net/publication/341539875
CITATIONS READS
0 10,303
1 author:
Sufardi Sufardi
Syiah Kuala University
43 PUBLICATIONS 34 CITATIONS
SEE PROFILE
Some of the authors of this publication are also working on these related projects:
EFEKTIVITAS FUNGI MIKORIZA ARBUSKULA DAN FUNGI SELULOLITIK TAHAN KEKERINGAN SEBAGAI PUPUK HAYATI SPESIFIK LOKASI TERHADAP KUALITAS BIOLOGI
TANAH DAN HASIL JAGUNG View project
All content following this page was uploaded by Sufardi Sufardi on 21 May 2020.
NUTRISI TANAMAN
27
28 | PROF. DR. IR. SUFARDI, M.S.
Selain 16 macam unsur tersebut, masih ada beberapa unsur yang lain yang
juga dipertimbangkan sebagai unsur hara tanaman seperti : silikon (Si),
natrium (Na), kobalt (Co), dan vanadium (V). Unsur-unsur ini ternyata
diketahui penting pada beberapa organisme, terutama jika unsur utama tidak
tersedia. (Chapman, 1978).
Tabel 2.1. Bentuk unsur hara yang diserap tanaman dan kemungkinan pupuk
yang dapat diberikan untuk mencukupi hara tersebut.
Jenis pupuk yang dapat
Nama Unsur Unsur Bentuk diserap
Diberikan
Karbon C CO2
Hidrogen H H2O, H2, H+ Udara atmosfer, hujan
Oksigen O O2, CO2
Nitrogen N NO3- NH4+ Urea, Amonium sulfat (ZA)
KNO3, NaNO3
Fosfor F H2PO3, HPO4- ES, TSP, SP-36, Ca(H2PO4)2
Guano, Apatit
Kalium K K+ KCl, K2SO4, (ZK), KNO3
Kalsium Ca Ca2+ CaCO3, dolomit [Ca,Mg(CO3)2],
CaO, Ca(OH)2
Magnesium Mg Mg2+ Dolomit, MgSO4
Sulfur S SO42- ZA, K2SO4, S elementer
Besi Fe Fe2+ FeSO4
Mangan Mn Mn2+ MnCl2, MnSO4
Seng/Zinc Zn Zn2+ ZnSO4
Tembaga Cu Cu2+ CuSO4
Boron B H2BO3-, HBO32- Borax
Molibdenum Mo MoO42- NH4 molibdat
Khlor Cl Cl- CaCl2, NaCl
Sumber: Tisdale et al. (1997)
Unsur C, H, dan O secara langsung dapat diserap melalui udara (CO2, O2)
dan air. Molekul air (H2O) diserap tanaman melalui absorpsi akar dan karbon
dioksida (CO2) masuk secara difusi ke daun tanaman lewat stomata (Jones et
al., 1991). Proses fotosintesis dipengaruhi dan tergantung pada ketersediaan air
dan status unsur hara (nutrisi) dalam tanaman. Tiga belas unsur lainnya
diasimilasikan oleh tanaman melalui absorpsi akar dalam bentuk ion yang
terdapat di dalam larutan tanah. Unsur nitrogen (N) selain diserap melalui tanah,
juga sebagian besar berasal dari udara atmosfer (80%). Dari atmosfer ini, N
difikasi oleh mikrobia simbiotik pada akar tanaman legum.
2. Unsur tersebut harus spesifik dan tidak dapat digantikan oleh unsur yang
lain. Persyaratan kedua ini tidak mutlak karena ada indikasi bahwa
beberapa unsur dapat mengganti unsur lain meskipun sifatnya parsial.
Sebagai contoh, fungsi K dapat diganti secara parsial oleh Na.
3. Unsur tersebut harus memberikan efek langsung pada pertumbuhan atau
metabolisme tanaman dan bukan oleh pengaruh tidak langsung seperti
oleh antagonis dengan unsur yang lain, serta akan memperlihatkan
gejala yang spesifik jika terjadi kekurangan. Sebagai contoh, kekurangan
P memperlihatkan daun berwarna hijau keunguan, kekurangan N
menimbulkan gejala klorosis, dan sebagainya. Ketiga kriteria di atas
dikenal dengan kriteria esensialitas (criteria of essensiality).
