman baik kepada pegawai universitas
maupun pihak-pihak lain yang terkait dengan universitas.
Dana abadi (endownment funds) adalah dana yang dikumpulkan dan kemudian
dikelola oleh universitas tidak untuk penggunaan jangka pendek. Dana ini “diabadikan”
kemudian dikelola dalam bentuk investasi yang hasilnya bisa dimanfaatkan untuk
penggunaan jangka pendek.
Dana anuitas dan pensiun (annuity and life income funds) adalah semacam dana
pensiun yang dikelola oleh universitas,
Dana Pembangunan (Plant Funds) adalah dana yang dikumpulkan dengan tujuan
penggunaan berupa pembangunan gedung, fasilitas, dan aktiva tetap lainnya.
Akuntansi dana untuk universitas serupa dengan akuntansi dana untuk unit-unit
pemerintah. Keduanya mencatat pendapatan dan belanja untuk masing-masing dana,
menggunakan anggaran untuk merencanakan dan memonitor operasi, dan juga menggunakan
sistem beban pemesanan (encrumbances) untuk mencatat pesanan pembelian yang dilakukan,
memiliki transaksi  dan transfer antardana, serta menyajikan neraca serta laporan operasi
untuk periode berjalan. Akan tetapi terdapat perbedaan diantara keduanya dalam hal dana
yang diterima. Akuntansi dana untuk universitas harus memisahkan antara dana terikat dan
dana tidak terikat. Pembatasan yang dimaksud berasal dari pihak eksternal universitas. Pihak
manajemen universitas juga dapat menyisihkan uang untuk tujuan tertentu. Namun,
manajemen tidak boleh membatasi penggunaan suatu dana, sehingga ketika istilah
manajemen digunakan dalam akuntansi dana untuk universitas, hal itu mengacu pada
pembatasan dari pihak eksternal universitas atas penggunaan suatu dana, bukan mengacu
pada penyisihan dana secara internal.
Akuntansi dana dan pelaporannya untuk universitas dapat dilihat di bawah ini:

Kelompok DanaLancar
Tidak   Pinjaman   Abadi    Anuitas dan   Pembangunan
 Terik
at        
Terika  Pensiun
t  

Das  Akrual
Pendapatan
Pemasukan
ar atau sumbangan
    dan transfer langsung diakui saat dicatat
Ak sebagai kredit pada saldo dan dana
unt dibelanjakan               
ansi Dana untuk dibelanjakan ditransfer ke Dana Lancar
kecuali untuk belanja modal
dan pelunasan utang,
yang dicatat pada Dana
Pembangunan.

Lap laporan pendapatan dan


ora Belanja, Laporan Perubahan
n Saldo Dan Neraca (kombinasi)
Keu
ang
an

   Seperti dapat dilihat di atas, ada tiga laporan keuangan yang harus dibuat oleh suatu
universitas yaitu:
1.      Laporan Pendapatan,belanja, dan beban lainnya (statement of current funds
revenue, expenditures, and other changes).
2.      Laporan perubahan saldo dana (statement of changes in fund balance)
3.      Neraca kombinasi (combined balance sheet)

1.3  Dana Lancar Tidak Terikat


Dana lancar tidak terikat mencatat dana yang dapat dibelanjakan untuk
menjalankan aktivitas utama dari universitas dan yang penggunaannya tidak dibatasi untuk
tujuan tertentu. Dana Lancar Tidak Terikat serupa dalam tujuannya dengan Dana Umum
pada entitas pemerintah. Dasar akuntansi untuk Dana Lancar Tidak Terikat adalah dasar
akrual, seperti yang digunakan untuk entitas komersial. Namun, sebagai ganti laba bersih,
selisih antara pendapatan dan belanja dicatat sebagai perubahan bersih atas saldo dana.
Bagian keuangan dari universitas biasanya menyiapkan rincian anggaran menurut
fungsi, objek, departemen, dan kelompok belanja. Pencatatan ayat jurnal untuk anggaran
ini serupa dengan yang dicatat dalam akuntansi pemerintahan. Formatnya adalah sbb:
Anggaran pendapatan                       xxx
                      Estimasi belanja                      xxx
                      Saldo Dana                             xxx
Akuntansi dana untuk universitas juga menggunakan sistem encumbrances untuk
mencatat pesanan pembelian yang dilakukan. Dengan sistem ini, ketika dilakukan pesanan
pembelian maka dicatatlah ayat jurnal berikut:
Beban belanja                                   xxx
          Cadangan beban belanja                     xxx

Setelah pesanan diterima maka jurnal diatas dibalik senilai proporsi pesanan yang
diterima, dan dilakukan pencatatan atas nilai pesanan yang sebenarnya diterima:
Cadangan beban belanja                   xxx
                      Beban belanja                          xxx

Belanja                                              xxx
          Kas                                                      xxx

Dalam akuntansi dana untuk universitas, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan
antara lain:
1.      Pendapatan dan Belanja
Dalam akuntansi dana untuk universitas terdapat beberapa hal yang perlu diperhatikan
antara lain:
a.       Remisi uang kuliah dan piutang tak tertagih
Uang kuliah atau SPP adalah sumber pendapatan utama dari Dana Lncar
Tidak Terikat. Dalam akuntansi dana untuk universitas, jumlah uang kuliah yang
seharusnya terkumpul berdasarkan tarif standar diakui secara penuh sebagai
pendapatan. Beasiswa dan remisi uang kuiah yang diberikan universitas,
termasuk piutang tak tertagih dicatat sebagai belanja. Meskipun banyak
beasiswa yang terdapat di sebuah universitas, dalam Dana Lancar Tidak Terikat
hanya dicatat beasiswa yang disponsori langsung oleh universitas. Beasiswa lain
yang berasal dari alumni atau perusahaan yang dikelola oleh universitas dicatat
dalam kelompok dana yang lain.
b.      Pengembalian uang kuliah
Akuntansi dana untuk universitas mengharuskan pengembalian uang kuliah
(untuk mahasiswa yang mengundurkan diri) dicatat sebagai pengurangan
pendapatan. Ketika pengembalian kepada mahasiswatersebut disetujui, universitas
mendebit pendapatan dari uang kuliah dan mengkredit kas atau piutang.
c.       Sesi perkuliahan yang berlangsung pada dua periode
Suatu sesi perkuliahan mungkin dimulai pada satu periode berjalan namun
baru diselesaikan pada periode berikutnya. Akuntansi dana untuk universitas
mengharuskan bahwa uang kuliah yang dipungut untuk sesi perkuliahan tersebut
diakui sebagai pendapatan pada periode dimana sesi perkuliahan tersebut paling
banyak diselenggarakan, bersama dengan seluruh belanja yang berhubungan dengan
sesi perkuliahan tersebut.  Jika uang kuliah dipungut pada periode berjalan namun
sesi perkuliahan kebanyakan diselenggarakan pada perido berikutnya, maka
universitas mencatat pemungutan uang kuliah seebagai debit pada kas dan kredit
pada pendapatan tangguhan. Pendapatan tangguhan, beserta belanja tangguhan jika
ada, kemudian diakui sebagai pendapatan dan belanja yang sesungguhnya pada
periode berikutnya.

