Pendahuluan
1.1 Latar Belakang
Bangunan adalah salah satu faktor yang menjadi parameter sebuah kebudayaan dan
sangat berpengaruh pada kehidupan manusia, baik dalam hal bisnis, pertemuan sebuah
komunitas manusia, dan berbagai macam kegiatan manusia lainnya. Hal ini menjadikan
bangunan haruslah kokoh, sehingga bangunan ini akan menjamin keberadaaan komunitas
yang bernaung didalamnya. Bangunan yang kokoh ini dibangun dengan perencanaan yang
matang serta berbagai bentuk campuran bahan yang menyusunnya,
Salah satu campuran bahan kontruksi untuk membuat bangunan dan strukturnya
semakin kuat dan kokoh adalah baja. / struktur baja. Permulaan pemakaian baja sebagai
bahan campuran penguat kontruksi dan struktur bangunan adalah pada abad ke-19 yakni
ketika pengolahan besi mulai umum dan harganya mulai terjangkau. Penggunaan bahan baja
ini dimaksudkan untuk mengganti penggunaan bahan kayu yg mudah terbakar, serta mulai
menipisnya persediaan kayu yang berkualitas dipasaran. Baja digunakan secara umum pada
sebuah kontruksi bangunan karena baja memiliki batasan sempurna yang akan menahan
beban jenis Tarik aksial, Tarik aksial, dan lentur dengan fasilitas yang hamper sama. Baja
juga memiliki berat jenis yang tinggi tetapi perbandingan antara kekuatan dengan beratnya
juga tinggi sehingga komponen baja tersebut tidak terlalu berat jika dibandingkan dengan
kapasitas muat bebannya, selama bentuk-bentuk struktur yang digunakan menjamin bahwa
bahan tersebut dipergunakan secara efisien.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa pengertian bahan baja serta struktur kontruksi baja untuk bangunan?
2. Bagaimanakah sifat-sifat bahan baja untuk material sebuah struktur kontruksi
bangunan?
3. Bagaimanakah kelebihan dan kekurangan bahan baja dalam penggunaaannya
untuk struktur bangunan?
4. Bagaimana konsep sambungan struktur kontruksi baja?
5. Apa saja contoh-contoh penerapan material bahan baja untuk kontruksi
bangunan?
BAB II
Pembahasan
2.1 Pengertian Bahan Baja dan Struktur Kontruksi Baja untuk Bangunan
Kata Baja dalam bahasa inggris, yaitu steel berasal dari kata keterangan Proto-
Germanic yaitu stahlija atau stakhlijan (terbuat dari baja), yang terkait dengan stahlaz atau
stahlija (berdiri tegap). Baja dapat didefinisikan sebagai sebuah logam campuran yang
memiliki besi dan karbon sebagai unsur penyusun utamanya. Kandungan karbon dalam baja
berkisar antara 0,2% hingga 2,1% berat sesuai tingkatannya. Fungsi karbon dalam baja
adalah sebagai unsur pengeras dengan mencegah dislokasi bergeser pada kisi kristal (crystal
lattice) atom besi. Unsur paduan lain yang biasa ditambahkan selain karbon adalah mangan
(manganese), krom (chromium), vanadium, dan tungsten.
Sedangkan kontruksi baja bisa didefinisikan sebagai sebuah system kontruksi yang
mengandalkan baja sebagai pondasinya. Penggunaan kontrukis baja untuk bangunan atau
Gedung tinggi dan luas telah terbukti lebih kokoh dan aman. Serta kontruksi ini lebih mudah
untuk dirangkai dan mempercepat pembangunan sehingga banyak raktu yang bisa digunakan
untuk proses pembangunan lainnya.
