Anda di halaman 1dari 25

KONSEP PENDIDIKAN AQIDAH PERSPEKTIF ISLAM

(Studi Tafsir Tarbawi)

Oleh:Desi Oktarianti
(Dosen Sekolah Tinggi Islam Baturaja)

Abstrak dimaksud hakikat manusia,


Tesis ini berjudul hakikat pendidikan, sistem
Konsep Pendidikan Aqidah pendidikan Islam, dan sistem
perspektif Islam (studi tafsir pendidikan aqidah perspektif
tarbawi, dilatarbelakangi oleh Tafsir Tarbawi.
fenomena sosial banyaknya Pendekatan penelitian
aliran sesat. Berikutnya dari tesis ini adalah Tafsir
beberapa buku/ jurnal Tarbawi, yaitu menganalisis
diketahui belum banyak yang ayat-ayat yang ada hubungan
meneliti Konsep Pendidikan dengan pendidikan dengan
Aqidah Perspektif Tafsir menggunakan Content
Tarbawi. Studi-studi Islam Analysis sebagai alat
masih banyak yang penyesuaian. Adapun langkah-
menggunakan buku-buku langkahnya sebagai berikut:
kontemporer pada umumnya. Data Reduction Data Display,
Referensi yang digunakan Conclusion Drawing/
masih banyak yang mengutip Verification melalui
para sarjana non-muslim Komparasi.
(Orientalis). Oleh karena itu, Dari analisis data dapat
penelitian ini mengangkat disimpulkan bahwa Hakikat
masalah tentang hakikat manusia dalam pandangan
manusia, hakikat pendidikan, tafsir tarbawi dapat
sistem pendidikan Islam dan dikategorikan menjadi 7
sistem pendidikan aqidah konsep, yaitu: Abd Allah, Bani
menurut Tafsir Tarbawi. Hal Adam, al-Basyar, al-Insan, al-
ini bertujuan untuk untuk Ins, al-Nas, Khalifah Allah.
mengetahui apa yang Sistem pendidikan Islam dalam

105
perspektif Tafsir Tarbawi sahabat, umat manusia.
terdiri dari: Tujuannya Kurikulumnya Tauhid, Iman,
menjadi manusia bertaqwa. Islam, masalah ghaibiyyat,
Pendidiknya Allah, Para Nabi, kenabian, takdir, berita-berita,
orangtua, Malaikat Jibril. bahaya syirk, kufr, nifaq.
Peserta Didiknya, Para Nabi, Metodenya keteladanan,
Para sahabat, umat manusia. nasehat, dialog, adu argumen,
Kurikulumnya Ideal perumpamaan, ceramah,
Curriculum, Actual observasi. Medianya langit,
Curriculum, Activity bumi, gunung-gunung,
Curriculum. Metodenya bintang-bintang, hewan-
ceramah, keteladanan, hewan, tongkat, istana, al-
perintah dan larangan, tanya Qur’an. Evaluasinya cobaan,
jawab, diskusi, pemberian al-Imtihan dalam dakwah dan
tugas, kisah, amsal, mempertahankan aqidah
demonstrasi. Medianya media khususnya Para Nabi dan
tulis, benda-benda alam, Rasul, orang-orang shaleh.
hewan-hewan, tumbuhan. Lingkungannya keluarga,
Evaluasinya al-Inba’, al- masjid/tempat peribadatan,
Hisab, al-Bala’, al-Imtihan. sekolah, sosial/masyarakat.
Lingkungannya keluarga, Sumber-sumbernya al-Qur’an,
sekolah, masyarakat. Hadis, Sejarah.
Sumbernya al-Qur’an, Hadits,
sejarah, ijtihad ulama. Kata Kunci: Konsep,
Sedangkan Sistem Pendidikan Pendidikan Aqidah, Tafsir
Aqidah dalam Perspektif Tarbawi.
Tafsir Tarbawi terdiri dari:
Tujuannya menjadikan Abstract
manusia senantiasa beribadah This thesis titled Concept of
kepadaNya. Pendidiknya Education Aqeedah Muslim
Allah, Para Nabi, orangtua, perspective (tarbawi
Malaikat Jibril. Peserta commentaries, motivated by
Didiknya Para Nabi, para the social phenomenon of

106
many cult. Next of several From the data analysis it can
books / journals known yet be concluded that the essence
many are researching Concept of man in view tarbawi
Interpretation Education interpretation can be
Perspectives Tarbawi categorized into seven
Aqeedah. Islamic Studies are concepts, namely: Abd Allah,
still many who use books Children of Adam, al-Bechar,
contemporary in general. al-Insan al-Ins, al-Nas, Caliph
References used are still many of Allah. Islamic education
who cite the non-Muslim system in perspective Tarbawi
scholars (Orientalist). Commentary consists of: The
Therefore, this study raises goal become pious man.
issues about human nature, the Educators God, the Prophets,
essence of education, Islamic parents, Gabriel. Learners, the
education system and the Prophets, Companions,
education system according to mankind. The curriculum Ideal
the Tafsir Tarbawi aqidah. it Curriculum, Actual
aims to to know what is the Curriculum, Curriculum
nature of man, the nature of Activity. The method is lecture,
education, Islamic education exemplary, commands and
system, and the education prohibitions, question and
system aqeedah Tarbawi answer, discussion,
Tafsir perspective. assignments, stories, proverbs,
The approach of this thesis demonstrations. Media media
research was Tafsir Tarbawi, writes, natural objects,
namely analyzing passages in animals, plants. Evaluation al-
connection with education by Inba ', al-reckoning, al-Bala',
using content analysis as a al-Imtihan. Its environment
means of adjustment. The steps family, school, community. The
are as follows: Data Reduction source of the Qur'an, Hadith,
Data Display, Conclusion history, ijtihad scholars. While
Drawing / Verification by the Education System in
Comparison. Perspective Commentary