2.      Transfer dan penyisihan dana


Dalam akuntansi dana untuk universitas terdapat istilah khusus yaitu transfer
wajib dan transfer tidak wajib. Transfer wajib adalah transfer dari Dana Lancar ke dana
lainnya untuk memenuhi ketentuan dari pihak eksternal dalam suatu perjanjian. Transfer
tidak wajib adalah transfer serupa namun ditentukan sendiri oleh pihak universitas
untuk  berbagai tujuan. Transfer tidak wajib juga dapat dilakukan dari dana lainnya ke
dalam Dana Lancar. Transfer wajib dan tidak wajib dilaporkan secara terpisah dalam
laporan keuangan yang berhubungan dengan Dana Lancar serupa dengan transfer
antardana dalam akuntansi pemerintahan.
Manajemen universitas juga dapat menyisihkan uang dalam Dana Lancar
TAIDAK Terikat untuk tujuan tertentu di masa depan. Penyisihan yang disebut dana
yang penggunaannya ditetapkan atau dialokasikan oleh dewan ini adalah penyisihan
internal yang serupa dengan penyisihan laba ditahan dalam entitas komersial. Manajemen
dapat menetapkan atau mencabut penyisihan tersebut menururt kebijakannya sendiri.
3.      Investasi
Investasi dilaporkan pada nilai wajar dalam neraca suatu institusi publik.
Pendapatan investasi, termasuk perubahan dalam nilai wajar investasi untuk periode
berjalan, harus dilaporkan sebagai pendapatan dalam laporan operasi entitas yang sesuai.
4.      Sumbangan
Universitas mencari pemasukan dari alumni, perusahaan, dan lembaga eksternal
untuk memperbaiki program dan aktivitas pendidikannya. Selain itu, universitas juga
dapat mencari pemasukan tambahan dari lembaga-lembaga internalnya. Lembaga-
lembaga yang menjadi bagian integral dari universitas juga memiliki Dana Lancar serta
dana-dana lainnya yang disatukan dalam laporan keuangan universitas.
Yang perlu diperhatikan adalah pemisahan antara sumbangan yang mengikat
dengan sumbangan yang tidak mengikat. Sumbangan yang mengikat yang diterima
dicatat dalam Dana Lancar Terikat dan dibelanjakan sesuai denganm batasannya.
Sumbangan yang Tidak Mengikat dicatat dalam Dana Lancar Tidak Terikatdan
dibelanjakan sesuai dengan kebutuhan universitas yang telah ditentukan. Beberapa
pemasukan dapat berbentuk Dana Abadi dimana pokok dananya harus dikelola selama
periode tertentu. Pemasukan ini dicatat dalam rekening Dana Abadi yang terpisah.
Pemasukan yang berupa properti diakui sebagai pendapatan pada nilai wajarnya.
Sedangkan pemasukan yang berupa jasa, seperti jasa dari mahasiswa lama untuk
melaksanakan program orientasi bagi mahasiswa baru, biasanya tidak dicatat oleh
universitas.
5.      Depresiasi
Universitas harus melaporkan depresiasi dalam laporan keuangan untuk tujuan
eksternalnya. Depresiasi harus dilaporkan sebagai belanja dalam dana yang menggunakan
aktiva bersangkutan selama periode berjalan. Serupa dengan Dana Umum dalam
akuntansi pemerintahan, Dana Lancar juga dapat mengakuisisi aktiva, namun terbatas
pada aktiva lancar/jangka pendek. Jadi, tidak ada aktivitas jangka panjang
yang  dilaporkan dalam Dana Lancar. Aktiva jangka panjang dilaporkan dalam Dana
Pembangunan terpisah yang digunakan untuk mencatat akuisisi aktiva tetap dengan dana
yang berasal baik dari Dana Lancar maupun Dana Pembangunan sendiri. Akan tetapi,
untuk mengakuisisi aktiva tetap dalam nilai yang besar tidak boleh menggunakan dana
yang berasal dari Dana Lancar, namun harus menggunakan dana yang berasal dari dan
dicatat sebagai Dana Pembangunan.
                                                        
Ilustrasi Transaksi Dana Lancar Tidak Terikat
Universitas impian memiliki tahun buku yang berakhir sama dengan akhir tahun
ajarannya (30 Juni). Di bawah ini adalah saldo neraca Universitas Impian per 30 Juni
20X5 yang menjadi saldo awal untuk periode tahun 20X6 (dalam ribuan rupiah):
Universitas Impian
Neraca-Dana Lancar
30 Juni 20X5
(dalam ribuan rupiah)

Aktiva
     Tidak Terkait
            Kas                                                                                                        55.000
            Investasi, pada nilai wajar                                                                   180.000
            Piutang Usaha                                                                                       98.000
            Dikurang: penyisihan piutang tak tertagih                                          (10.000)
            Persediaan, pada mana yang lebih rendah, biaya atau pasar                 40.000
Beban Dibayar dimuka                                                                         10.000
     Total Aktiva Tidak Terikat                                                                        373.000
 
     Teri
kat
            Kas                                                                                                      56.000
            Investasi, pada nilai wajar                                                                   83.000
            Piutang Usaha                                                                                     84.000
            Dikurangi: penyisihan piutang tak tertagih                                         (4.000)
Total Aktiva Terikat                                                                                   219.000
     Total Dana Lancar                                                                                     592.000
 

Kewajiban dan Saldo Dana


      Tidak Terikat
            Utang Usaha                                                                             50.000
            Beban yang Masih Harus Dibayar                                              8.000
Deposito Mahasiswa                                                                 18.000
Utang pada Dana Lainnya                                                        60.000
Beban yang Ditangguhkan                                                       10.000
Saldo Dana:
     Tidak Dialokasikan                                                            227.000
                 Diatur oleh Dewan                                                                  -
      Total Tidak Terikat                                                                        373.000
 
      Terikat:
            Utang Usaha                                                                              3.000
            Saldo Dana                                                                             216.000
Total Terikat                                                                                 219.000
     Total Dana Lancar                                                                                    592.000
Pendapatan (revenue)
Setelah dihitung, jika seluruh mahasiswa yang terdaftar di Universitas Impian
membayar uang kuliahnya pada tarif standar, maka Universitas Impian akan memperoleh
pendapatan dari uang kuliah sebesar Rp 1.310.000. dari jumlah tersebut, Universitas
Impian berencana memberikan remisi uang kuliah total senilai Rp 45.000 sedangkan
sisanya harus dibayar tunai oleh para mahasiswa. Tidak berapa lama kemudian, karena satu
dan lain hal maka sebagian mahasiswa Universitas Impian mengundurkan diri dan menarik
uang kuliah yang telah mereka bayarkan total senilai Rp 20.000. ayat jurnalnya sbb:
Kas                                                      1.265.000
Piutang usaha                                          45.000
            Pendapatan uang kuliah                      1.310.000

Pendapatan- uang kuliah                     20.000


            Kas                                                      20.000

Karena berstatus BUMN, maka universitas Impian masih mendapatkan subsidi dari
pemerintah senilai Rp 650.000. selain itu, Universitas Impian juga mendapat tambahan
dana dari pemerintah senilai Rp 20.000 yang berasal dari dana lancar terikat sehubungan
dengan riset pengobatan kanker sebagai penggantian biaya overhead. Ayat jurnalnya sbb:
Kas                                                                                670.000
   Pendapatan –apropiasi pemerintah                                         650.000
   Pendapatan-hibah dan kontrak pemerintah                             20.000

Universitas Impian juga memperoleh pendapatan dari donasi alumninya senilai Rp


425.000 di samping juga memperoleh pendapatan dari pengelolaan. Dana Abadi senilai Rp
255.000, ayat jurnalnya sbb:
Kas                                                                                            425.000
   Pendapatan-sumbangan, hibah, dan kontrak pribadi                          425.000

Kas                                                                                            255.000
   Pendapatan-dana abadi dan pendapatan  investasi                            255.000

Setelah dihitung, investasi yang tercatat dalam Dana Lancar ternyata mengalami
kenaikan nilai wajar senilai Rp 10.000. ayat jurnalnya sbb:
Kas                                                                                            10.000
   Pendapatan- Dana Abadi dan Pendapatan Investasi                          10.000

