Anda di halaman 1dari 30

TUGAS BESAR

PERENCANAAN BANGUNAN AIR


“PERENCANAAN PLTMH”

Oleh:
NAMA : ANNISA NURUL FAJRI
NPM : G1B016022

DOSEN : Dr. Gusta Gunawan,S.T,.M.T

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS BENGKULU
2019

PERANCANGAN BANGUNAN AIR Page 1


KATA PENGANTAR

Puji syukur atas kehadirat ALLAH SWT yang telah memberikan rahmat, hidayat dan
karunia-Nya sehingga Tugas Besar PERANCANGAN BANGUNAN AIR dengan judul
Perancangan PLTMH dapat terselesaikan dengan baik. Shalawat serta salam kami sampaikan
kepada Rasullulah SAW yang telah membawa dari alam kegelapan menuju ke alam yang
penuh dengan rahmat dari ALLAH SWT.
Saya mengucapkan terima kasih kepada segenap pihak yang membantu dalam
penyusunan Tugas Besar PERANCANGAN BANGUNAN AIR ini, dalam hal ini Dr.
Gusta Gunawan,S.T.,M.T selaku Dosen Pembimbing serta teman-teman Teknik Sipil
angkatan 16 yang ikut membantu dalam pembuatan laporan ini.
Di dalam penulisan Tugas Besar ini masih banyak terdapat kekurangan. Oleh sebab
itu, saya mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun guna untuk pembuatan
tugas dimasa mendatang, Akhir kata, Semoga tugas ini bermanfaat bagi kita semua.
Wassalamu’alaikum wr.wb

Bengkulu, 2019

Annisa Nurul Fajri


NPM.G1B016022

PERANCANGAN BANGUNAN AIR Page 2


BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Mikrohidro atau yang dimaksud dengan Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro
(PLTMH) adalah suatu pembangkit listrik skala kecil yang menggunakan tenaga air sebagai
tenaga penggerak nya seperti saluran irigasi, sungai atau air terjun alam dengan cara
memanfaatkan tinggi terjunan (head) dan jumlah debit air. Mikro hidro merupakan sebuah
istilah yang terdiri dari kata mikro yang berarti kecil dan hidro yang berarti air. Secara teknis,
mikrohidro memiliki tiga komponen utama yaitu air (sebagai sumber energi), turbin dan
generator. Mikrohidro mendapatkan energy dari aliran air yang memiliki perbedaan
ketinggian tertentu.
Mikrohidro memanfaatkan energy potensial jatuhan air (head). Semakin tinggi jatuhan air
maka semakin besar energy potensial air yang dapat diubah menjadi energy listrik. Relatif
kecilnya energi yang dihasilkan mikrohidro dibandingkan dengan PLTA yang berskala besar,
berimplikasi pada relative sederhananya peralatan serta kecilnya areal yang diperlukan guna
instalasi dan pengoperasian mikro hidro. Dengan demikian, system pembangkit mikrohidro
cocok untuk menjangkau ketersediaan jaringan energy listrik di daerah-daerah terpencil dan
pedesaan. Beberapa keuntungan yang terdapat pada pembangkit listrik tenaga listrik
mikrohidro adalah sebagai berikut :
1. Dibandingkan dengan pembangkit listrik jenis yang lain, PLTMH ini cukup murah
karena menggunakan energy alam.
2. Memiliki konstruksi yang sederhana dan dapat dioperasikan di daerah terpencil dengan
tenaga terampil penduduk daerah setempat dengan sedikit latihan.
3. Tidak menimbulkan pencemaran.
4. Dapat dipadukan dengan program lainnya seperti irigasi dan perikanan.
5. Dapat mendorong masyarakat agar dapat menjaga kelestarian hutan sehingga
ketersediaan air terjamin.

Daerah pegunungan memiliki potensi pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Mikro


Hidro (PLTMH) lebih baik karena sebagian daerah pegunungan terdapat sumber mata air

PERANCANGAN BANGUNAN AIR Page 3


yang mengalir melalui sungai-sungai sepanjang tahun. Aliran sepanjang tahun dan
mempunyai ketinggian dapat dimanfaatkan sebagai Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro.
Prinsip dasar mikro hidro adalah memanfaatkan energy potensial yang dimiliki oleh
aliran air pada jarak ketinggian tertentu dari tempat instalasi pembangkit listrik. Sebuah
skema mikro hidro memerlukan dua hal yaitu, debit air dan ketinggian jatuh (head) untuk
menghasilkan tenaga yang dapat dimanfaatkan. Daya yang masuk (Pgross) merupakan
penjumlahan dari daya yang dihasilkan (Pnet) ditambah dengan factor kehilangan energi
(loss) dalam bentuk suara atau panas. Daya yang dihasilkan merupakan perkalian dari daya
yang masuk dikalikan dengan efisiensi konvers.

1.2 Perumusan Masalah


Sesuai latar belakang di atas bisa di rumus kan suatu permasalahan yaitu mengukur
tegangan output generator yang di hasil kan dari pipa penstock 1 dan pipa penstock 2, yang
mana penggerak rotor dari generator tersebut diperoleh dari energy mekanis kincir air tipe
Pelton.