107
Tarbawi creed consists of: The
goal is to make people always
worship Him. Educators God,
the Prophets, parents, Gabriel. Pendahuluan
Learners of the Prophet, the Pendidikan identik
Companions, mankind. The dengan perkembangan
curriculum Tawheed, Faith, manusia itu sendiri “Life is
Islam, issues ghaibiyyat, education, and education is
prophetic, destiny, news, life” (Murni Jamal 1984, hlm.
danger shirk, kufr, nifaq. The 11). Pemahaman seperti itu
method is exemplary, advice, tidak jauh dengan pandangan
dialogue, argument, parable, Islam. Sejak awal
lectures, observation. Media kelahirannya, Islam sudah
heaven, earth, mountains, memberikan penghargaan yang
stars, animals, stick, palace, besar kepada ilmu. Ketika
al-Quran. Evaluation trials, Rasulullah SAW menerima
al-Imtihan in propaganda and wahyu pertama, yang mula-
maintain Aqeedah especially mula diperintahkan kepadanya
the Prophets and Messengers, adalah “membaca”, Jibril
the people of God. Its memerintahkan nabi
environment family, mosques / Muhammad,m seperti
places of worship, schools, disebutkan dalam (QS. al-
social / community. The ‘Alaq/96: 1).
sources are the Qur'an, Perintah ini tidak hanya
Hadith, History. sekali diucapkan Jibril tetapi
berulang-ulang sampai Nabi
Keywords: Concepts, dapat menerima wahyu
Education Aqeedah, Tafseer tersebut. Menurut M. Quraish
Tarbawi. Shihab, dari kata iqra’ inilah
kemudian lahir aneka makna
seperti menyampaikan,
menelaah, mendalami,
meneliti, mengetahui ciri

108
sesuatu, dan membaca teks dakwah Rasulullah, dengan
baik yang tertulis maupun dakwah Rasulullah yang
tidak. Wahyu pertama itu berdasarkan mukjizat dan
menghendaki umat Islam ilham dari Allah SWT, bisa
untuk senantiasa membaca menerima dengan mudah dan
dengan dilandasi bismiRabbik, senang hati, sehingga
dalam arti hasil bacaan itu pengajaran dan dakwah
nantinya dapat bermanfaat Rasulullah bisa dengan cepat
untuk kemanusiaan (M. diterima di berbagai kalangan
Quraish Shihab, hlm. 5). masyarakat.
Selanjutnya dalam ayat Dilihat dari sejarah
lain dinyatakan: “katakanlah: dakwah, Nabi lebih lama
apakah sama orang-orang yang berdakwah di Mekah selama
mengetahui dengan orang- 13 tahun dalam mengajarkan
orang yang tidak aqidah tauhid. Di Madinah,
mengetahui? Sesungguhnya Nabi berdakwah 10 tahun saja
hanya orang-orang yang dalam mengajarkan Syari’ah
berakallah yang dapat Islamiyah (Nasir ibnu Abdil
menerima pelajaran (QS. az- Karim, hlm. 24). Menurut
Zumar/39: 9). Abudinnata (2011, hlm. 81),
Dengan demikian, al- kurikulum pendidikan di
Qur’an dijadikan sebagai Mekah berisi materi
sumber ilmu dan hukum yang pengajaran yang berkaitan
dikembangkan oleh umat dengan aqidah dan akhlak
Islam. Keberhasilan Rasulullah mulia dalam arti luas. Yakni
dalam mendidik dan mengajar aqidah yang dapat mengubah
umatnya jelas terlihat, hanya keyakinan dan pola pikir
dengan lebih kurang 23 tahun masyarakat yang semula
saja, ajaran Islam sudah mempertuhankan benda-benda
tersebar dan diterima seluas- yang tidak berdaya sebagai
luasnya. Sehingga banyak tempat memohon sesuatu,
yang dulunya menjadi musuh menjadi orang yang meyakini
dan penentang pertama adanya Allah SWT yang

109
memiliki berbagai sifat masyarakat Islam banyak yang
kesempurnaan dan jauh dari tidak mengerti secara benar
sifat-sifat kekurangan. tentang aqidah tauhid yang di
Sedangkan visi pendidikan di bawa oleh Rasul kita. Ini bisa
Mekkah adalah “unggul dalam dilihat dari banyaknya aliran-
bidang aqidah dan akhlak aliran yang sesat yang
sesuai dengan nilai-nilai diputuskan oleh Majelis Ulama
Islam”. Indonesia (MUI). Sebagai
Kita juga bisa melihat contoh dalam fatwa MUI
sejarah dari Para Rasul, Nomor: 11/MUNAS
bahwasanya mereka bersama- VII/MUI/15/2005. Tentang
sama dalam menegakkan Aliran Ahmadiyah, yang
dakwah tauhid. Hal pertama menyatakan bahwa Aliran
yang dilakukan para Rasul Ahmadiyah yang mempercayai
adalah meluruskan ajaran Mirza Ghulam Ahmad sebagai
agama Islam dalam aqidah. Ini Nabi sesudah Nabi
bisa kita lihat dalam beberapa Muhammad dan menerima
ayat al-Qur’an, seperti : QS. wahyu adalah murtad dan
al-Anbiyaa’/21: 25), (QS. an- keluar dari Islam karena
Nahl/ 16: 36) dan (QS. mengingkari ajaran Islam yang
Luqman/31: 13). Di sini jelas qath’i dan bahwa Muhammad
terlihat, masalah aqidah yang SAW sebagai Nabi dan Rasul
pertama kali di ingatkannya, terakhir (Himpunan Fatwa
bukan masalah harta dan MUI 2011, hlm. 103).
sebagainya. Ini bisa jadi Aliran sesat berikutnya,
gambaran kita, bahwasanya yaitu aliran yang tidak
aqidah itu sangatlah penting mengakui Sunnah/Hadits Nabi,
dalam pendidikan anak-anak Komisi Fatwa Majelis Ulama
didik kita. Indonesia dalam sidangnya di
Begitu juga, di lihat Jakarta pada Tanggal 16
dari fenomena sosial Ramadhan 1403 H. Bertepatan
masyarakat Indonesia. Kita dengan tanggal 27 Juni 1983
bisa temui bahwasanya M, setelah diketahui adanya