Tabel 2.3. Penemu dan penemu esensialitas untuk unsur-unsur esensial
Simbol Penemu Tahun Penemu Esensialitas Tahun
C ** ** De Saussure 1804
H Cavendish 1766 De Saussure 1804
O Priestley 1774 De Saussure 1804
N Rutherford 1772 De Saussure 1804
P Brand 1772 Ville 1860
S ** ** Von Sachs, Knop 1865
K Davy 1807 Von Sachs, Knop 1860
Ca Davy 1807 Von Sachs, Knop 1860
Mg Davy 1808 Von Sachs, Knop 1860
Fe ** ** Von Sachs, Knop 1860
Mn Scheele 1774 McHargue 1922
Cu ** Sommer 1931
**
Lipman & McKinnon 1931
Zn ** ** Sommer & Lipman 1926
Mo Hzelm 1782 Arnon & Stout 1939
B Gay Lussac Sommer & Lipman 1926
1808
& Thenard
Cl Scheele 1774 Broyer et al. 1954
Sumber : Glass (1989)
unsur ini bisa mencapai 90-95 persen dari bobot kering tanaman (Salisburry
dan Ross, 1995).
Cu, Fe, Zn, Mn, Transpor elektron dan katalis untuk enzim-
IV
Mo enzim
logam seperti Cu, Zn, Mn, Cl, dan lain-lain terlibat sebagai pengatur pada
proses-proses metabolisme tanaman yang berhubungan dengan fungsi
sebagai ekseptor dan ko-faktor enzim (Mengel dan Kikrby, 2007).
Dari kriteria konsentrasi, maka bisa saja suatu unsur hara yang dikenal
sebagai unsur mikro pada kebanyakan tanaman, akan menjadi unsur makro
pada tanaman tertentu (Rasyid et al., 2009). Sebagai contoh, unsur Cl dalam
tanaman kelapa ternyata konsentrasi normalnya berkisar 0,5 – 2,0 persen
sehingga bisa dianggap sebagai unsur makro pada tanaman tersebut. Jika
konsentrasi suatu unsur hara esensial di dalam jaringan tanaman berada di
bawah titik tertentu, pertumbuhan tanaman akan terhambat dan tanaman
dikatakan defisien (kahat) dalam unsur tersebut. Konsentrasi dalam jaringan
yang paling rendah untuk mencapai pertumbuhan maksimum atau mendekati
maksimum disebut dengan konsentrasi kritis (critical concentration) yang
Pada titik kecukupan hara, penyerapan hara tetap jalan tetapi tidak
menunjukkan peningkatan hasil. Sebaliknya jika konsentrasi di dalam
jaringan melebihi ambang kecukupan hara, maka titik ini disebut dengan
konsentrasi berlebihan dan jika pada konsentrasi ini terjadi keracunan, maka
konsentrasi ini disebut dengan titik meracun atau titik toksisitas (toxicity
point) atau titik di atas level kritis (upper critical level). Konsentrasi kritis
dan berlebihan setiap unsur hara berbeda-beda dan juga bervariasi antar
spesies tanaman (Rengel, 1999; Prassad dan Power, 1997; Marschner’s,
2011). Sebagai pedoman umum, konsentrasi unsur-unsur esensial dalam
jaringan tanaman dapat dilihat pada Tabel 2.5.
tanaman tertentu yang jumlahnya bisa mencapai 0,5 % (Fageria et al., 2010;
Epstein dan Bloom, 2007).
2.5. Rangkuman
Unsur hara atau disebut juga dengan nutrisi tanaman ialah unsur-unsur
(elemen) kimia yang dibutuhkan oleh tanaman untuk melangsungkan proses-
proses fisiologis agar kehidupan tanaman tersebut berlangsung dengan baik.
Saat ini, tidak kurang dari enam belas jenis unsur diketahui memiliki peranan
yang penting bagi pertumbuhan tanaman yaitu C, H, O, N, P, K, Ca, Mg, S,
Fe, Mn, B, Cu, Zn, Mo, dan Cl. Hampir seluruh unsur hara diserap tanaman
dalam bentuk ion kecuali C, H, dan O yang masing-masing diserap dalam
bentuk CO2, air, dan O2. Ketiga unsur terakhir ini terdapat bebas di udara dan
di dalam tanah, sedangkan unsur hara yang lainnya umumnya diserap
tanaman dari dalam tanah atau melalui pemupukan.