1.3 Tujuan Penelitian


Penelitian ini bertujuan untuk mengukur besar potensi sumber daya alam di Arga
Makmur untuk di bangun PLTMH dengan cara mengukur antara lain:
1. Keluaran debit air dan kecepatan aliran air yang di hasil kan pipa penstock 1 dan 2.
2. RPM rotor generator yang diperoleh dari pipapensock 1 dan 2.

1.4 Manfaat Penelitian


Berdasarkan penelitian ini diperoleh beberapa manfaat antara lain :
1. Memenuhi persyaratan untuk mencapai gelar sarjana teknik
2. Menambah wawasan dari penggunaan PLTMH.
3. Dapat dimanfaatkan oleh penduduk sekitar untuk pembangunan PLTMH secara permanen.

PERANCANGAN BANGUNAN AIR Page 4


BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian dan Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro (PLTMH)


Mikrohidro atau biasa disebut dengan Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro
(PLTMH), adalah suatu pembangkit listrik skala kecil yang menggunakan tenaga air sebagai
tenaga penggeraknya seperti saluran irigasi, sungai atau air terjun alam dengan cara
memanfaatkan tinggi terjunan (head) dan jumlah debit air. Mikrohidro merupakan sebuah
istilah yang terdiri dari kata mikro yang berarti kecil dan hidro yang berarti air. Secara teknis,
mikrohidro memiliki tiga komponen yaitu air (sebagai sumber energi), kincir dan generator.
Mikrohidro mendapatkan energi dari aliran air yang memiliki perbedaan ketinggian tertentu.
Pada dasarnya, mikrohidro memanfaatkan energi potensial jatuhan air (head). Semakin tinggi
jatuhan air maka semakin besar energi potensial air yang dapat diubah menjadi energi listrik
(Gunawan, 2013 ). Berdasarkan besar daya output-nya, PLN mengklasifikasikan pembangkit
listrik tenaga air menjadi 3 macam, yaitu: pembangkit listrik tenaga mikrohidro (PLTMH),
pembangkit listrik tenaga minihidro (PLTM) dan pembangkit listrik tenaga air (PLTA).
PLTMH memiliki daya output kurang dari 100 kW, PLTM memiliki daya output 100-1000
kW dan PLTA memiliki daya output lebih dari 1000 kW (Ibrahim, 2006 dalam Arya, 2012).
Pembangkit listrik tenaga mikrohidro (PLTMH) merupakan tipe pembangkit tenaga air yang
sesuai diterapkan di lokasi-lokasi yang memiliki tinggi jatuh rendah dan aliran air yang tidak
terlalu banyak. Sebagai sumber energi terbarukan, PLTMH bisa menjadi salah satu alternatif
penyediaan energi listrik yang ramah lingkungan dan untuk menjangkau daerah-daerah yang
sulit terlistriki melalui gridline (Harsarapama, 2012).

2.2 Prinsip Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro (PLTMH)


Pembangkit listrik tenaga mikrohidro (PLTMH) menggunakan potensi daya yang
dimiliki air untuk menghasilkan listrik. Potensi daya yang dimiliki air dipengaruhi oleh debit
dan tinggi jatuh (head). Biasanya PLTMH menggunakan debit dan tinggi jatuh air pada aliran
sungai, air terjun dan saluran irigasi. Air yang bergerak (karena perbedaan ketinggian) akan
menggerakkan kincir air dan memutar poros kincir. Poros kincir yang berputar juga akan
memutar poros pada generator dan menghasilkan listrik.
2.3 Potensi Daya Air

PERANCANGAN BANGUNAN AIR Page 5


Potensi daya air merupakan sejumlah daya yang dimiliki air dengan pengaruh
besarnya debit dan tinggi jatuh (head). Besarnya debit air yang melewati berbanding lurus
terhadap daya yang dihasilkan. Begitu juga dengan tinggi jatuh (head), tekanan yang
dihasilkan air terhadap sudu kincir akan besar bila tinggi jatuhnya besar. Hubungan potensi
daya air terhadap debit dan tinggi jatuh dapat dilihat pada persamaan berikut (Sukamta,
2013): Pa = g ρ Q H (2.1) dimana: Pa = Potensi daya air (Watt) g = Percepatan gravitasi
(9,81 m/s²) ρ = Densitas air pada suhu T (kg/m³) Q = Debit air (m³/s) H = Tinggi jatuh air (m)
Potensi daya air tersebut akan berkurang setelah melewati kincir dan generator yang
diformulasikan sebagai berikut (Sukamta, 2013):
Pa = g ρ Q H ηt ηg
dimana:
ηt = efisiensi kincir (0,8 – 0,95)
ηg = efisiensi generator (0,8 – 0,95)