110
aliran yang tidak mempercayai karena ajaran Allah telah
Hadits Nabi Muhammad SAW sempurna. Pengakuan
sebagai sumber hukum syari’at seseorang bahwa dirinya
Islam, adalah sesat didampingi dan mendapat
menyesatkan dan berada di ajaran keagamaan dari
luar agama Islam. Dikarenakan malaikat Jibril bertentangan
Hadits Nabi Muhammad SAW dengan al-Qur’an. Oleh karena
adalah salah satu sumber itu, pengakuan itu dipandang
syari’at Islam yang wajib sesat dan menyesatkan
dipegang oleh umat Islam (Himpunan Fatwa MUI 2011,
(Himpunan Fatwa MUI 2011, hlm. 75).
hlm. 55). Begitu juga dengan
Hal berikutnya Fatwa aliran-aliran sesat lainnya yang
Dewan Pimpinan MUI tentang ada di Indonesia. Disinilah
Malaikat Jibril Mendampingi timbul pertanyaan apa yang
Manusia yang dibawa oleh ibu salah dalam nilai-nilai
Lia Aminudin: Doa pendidikan Islam khususnya
Keyakinan atau aqidah tentang dalam masalah aqidah?.
malaikat, termasuk malaikat Sehingga penerapan ajaran
Jibril, baik mengenai sifat dan aqidah Islam yang benar
tugasnya harus didasarkan seolah sulit sekali dilakukan.
pada keterangan atau Berikutnya dari
penjelasan dari wahyu (al- beberapa buku/ jurnal belum
Qur’an dan Hadits). Tidak ada banyak yang meneliti Konsep
satupun ayat maupun Hadits Pendidikan Aqidah Perspektif
yang menyatakan bahwa Tafsir Tarbawi. Studi-studi
malaikat Jibril masih diberi Islam masih banyak yang
tugas oleh Allah untuk menggunakan buku-buku
menurunkan ajaran kepada kontemporer pada umumnya.
umat manusia, baik ajaran baru Referensi yang digunakan
atau ajaran yang bersifat masih banyak yang mengutif
penjelasan terhadap ajaran dari para sarjana non-Islam
agama yang telah ada. Hal ini (Orientalisme). Ini bisa dilihat

111
dari daftar referensi silabus aqidah dalam perspektif Tafsir
kurikulum perguruan tinggi Tarbawi.
Islam. Adapun referensi yang
menggunakan Tafsir Tarbawi Metodologi Penelitian
masih minim. Oleh karena itu, Metode Penelitian
penulis ingin meneliti konsep Penelitian ini dalam bentuk
pendidikan aqidah dengan deskriptif analisis. Adapun
menggunakan Tafsir Tarbawi. jenis penelitian yang
Inilah yang menjadi digunakan adalah library
latar belakang di pilih tema ini, research, yaitu penelitian
sekaligus dasar yang menarik kepustakaan dengan
untuk di bahas lebih jauh menggunakan tela’ah dan
bagaimana nilai pendidikan analisis buku dari teori-teori
aqidah, menurut Tafsir yang ada juga berdasarkan
Tarbawi sebagaimana sumber-sumber yang berkaitan
diketahui inilah salah satu langsung maupun tidak
jalan untuk mengapai langsung dalam pembatasan
keberhasilan dunia dan metodologi dalam pengajaran
akherat, kita harus kembali pendidikan agama Islam.
merujuk kepadanya, terkhusus Adapun metode yang
Konsep Pendidikan Aqidah digunakan adalah Content
Perspektif Islam (Stusi Tafsir Analysis. Content Analysis
Tarbawi). adalah menganalisis makna
Berdasarkan latar yang terkandung dalam
belakang permasalahan diatas, asumsi, gagasan, atau statemen
maka permasalahan sebagai untuk mendapatkan pengertian
berikut : hakikat manusia dan simpulan (Suryabrata
dalam perspektif Tafsir 1997, hlm. 85).
Tarbawi, hakikat pendidikan Begitu juga pendekatan
dalam perspektif Tafsir penelitian yang digunakan
Tarbawi, sistem pendidikan adalah pendekatan filosofis
dalam perspektif Tafsir dan historis. Pendekatan
Tarbawi, sistem pendidikan filosofis ini dinilai sangat tepat

112
untuk digunakan dalam permasalahan (Arifin 1997,
menganalisis pemikiran- hlm. 160).
pemikiran pendidikan yang
tercurah dalam Tafsir Tarbawi, Jenis dan Sumber Data
khususnya dalam masalah Penelitian ini termasuk jenis
aqidah. Pendekatan filosofis riset perpustakaan dengan
adalah pendekatan keilmuan menggunakan data kualitatif,
yang berhubungan dengan yaitu data yang berbentuk
filsafat, dalam arti pendekatan literatur dan informasi verbal
ilmiah dan pendekatan (Creswell, 1994, hlm. 145 ).
sosiologis dalam hubungannya Sebagaimana penelitian
dengan kehidupan sosial bercorak library research, data
(Mukti 1989, hlm. 47). yang diperoleh dari dua
Begitu juga dengan sumber, yaitu : sumber primer
pendekatan historis banyak dan sumber skunder. Sumber
juga digunakan. Karena bagi data primernya adalah adalah
tesis ini sejarah kenabian, al-Qur’an tentang ayat-ayat
sahabat, yang menunjukkan yang berkenaan dengan
pentingnya pendidikan aqidah pendidikan, Mu’jamu al-
yang di ajarkan Rasul, Mufahrasy li al-Fazhi al-
bagaimana Rasul mengajarkan Qur’an al-Karim karya
13 tahun aqidah di Mekah. Muhammad Fuad Abd al-Baqi,
Sebagaimana kita ketahui buku Ilmu Pendidikan Islam
bahwa pendekatan ini adalah karya Prof. DR. H. Ramayulis,
pendekatan keilmuan yang Ilmu Pendidikan Islam karya
berhubungan dengan sejarah. Prof. Dr. H. Abuddin Nata,
Pendekatan ini dicari MA, Filsafat Pendidikan Islam
perbandingan dengan fakta karya Prof. DR. H. Jalaluddin,.
yang terjadi dan berkembang Adapun data sekunder yang
dalam waktu dan tempat- digunakan adalah karya-karya
tempat tertentu untuk dalam bentuk buku hasil
mengetahui persamaan dan penelitian yang berupa tesis,
perbedaan dalam suatu jurnal dan makalah yang