Unit-unit usaha tambahan/lainnya milik universitas, diantaranya adalah kantin,


memperoleh pendapatan senilai Rp 1.100.000. dari jumlah itu, senilai Rp 123.000 masih
dalam bentuk piutang Rp 9000 diperkirakan tidak tertagih, sedangkan sisanya telah
diterima secara tunai. Ayat jurnalnya sbb:
Kas                                                                    977.000
Piutang                                                              123.000
Belanja-usaha tambahan                                       9.000
               Penyisihan piutang tak tertagih                                         9.000
               Pendapatan-usaha tambahan                                       1.100.000

Terakhir, pada tahun 20X6 terdapat pokok dari Dana Abadi yang sudah jatuh tempo
senilai Rp 20.000 dan dapat digunakan dalam Dana Lancar Tidak Terikat. Ayat jurnalnya
sbb:
Kas                                                                    20.000
   Pendapatan-Dana Abadi Jatuh Tempo                       20.000

Belanja (expenditures)
Rincian belanja dari Universitas Impian dapat dilihat pada ayat jurnal di bawah.
Dari jumlah belanja tersebut, Rp 2.003.000 dibayar tunai Rp 73.000 secara kredit senilai
Rp 40.000 merupakan penggunaan dari persediaan dan perlengkapan yang ada, Rp 10.000
merupakan beban dibayar di muka yang jatuh tempo pada 20X6 dan Rp 79.000 merupakan
belanja dari dana lainnya yang nantinya harus diganti oleh Dana Lancar. Sebagai catatan,
termasuk dalam belanja yang dimaksud adalah penggantian biaya overhead untuk riset
pengobatan kanker senilai Rp 20.000. ayat jurnalnya sbb:
Belanja-Pengajaran                                                   1.480.000
Belanja-Riset                                                                            50.000
Belanja-Pelayanan publik                                             65.000
Belanja-Dukungan akademik                                     125.000
Belanja-Pelayanan mahasiswa                                    100.000
Belanja-Dukungan institusional                                  275.000
Belanja-Operasi dan pemeliharaan bangunan             110.000
                      Kas                                                                              2.003.000
                      Persediaan                                                                       40.000
                      Beban dibayar dimuka                                                    10.000
                      Utang                                                                              63.000
                      Utang dibayar dimuka                                                            10.000
                      Utang kepada dana lain                                              79.000

Remisi uang kuliah yang telah ditetapkan diawal total senilai Rp 45.000 akhirnya
diberikan kepada beberapa mahasiswa pilihan dari Universitas Impian. Ayat jurnalnya sbb:
Belanja-beasiswa                              45.000
          Piutang                                               45.000

Terakhir, belanja dari unit-unit usaha tambahan milik universitas dicatat pada ayat
jurnal sbb:
Belanja-usaha tambahan                   906.000
          Kas                                                      906.000

Transfer

Berikut ini adalah data-data mengenai transfer antardana yang terjadi selama
tahun 20X6 untuk Universitas Impian:

  Transfer Wajib                                 Jumlah                            Tujuan
Ke Dana Pembangunan                      Rp 120.000                 Pelunasan Utang
Ke Dana Pembangunan                             85.000                  Perbaikan dan penggantian
aktiva
Ke Dana Pinjaman                                      1.000                   Pemenuhan ketentuan kontrak

Transfer Tidak Wajib                     Jumlah                                   Tujuan


Ke Dana Pinjaman                          Rp   15.000                     Penambahan jumlah dana
Ke Dana Abadi                                    275.000                      Pembentukan Dana Abadi
Ke Dana Pembangunan                         35.000                      Penambahan jumlah dana
Dari Dana Abadi                                    30.000                      Pembagian keuntungan
investasi

Jumlah transfer wajib ke Dana Pembangunan sebesar Rp 120.000 dialokasikan


senilaiRp 75.000 untuk unit-unit usaha tambahan milik universitas, demikian pula jumlah
transfer wajib ke Dana Pembangunan sebesar Rp 85.000 dialokasikan senilai Rp 35.000
untuk unit-unit usaha tambahan tersebut. Adapun ayat jurnal untuk mencatat data-data
transfer antardana di atas adalah sbb:
Transfer Wajib-Pokok dan Bunga ke Dana Pembangunan                             120.000
Transfer Wajib-Pembaruan dan Penggantian ke Dana Pembangunan              85.000
Transfer Wajib-Menyesuaikan Hibah ke Dana Pinjaman                                   1.000
                                    Kas                                                                                          206.000

Transfer Tidak Wajib ke Dana Pinjaman                                              15.000


Transfer Tidak Wajib ke Dana Abadi                                                 275.000
Transfer Tidak Wajib ke Dana Pembangunan                                      35.000
                        Transfer Tidak Wajib dari Dana Abadi                                                30.000
                        Kas                                                                                                      295.000
Transaksi Lain
Berikut adalah ayat-ayat jurnal untuk beberapa transaksi lainnya yang
berhubungan dengan neraca Dana Lancar dari Universitas Impian:
Investasi                                                        55.000
          Kas                                                                              55.000

Kas                                                                88.000
          Penyisihan Piutang Tak Tertagih        10.000
          Piutang Usaha                                                             98.000

Persediaan                                                     45.000
          Kas                                                                              45.000

Beban dibayar di muka                                 14.000


          Kas                                                                              14.000

Utang                                                                        50.000
Utang dibayar di muka                                 8.000
Utang kepada dana lain                                60.000
          Kas                                                                              118.000

Kas                                                                5.000
          Kredit yang ditangguhkan                                          5.000

Deposit mahasiswa                                       3.000
          Kas                                                                              3.000

Terakhir, manajemen Universitas Impian menyisihkan Rp 50.000 dari saldo dana


untuk riset di masa depan. Ayat jurnalnya sbb:
Saldo Dana                                                                                       50.000
          Cadangan untuk penelitian yang dialokasikan oleh Dewan               50.000
1.4  Dana Lancar Terikat

Dana dalam Dana Lancar Terikat dapat digunakan untuk tujuan operasional dari
universitas sesuai batasan yang ditetapkan pihak eksternal yang mensponsori dana tersebut.
Penerimaan dana dengan pembatasan dicatat sebagai peningkatan dalam kas dan saldo
dana, namun tidak diakui sebagai pendapatan sampai ketentruan yang membatasi
penggunaan dana tersebut dipenuhi dan dana dibelanjakan sesuai dengan cara yang telah
ditetapkan.
Format ayat jurnal penerimaan dana dalam Dana  Lancar Terikat adalah sbb:
Kas                                        xxx
          Saldo Dana                             xxx

Format ayat jurnal ketika dana terset dibelanjakan adalah sbb:


            Belanja                                    xxx
            Saldo Dana                             xxx
                                    Kas                              xxx
                                    Pendapatan                 xxx

Jadi dalam Dana Lancar Terikat, pendapatan tidak diakui sampai belanja yang sesuai
dengan tujuan tertentu telah dilakukan.