2.4 Perencanaan Simulasi Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro


2.4.1 Kincir Air
2.4.1.2 Pengertian Umum
Kincir Air Kincir air merupakan suatu pembangkit mula-mula yang memanfaatkan
energi potensial air menjadi energi mekanik dimana air memutar roda kincir. Air yang berada
pada ketinggian tertentu memiliki energi potensial. Ketika air mengalir ketempat yang lebih
rendah, energi potensial berubah menjadi energi kinetik. Oleh kincir air, energi kinetik
dirubah menjadi energi mekanik (Harsarapama, 2012).
2.4.1.3 Jenis-Jenis Kincir
Kincir air dapat dikelompokkan menjadi 2 tipe dilihat dari kerja kincir dalam hal
mengubah tinggi jatuh, yaitu : a. Kincir Reaksi Kincir reaksi adalah kincir yang
memanfaatkan energi potensial untuk menghasilkan energi gerak. Sudu kincir reaksi
mempunyai profil khusus yang menyebabkan terjadinya penurunan tekanan air selama
melalui sudu. Perbedaan tekanan ini memberikan gaya pada sudu sehingga runner (bagian
kincir yang berputar) dapat berputar. Kincir yang bekerja berdasarkan prinsip ini
dikelompokkan sebagai kincir reaksi. Kincir yang termasuk dalam kincir reaksi antara lain:
turbin francis, turbin kaplan, dan turbin propeller (Susatyo, 2003). b. Kincir Impuls Kincir
impuls adalah tubrin yang memanfaatkan energi potensial air yang diubah menjadi energi
kinetik dengan nozzle. Air yang keluar dari nozzle mempunyai kecepatan tinggi membentur

PERANCANGAN BANGUNAN AIR Page 6


sudu kincir. Setelah membentur sudu, arah kecepatan aliran berubah sehingga terjadi
perubahan momentum (impuls), akibatnya roda kincir akan berputar. Kincir impuls memiliki
tekanan sama karena aliran air yang keluar dari nozzle tekanannya sama dengan tekanan
atmosfir sekitarnya. Kincir yang termasuk dalam kincir impuls antara lain: turbin pelton,
turbin turgo, dan turbin michell-banki (Susatyo, 2003).
Selain itu, kincir air dapat dikelompokkan berdasarkan aliran arah tembak fluida pada
sudu kincir yaitu (Morong, 2016):
a. Undershot
Kincir air tipe undershot adalah tipe kincir air yang aliran air pendorongnya
menabrak sudu pada bagian bawah kincir. Roda kincir berputar hanya karena
tumbukan air yang berbentuk percikan air pada sudu roda, berbentuk lurus searah
radial. Head potensial dari air mulamula diubah menjadi head kecepatan, sebelum
air menumbuk sudu kincir.
b. Breastshot
Kincir air tipe breastshot merupakan perpaduan antara kincir overshot dan
undershot dilihat dari energi yang diterimanya. Kincir air breastshot juga
memerlukan beda tinggi dengan pancaran air. Jarak tinggi jatuhnya tidak melebih
diameter kincir, arah aliran air yang menggerakkan kincir air disekitar sumbu
poros dari kincir air (Budi, 2013)
c. Overshot
Kincir air tipe overshot adalah tipe kincir yang aliran air pendorongnya
menabrak sudu pada bagian atas kincir dan karena gaya berat air kincir berputar.
Kincir air overshot memerlukan beda tinggi dengan pancaran air. Kincir air
overshot adalah kincir air yang paling banyak digunakan dibandingkan dengan
jenis kincir lain (Budi, 2013).

2.4.1.4 Perencanaan Kincir Pelton


Kincir pelton adalah kincir untuk tinggi terjun yang tinggi yaitu duatas 300 meter,
tetapi untuk skala mikro, head 20 meter sudah mencukupi. Teknik mengkonversikan energi
potensial air menjadi energi mekanik pada roda air kincir dilakukan melalui porses impuls
sehingga kincir pelton juga disebut sebagai kincir impuls (Morong, 2016).
Untuk menghitung perancangan desain kincir air dapat digunakan
persamaanpersamaan sebagai berikut:

PERANCANGAN BANGUNAN AIR Page 7


1. Menghitung Jarak Antar Sudu (t) Untuk menghitung jarak antar sudu kincir
pelton dapat digunakan persamaan sebagai berikut (Morong, 2016):

t = Din x π 𝑛𝑠𝑑

dimana: t = Jarak antar sudu (m)


Din = Diameter dalam kincir (m)
nsd = Jumlah sudu

PERANCANGAN BANGUNAN AIR Page 8


BAB III
ANALISA DAN PENGOLAHAN DATA

3.1. TINJAUAN UMUM


Dalam rangka perencanaan bangunan dam yang dilengkapi PLTMH di Sungai Nokan
ini sebagai langkah awal dilakukan pengumpulan data-data. Adapun data–data tersebut
digunakan sebagai dasar perhitungan maupun perencanaan teknis. Dalam analisa dan
pengolahan data dilakukan analisa hidrologi dan perhitungannya yang menghasilkan debit
banjir rencana dan debit andalan. Kemudian dilakukan perhitungan untuk mengetahui volume
reservoir berdasarkan debit banjir rencana, debit andalan dapat ditentukan tinggi air
minimum, tinggi air normal dan elevasi puncak dam. Direncanakan pula debit yang
melimpah melalui spillway untuk menentukan desain spillway.

3.2. PENENTUAN DAERAH ALIRAN SUNGAI


Penentuan Daerah Aliran Sungai (DAS) dilakukan berdasar pada peta perencanaan
umum PLTMH sungai Nokan. DAS Dam Tembalang berdasar peta tersebut mempunyai
luasan sebesar 6,27 km2, dengan rencana lokasi tapak dam berada pada Sungai Nokan,
Bengkulu Utara. Penentuan luasan ini dengan menggunakan program komputer Auto CAD
2007.