113
relevan dan menjadi pelengkap Data display berarti
data. Data sekunder yang mendisplay data yaitu
digunakan disini antara lain menyajikan data dalam
adalah : Tafsir Qurtubi, bentuk uraian singkat,
Tafsirul Fahrir Râzi, Tafsîr bagan, hubungan antar
Bahrul Muhît, Sejarah katagori, dan sebagainya.
Pendidikan Islam Karya Data yang digunakan dalam
Abuddin Nata, Tafsir Ibnu penelitian kualitatif ini
Katsir, Tafsir al-Misbah, bersifat naratif. Ini
Shahihu Bukhari, Hadis dimaksudkan untuk
Arba’in. memahami apa yang terjadi,
merencanakan kerja
Analisis Data selanjutnya berdasarkan apa
Analisis data dalam penelitian yang dipahami.
ini, dilakukan melalui 3 tahap, 3) Conclusion Drawing /
yaitu : Verification
1) Data Reduction (Reduksi Langkah terakhir ini adalah
Data) penarikan kesimpulan dan
Dalam tahapan ini, peneliti verifikasi. Kesimpulan
merangkum, memilih hal dalam penelitian mungkin
yang pokok, memfokuskan dapat menjawab rumusan
pada hal yang penting, masalah yang dirumuskan
untuk dicari pola dan sejak awal namun juga
temanya berkaitan dengan tidak, karena masalah dan
konsep pendidikan aqidah rumusan masalah pada
perspektif Islam. Dalam penelitian kualitatif masih
mereduksi data, peneliti bersifat sementara dan
memfokuskan hanya pada berkembang setelah peneliti
aspek pendidikan aqidah ada di lapangan.
menurut Tafsir Tarbawi. Kesimpulan penelitian
2) Data Display (penyajian kualitatif merupakan
data) temuan baru yang
sebelumnya belum ada yang

114
berupa deskripsi atau 2006, hlm. 267). Dengan
gambaran yang sebelumnya menggunakan pendekatan ini
belum jelas menjadi jelas kami bermaksud dapat
dapat berupa hubungan membandingkan antara
kausal/ interaktif dan pendapat-pendapat para
hipotesis/ teori (Sugiyono Ilmuan, para mufassir dalam
2005, hlm. 91-92). membahas hakikat manusia,
Dalam penelitian ini hakikat pendidikan, sistem
kami juga menggunakan pendidikan Islam, dan sistem
pendekatan analisis data pendidikan Islam menurut
dengan pendekatan Tafsir Tarbawi.
Komparasi. Metode
Komparatif adalah Kerangka Teori
penyimpulan yang didapat Pandangan tentang
dengan cara membandingkan hakikat manusia akan
pendapat yang satu dengan berdampak pada proses dan
yang lainnya (Nazir, 1988, karakter pendidikan yang akan
hlm. 69). Penelitian komparasi diberikan. Pandangan manusia
akan dapat menemukan sebagai makhluk biologi akan
persamaan-persamaan dan berdampak bagaimana
perbedaan-perbedaan tentang manusia menjadi sempurna
benda-benda, tentang orang, secara biologi. Selanjutnya
tentang prosedur kerja, tentang pandangan manusia sebagai
ide-ide, kritik terhadap makhluk sosial akan
kelompok, terhadap suatu ide berdampak bagaimana
atau suatu prosedur kerja. manusia menjadi sempurna
Dapat juga membandingkan secara sosial. Berikutnya
kesamaan pandangan dan pandangan manusia sebagai
perubahan-perubahan makhluk spiritual akan
pandangan orang, grup atau berdampak bagaimana
negara, terhadap kasus, manusia menjadi sempurna
terhadap orang, pristiwa atau secara spiritual.
terhadap ide-ide (Arikunto

115
Pandangan pada pendidikan, sumber-sumber
hakikat pendidikan juga pendidikan. Kualitas unsur-
berdampak pada karakteristik unsur tersebut akan berdampak
perilaku dan pelayanan pada kualitas hasil sistem
pendidikan yang diberikan tersebut. Karakteristik sistem
pada manusia (peserta didik). akan berdampak pada
Pendidikan itu pada dasarnya karakteristik hasil sistem
merupakan proses untuk tersebut. Dalam konsep
mencapai cita-cita harapan pendidikan Islam, aspek
sesuai dengan konsep dirinya. aqidah merupakan domain
Karena manusia banyak utama dalam kurikulum
dibicarakan dalam al-Qur’an, Pendidikan Islam. Aspek
maka konsep tentang proses aqidah merupakan kajian
pendidikan dalam mencapai utama dalam kajian sejarah
cita-cita banyak juga kenabian dan kerasulan.
dibicarakan dalam al-Qur’an. Dalam kajian Tafsir
Hal-hal yang membicarakan Tarbawi, penulis sangat
konsep tersebut adalah memperhatikan karakteristik
pendidikan spiritual, dan makna setiap kata ayat,
pendidikan jasmani, surat, munasabah dan aspek-
pendidikan karakter, dan aspek yang lain terkait dengan
pendidikan keterampilan. penafsiran al-Qur’an secara
Setiap proses konstektual dan komprehensif.
pendidikan sudah barang tentu
menggunakan model sistem Manusia dan Pendidikan
tertentu. Setiap sistem terdiri Menurut Nurcholish Majid apa
dari beberapa unsur yang yang diajarkan Allah kepada
saling terkait seperti: tujuan Adam tentang “nama-nama
pendidikan, pendidik, peserta seluruhnya” (al-Asma’
didik, kurikulum pendidikan, kullaha) itu adalah akal budi
metode pendidikan, media atau intelek. Dengan akal budi
pendidikan, evaluasi ini manusia memiliki dalam
pendidikan, lingkungan dirinya kemampuan naluriah