Penggunaan baja sebagai bahan bangunan banyak digunakan pada struktur utama
yang meliputi batang Tarik, batang tekan dan batang lentur. Desain struktur pada kontruksi
baja harus memenuhi 3 unsur yakni kekuatan, kemampuan layan dan ekonomis.
a. Batang Tarik
Batang tarik adalah elemen batang pada struktur yang menerima gaya tarik
aksial murni, dan umumnya terdapat pada struktur rangka batang. Gaya tarik
tersebut dikatakan sentris, jika garis gaya berimpit dengan garis berat
penampang. Batang tarik ini sangat efektif dalam memikul beban, dan dapat
terdiri dari profil tunggal ataupun profil-profil tersusun. Contoh penampang
batang tarik adalah profil bulat, pelat, siku, siku ganda, siku bintang,kanal,
WF, dan lain-lain. Berikut ini adalah contoh gambar baja sebagai batang Tarik.
b. Batang Tekan
Batang tekan adalah batang-batang dari struktur yang dapat menahan beban
tekan aksial yang searah dengan sumbu batang. Pada struktur baja terdapat 2
7macam batang tekan, yaitu: kolom dan bagian rangka batang yang memikul
gaya tekan.
c. Batang Lentur
Batang lentur adalah batang struktur yang menahan baban transversal atau
beban yang tegak lurus sumbu batang. Menurut Ariestadi, Dian, 2008,batang-
batang lentur pada struktur yang biasanya disebut gelagar atau balok bisa
dikategorikan sebagai joist, lintel, balok sprandel, girder, dan balok tunggal /
gelagar tunggal. Berikut contoh gambar batang lentur pada sebuah struktur
bangunan
2.2 Sifat-Sifat Bahan Baja untuk Material Sebuah Struktur Kontruksi Bangunan
Sifat-sifat baja pada struktur bangunan bisa dipengaruhi oleh kombinasi logam
penysunnya, kombinasi penyusun bahan baja ini bisa menaikkan kekokohan, kekerasan
keuletan, regangan, kekuatan energi pikul, energi tahan karat, dan lain-lain. Namun pada
pencampuran logam dan bahan lain yang kurang pas juga mampu menurunkan sifat-sifat
positif yang tadi sudah disebutkan. Berikut ini sifat-sifat bahan baja pada kontruksi bangunan
antara lain:
a. Sifat Mekanis Baja
Baja bisa diproduksi dengan berbagai kekuatan yang bisa dinyatakan dengan
kekuatan tegangan tekan lelehnya atau dengan tegangan tarik batas. Bahan
baja dengan tipe terendah kekokohannya akan selalu memiliki perbandingan
kekuatan per volume lebih besar disbanding dengan bahan-bahan bangunan yg
lain. Hal ini menjadikan perencanaan suatu kontruksi baja memiliki beban
mati yang lebih kecil untuk bentang yang lebih panjang. Untuk Standard
Nasional Indonesia no 03-1729-2002 sifat mekanis baja structural yang
digunakan dalam perencanaan wajib memenuhi persyaratan yang ada pada
table dibawah ini:
b. Sifat Daktilitas Baja
Sifat daktilitas baja adalah sifat sebuah bahan baja yang dapat mengalami
deformasi yang besar dibawah pengaruh tegangan tarik yang tinggi tanpa
hancur atau putus. Sifat ini menjadikan struktur baja mampu mencegah
terjadinya proses robohnya bangunan secara tiba-tiba.
c. Korosi
Karena baja adalah salah satu jenis logam maka besi mampu mengalami
proses korosi. Korosi adalah kerusakan atau degradasi logam akibat reaksi
redoks antara suatu logam dengan berbagai zat dilingkungannya yang
menghasilkan senyawa-senyawa yang tidak dikehendaki. Masa guna bahan
baja sangat dipengaruhi oleh penangkalan terhadap korosi. Penangkalan korosi
ini bisa dengan beberapa cara antara lain: pengecatan, disepuh dengan
seng,timah,emas atau perak, melapisi secara galvanis dengan seng, krom, nikel
atau cadmium.
d. Pengaruh Radiasi
Perubahan radiasi kosmis atau aliran medan listrik dan medan magnet pada
bahan kontruksi baja maka akan memberikan dampak negative terhadap
kesehatan manusia. Hal ini bisa diatasi dengan pembumian pada gedung
dengan pondasi beton bertulang dengan menggunakan kabel penghubung dari
tembaga.