3.3. ANALISA HIDROLOGI


Analisa hidrologi dalam perencanaan dam ini meliputi langkah-langkah sebagai
berikut :

PERANCANGAN BANGUNAN AIR Page 9


3.3.1. Data Curah Hujan Harian Maksimum

CURAH HUJAN HARIAN MAKSIMUM


TAHUNAN

339.9
300.5
220.25

196.5
165.5

178

154.5
150.2

145.2
143.3
126.7

126.5

112.5
112.4
129
104.1
120

115
91.5

90.8
90.4

80.5

79.5
90
73
69

44.4
60
55

35

2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016

Tabel 4.1 Data Curah Hujan Harian Maksimum tahunan di daerah studi.

Dalam melakukan perhitungan untuk menentukan besarnya intensitas hujan untuk


berbagai periode ulang, terlebih dahulu dilakukan analisis terhadap data curah hujan
maksimum yang diperoleh dari stasiun stasiun.

N TAHU X1- X1 (X1- X1 (X1- X1


X1 X1 RATA
O N RATA RATA )2 RATA )3

126,638 1451,99 -
1 2011 88,53333 -38,105
3 1 55328,1

126,638 1354,60 -
2 2013 89,83333 -36,805
3 8 49856,3

126,638 - 1160,87 -
3 2014 92,56667
3 34,0717 8 39553,1

126,638 1136,02 -
4 2012 92,93333 -33,705
3 7 38289,8

126,638 - 336,294 -
5 2007 108,3
3 18,3383 5 6167,08

6 2015 126,4 126,638 - 0,05680 -

PERANCANGAN BANGUNAN AIR Page 10


3 0,23833 3 0,01354

126,638 16,5283 273,185 4515,30


7 2009 143,1667
3 3 8 6

126,638 39,0783 1527,11 59677,1


8 2008 165,7167
3 3 6 5

126,638 44,0283 1938,49 85348,6


9 2010 170,6667
3 3 4 7

126,638 61,6283 3798,05 234067,


10 2016 188,2667
3 3 1 6

1266,38 194414,
TOTAL 1266,383 -2E-13 12976,7
3 3

 Jumlah data n=10

ε X1
X 1 rata=
n−1
X 1 =126,6383
 Standar Deviasi

S x =¿ ¿

12967,7
¿
√ 9
=1441,856

 Cv (koefisien variasi)

Sx
Cv=
X

1441,856
¿ =11,38562
126,6383
 Cs (koefisien skewness)

n . ε ( X −X rata )3
Cs=
( n−1 ) ( n−2 ) . S 3
PERANCANGAN BANGUNAN AIR Page 11
10.194414,3
¿ =18,72724
9.8 . ( 1441,856 )3

 Ck (koefisien kurtosis)

n2 . ε ( X −X rata )2
Ck=
( n−1 )( n−2 )( n−3 ) . 1441,8564 ¿
¿
¿ 1,786

Setelah itu kita dapat menentukan jenis distribusi dengan syarat :


HASI
DISTRI PERSYAR L
NO
BUSI ATAN HIT
UNG

NORM
1 CS=0 -
AL

LONG
2 NORM CS=3Cv -
AL

GUMB Cs = 1,14
3
LE Ck=5,4002 1,786

LOG
SELAIN SYARAT
4 PEARS
DIATAS
ON III

PERANCANGAN BANGUNAN AIR Page 12


UJI KEBAIKAN SUAI

Diperoleh jenis sebaran termasuk jenis normal. Setelah diperoleh


jenis sebara dihitung uji kebaikan dengan metode uji chi kuadrat
P EF OF (OF-EF)2 (OF-EF)2 / EF

NORMAL 3 4 1 0,33333
LONG
3 2 1 0,33333
NORMA
L
GUMBLE 3 4 1 0,33333
LOG 3 2 1 0,33333
PEARSON
1,33333
X2
Dengan hasil perhitungan diatas nilai x2 = 1,33333 dengan tabel chi kuadrat = 5,999
maka dari prngujian kecocokan metode gumble dapat diterima.

ANALSIS DEBIT BANJIR METODE DER WEDUWEN

Analisis metode ini sama dengan metode harper

𝑄𝑛 = 𝐶. 𝑏. 𝑞. 𝐴

Dengan metode trial and error hingga bertemu dengan jawaban debit sama atau
mendekati. Hasil kali dari Qn dengang Rt merupakan debit banjir yang dicari.