116
untuk meraih sejauh-jauhnya dengan perangkat untuk
hikmah–kearifan yang lebih berkomunikasi dengan segalah
tinggi dari sekedar ilmu sesuatu di luar dirinya. Dengan
pengetahuan (Nurcholish perangkat inderawi dan akal
Majid 2002, hlm. 285-286). budi itu manusia mampu
Prosesi pembelajaran Adam ini menerima pengajaran
menunjukkan kalau pada diri (Jalaluddin 2010, hlm. 107).
manusia terdapat potensi di Adam sebagai manusia
mana potensi tersebut bisa sempurna dalam alam
dikembangkan melalui primordial mampu menerima
intervensi dari luar. Dengan pengajaran dari Tuhan dengan
potensi yang memiliki itu begitu dia menyandang tugas
manusia mampu mengakses suci sebagai khalifah Tuhan di
ilmu pengetahuan guna bumi (Nurcholish Majid, hlm.
meningkatkan kualitas sumber 286). Prosesi Adam ini
daya insaninya (Jalaluddin merupakan simbol yang
2010, hlm 106). merepresentasikan
Dikemukakan oleh al- kemampuan manusia untuk
Qur’an, bahwa saat dilahirkan memperoleh pendidikan dan
manusia sama sekali tidak pengajaran. Adam yang
memiliki pengetahuan apapun: memperoleh langsung dari
Dan Allah mengeluarkan Sang Maha Pencipta.
kamu dari perut ibumu Selanjutnya, manusia sebagai
dalam keadaan tidak Bani Adam dapat
mengetahui sesuatupun, dan memperolehnya dengan
Dia memberi kamu aktivitas iqra’ terhadap ayat-
pendengaran, penglihatan ayat Allah. Perintah yang
dan hati, agar kamu termuat dalam wahyu pertama.
bersyukur” (QS. an-Nahl/16 Menurut Jalaluddin
:78). (2010, hlm. 108), dalam
Kembali dijelaskan, pandangan filsafat pendidikan
bahwa untuk memperoleh Islam, pendidikan adalah
pengetahuan, dilengkapi bagian dari kebutuhan

117
manusia. Manusia kerinduan dan ibadah
membutuhkan pendidikan, (Murtadha Muthahhari 1998,
dalam kaitan dengan hlm. 59).
pengembangan potensi yang Dalam konteks ini
dimilikinya. Demikian Abbas al-Aqqad
pentingnya fungsi dan peran menglasifikasi manusia atas
pendidikan ini, sampai-sampai empat tipe: seniman, pemikir,
Islam menempatkan pekerja, dan yang tekun
pendidikan sebagai bagian dari beribadah. Sejarah hidup Nabi
kewajiban agama. Muhammad SAW
Menurut filsafat membuktikan, bahwa beliau
pendidikan Islam, kebutuhan menghimpun dan mencapai
manusia akan pendidikan puncak keempat macam tipe
dinilai mutlak. Adanya manusia tersebut (M. Quraish
kebutuhan ini dapat dirujuk Shihab, hlm. 54).
dari pernyataan al-Qur’an dan Di sini dapat di
Hadits sendiri. al-Qur’an simpulkan, bahwasanya
menyatakan, bahwa hakikat manusia telah di berikan
penciptaan manusia adalah potensi akal. Dengan potensi
semata-mata untuk akal ini, maka manusia akan
menyembah Allah (QS. az- mudah mendapatkan pelajaran
Zaariyaat/51: 56). Menyembah atau pendidikan. Akan tetapi
Allah merupakan kewajiban manusia ketika lahir, tidak
dan tujuan utama dari langsung mendapatkan ilmu
penciptaan manusia. Untuk pengetahuan. Adapun ilmu
memenuhi kewajiban pengetahuan itu akan di dapat
dimaksud, maka Allah SWT, ketika manusia bisa
telah melengkapi manusia memaksimalkan potensi akal
dengan potensi fitrah (QS. ar- yang telah di milikinya dengan
Ruum/30 : 30). Potensi fitrah menggunakan perangkat
ini, sebagaimana dikemukakan inderawi. Melalui iqra’ atas
oleh Murtadha Muthahhari, ayat-ayat Allah, maka manusia
salah satu urusannya adalah

118
akan mendapatkan ilmu Dengan ini dapat
pengetahuan. disimpulkan bahwasanya
konsep manusia menurut tafsir
Tarbawi terdiri dari: Abd
Allah, Bani Adam, al-Basyr,
al-Insan, al-Ins, al-Nas,
2. Temuan Khalifah Allah. Adapun
penjelasannya sebagai berikut:
Hakikat Manusia dalam Al- Pertama, konsep Abd Allah:
Qur’an kata abd secara bahasa dapat
Menurut Jalaludin (2010, hlm. diartikan hamba. Adapun
79-98), dalam al-Qur’an penggunaan kata abd di dalam
dijelaskan mengenai konsep al-Qur’an, tidak selalu
manusia dengan menggunakan dikaitkan dengan hamba yang
sebutan: Abd Allah, Bani menyembah Allah, akan tetapi
Adam, Bani Basyr, al-Insan, juga dikaitkan dengan hamba
al-Nas, dan Khalifah Allah. yang menyembah selain Allah
Adapun pendapat dari seperti syetan, jin, berhala, dan
Ramayulis (2010, hlm. 4), lain sebagainya. Sebagai
dalam al-Qur’an, konsep hamba Allah, manusia dituntut
manusia disebut dengan tiga untuk taat dan patuh atas
istilah: al-Insan, al-Basyar, segala sesuatu yang
dan Bani Adam. Sedangkan diperintahkanNya dan
menurut Abdul Muin Salim menjauhi laranganNya.
(2002, hlm. 79-80), dalam al- Konsep Abd Allah juga
Qur’an konsep manusia memberikan penegasan
disebut dengan 1) al-Insan, al- bahwasanya konsep ini sangat
Ins, Unas, Anasiy, dan Insiy berbeda dengan Darwinisme
yang seluruhnya berasal dari yang menyatakan manusia
huruf ‫( ء‬hamzah), ‫( ن‬nun), dan berasal dari kera. Akan tetapi
‫( س‬sin). 2) ‫( اﻟﺒﺸ ﺮ‬al-Basyar), manusia adalah ciptaan Allah.
3) Bani Adam. Kedua, konsep Bani Adam:
umat manusia ditegaskan oleh