Ilustrasi Transaksi Dana Lancar Terikat

Berikut adalah ilustrasi lanjutan dari transaksi-transaksi Universitas Impian


selama tahun 20X6:

Pendapatan dan Penambahan Saldo Dana Lainnya


Universitas Impian menerima dana untuk Dana Lancar Terikat dari pemerintah
senlai Rp 300.000 yang penggunaannya dibatasi pada riset pengobatan kanker, jumlah ini
ternasuk Rp 20.000 sebagai penggantian biaya overhead yang dicatat dalam Dana Lancar
Terikat. Selain itu Universitas Impian juga menerima dana dari sebuah lembaga swasta
senilai Rp 250.000 yang penggunaannya dibatasi pada pengembangan :Pusat Rekayasa
Teknologi”. Ayat jurnalnya sbb:
Kas                                        300.000
          Saldo Dana                             300.000

Kas                                        250.000
          Saldo Dana                             250.000

Selama tahun 20X6 Universitas Impian membelanjakan uang senilai Rp 212.000


untuk riset pengobatan kanker dan Rp 190.000 untuk pengembangan “Pusat Rekayasa
Teknologi”. Ayat jurnalnya sbb:
Saldo Dana                                                                           212.000
          Pendapatan-hibah dan kontrak pemerintah                                        212.000

Saldo dana                                                                            190.000
          Pendapatan-sumbangan, hibah, dan kontrak pribadi                          190.000
Selain itu, Universitas Impian juga menerima pendapatan dari pengelolaan Dana
Abadi senilai Rp105.000 yang penggunaannya dibatasi pada belanja untuk pengenbangan
program S-1. Ayat jurnalnya sbb:
Kas                                                                                        105.000
          Pendapatan-Dana Abadi dan Pendapatan Investas                            105.000

Belanja dan Pengurangan Saldo Dana Lainnya

Dari keterangan tentang pendapatan dalam Dana Lancar Terikat di atas juga dapat
diketahui bahwa belanja yang dilakukan dengan menggunakan dana Lancar Terikat adalah
total senilai Rp 507.000 (riset pengobatan kanker senilai Rp 212.000, pengembangan
“Pusat Rekayasa Teknologi” senilai Rp 190.000, pengembangan program S1 senilai Rp
105.000). dari jumlah total tersebut, Rp 7.000 masih berupa utang yang harus dilunasi
kemudian. Rincian belanja tersebut dapat dilihat pada ayat jurnal sbb:
Belanja-Pengajaran                           245.000
Belanja-Riset                                                200.000
Belanja-Pelayanan Publik                   12.000
Belanja-Beasiswa                                50.000
          Kas                                                      500.000
          Utang                                                     7.000

Dana dari pemerintah senilai Rp 300.000 untuk riset pengobatan kanker sudah
termasuk Rp 20.000 sebagai penggantian biaya overhead yang dicatat dalam Dana Lnacar
Terikat. Ketika belanja penggantian biaya overhead ini dilakukan dan dicatat pada Dana
Lancara Terikat, makan pada Dana Lancar Terikat dibuatlah ayat jurnal berikut:
Saldo Dana               20.000
          Kas                              20.000

Setelah diteliti, senilai Rp 14.000 dari Dana Lancar Terikat yang telah diterima
sebelumnya ternyata ketentuan yang membatasinya tidak dapat dipenuhi oleh Universitas
Impian sehingga harus dikembalikan. Ayat jurnalnya adalah sbb:
Saldo Dana               14.000
          Kas                              14.000

Transaksi Lain
Berikut adalah ayat jurnal untuk beberapa transaksi lainnya yang berhubungan
dengan neraca Dana Lancar dari Universitas Impian:
Investasi                    41.000
          Kas                              41.000

Kas                            46.000
          Piutang                        46.000

Utang                                    3.000
          Kas                              3.000

Laporan Keuangan
Laporan keuangan Universitas Impian untuk tahun buku yang berakhir tanggal 30
Juni 20X6 disajikan pada beberapa figur berikut:
Universitas Impian
Neraca-Dana Lancar
30 Juni 20X6
(dalam ribuan rupiah)
                                                                                                20x6                20x5
Aktiva
    Tidak terikat:
            Kas                                                                                95.000           55.000
            Investasi                                                                      245.000           180.000
Piutang                                                                        123.000           98.000
Penyisihan piutang tak tertagih                                     (9.000)           (10.000)
Persediaan                                                                     45.000           40.000
Beban dibayar dimuka                                                  14.000           10.000
Jumlah tidak Terikat                                                               513.000           373.000
Terikat:
            Kas                                                                              179.000           56.000
            Investasi                                                                      124.000           83.000
            Piutang                                                                          38.000           84.000
Penyisihan piutang tak tertagih                                     (4.000)           (4.000)
Jumlah terikat                                                                     337.000           219.000

Jumlah Dana Lancar                                                               850.000           592.000          


 
Kewajiban dan Saldo Dana

     Tidak Terikat
            Utang                                                                          63.000               50.000
            Utang dibayar dimuka                                                            10.000                8.000
            Deposit Mahasiswa                                                       5.000               18.000
            Utang pada dana lain                                                  79.000               60.000
            Kredit ditangguhkan                                                   15.000               10.000

            Saldo Dana:
                Tidak Dialokasikan                                              281.000              227.000
                Dialokasikan oleh Dewan                                       50.000                 -
Total Tidak Terikat                                                         513.000              373.000
 
     Terik
at:
            Utang                                                                          7.000                 3.000
            Saldo Dana                                                             313.000               216.000
Total Terikat                                                             337.000               219.000

Total Dana
B. BADAN LAYANAN UMUM
1. PENGERTIAN DAN KONSEP BADAN LAYANAN UMUM
Dalam Undang-undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara
Pasal 1 angka 23 dinyatakan bahwa “Badan Layanan Umum adalah instansi di lingkungan
Pemerintah yang dibentuk untuk memberikan pelayanan kepada masyarakat berupa
penyediaan barang dan/atau jasa yang dijual tanpa mengutamakan mencari keuntungan
dan dalam melakukan kegiatannya didasarkan pada prinsip efisiensi dan produktivitas”.
Dari pengertian tersebut dapat dilihat bahwa Badan Layanan Umum adalah
instansi (satuan kerja pengguna anggaran/barang ) yang berada di lingkungan pemerintah
yang dibentuk dengan tujuan untuk memberikan pelayanan kepada masyarakat, baik
berupa penyediaan barang dan/atau jasa tanpa mengutamakan mencari keuntungan.
Artinya bahwa Badan Layanan Umum boleh untuk mencari keuntungan. Akan tetapi
mencari keuntungan bukan merupakan tujuan utama, karena tujuan utama dari Badan
Layanan Umum berdasar PP No 23 tahun 2005 adalah meingkatkan pelayanan kepada
masyarakat dalam rangka memajukan kesejahteraan umum dan mencerdaskan kehidupan
bangsa dengan memberikan fleksibilitas dalam pengelolaan keuangan berdasarkan prinsip
ekonomi dan produktivitas dan penerapan praktik bisnis yang sehat. Praktik bisnis yang
sehat artinya berdasarkan kaidah manajemen yang baik akan mencakup perencanaan,
pengorganisasian, pelaksanaan, pengendalian serta pertanggungjawaban.
Secara umum asas badan layanan umum adalah pelayanan umum yang pengelolaan
berdasarkan kewenangan yang didelegasikan , tidak terpisah secara hukum dari instansi
induknya. Badan Layanan Umum dibagi menjadi dua, Badan Layanan Umum (pusat) dan
Badan Layanan Umum Daerah (BLUD) dan masing-masing mempunyai pengaturan
sendiri. Untuk instansi pemerintah yang ditetapkan sebagai Badan Layanan Umum
(pusat), maka pengaturannya mengikuti ketentuan yang ada dalam Peraturan Pemerintah
Nomor 23 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum. Sedangkan
instansi pemerintah yang ditetapkan sebagai Badan Layanan Umum Daerah mengikuti
Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Badan
Layanan Umum dan Permendagri 61 Tahun 2007 tentang Pedoman Teknis Pengelolaan
Keuangan Badan Layanan Umum Daerah.