Perhitungan Nilai Hujan Rencana Minimum

PERANCANGAN BANGUNAN AIR Page 13


Penentuan hujan (R) kala ulang ini digunakan untuk menentukan debit banjir minimum
rencana (Q) kala ulang 1 tahun (Q2), 10 tahun (Q10), 25 tahun (Q25), 50 tahun (Q50), 100
tahun (Q100),dan 200 tahun (Q200). Cara mendapatkan besarnya hujan dengan kala ulang 1
tahun (R2), 10 tahun (R10), 25 tahun (R25), 50 tahun (R50), 100 tahun (R100)
,dan 200 tahun (R200) adalah sebagai berikut :
Perhitungan CH kala ulang untuk kala ulang 2 tahun) :
Rata-rata (X) = 8,05719

S = 2,30997

Yt = 0,3665

Yn = 0,5053

Sn = 0,9933

CH kala ulang = Rata-rata + S/Sn x (Yt – Yn)

= 8,05719 + 2,30997/0,9933 (0,3665 – 0,5053)

= 7,736343579

Tabel 2.11 Besarnya Hujan (Rn)


Hujan
No Periode ulang X S Yt Yn Sn Maksimum
1 1 8,05719 2,30997 -0,834 0,5053 0,9993 4,961280042
2 2 8,05719 2,30997 0,3665 0,5053 0,9993 7,736343579
3 5 8,05719 2,30997 1,4999 0,5053 0,9993 10,35630156
4 10 8,05719 2,30997 2,2502 0,5053 0,9993 12,09068877
5 20 8,05719 2,30997 2,9702 0,5053 0,9993 13,75503476
6 50 8,05719 2,30997 3,9019 0,5053 0,9993 15,9087447
7 100 8,05719 2,30997 4,605 0,5053 0,9993 17,53402479

Debit Andalan
Sebelum menghitung debit, dilakukan trial and error untuk mendapatkan Qn. Setelah
melakukan trial didapatkan nilai Qn =1,6.
Contoh Perhitungan (untuk periode ulang 1 tahun pada) :
Qn = 1,6 x Rn
= 1,6 x 4,961280042
= 7,9380481

PERANCANGAN BANGUNAN AIR Page 14


Periode Hujan
Q Qn
Ulang Maksimum
1 4,96128 1,6 7,938048
2 7,736344 1,6 12,37815
5 10,3563 1,6 16,57008
10 12,09069 1,6 19,3451
20 13,75503 1,6 22,00806
50 15,90874 1,6 25,45399
100 17,53402 1,6 28,05444

Desain

a. Debit Andalan
Debit andalan didefinisikan sebagai debit yang tersedia guna keperluan tertentu misalnya
untuk keperluan irigasi, PLTA, air baku dan lain-lain sepanjang tahun, dengan resiko
kegagalan yang telah diperhitungkan (Soemarto,1987). Setelah itu baru ditetapkan frekuensi
kejadian yang didalamnya terdapat paling sedikit satu kegagalan. Dengan data cukup panjang
dapat digunakan analisis statistika untuk mengetahui gambaran umum secara kuantitatif
besaran jumlah air. Beberapa debit andalan untuk berbagai tujuan, antara lain: (Soemarto,
1987).
Penyediaan air minum 99%
Penyediaan air industri 95%-98%
Penyediaan Air Irigasi 70%-95%
Pusat Listrik Tenaga Air 85%-90%

b. Kurva Durasi Aliran (Flow Duration Curve)


Flow Duration Curve adalah suatu grafik yang memperlihatkan debit sungai selama
beberapa waktu tertentu dalam satu tahun. Duration curve digambarkan dari data-data debit
sekurang-kurangnya selama 10 tahun agar dapat memberikan informasi yang bisa digunakan.
Tabel 1. Hidrologic Condition Classes. Sumber: Anonim, 2007:23

PERANCANGAN BANGUNAN AIR Page 15


c. Perencanaan Bangunan Hantar
Bangunan hantar adalah sebuah saluran pembawa yang menghantarkan debit kebutuhan
yang akan dibangkitkan oleh turbin. Dalam perencanaan PLTMH Tumbang Atei bangunan
hantar dibagi menjadi:

1. Bangunan Pengambilan (Intake)


Bangunan pengambilan berfungsi untuk mengalirkan air dalam jumlah tertentu
ke dalam bak pengendap dan saluran pembawa serta menjaga saluran pembawa bersih
dari sedimen dan sampah. Kelebihan air harus dialirkan kembali ke sungai. Lokasi
intake sebaiknya di sisi luar belokan sungai untuk meminimalisasi pengendapan di
saluran pembawa dan dibuat sedekat mungkin dengan pembilas dan as bendung.

2. Pintu Sorong (Sluice Gate)


Pintu sorong digunakan untuk membuka, mengatur, dan menutup aliran air di
saluran baik yang terbuka maupun tertutup. Jumlah debit air yang mengalir dapat
dihitung dengan persamaan:
Q = K . µ . a . B 2ℎ

3. Bak Pengendap
Bak penangkap sedimen dipergunakan untuk mengendapkan sedimen yang
terdapat pada aliran yang menuju pipa pesat.

4. Saluran Pembawa (Waterway)


Waterway adalah saluran penghubung antara saluran pengambilan (intake)
menuju bak penenang (forebay). Dalam perencanaan waterway biasanya mengikuti
suatu kontur dalam perencanaannya.
5. Bak Penenang (Forebay)
Bak penenang berfungsi untuk mengontrol perbedaan debit dalam pipa pesat
(penstock) dan saluran pembawa karena fluktuasi beban, disamping itu juga sebagai
pemindah sampah terakhir (tanah, pasir, kayu yang mengapung) dalam air yang
mengalir.