119
Allah berasal dari keturunan penjelasan bahwasanya neraka
yang sama yaitu Adam dan Saqar adalah ancaman dan
Hawa. Keduanya telah peringatan bagi manusia.
dikeluarkan dari surga karena Terakhir kata al-Basyar juga
terbujuk rayu tipuan syetan. memjelaskan bahwasanya
Berikutnya Allah juga telah Yahudi dan Nasrani adalah
menegaskan bahwasanya fitrah manusia biasa, dan bukan
Bani Adam adalah tauhid. anak-anak Allah serta
Berikutnya sebagai manusia, kekasihNya. Keempat, konsep
Bani Adam memerlukan al-Insan: manusia secara fisik
pakaian, minum, makan, serta diciptakan dalam bentuk
mencari rezeki yang halal. sebaik-baiknya. Struktur
Disini juga penegasan maupun postur tubuh manusia
bahwasnya konsep manusia terlihat demikian sempurna,
Bani Adam menjunjung tinggi sehingga mempermudah
nilai-nilai kemanusian, yang manusia untuk menjalani
tidak membedakan perbedaan kehidupannya. Akan tetapi,
ras, suku, bangsa, kultur. dalam konteks konsep al-Insan
Adapun yang membedakan dalam al-Qur’an, manusia tak
antar umat manusia hanyalah lepas dari sifat-sifat negatif
taqwa. Ketiga, konsep al- yang di milikinya, seperti:
Basyr: kata al-Basyar amat zhalim, bodoh, putus asa,
mencangkup makna Rasul dan kafir, melampaui batas, tidak
Nabi adalah manusia yang tahu berterima kasih,
mana memiliki dorongan mengingkari nikmat, kikir,
kodrati primer yang sombong, tergesa-gesa, serta
memerlukan makan, minum, ragu terhadap adanya hari
kebutuhan seksual. Islam akhir. Allah mengingatkan
mengatur akan kebutuhan manusia bahwasanya
tersebut. Tidak hanya itu saja, penciptaannya dari tanah dan
kata al-Basyar menjelaskan setetes air mani. Selanjutnya
bahwasanya manusia terbuat Allah mengingatkan manusia
dari tanah dan air. Serta supaya berhati-hati akan apa

120
yang akan dimakan. Allah juga konsep Khalifah Allah: Allah
mengingatkan manusia untuk lah yang menciptakan manusia
ingat akan hari akhir/hari menjadi khalifah pertama kali
pembalasan terhadap segala di bumi ini dan bukan Tuhan
amal perbuatannya. Hanya yang lain selainNya.
manusia yang berimanlah yang Selanjutnya dengan tugasnya
akan bertemu dengan Allah ini manusia hendaknya bisa
kelak. Kelima, konsep al-Ins: berbuat adil sesamanya,
manusia mempunyai 2 potensi: membangun bumi ini dengan
yaitu potensi manusia untuk sebaik-baiknya dan tidak
menjadi makhluk peradaban, merusaknya. Serta mampu
karena mempunyai sifat bersyukur atas segala
menetap, tidak liar dan nikmatNya dan bukan
harmonis. Potensi yang kedua, sebaliknya. Adapun yang
manusia juga mempunyai dimaksud khalifah di sini
potensi untuk berkolaborasi, adalah orang yang di beri
bersekutu dengan syetan. kekuasaan di muka bumi ini
Keenam, konsep al-Nas: untuk mengelola wilayah, serta
bahwasanya Allah SWT telah mencakup segala sesuatu yang
menciptakan umat manusia di pikul manusia berupa:
dari Nabi Adam dan Siti amanat kemanusiaan,
Hawa. Allah jualah yang pertanggungjawaban, usaha
menjadikan manusa dan akibat-akibat perbuatan,
berbangsa-bangsa, sehingga serta resiko, cobaan dan ujian
mereka dapat saling kenal yang di alaminya.
mengenal. Konsep an-Nas
berarti manusia adalah Pendidikan dalam konteks
makhluk sosial. Yang tidak al-Ta’lim
bisa hidup secara individu dan Kata al-ta’lim asal katanya,
cenderung hidup yaitu ‘allama, yu’allimu,
bermasyarakat. Serta ta’liman (al-Sayyid Ahmaid
memerlukan orang lain dalam al-Hasyimi 1948, hlm. 18).
menjalani hidup ini. Ketujuh: Kata al-ta’lim yang jamaknya

121
ta’alim, menurut Hans Weher mengisi benak anak didik
dapat berarti information dengan pengetahuan yang
(pemberitahuan tentang berkaitan dengan alam
sesuatu), advice (nasihat), metafisika serta fisika (H. M.
instruction (perintah), Quraish Shihab 1996, hlm.
direction (pengarahan), 172).
teaching (pengajaran), training
(pelatihan), schooling Pendidikan dalam konteks
(pembelajaran), education al-ta’lim
(pendidikan), dan Penggunaan kata al-ta’lim
apprenticeship (pekerjaan dapat dijumpai di dalam al-
sebagai magang, masa belajar Qur’an sebanyak 40 kali. Kata
suara keahlian) (Hans Wehr al-ta’lim dalam bentuk fi’il
1974, hlm. 636). madli (‘allama) di sebut
Mahmud Yunus sebanyak 22 kali. Sedangkan
mengartikan al-ta’lim adalah dalam bentuk fi’il mudlari’
hal yang berkaitan dengan (yu’allimu) di sebut sebanyak
mengajar dan melatih 18 kali. Dalam al-Qur’an, kata
(Mahmud Yunus, hlm. 278). al-ta’lim digunakan oleh Allah
Sementara itu, Muhammad untuk mengajar nama-nama
Rasyid Ridha mengartikan al- yang ada di alam jagat raya
ta’lim sebagai proses transmisi kepada Nabi Adam As (QS. al-
berbagai ilmu pengetahuan Baqarah/2: 31), mengajarkan
pada jiwa individu tanpa manusia tentang al-Qur’an
adanya batasan dan ketentuan (QS. ar-Rahman/55:2),
tertentu (M. Rasyid Ridho mengajarkan Nabi Yusuf
1373, hlm. 262). Sementara itu ta’wil mimpi (QS. Yusuf/12:
H. M. Quraisy Shihab, ketika 101), mengajarkan tentang
mengartikan kata yu’allimu masalah sihir (QS. Thaha/20:
sebagaimana terdapat pada 71), mengajarkan (manusia)
surat al-Jumu’ah/62 ayat 2, dengan perantaran pena (QS.
dengan arti mengajar yang al-‘Alaq/96: 4), mengajarkan
intinya tidak lain kecuali kepada manusia apa yang tidak