1.1 Badan Layanan Umum Pusat


Telah disebutkan sebelumnya bahwa Badan Layanan Umum (pusat) diatur dengan
Peraturan Pemerintah Nomor 23 tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Badan Layanan
Umum. Menurut Pasal 1 angka 1 PP Nomor 23 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan
Badan Layanan Umum, Badan Layanan Umum adalah instansi di lingkungan pemerintah
yang dibentuk untuk memberikan pelayanan kepada masyarakat berupa penyediaan barang
dan/atau jasa yang dijual tanpa mengutamakan mencari keuntungan dan dalam melakukan
kegiatannya didasarkan pada prinsip efisiensi dan produktivitas.
Badan Layanan Umum (pusat) sesuai Pasal 3 ayat 1 Peraturan Pemerintah Nomor 23
Tahun 2005 beroperasi sebagai unit kerja kementrian negara/lembaga untuk melakukan
pemberian layanan umum yang pengelolaannya berdasarkan kewenangan yang didelegasikan
oleh instansi induk, maka status hukum Badan Layanan Umum(pusat) tidak terpisah dari
kementrian/lembaga sebagai instansi induknya. Tetapi sesuai Pasal 3 ayat 3 Peraturan
Pemerintah Nomor 23 Tahun 2005, kementrian negara/lembaga tetap bertanggung jawab atas
pelaksanaan kewenangan yang didelegasikannya kepada BLU, tetapi hanya sebatas pada
tanggung jawab atas pelaksanaan kebijakan penyelenggaraan pelayanan umum saja.

1.2 Badan Layanan Umum Daerah


Untuk Badan Layanan Umum daerah selain Harus menaati PP 23 Tahun 2005 juga harus
menaati Permendagri Nomor 61 Tahun 2007 tentang Pedoman Teknis Pengelolaan Keuangan
Badan Layanan Umum Daerah.
Pasal 1 angka 1 Permendagri 61 Tahun 2007 tentang Pedoman Teknis Pengelolaan
Keuangan Badan Layanan Umum Daerah Menyatakan bahwa Badan Layanan Umum Daerah
adalah satuan kerja perangkat daerah atau unit kerja pada satuan kerja perangkat daerah di
lingkungan pemerintah daerah yang dibentuk untuk memberikan pelayanan kepada
masyarakat berupa penyediaan barang dan/atau jasa yang dijual tanpa mengutamakan
mencari keuntungan dan dalam melakukan kegiatannya didasarkan pada prinsip efisiensi dan
produktivitas. Dari pengertian tersebut dapat dilihat adanya kesamaan tujuan antara BLU
(pusat) dengan BLUD yaitu dibentuk untuk memberikan pelayanan kepada masyarakat tanpa
mengutamakan mencari keuntungan. Perbedaanya terletak pada siapa yang bisa menjadi
BLUD. Satuan kerja yang bisa menjadi BLUD adalah SKPD atau unit kerja SKPD.
SKPD(Satuan Kerja Pemerintah Daerah) adalah perangkat daerah pada pemerintah daerah
selaku pengguna anggaran/barang. Sedangkan unit kerja pada SKPD adalah bagian satuan
kerja perangkat daerah yang melaksanakan satu atau beberapa program. Oleh karena BLUD
merupakan SKPD maka status hukumnya tidak terpisah dari pemerintah daerah. Artinya tetap
memiliki kedudukan yang sama dengan SKPD yang lain, sama-sama bertanggung jawab
kepada kepala daerah. Yang membedakan adalah pengelolaan keuangan saja.
2. TUJUAN DAN ASAS BADAN LAYANAN UMUM

Dalam Peraturan Pemerintah Republik Indonesia no. 23 tahun 2005 tentang


“Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum” memuat tujuan dan asas dari Badan
Layanan Umum yang tercantum pada bab II Pasal 2 dan 3 yang masing-masing
adalah:
2.1 Tujuan Badan Layanan Umum
BLU bertujuan untuk meningkatkan pelayanan kepada masyarakat dalam rangka
memajukan kesejahteraan umum dan mencerdaskan kehidupan bangsa dengan
memberikan fleksibilitas dalam pengelolaan keuangan berdasarkan prinsip ekonomi
dan produktivitas, dan penerapan praktek bisnis yang sehat.
2.2 Asas Badan Layanan Umum
1. BLU beroperasi sebagai unit kerja kementerian negara/lembaga/pemerintah daerah
untuk tujuan pemberian layanan umum yang pengelolaannya berdasarkan
kewenangan yang didelegasikan oleh instansi induk yang bersangkutan.
2. BLU merupakan bagian perangkat pencapaian tujuan kementerian
negara/lembaga/pemerintah daerah dan karenanya status hukum BLU tidak terpisah
dari kementerian negara/lembaga/pemerintah daerah sebagai instansi induk.
3. Menteri/pimpinan lembara/gubernur/bupati/walikota bertanggung jawab atas
pelaksanaan kebijakan penyelenggaraan pelayanan umum yang didelegasikannya
kepada BLU dari segi manfaat layanan yang dihasilkan.
4. Pejabat yang ditunjuk mengelola BLU bertanggung jawab atas pelaksanaan kegiatan
pemberian layanan umum yang didelegasikan kepadanya oleh menteri/pimpinan
lembaga/gubernur/bupati/ walikota.
5. BLU menyelenggarakan kegiatannya tanpa mengutamakan pencarian keuntungan.
6. Rencana kerja dan anggaran serta laporan keuangan dan kinerja BLU disusun dan
disajikan sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari rencana kerja dan anggaran serta
laporan keuangan dan kinerja kementerian negara/lembaga/SKPD/pemerintah
daerah.
7. BLU mengelola penyelenggaraan layanan umum sejalan dengan praktek bisnis yang
sehat.
Adapun asas lain bagi Badan Layanan Umum yaitu:
1. Pejabat BLU bertanggungjawab atas pelaksanaan kegiatan layanan umum kepada
pimpinan instansi induk.
2. BLU tidak mencari laba.
3. Rencana kerja, anggaran dan laporan BLU dan instansi induk tidak terpisah.
4. Pengelolaan sejalan dengan praktik bisnis yang sehat.

3. POLA PENGELOLAAN KEUANGAN BADAN LAYANAN UMUM

3.1 Pengertian
Menurut Permendagri No. 61 tahun 2007 tentang Pedoman Teknis Pengelolaan
Keuangan Badan Layanan Umum Daerah Pasal 1 ayat (2), Pola Pengelolaan Keuangan
BLUD, yang selanjutnya disingkat PPK-BLUD adalah pola pengelolaan keuangan yang
memberikan fleksibilitas berupa keleluasaan untuk menerapkan praktek-praktek bisnis yang
sehat untuk meningkatkan pelayanan kepada masyarakat dalam rangka memajukan
kesejahteraan umum dan mencerdaskan kehidupan bangsa, sebagai pengecualian dari
ketentuan pengelolaan keuangan daerah pada umumnya. Fleksibilitas yang dimaksud adalah
keleluasaan pengelolaan keuangan/barang BLUD pada batas-batas tertentu yang dapat
dikecualikan dari ketentuan yang berlaku umum.
Dalam proses monitoring PPK-BLUD dilakukan oleh Dewan Pengawas BLUD. Dewan
Pengawas BLUD, yang selanjutnya disebut Dewan Pengawas adalah organ yang bertugas
melakukan pengawasan terhadap pengelolaan BLUD. Dewan pengawas bertugas melakukan
pembinaan dan pengawasan terhadap pengelolaan BLUD yang dilakukari oleh pejabat
pengelola sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. Anggota dewan pengawas
dapat terdiri dari unsur-unsur:
a. pejabat SKPD yang berkaitan dengan kegiatan BLUD;
b. pejabat di lingkungan satuan kerja pengelola keuangan daerah; dan
c. tenaga ahli yang sesuai dengan kegiatan BLUD.
Segala sesuatu yang mengatur tentang Dewan Pengawas BLUD selengkapnya diatur
dalam Permendagri No 61 tahun 2007 bab V Pasal 43 – 48.