6. Pipa Pesat (Penstock)

PERANCANGAN BANGUNAN AIR Page 16


Pipa pesat (penstock) merupakan pipa yang direncanakan untuk dapat
menahan tekanan tinggi yang berfungsi untuk mengalirkan air dari kolam
penampungan menuju turbin. Untuk mendapatkan diameter pipa pesat dapat dihitung
menggunakan persamaan sebagai berikut:
d = 2,69 x ,

dengan:
d = diameter pipa pesat (mm)
n = nilai kekasaran Manning
Q = debit pembangkit (m3/dt)
L = panjang pipa pesat (m)
H = tinggi jatuh total/kotor (m)
Sedangkan untuk menentukan tebal pipa pesat digunakan persamaan Cylinder
formulae (Varshney, 1977:411):
P=ρxgxh

p x r x 1000
t= q

dengan: t = tebal pipa pesat (m)


P = gaya (ton/m2)
r = jari-jari pipa pesat (m)
q = tegangan material pipa pesat yang digunakan (ton/m2)
ρ = massa jenis air (ton/m3)
Untuk fenomena vortex dianalisa berdasarkan perencanaan inlet pipa pesat
terkait dengan kedalaman minimum operasi (LWL). Kedalaman tenggelam harus
lebih besar dari nilai “s” (Ht > s) dimana s dihitung dengan persamaan:

Ht = LWL – elv.dasar pipa – diameter

PERANCANGAN BANGUNAN AIR Page 17


dengan: C = 0,7245 (inlet asimetris) dan 0,5434 (inlet simetris)
V = kec. air dalam bak (m/dt)
D = diameter pipa pesat (m)

7. Saluran Pembuang (Tailrace)


Saluran pembuang (tailrace) adalah sebuah saluran yang dilalui oleh air yang
keluar dari turbin air, kemudian kembali ke sungai. Bangunan pembuang sendiri bisa
direncanakan sesuai dengan kondisi lapangan, umunya bangunan pembuang
direncanakan dengan tipe saluran terbuka.

8. Kehilangan Tinggi Aliran


Kehilangan tinggi tekan akibat saringan (trashrack) (Sosrodarsono, 1989:244)
hs = ϕx sin α x x
dengan: ϕ = faktor bentuk profil kisi saringan
α = sudut kemiringan dari horizontal dalam derajat
t = tebal jeruji (m)

b = jarak bersih antar jeruji b (b > 50 mm)


Kehilangan tinggi tekan akibat pemasukan (Dake, 1985:77)
hp = K x
dengan: K = koef. kecepatan (0,95-1,00)

k = Kehilangan tinggi tekan akibat belokan Kehilangan tinggi tekan akibat


belokan terdiri dari 2 macam yaitu belokan lengkung dan belokan patah, akan tetapi
belokan lengkunglah yang banyak digunakan. Untuk belokan lengkung dihitung
dengan rumus sebagai berikut:

hb = Kb x

dengan: Kb = koefisien belokan

PERANCANGAN BANGUNAN AIR Page 18


Tabel 2. Nilai K Pada Belokan Pipa

Sumber: Triatmojo, 2003:199

PERANCANGAN BANGUNAN AIR Page 19


Kehilangan tinggi tekan akibat gesekan Kehilangan tinggi tekan akibat
gesekan meliputi gesekan sepanjang pipa pesat. Perhitungan dilakukan dengan
menggunakan rumus berikut:
hg = f x f ,
dengan:
f = koef. pada diameter pipa pesat
Lp = panjang pipa pesat (m)

Tinggi Jatuh Efektif Tinggi jatuh efektif adalah selisih antara elevasi muka air kolam
(forebay) dengan tail water level (TWL) dikurangi dengan total kehilangan tinggi tekan
(Varshney, 1977:562). Persamaan tinggi jatuh efektif adalah:

Heff = EFB – TWL – hl

dengan: Heff = tinggi jatuh efektif (m)


EFB = elevasi muka air forebay (m)
TWL = tail water level (m)
hl = total kehilangan tingi tekan

Pemilihan Turbin
Turbin Air adalah turbin dengan air sebagai fluida kerja. Air yang mengalir dari
tempat yang lebih tinggi menuju tempat yang lebih rendah, hal ini air memiliki energi
potensial. Dalam proses aliran didalam pipa, energi potensial tersebut berangsurberangsur
berubah menjadi energi mekanis, dimana air memutar roda turbin. Roda turbin dihubungkan
dengan generator yang mengubah energi mekanis (gerak) menjadi energi listrik.

Pembahasan
a. Debit Andalan
Guna mendapatkan kapasitas PLTMH, tidak terlepas dari perhitungan berapa banyak air yang
dapat diandalkan untuk membangkitkan PLTMH. Debit andalan adalah debit yang masih
dimungkinkan untuk keamanan operasional suatu bangunan air, dalam hal ini adalah
PLTMH. hasil rekapitulasi disajikan dalam tabel dan grafik berikut