122
diketahuinya (QS. al-‘Alaq/96: diketahui (QS. al-Baqarah/2:
5); (QS. an-Nisa’/4: 112), 151), mengajarkan Nabi
mengajar manusia dengan Sulaiman dan Daud As ilmu
melatih binatang buas untuk bahasa binatang(QS. an-
berburu binatang buruan yang Naml/27: 16), syetan mengajar
halal dimakan (QS. al- manusia ilmu sihir (QS. al-
Maidah/5: 4), mengajarkan Baqarah/2: 102).
Nabi Yusuf As ilmu laduni Dengan demikian, kata
(QS. Yusuf/12: 37), al-ta’lim dalam al-Qur’an
mengajarkan Nabi Daud As menunjukkan sebuah proses
ilmu peperangan, pendidikan, yaitu
pemerintahan (QS. al- menyampaikan sesuatu berupa
Baqarah/2: 251), mengajarkan nama-nama yang ada di alam
manusia ilmu utang piutang jagat raya, kandungan al-
(QS. al-Baqarah/2: 282), yang Qur’an, ilmu al-Kitab dan al-
diajarkan kepadanya oleh hikmah, ta’wil mimpi
(Jibril) yang sangat kuat (QS. mengajarkan sesuatu yang
an-Najm/53: 5), mengajarkan belum diketahui manusia, ilmu
manusia ilmu al-Bayan( QS. bahasa binatang, ilmu laduni,
ar-Rahman/55: 4), menjelaskan wahyu dari Allah,
mengajarkan Nabi Khidr ilmu mengajarkan cara membuat
laduni, lalu Nabi Khidr baju besi untuk melindungi
mengajar Nabi Musa ilmu tubuh dari bahaya, ilmu
tersebut (QS. al-Kahfi/18: 66), peperangan, ilmu perdagangan
mengajar Nabi Daud As dalam khususnya yang mencakup
membuat baju besi (QS. al- utang piutang, ilmu berburu
Anbiya’/ 21: 80), mengajarkan binatang, bahkan ilmu yang
Nabi Muhammad SAW ilmu terlarang seperti sihir. Disini
al-Qur’an (QS. Yasin/ 36: 69), dapat disimpulkan bahwasanya
mengajarkan manusia ilmu al- ilmu pengetahuan yang baik
Kitab dan al-Hikmah dengan diajarkan oleh Allah, malaikat,
mengirim Rasul, serta Nabi. Adapun ilmu
mengajarkan apa yang belum

123
pengetahuan yang jahat di murid (Abuddin Nata 2010,
ajarkan oleh syetan. hlm 13-14).
Kata al-ta’lim dalam Dengan memberikan
arti pendidikan sesungguhnya data dan informasi tersebut,
merupakan kata yang paling maka dengan jelas, bahwa kata
lebih dahulu digunakan al-ta’lim termasuk kata yang
daripada kata al-tarbiyah. paling tua dan banyak
Kegiatan pendidikan dan digunakan dalam kegiatan
pengajaran yang pertama kali nonformal dengan tekanan
dilakukan oleh Nabi utama pada pemberian
Muhammad SAW di rumah al- wawasan, pengetahuan, atau
Arqam (Dar al-Arqam) di informasi yang bersifat
Mekkah, dapat di sebut kognitif. Atas dasar ini, maka
sebagai majelis ta’lim. arti al-ta’lim lebih pas di
Demikian pula kegiatan artikan pengajaran daripada di
pendidikan Islam di Indonesia artikan pendidikan. Namun,
yang dilaksanakn oleh para karena pengajaran merupakan
da’i di rumah, mushalla, bagian dari kegiatan
masjid, surau, langgar, atau pendidikan, maka pengajaran
tempat tertentu, pada mulanya juga termasuk pendidikan.
merupakan kegiatan al-ta’lim.
Kegiatan al-ta’lim hingga saat Sistem Pendidikan dalam
ini masih terus berlangsung di Perspektif Tafsir Tarbawi
seluruh Indonesia. Dikalangan Sistem pendidikan Islam
pemikir Islam yang dalam perspektif tafsir tarbawi
menggunakan kata al-ta’lim terdiri dari: 1). Tujuan
untuk arti pendidikan, antara Pendidikan adalah menjadikan
lain Burhanudin al-Jarnuji manusia yang beiman dan
dengan kitabnya yang terkenal bertaqwa. 2). Pendidik adalah
Ta’lim al-Muta’allim. Kitab Allah SWT, orang tua, Para
yang banyak membicarakan Malaikat, dan Para Nabi dan
tentang etika mengajar bagi Rasul. 3). Peserta Didik dalam
guru dan etika mengajar bagi pendidikan Islam adalah Para

124
Nabi dan Rasul, Para Sahabat, Adapun media pendidikan
dan umat manusia. 4). Islam mencakup: media tulis,
Kurikulum Pendidikan Islam seperti al-Qur’an, Hadits,
mencakup: a). Ideal Tauhid, Fiqh, Tauhid, benda-
Curriculum (kandungan al- benda alam seperti hewan,
Qur’an, ilmu al-kitab, al- manusia, tumbuh-tumbuhan
hikmah, wahyu), b). Actual dan sebagainya. 7). Evaluasi
Curriculum (nama-nama yang Pendidikan Islam dalam istilah
ada di alam jagat raya, , ta’wil al-Qur’an adalah adalah al-
mimpi, sesuatu yang belum Hisab, al-Bala’, al-Hukm, al-
diketahui manusia, ilmu Qadha, al-Nazhr, al-imtihan,
bahasa binatang, ilmu laduni, dan al-Inba’. 8). Lingkungan
ilmu perdagangan yang Pendidikan Islam adalah
mencakup utang piutang), c). lingkungan keluarga,
Activity Curriculum adalah lingkungan sekolah, dan
ilmu membuat baju besi, ilmu lingkungan masyarakat. 9).
peperangan, ilmu berburu Sumber-sumber Pendidikan
binatang. 5). Metode Islam adalah al-Qur’an,
Pendidikan Islam mencakup Hadits, sejarah, dan hasil
metode ceramah, metode ijtihad ulama.
keteladanan, metode perintah
dan larangan, metode tanya Analisis Sistem Pendidikan
jawab, metode diskusi, metode Aqidah Perspektif Tafsir
pemberian tugas, metode Tarbawi
demonstrasi, metode Konsep sistem pendidikan
eksperimen, metode kerja aqidah pada dasarnya tidak
kelompok, metode kisah, berbeda jauh dengan konsep
metode amsal, dan metode pendidikan Islam pada
targhib dan tarhib. 6). Media umumnya. Hanya saja, karena
Pendidikan Islam adalah materi ketauhidan merupakan
benda/alat yang dengan materi pokok dan utama dalam
sengaja diadakan untuk ajaran Islam, maka pendidikan
mencapai tujuan pendidikan. aqidah memiliki beberapa