Unsur esensial merupakan unsur hara yang mutlak diperlukan oleh
tanaman agar kelangsungan hidupnya berjalan normal. Menurut Arnon &
Stout (1939) suatu unsur dikatakan esensial jika memiliki tiga kriteria sebagai
berikut, yaitu : (1) secara langsung terlibat di dalam gizi tanaman dan jika
kekurangan unsur tersebut, (2) unsur tersebut harus spesifik dan tidak dapat
digantikan oleh unsur yang lain, dan (3) unsur tersebut harus memberikan
efek langsung pada pertumbuhan atau metabolisme tanaman dan bukan oleh
pengaruh tidak langsung seperti oleh antagonis dengan unsur yang lain, serta
akan memperlihatkan gejala yang spesifik jika terjadi kekurangan.
Berdasarkan jumlahnya di dalam jaringan tanaman, maka unsur hara
dibagi atas dua kelompok yaitu unsur hara makro yaitu C, H, O, N, P, K, Ca,
Mg, S dan unsur hara mikro yaitu Fe, Mn, Zn, B, Mo, Cu, dan Cl. Unsur
amkro ialah setiap unsur yang di dalam tanaman jumlahnya mencapai lebih
dari 0,1 % dari bobot kering tanaman, sedangkan unsur hara mikro ialah
unsur yang komposisinya di dalam jaringan tanaman kurang dari 100 ppm
atau 0,01 % dari bobot kering tanaman. Selain itu, unsur hara juga dapat
diklasifikasi berdasarkan fungsi fisiologis dan fungsi osmotik.
Konsentrasi dalam jaringan yang paling rendah untuk mencapai
pertumbuhan maksimum atau mendekati maksimum disebut dengan
konsentrasi kritis (critical concentration). Titik kritis ini merupakan zona
responsif dari unsur hara. Pada titik kecukupan hara, penyerapan hara tetap
jalan tetapi tidak menunjukkan peningkatan hasil. Sebaliknya jika konsentrasi
di dalam jaringan melebihi ambang kecukupan hara, maka titik ini disebut
dengan konsentrasi berlebihan dan jika pada konsentrasi ini terjadi
keracunan, maka konsentrasi ini disebut dengan titik meracun atau titik
toksisitas (toxicity point) atau titik di atas level kritis (upper critical level).
Konsentrasi kritis dan berlebihan setiap unsur hara berbeda-beda dan juga
bervariasi antar spesies tanaman.
2.6. Glossarium
Barker, A.V., and D.J. Pilbeam. 2007. Handbook of Plant Nutrition. Taylor
and Francis Publ. CRS Press.
Chapman, H.D. 1978. Diagnostic Criteria for Plants and Soil. Univiversity of
California, Reverside.
Dris, R., F. H. Abdelaziz, and M. Jain. 2002. Plant Nutrition. Growth and
Diagnosis. Sience Publisher.
Epstein, E., and A.J. Bloom. 2004. Mineral Nutrition of Plants: Principles
and Perspectives. 2nd Eddition. John Wiley & Sons, New York.
Fageria, N., K.Virupax, C. Baligar, and C.A. Jones. 2010. Growth and
Mineral Nutrition of Field Crops, Third Edition. CRC Press.
Fageria, N.K. 2008. The Use of Nutrients in Crop Plants.
Boca Raton, FL: CRC Press.
Goetz, S., and S. Fergus L. 2003. Trees, Crops and Soil Fertility: Concepts
and Research Methods. Publisher: CABI.
Havlin, J.L., S.L. Tisdale, W.L. Nelson, and J.D. Beaton. 1998. Soil Fertility
and Fertilizers: An Introduction to Nutrient Management. 6th. Edition.
Prentice Hall, London.
Jones, J.B. B. Wolf., and H.A. Mills. 1991. Handbook of Plant Analysis.
Mac.Micro Publ. Athens.
Jones, J.B. 1998. Plant Nutrition Manual. CRC Press.
Jones, J.B. 2012. Plant Nutrition and Soil Fertility Manual. John Wiley and
Sons., New York.
Marschner’s, P. 2011. Mineral Nutrition of Higher Plants. Academic Press.
London.
Mengel, K. dan E.A. Kirkby, 2007. Principles of Plant Nutrition. Inter.
Potash. Inst.
Prassad, R. and J.F. Power. 1997. Soil Fertility Management for Sustainable
Agriculture. CRC Lewis Publ. New York.
Rasyid, A., J. Ryan, and G. Estefan. 2009. Soil and Plant Analysis
Laboratory Manual. CSR Press.
Rengel, Z. 1999. Mineral Nutrition of Crops: Fundamental Mechanisms and
Implications. CRS Publ. Press.
Salisbury, F.B., and C.W. Ross. 1995. Plant physiology. 5th ed. Wadsworth
Publ. Co., Inc. Boulder, CO.