PERANCANGAN BANGUNAN AIR Page 20


Maka diambil debit terbesar yaitu 1,39 m3/d

b. Bangunan Hantar
1. Bangunan Pengambilan (Intake)
Bangunan pengambilan terletak di sisi kiri sungai direncanakan dengan
konstruksi bangunan dari pasangan batu dilengkapi dengan1 (satu) buah pintu baja
tipe sluice gate, dan saringan atau trashrack. Berikut adalah data yang diperlukan
untuk perhitungan intake:
 debit desain (Q) : 1,393 m3/dt,
 lebar intake : 1,50 m (desain) ,
 tinggi ambang : 0,50 m ,
 koef. manning (n) : 0,017 (pas. batu) ,
 slope (S) : 0,0017 (desain)
sedangkan kapasitas pintu dihitung dengan persamaan:

= 𝐾 𝑢 𝑎 𝐵 √2𝑔ℎ1
Nilai K diambil sebesar 0,88 sehingga diperoleh nilai µ sebesar 0,536
𝑄 = 𝐾. 𝑚𝑎𝑏√2𝑔ℎ1
=0,88.0,536.0,25.1,5√2.9,81.0,4 = 0,495 𝑚3

PERANCANGAN BANGUNAN AIR Page 21


2. Bak Pengendap
Bak pengendap sedimen direncanakan dengan menggunakan analisa
kecepatan kritis jatuh butiran dan panjang lintasan pengendapan perhitungannya
adalah sebagai berikut:
Q = 1,393 m3/dt, h = 1,5 m, t = 20° C, d = 0,5 mm, ω = 7 cm/dt
(grafik) ,Kecepatan kritis:

vc = a √𝑑
dengan : a = 44 ( untuk 0,1 mm < d < 1 mm)

vc = 44 √0,5 = 31,11 cm/dt = 0,31 m/dt


Perhitunghan lama waktu turun butiran

h 150
T= w = 7

= 21,43 detik
Panjang bak pengendap
L=v.t = 30 cm/dt x 21,43 detik
= 642,86 cm ≈ 6,5 m

Lebar bak pengendap

Q=B.h.v

Q
B=
HV

B = 309,56 cm ≈ 3,1 m

PERANCANGAN BANGUNAN AIR Page 22


3. Saluran Pembawa (Waterway)
Saluran pembawa berfungsi sebagai saluran pembawa debit dari bangunan
pengambilan menuju ke pipa pesat (penstock).
Saluran ini direncanakan dengan membawa debit sebesar 1,393 m3/dt dan dipilih
penampang persegi dengan menggunakan pasangan batu. Dimensi yang direncanakan
antara lain:
 Lebar = 2,0 m
 Panjang = 280,30 m
 n = 0,017 (pasangan batu)
 Slope = 0,0004
 Tinggi muka air Q = V x A V = 0,0004
Dengan cara coba-coba diperoleh kedalaman air, h = 0,954m. Tinggi jagaan
direncanakan dengan tinggi 0,30 m. Jadi tinggi total saluran pembawa 1,254 m.

4. Bak Penenang (Forebay)


Forebay merupakan tempat permulaan pipa pesat (penstock) yang
mengendalikan aliran minimum, sebagai antisipasi aliran yang cepat pada turbin,
tanpa menurunkan elevasi yang berlebihan dan menyebabkan arus balik pada saluran.
Bak penenang dilengkapi saringan (trashrack) dan pelimpas (spillway). Dimensi yang
direncanakan adalah :
 B = 4,0 m
 bs = 1,5 m
 L=6m
 V = 10 x Q60 =13,93 m3
 Vsc = B . L . dsc = dsc = 0,580 m

PERANCANGAN BANGUNAN AIR Page 23


5. Pipa Pesat (Penstock)
Pipa pesat merupakan pipa yang direncanakan untuk dapat menahan tekanan
tinggi dan berfungsi untuk mengalirkan air dari kolam penampungan menuju turbin.
Pipa pesat direncanakan dengan menggunakan pipa Galvanized Iron (GI).
 Diameter pipa

0,009 2 x 1,393 2 x 96
D = 2,69 x = 0,8371 = 0,9
7,63

 Tebal pipa pesat


𝑃 = 𝜌 𝑥 9,81 𝑥 𝐻
= 1 𝑥 9,81 𝑥 7,63 = 74,84 𝑡𝑜𝑛 /𝑚2
𝑡= 𝑝 𝑥 74,84 𝑥 0,45 = 0,0021𝑚
𝑟 =
1600
q

2,1050 + 1,5 (𝑡𝑒𝑏𝑎𝑙 𝑒𝑘𝑠𝑡𝑟𝑎) = 3,6050 = 4𝑚𝑚

 Faktor keamanan terhadap vortex


Fenomena vortex dianalisa berdasarkan perencanaan inlet pipa pesat
terkait dengan kedalaman tenggelam minimum operasi (LWL). Kedalaman
tenggelam harus lebih besar dari nilai “s” (Ht > s) dimana nilai s dihitung
dengan persamaan:
Ht = LWL – elv. dasar pipa pesat – diameter pipa pesat
= 59,58 – 57,00 – 0,9 = 1,68 m
v = 1,5 x 0,6 = 0,99 m/dt