3.2 Tata Kelola


BLUD beroperasi berdasarkan pola tata kelola atau peraturan internal yang
memperhatikan 4 prinsip dimana dicantumkan dalam Peraturan Menteri Dalam Negeri
Nomor 61 Tahun 2007 Pasal 33 antara lain:
a. Transparansi, merupakan asas keterbukaan yang dibangun atas dasar kebebasan arus
informasi agar informasi secara langsung dapat diterima bagi yang membutuhkan.
b. Akuntabilitas, merupakan kejelasan fungsi, struktur, sistem yang dipercayakan pada
BLUD agar pengelolaannya dapat dipertanggungjawabkan.
c. Responsibilitas, merupakan kesesuaian atau kepatuhan di dalam pengelolaan organisasi
terhadap prinsip bisnis yang sehat serta perundang-undangan.
d. Independensi, merupakan kemandirian pengelolaan organisasi secara profesional tanpa
benturan kepentingan dan pengaruh atau tekanan dari pihak manapun yang tidak sesuai
dengan peraturan perundang-undangan dan prinsip bisnis yang sehat.
Pejabat pengelola BLUD terdiri atas: pemimpin, pejabat keuangan, dan pejabat teknis.
Pengangkatan dalam jabatan dan penempatan pejabat pengelola BLUD ditetapkan
berdasarkan kompetensi dan kebutuhan praktek bisnis yang sehat.

3.3 Standar Pelayanan Minimal


Untuk menjamin ketersediaan, keterjangkauan dan kualitas pelayanan umum yang
diberikan oleh BLUD, kepala daerah menetapkan standar pelayanan minimal BLUD
dengan peraturan kepala daerah. Standar pelayanan minimal dapat diusulkan oleh
pemimpin BLUD dan harus mempertimbangkan kualitas layanan, pemerataan, dan
kesetaraan layanan serta kemudahan untuk mendapatkan layanan.
Standar Pelayanan Minimal harus memenuhi persyaratan :
a. Fokus pada jenis pelayanan
Fokus pada jenis pelayanan artinya mengutamakan kegiatan pelayanan yang menunjang
terwujudnya tugas dan fungsl BLUD.
b. Terukur
Terukur artinya SPM merupakan kegiatan yang pencapaiannya dapat dinilai sesuai
dengan standar yang telah ditetapkan.
c. Dapat dicapai
Dapat dicapai artinya SPM merupakan kegiatan nyata, dapat dihitung tingkat
pencapaiannya, rasional, sesuai kemampuan dan tingkat pemanfaatannya.
d. Relevan dan dapat diandalkan
Relevan dan dapat diandalkan artinya SPM merupakan kegiatan yang sejalan, berkaitan
dan dapat dipercaya untuk menunjang tugas dan fungsi BLUD.
e. Tepat waktu
Tepat waktu artinya terjadi kesesuaian jadwal dan kegiatan peiayanan yang telah
ditetapkan.
Standar Pelayanan Minimal (SPM) Rumah Sakit adalah batas bawah dari kemampuan
rumah sakit dalam pelayanan dan menjamin keselamatan pasien serta petugas rumah sakit
yang merupakan alat ukur mutu pelayanan rumah sakit yang dapat mendukung pencapaian
indikator kinerja rumah sakit. Hal tersebut terdapat di Kepmenkes No.129 tahun 2008
tentang Standar Pelayanan Minimal Rumah Sakit dan Permendagri No. 61 tahun 2007
tentang pedoman teknis pengelolaan keuangan BLUD. SPM sendiri digunakan sebagai
pedoman bagi BLU dalam penyelenggaraan layanan kepada masyarakat dan sebagai alat
akuntabilitas BLU dalam penyelenggaraan layanannya.

3.4 Tarif Layanan


BLUD dapat memungut biaya kepada masyarakat sebagai imbalan atas barang dan/atau
jasa layanan yang diberikan, seperti yang tercantum dalam Permendagri 61 tahun 2007 Pasal
57. Imbalan yang dimaksud adalah berupa tarif dimana merupakan imbal hasil yang wajar
sesuai jenis layanan BLUD yang bersangkutan. Seperti yang dissebutkan pada Pasal 58 ayat
(4), penetapan tarif layanan harus mempertimbangkan kontinuitas dan pengembangan
layanan, daya beli masyarakat, serta kompetisi yang sehat. Layanan tarif BLUD ditentukan
oleh kepala daerah dalam bentuk tim, peraturan kepala daerah mengenai tarif layanan BLUD
dapat dilakukan perubahan sesuai kebutuhan dan perkembangan keadaan, serta berpedoman
pada Pasal 58.

3.5 Perencanaan dan Penganggaran


a. Perencanaan
BLUD menyusun Rencana Strategis Bisnis BLUD. Renstra bisnis BLUD
sebagaimana dimaksud dalarn PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR
61 TAHUN 2007 Pasal 69 ayat (1), dipergunakan sebagai dasar penyusunan RBA dan
evaluasi kinerja. Renstra bisnis BLUD mencakup pernyataan visi, misi, program
strategis, pengukuran pencapaian kinerja, rencana pencapaian lima tahunan dan proyeksi
keuangan lima tahunan BLUD.
b. Penganggaran
Seperti yang telah disebutkan diatas bahwa Renstra bisnis BLUD dipergunakan
sebagai dasar penyusunan RBA dan evaluasi kinerja. RBA sebagaimana dirnaksud
memuat:
1) Kinerja tahun berjalan;
2) Asumsi makro dan mikro;
3) Target kinerja;
4) Analisis dan perkiraan biaya satuan;
5) Perkiraan harga;
6) Anggaran pendapatan dan biaya;
7) Besaran persentase ambang batas;
8) Prognosa laporan keuangan;
9) Perkiraan maju (forward estimate);
10) Rencana pengeluaran investasi/modal; dan
11) Ringkasan pendapatan dan biaya untuk konsolidasi dengan RKA-SKPD/APBD.
RBA sebagaimana yang dimaksud disertai dengan usulan program, kegiatan, standar
pelayanan minimal dan biaya dari keluaran yang akan dihasilkan.