125
kekhasan jika dibandingkan bahasa binatang, ilmu laduni,
dengan materi pendidikan ilmu perdagangan yang
Islam lainnya. Konsep sistem mencakup utang piutang), c).
pendidikan aqidah yang Activity Curriculum adalah
ditinjau dari perspektif tafsir ilmu membuat baju besi, ilmu
tarbawi dalam penelitian ini peperangan, ilmu berburu
meliputi: tujuan, pendidik, binatang. 5). Metode
peserta didik, kurikulum, Pendidikan Islam mencakup
metode, media, evaluasi, metode ceramah, metode
sumber, lingkungan. keteladanan, metode perintah
dan larangan, metode tanya
Kesimpulan jawab, metode diskusi, metode
Sistem pendidikan pemberian tugas, metode
Islam dalam perspektif tafsir demonstrasi, metode
tarbawi terdiri dari: 1). Tujuan eksperimen, metode kerja
Pendidikan adalah menjadikan kelompok, metode kisah,
manusia yang beiman dan metode amsal, dan metode
bertaqwa. 2). Pendidik adalah targhib dan tarhib. 6). Media
Allah SWT, orang tua, Para Pendidikan Islam adalah
Malaikat, dan Para Nabi dan benda/alat yang dengan
Rasul. 3). Peserta Didik dalam sengaja diadakan untuk
pendidikan Islam adalah Para mencapai tujuan pendidikan.
Nabi dan Rasul, Para Sahabat, Adapun media pendidikan
dan umat manusia. 4). Islam mencakup: media tulis,
Kurikulum Pendidikan Islam seperti al-Qur’an, Hadits,
mencakup: a). Ideal Tauhid, Fiqh, Tauhid, benda-
Curriculum (kandungan al- benda alam seperti hewan,
Qur’an, ilmu al-kitab, al- manusia, tumbuh-tumbuhan
hikmah, wahyu), b). Actual dan sebagainya. 7). Evaluasi
Curriculum (nama-nama yang Pendidikan Islam dalam istilah
ada di alam jagat raya, , ta’wil al-Qur’an adalah adalah al-
mimpi, sesuatu yang belum Hisab, al-Bala’, al-Hukm, al-
diketahui manusia, ilmu Qadha, al-Nazhr, al-imtihan,

126
dan al-Inba’. 8). Lingkungan Qur’anic Outlook, Rineka
Pendidikan Islam adalah Cipta, Jakarta
lingkungan keluarga,
lingkungan sekolah, dan Abdullah, Abdurrahman Saleh
lingkungan masyarakat. 9). 2005, Teori-teori
Sumber-sumber Pendidikan Pendidikan Berdasarkan
Islam adalah al-Qur’an, al-Qur’an. Rineka Cipta,
Hadits, sejarah, dan hasil Jakarta
ijtihad ulama.
Abu Tsir, Muhammad Tala’at
1983, at-tarbiyyah al-
Referensi Islamiyyah, Jami’atul
Abas, Sirajuddin 1995, I’tiqad Azhar, Kairo.
Ahlus sunnah Wal
Jama’ah, Pustaka Abul ‘Ainayn, Ali Khalil 1980,
Tarbiyah, Jakarta Falsafah at-Tarbiyah al-
Islamiyah fi al-Qur’an al-
Abd al-Baqi, Muhammad Fuad Karim, Isa al-Baby al-
1992, Mu’jamul Mufahras Halaby wa Syurakauh,
li Al-fazhi al-Qur’ani Mesir.
Karim, Maktabah Wihdan,
Indonesia Achmadi, Abu 1992, Islam
Sebagai Paradigma Ilmu
Abdul ‘Aziz, Shalih 1969, at- Pendidikan, Penerbit
Tarbiyyah al-Hadisah, Aditya Media,
Darul Ma’arif, Mesir Yogyakarta.

Abdullah, Abd al-Rahman Achmadi, Asmoro 1995,


Shaleh 1991, Teori-Teori Filsafat Umum, PT. Raja
Pendidikan Berdasarkan Grafindo Persada, Jakarta.
al-Qur’an, (Terj). Arifin
HM, Judul asli:
Educational Theory: a

127
Ahmad bin Hanbal 1420 H,
Musnadul-Imâmi Ahmad, Al-Bukhari, Abu Abdullah
Mu’asasat Risâlah, Kairo Muhammad bin Ismail bin
Ibrahim bin Al-Mughirah
Aiken, D. Henry 2002, Abad Al-Ja’fi 1422 H, Al-Jami’
Ideologi, Yayasan Al-Musnad Ash-shahih Al-
Benteng Budaya, Mukhtashar, Dar ath-
Yogyakarta. Thauq an-Najah, Beirut

Al-Abrasyi, M. ‘Athiyyah Al-Ghazali 1998, Pemikiran


1969, At-tarbiyah al- Al-Gazali tentang
Islamiyah wa Falsafuna, Pendidikan, Pustaka
Isa al-Babi al-Halabi, Pelajar, Yogyakarta
Mesir.
Al-Ghozali, Muhammad 1989,
Al-Ahwaniy, Ahmad Fuad ‘Aqidah al-Muslim,
1980, at-Tarbiyah al- Darul Qalam, Beirut
Islami, Dar al-Ma’arif,
Mesir. Al-Hakim, Abdul Hamid t,t.,
As-sulam, Penerbit
Al-Asfahaniy tt., Mu’jam Sa’adiyah Putra, Jakarta
Mufradat Alfaz al-Qur’an,
Dar al-Fikr, Beirut Al-Husna, Kamus
Fathurrahman untuk
Al-Asqalani, Ibn Hajar 1379 Mencari Ayat Al-Qur’an,
H, Fathul Bari; Syarah Maktabah Dahlan,
Shahih Al-Bukhariy, Dar Jakarta
Al-Marifah, Beirut.
Ali An-Najar bin ‘Ifaf 2009,
Al-Bukhari 1987, Al-Jami’ I’dadur Rasul Li
Ash-shahĩh Al-Mukhtasar, Tahammuli Ar-risalah,
Juz 1, Dar Ibnu Katsir Al- Jami’atul Azhar, Kairo
Yamamah, Beirut

128
Ali, Muhammad Daud 2010,
Pendidikan Agama
Islam, PT. Raja Grafindo
Persada, Jakarta.

129

Anda mungkin juga menyukai