PERANCANGAN BANGUNAN AIR Page 24


PERANCANGAN BANGUNAN AIR Page 25
6. Saluran Pembuang (Tailrace)
Saluran pembuang akhir (tail race) berfungsi untuk mengalirkan debit kembali
ke sungai. Saluran ini direncanakan berbentuk segi empat dan menggunakan pasangan
batu. Pada perencanaan saluran pembuang tinggi muka air ketika banjir harus dihitung
untuk keamanan rumah pembangkit dan turbin. Dari potongan melintang sungai
diperoleh:
Q100 = 235,187m3/dt
Elv. dasar sungai = +48,70 m b = 12,86 m
H = 1,3 m
Keliling Basah = 13,67 m
Kedalaman air saat banjir Q100 adalah 1,458 m, sehingga elevasi banjir sebesar
+50,158 m. saluran pembuang direncanakan :
dengan b = 1m
1
1,1𝑥𝑄𝑑2 3
ℎ𝑐 = ( )
9,8𝑥𝑏2

1
1,1𝑥1,3932 3
=( )
9,8𝑥12

= 0,601

Maka tail water level berada pada elevasi +51,35 + 0,601 = +51,951. Karena elevasi
TWL = +51,951 > elevasi banjir Q100 = +50,158 maka saluran pembuang aman terhadap
banjir

PERANCANGAN BANGUNAN AIR Page 26


7. Kehilangan tinggi tekan aliran
Kehilangan tinggi tekan aliran adalah menurunnya besaran energi akibat
gesekan maupun kontraksi yang terjadi selama proses pengaliran. Perhitungan head
loss dibutuhkan untuk mengetahui tinggi jatuh efektif pada PLTMH.

 Kehilangan tinggi tekan akibat saringan (trashrack) hs = 0,0040 m


 Kehilangan tinggi tekan akibat pemasukan pada pipa.
Vpipa = 2,191 m/detik. K = 0,95 (koefisien pemasukan 0,95-1,00) maka: hp = 0,2324
m
 Kehilangan tinggi akibat belokan pada pipa α = 23º, Kb= 0,364 maka: hb = 0,0890 m
 Kehilangan tinggi akibat gesekan pada pipa L = 96 m maka: f = 0,0104m. hg = 0,2725
m
 Kehilangan tinggi tekan total hl = Ʃ hs + Ʃ hp +Ʃ hb+Ʃ hg = 0,0040 + 0,2324 +
0,0890 + 0,2725 = 0,5979 m

PERANCANGAN BANGUNAN AIR Page 27


c. Tinggi Jatuh Efektif
EFB = elv. bak penenang + h1 = +59,00 +
0,5804 = +59,580 TWL = elv.
tailrace + tinggi air di tailrace = +51,35 +
0,601 = +51,951 Jadi, tinggi jatuh efektif yang tersedia
adalah:
Heff = EFB – TWL – hl
= 59,580 – 51,951 – 0,5979
= 7,03 m
d. Pemilihan Turbin

Dari gambar di atas diketahui bahwa dengan tinggi


jatuh efektif pada debit Q60 adalah 7,03 meter dan debit
desain sebesar 1,393 m3/dt, maka dipilih Turbin
Banki/Crossflow.

e. Perhitungan Daya dan Energi


 P = 9,81 × ηg × ηt × Q × Heff
= 9,81×0,95×0,80×1,393×7,03
= 73,03 kW
 E =Pxtxn
= 73,03 × 12 × 31
= 27167,16 kWH

Perhitungan energi total disajikan pada tabel berikut:

PERANCANGAN BANGUNAN AIR Page 28


KAPASITAS
BULAN JUMLAH WAKTU TERPASANG
HARI OPERASI DAYA ENERGI
(Kw) (KwH)
JANUARI 31 12 73,03 27167,16
FEBRUAR 28 12 73,03 24538,08
I
MARET 31 12 73,03 27167,16
APRIL 30 12 73,03 26290,8
MEI 31 12 73,03 27167,16
JUNI 30 12 73,03 26290,8
JULI 31 12 73,03 27167,16
AGUSTUS 31 12 73,03 27167,16
SEPTEMB 30 12 73,03 26290,8
ER
OKTOBE 31 12 73,03 27167,16
R
NOVEMB 30 12 73,03 26290,8
ER
DESEMB 31 12 73,03 27167,16
ER
JUML 319871,4
AH

PERANCANGAN BANGUNAN AIR Page 28


BAB IV
PENUTUP

KESIMPULAN
Berdasarkan hasil analisa dan perhitungan yang telah dilakukan dengan
memperhatikan rumusan masalah, maka dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. Dalam perhitungan debit andalan, perencanaan PLTMH menggunakan debit andalan
Q60 sebesar 1,393 m3/detik.
2. Pipa pesat (penstock) mengalirkan debit sebesar 1,393 m3/dt dengan diameter sebesar
0,9 meter, tebal pipa 4 mm dan panjang pipa 96 meter.
3. Tinggi jatuh efektif yang digunakan untuk membangkitkan daya PLTMH sebesar 7,03
meter.
4. Klafisikasi turbin berdasarkan tinggi jatuh disajikan pada Gambar diketahui bahwa
dengan tinggi jatuh efektif sebesar 7,03 meter dan debit sebesar 1,393 m3/dt, maka
PLTMH menggunakan turbin Crossflow.
5. Besarnya daya listrik yang dihasilkan PLMTH adalah sebesar 73,03 kW dengan
energi pertahun sebesar 577.054,99 kWH.

PERANCANGAN BANGUNAN AIR Page 28

Anda mungkin juga menyukai