3.6 Pelaksanaan Anggaran


a. DPA-BLUD
DPA-BLUD (Dokumen Pelaksanaan Anggaran BLUD) mencakup antara lain:
1) pendapatan dan biaya;
2) proyeksi arus kas;
3) jumlah dan kualitas barang dan/atau jasa yang akan dihasilkan.
DPA-BLUD disahkan oleh PPKD sebagai dasar pelaksanaan anggaran. Pengesahan
DPA-BLUD berpedoman pada peraturan perundang-undangan. Jika DPA-BLUD belum
disahkan oleh PPKD, BLUD dapat melakukan pengeluaran uang setinggi-tingginya
sebesar angka DPA-BLUD tahun sebelumnya. DPA-BLUD yang telah disahkan oleh
PPKD menjadi dasar penarikan dana yang bersumber dari APBD.
b. Pengelolaan Kas
Transaksi penerimaan dan pengeluaran kas yang dananya bersumber jasa layanan,
hibah, hasil kerjasama dengan pihak lain, serta sumber lain-lain pendapatan BLUD yang
sah dilaksanakan melalui rekening kas BLUD. Penerimaan BLUD pada setiap hari
disetorkan seluruhnya ke rekening kas BLUD dan dilaporkan kepada pejabat keuangan
BLUD.
c. Pengelolaan Piutang dan Utang
1. Piutang
BLUD dapat memberikan piutang sehubungan dengan penyerahan barang, jasa,
dan/atau transaksi yang berhubungan langsung maupun tidak langsung dengan
kegiatan BLUD. Piutang dikelola secara tertib, efisien, ekonomis, transparan, dan
bertanggung jawab serta dapat memberikan nilai tambah, sesuai dengan prinsip
bisnis yang sehat dan berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan. BLUD
melaksanakan penagihan piutang pada saat piutang jatuh tempo. Untuk
melaksanakan penagihan piutang, BLUD menyiapkan bukti dan administrasi
penagihan, serta menyelesaikan tagihan atas piutang BLUD. Dalam penagihan
piutang yang sulit ditagih, dapat dilimpahkan penagihannya kepada kepala daerah
dengan dilampiri bukti-bukti valid dan sah. Piutang dapat dihapus secara mutlak
atau bersyarat oleh pejabat yang berwenang, yang nilainya ditetapkan secara
berjenjang. Kewenangan penghapusan piutang, ditetapkan dengan peraturan kepala
daerah, dengan memperhatikan ketentuan peraturan perundang-undangan.
2. Utang atau Pinjaman
BLUD dapat melakustandarkan pinjaman/utang, dapat berupa pinjaman/utang
jangka pendek atau pinjaman/utang jangka panjang. Pinjaman dikelola dan
diselesaikan secara tertib, efisien, ekonomis, transparan, dan bertanggung jawab.
Perikatan pinjaman dilakukan oleh pejabat yang berwenang secara berjenjang
berdasar nilai pinjaman. Kewenangan perikatan pinjaman diatur dengan peraturan
kepala daerah.
d. Investasi
BLUD dapat melakukan investasi sepanjang memberi manfaat bagi peningkatan
pendapatan dan peningkatan pelayanan kepada masyarakat serta tidak mengganggu
likuiditas keuangan BLUD. Investasi dapat berupa investasi jangka pendek dan investasi
jangka panjang. Investasi jangka pendek merupakan investasi yang dapat segera
dicairkan dan dimaksudkan untuk dimilikl selama 12 (dua belas) bulan atau kurang.
BLUD tidak dapat melakukan investasi jangka panjang, kecuali atas persetujuan kepala
daerah.
e. Kerjasama
Untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas pelayanan, BLUD dapat melakukan
kerjasama dengan pihak lain. Kerjasama dilakukan berdasarkan prinsip efisiensi,
efektivitas, ekonomis dan saling menguntungkan. Kerjasama dengan pihak lain antara
lain:
1) kerjasama operasi;
2) sewa menyewa;
3) usaha lainnya yang menunjang tugas dan fungsi BLUD.
f. Pengadaan Barang dan/atau Jasa
Pengadaan barang dan/atau jasa pada BLUD dilaksanakan berdasarkan ketentuan
yang berlaku bagi pengadaan barang/jasa pemerintah. Pengadaan barang dan/atau jasa
dilakukan berdasarkan prinsip efisien, efektif, transparan, bersaing, adil/tidak
diskriminatif, akuntabel dan praktek bisnis yang sehat. Ketentuan pengadaan barang
dan/atau jasa yang ditetapkan pemimpin BLUD harus dapat menjamin ketersediaan
barang dan/atau jasa yang lebih bermutu, lebih murah, proses pengadaan yang sederhana
dan cepat serta mudah menyesuaikan dengan kebutuhan untuk mendukung kelancaran
pelayanan BLUD.
g. Pengelolaan Barang
Barang inventaris milik BLUD dapat dihapus dan/atau dialihkan kepada pihak lain
atas dasar pertimbangan ekonomis dengan cara dijual, ditukar dan/atau dihibahkan.
Barang inventaris, merupakan barang pakai habis, barang untuk diolah atau dijual,
barang lainnya yang tidak memenuhi persyaratan sebagai aset tetap. Hasil penjualan
barang inventaris sebagai akibat dari pengalihan merupakan pendapatan BLUD. Hasil
penjualan barang inventaris dituangkan secara memadai dalam laporan keuangan BLUD.
BLUD tidak boleh mengalihkan dan/atau menghapus aset tetap, kecuali atas
persetujuan pejabat yang berwenang. Aset tetap merupakan aset berwujud yang
mempunyai masa manfaat lebih dari 12 (dua belas) bulan untuk digunakan dalam
kegiatan BLUD atau dimanfaatkan oleh masyarakat umum. Kewenangan pengalihan
dan/atau penghapusan aset tetap diselenggarakan berdasarkan jenjang nilai dan jenis
barang sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
h. Surplus dan Defisit Anggaran
Surplus anggaran BLUD merupakan selisih lebih antara realisasi pendapatan dan
realisasi biaya BLUD pada satu tahun anggaran. Surplus anggaran BLUD dapat
digunakan dalam tahun anggaran berikutnya kecuali atas permintaan kepala daerah
disetorkan sebagian atau seluruhnya ke kas daerah dengan mempertimbangkan posisi
likuiditas BLUD.
Defisit anggaran BLUD merupakan selisih kurang antara realisasi pendapatan
dengan realisasi biaya BLUD pada satu tahun anggaran. Defisit anggaran BLUD dapat
diajukan usulan pembiayaannya pada tahun anggaran berikutnya kepada PPKD.
i. Penyelesaiaan Kerugian
Kerugian pada BLUD yang disebabkan oleh tindakan melanggar hukum atau
kelalaian seseorang, diselesaikan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan mengenai penyelesaian kerugian daerah.
j. Penatausahaan
Penatausahaan BLUD sebagaimana dimaksud dalam Pasal 112 didasarkan pada
prinsip pengelolaan keuangan bisnis yang sehat. Penatausahaan BLUD dilakukan secara
tertib, efektif, efisien, transparan, dan dapat dipertanggungjawabkan. Penatausahaan
keuangan BLUD paling sedikit memuat:
1) pendapatan/biaya;
2) penerimaan/pengeluaran;
3) utang/piutang;
4) persediaan, aset tetap dan investasi; dan
5) ekuitas dana.
Kebijakan penatausahaan keuangan BLUD ditetapkan oleh pemimpin BLUD yang
disampaikan kepada PPKD.

3.7 Akuntansi, Pelaporan, dan Pertanggungjawaban


1) Akuntansi
BLUD menyelenggarakan akuntansi dan laporan keuangan sesuai dengan standar
akuntansi keuangan yang diterbitkan oleh asosiasi profesi akuntansi Indonesia untuk
manajemen bisnis yang sehat dan ditetapkan oleh kepala daerah dengan peraturan kepala
daerah. Kebijakan akuntansi BLUD digunakan sebagai dasar dalam pengakuan,
pengukuran, penyajian dan pengungkapan aset, kewajiban, ekuitas dana, pendapatan dan
biaya. Hal tersebut diatas tercantum dalam Permendagri No 61 tahun 2007 Pasal 115
hingga Pasal 117.
2) Pelaporan dan Pertanggungjawaban
Laporan keuangan BLUD diatur dalam Permendagri 61 tahun 2007 Pasal 118 hingga
Pasal 121, dimana yang dijabarkan dalam Pasal-Pasal tersebut mencakup isi laporan
keuangan BLUD yang terdiri dari:
1) Neraca yang menggambarkan posisi keuangan mengenai aset, kewajiban, dan
ekuitas
2) Dana pada tanggal tertentu;
3) Laporan operasional yang berisi informasi jumlah pendapatan dan biaya blud
selama satu periode;
4) Laporan arus kas yang menyajikan informasi kas berkaitan dengan aktivitas
operasional, investasi, dan aktivitas pendanaan dan/atau pembiayaan yang
menggambarkan saldo awal, penerimaan, pengeluaran dan saldo akhir kas selama
periode tertentu; dan
5) Catatan atas laporan keuangan yang berisi penjelasan naratif atau rincian dari
angka
6) Yang tertera dalam laporan keuangan.
Laporan disampaikan setiap 3 bulan, 6 bulan, dan setiap tahunan. Penyusunan
laporan keuangan diatas adalah untuk kepentingan konsolidasi, dilakukan berdasarkan
standar akuntansi pemerintahan.

3.8 Evaluasi dan Penilaian Kerja


Evaluasi dan penilaian kinerja BLUD dilakukan setiap tahun oleh kepala daerah dan/atau
dewan pengawas terhadap aspek keuangan dan non keuangan. Evaluasi dan penilaian kinerja
bertujuan untuk mengukur tingkat pencapaian hasil pengelolaan BLUD sebagaimana
ditetapkan dalam renstra bisnis dan RBA. Evaluasi dan penilaian kinerja dari aspek keuangan
dapat diukur berdasarkan tingkat kemampuan BLUD dalam:
a. memperoleh hasil usaha atau hasil kerja dari layanan yang diberikan
(rentabilitas);
b. memenuhi kewajiban jangka pendeknya (likuiditas);
c. memenuhi seluruh kewajibannya (solvabilitas);
d. kemampuan penerimaan dari jasa layanan untuk membiayai pengeluaran.
Penilaian kinerja dari aspek non keuangan dapat diukur berdasarkan perspektif
pelanggan, proses internal pelayanan, pembelajaran, dan pertumbuhan.
BAB III

KESIMPULAN

Badan Layanan Umum adalah instansi di lingkungan Pemerintah yang dibentuk untuk
memberikan pelayanan kepada masyarakat berupa penyediaan barang dan/atau jasa yang
dijual tanpa mengutamakan mencari keuntungan dan dalam melakukan kegiatannya
didasarkan pada prinsip efisiensi dan produktivitas (UU No. 1 Tahun 2004 tentang
Perbendaharaan Negara pasal 1 angka 23). Badan Layanan Umum dibagi menjadi dua, yaitu
Badan Layanan Umum (pusat) dan Badan Layanan Umum Daerah (BLUD) dan masing-
masing mempunyai pengaturan sendiri. BLU bertujuan untuk meningkatkan pelayanan
kepada masyarakat dalam rangka memajukan kesejahteraan umum dan mencerdaskan
kehidupan bangsa dengan memberikan fleksibilitas dalam pengelolaan keuangan berdasarkan
prinsip ekonomi dan produktivitas, dan penerapan praktek bisnis yang sehat.
Karakteristik BLU antara lain adalah: berkedudukan sebagai lembaga pemerintah
yang menghasilkan barang/jasa yang seluruhnya/sebagian dijual kepada publik. BLU tidak
bertujuan mencari keuntungan, dikelola secara otonom dengan prinsip efisien dan
produktivitas ala korporasi. Selain itu, karakteristik BLU adalah dimana rencana
kerja/anggaran dan pertanggungjawaban dikonsolidasikan pada instansi induk, pendapatan
dan sumbangan dapat digunakan langsung, pegawai dapat terdiri dari PNS dan non-PNS,
serta bukan sebagai subjek pajak. Persyaratan BLU menyangkut persyaratan substantif dan
persyaratan teknis.
Pola pengelolaan keuangan badan layanan umum adalah pola pengelolaan keuangan
yang fleksibel berupa keleluasaan untuk menerapkan praktek-praktek bisnis yang sehat untuk
meningkatkan pelayanan kepada masyarakat dalam rangka memajukan kesejahteraan umum
dan mencerdaskan kehidupan bangsa, sebagai pengecualian dari ketentuan pengelolaan
keuangan daerah pada umumnya. Kerangka hukum Badan Layanan Umum (BLU) antara lain
adalah: UU RI No. 25 Tahun 2009 Bab I pasal 1 angka 1 tentang Pelayanan Publik, Pasal 1
angka 23, Pasal 68 dan Pasal 69 UU No. 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara, dan
PP No. 23 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum. Sedangkan
kebijakan Badan Layanan Umum diatur dalam beberapa peraturan perundang-undangan
diantaranya: Pasal 1 angka 23, Pasal 68 dan Pasal 69 UU No. 1 Tahun 2004 tentang
Perbendaharaan Negara, PP No. 23 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Badan
Layanan Umum, serta PP No. 65 Tahun 2005 tentang Pedoman Penyusunan dan Penerapan
Standar Pelayanan Minimal.
Universitas dikelompokkan menjadi dua yaitu: universitas yang dikelola pihak swasta
(private university) yang pelaksanaan akuntansinya dilaksanakan berdasar standar akuntansi
yang dikembangkan oleh Finansial Accounting Standards Boards-FASB (Dewan Standar
Akuntansi Keuangan) khususnya dalam pernyataan (FASB Statement) No. 117 tentang
Laporan Keuangan untuk Organisasi Nirlaba. Universitas yang Dikelola Pihak Pemerintah
(Public University) dimana pelaksanaan akuntansinya dilaksanakan berdasar standar
akuntansi yang dikembangkan oleh Government Accounting Standards Boards-GASB
(Dewan Standar Akuntansi Pemerintahan) khususnya dalam pernyataan (GASB Statement)
No. 115 tentang “Model Pelaporan Keuangan untuk Universitas”.
Struktur dana untuk universitas terdiri atas: dana lancar (current funds), dana
pinjaman (loan funds), dana abadi (endownment funds), dana anuitas dan pensiun (annuity
and life income funds), dana pembangunan (plant funds)
DAFTAR PUSTAKA

Ahmad,Fafa. 2004. Undang-Undang Republik Indonesia No. 1 Tahun 2004. Viewed 15


October 2012. <http://fafaahmad.files.wordpress.com/2008/04/ uu_01_2004.pdf>
Depdagri. 2007. Pedoman Penilaian Depdari. Viewed 15 October 2012. <www.arsada-
online.org>
Peraturan Menteri Keuangan Nomor 07/Pmk.02/2006
tentang Persyaratan Administratif Dalam Rangka Pengusulan Dan Penetapan Satuan
Kerja Instansi Pemerintah Untuk Menerapkan Pola Pengelolaan Keuangan Badan
Layanan Umum
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 23 Tahun 2005 tentang Pengelolaan
Keuangan Badan Layanan umum
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No .23 Tahun 2005
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 23 Tahun 2005. Viewed 15 October 2012.
<www.presidenri.go.id/DokumenUU.php/108.pdf>
Permendagri No 61 tahun 2007 tentang Pedoman Teknis Pengelolaan Keuangan Badan
Layanan Umum Daerah
Putra. 2009. Kerangka Hukum dalam Perencanaan. Viewed 15 October 2012.
<http://putracenter.net/2009/02/16/kerangka-hukum-dalam-perencanaan/>
Radian, Ahmad. 2010. ‘Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum Dalam
Penyelenggaraan Pemerintahan’. S.H skripsi. Universitas Airlangga. Surabaya
Subandriyah. 2010. ‘Implementasi Permendagri Nomor 61 Tahun 2007 Tentang Pola
Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum Daerah Di Rsud Kabupaten Jombang’.
M.K.P tesis. Universitas Ailangga. Surabaya
Tinarbuka. 2011. Badan Layanan Umum (BLU) Rumah Sakit. Viewed 15 October 2012.
<http://tinarbuka-aw.students-blog.undip.ac.id/2011/07/badan-layanan-umum-blu-
rumah-sakit/>
Undang-Undang No. 1 Tahun 2004
Wikiapbn. 2011. Badan Layanan Umum. Viewed 15 October 2012.
<http://www.wikiapbn.org/artikel/Badan_Layanan_Umum>
Wikiapbn. n.d. Daftar Peraturan Tentang Badan Layanan Umum. Viewed 15 October 2012.
<http://www.wikiapbn.org/artikel/Daftar_Peraturan_
Tentang_Badan_Layanan_Umum>
http://matkulakuntansi-jami.blogspot.com/2013/06/akuntansi-universitas.html
Makalah
Akuntansi untuk Institusi Pendidikan pada Peguruan
Tinggi (Universitas) yang Berstatus Badan
Layanan Umum (BLU)

OLEH :

LISNAWATI 1901120504.P

VENY INDAH LESTARI 1901120502. P

WANDA APRIYANTO 1901120503. P

DOSEN MATA KULIAH : KOEFROWI S.E., Ak., M.M.

TAHUN AJARAN 2019-2020

Anda mungkin juga menyukai