Anda di halaman 1dari 16

PENYAJIAN DATA

BAB I

PENDAHULUAN

1.1     Latar Belakang

Penelitian adalah pekerjaan ilmiah yang bermaksud mengungkapkan rahasia ilmu secara obyektif,
dengan dibentengi bukti-bukti yang lengkap dan kokoh. Penelitian merupakan proses kreatif untuk
mengungkapkan suatu gejala melalui cara tersendiri sehingga diperoleh suatu informasi. Pada dasarnya,
informasi tersebut merupakan jawaban atas masalah-masalah yang dipertanyakan sebelumnya.Oleh
karena itu, penelitian juga dapat dipandang sebagai usaha mencari tahu tentang berbagai masalah yang
dapat merangsang pikiran atau kesadaran seseorang.

Sebagian dari kualitas hasil suatu penelitian bergantung pada teknik pengumpulan data yang
digunakan.Pengumpulan data dalam penelitian ilmiah dimaksudkan untuk memperoleh bahan-bahan yang
relevan, akurat, dan reliable.Untuk memperoleh data seperti itu, peneliti dapat menggunakan metode,
teknik, prosedur, dan alat-alat yang dapat diandalkan.Ketidaktepatan dalam penggunaan intrumen
penelitian tersebut dapat menyebabkan rendahnya kualitas penelitian.
Penelitian bertujuan menemukan jawaban atas pertanyaan melalui aplikasi prosedur ilmiah.Prosedur ini
dikembangkan untuk meningkatkan taraf kemungkinan yang paling relevan dengan pertanyaan serta
menghindari adanya bias.Sebab, penelitian ilmiah pada dasarnya merupakan usaha memperkecil interval
dugaan peneliti melalui pengumpulan dan penganalisaan data atau informasi yang diperolehnya.

1.2  Rumusan masalah

1. Apa sajakah pengelompokan statistika berdasarkan cara pengolahan data?


2. Apa sajakah pengelompokan statistika berdasarkan bentuk parameternya?
3. Apa saja skala pengukuran?
4. Apakah yang dimaksud dengan Variabel?
5. Bagamaimanakah cara penyajian data?

1.3       Tujuan

1. Menguraikan pengelompokan statistika


2. Menguraikan tentang bagaimana skala pengukuran
3. Menguraikan pengertian variabel
4. Menguraikan tentang bagaimana penyajian data

BAB II

KAJIAN TEORI

PENGELOMPOKAN STATISTIKA BERDASARKAN CARA PENGOLAHAN DATA

1) Statistika Deskriptif
Statistika deskriptif adalah statistic yang berkenaan dengan bagaimana cara
mendeskripsikan,menggambarkan,menjabarkan atau menguraikan data sehingga mudah
dipahami.
Ada beberapa cara yang dapat digunakan dalam mendeskripsikan,menggambarkan,menjabarkan
atau menguraikan data antara lain:
a. Menentukan ukuran dari data,seperti:nilai modus,rata-rata dan nilai tengah(median).
b. Menentukan ukuran variabilitas data,seperti:variasi(varian),tingkat penyimpangan(deviasi
standard)dan jarak(range).
c. Menentukan ukuran bentuk data:skewness,kurtosis dan plot boks.
2) Statisitik Inferensial (Statisitik Induksi)
Statistik inferensial adalah serangkaian teknik yang digunakan untuk mengkaji,menafsir dan
mengambil kesimpulan berdasarkan data yang diperoleh dari sampel untuk menggambarkan
karakteristik atau ciri dari suatu populasi.
Berdasarkan ruang lingkup bahasannya,maka statistic inferensial mencakup:
a. Probabilitas atau teori kemungkinan
b. Distribusi teoritis
c. Sampling dan sampling distribusi
d. Pendugaan populasi atau teori popilasi
e. Uji hipotesis rerata
f. Analisis korelasi untuk peramalan
g. Analisis varians
h. Analisis kovarians
PENGELOMPOKAN STATISTIKA BERDASARKAN BENTUK PARAMETERNYA
a) Statistika Parametik
Statistika parametik adalah statistika yang mempertimbangkan Janis sebaran/distribusi data yang
berdistribusi normal dan memiliki varians homogeny.
Uji statistic yang dapat digunakan pada statistika parametik,antara lain:
a. Uji-Z (1 atau 2 sampel)
b. Uji-T (1 atau 2 sampel)
c. Korelasi pearson
d. One or two way ANOVA test
e. Analisis regresi

b) Statistika Nonparametik
Statistika nonparametik merupakan bagian statistic yang para meter populasinya atau datanya
tidak mengikuti suatu distribusi tertentu atau memiliki distribusi yang bebas dari persyaratan dan
variansnya tidak perlu homogen.

Analisis statistika nonparametik,anatara lan:

a. Uji Tanda Peringkat Wilcoxon dan Uji U Mann-Withney (untuk 1-2 kelompok)
b. Uji Kruskal-Wallis (untuk kelompok lebih dari 2)
c. Uji Korelasi Rank Spearman dan Kendall Tau
d. Uji Chi-kuadrat

Skala Pengukuran

Pengukuran dapat didefinisikan sebagai suatu proses sistimatik dalam menilai dan membedakan
sesuatu obyek yang diukur. Pengukuran tersebut diatur menurut kaidah-kaidah tertentu.Kaidah-kaidah
yang berbeda menghendaki skala serta pengukuran yang berbeda pula.

Dalam mengolah dan menganalisis data, kita sangat berkepentingan dengan sifat dasar skala
pengukuran yang digunakan. Operasi-operasi matematik serta pilihan peralatan statistik yang digunakan
dalam pengolahan data, pada dasarnya memiliki persyaratan tertentu dalam hal skala pengukuran datanya.
Ketidaksesuaian antara skala pengukuran dengan operasi matematik /peralatan statistik yang digunakan
akan menghasilkan kesimpulan yang bias dan tidak tepat/relevan.

Ada empat tipe pengukuran atau skala pengukuran yang digunakan dalam statistika, yakni:
nominal, ordinal, interval, dan rasio. Terkait dengan hal tersebut, tulisan ini akan mencoba memahami
skala-skala pengukuran yang ada serta perbedaan-perbedaannya.

A. SkalaNominal

Skala Nominal merupakan skala yang paling lemah/rendah di antara skala pengukuran yang ada.
Skala nominal hanya bisa membedakan benda atau peristiwa yang satu dengan yang lainnya berdasarkan
nama (predikat). Skala pengukuran nominal digunakan untuk mengklasifikasi obyek, individual atau
kelompok dalam bentuk kategori.

Contohnya, jenis kelamin diberi kode 1 untuk laki-laki dan kode 2 untuk perempuan. Angka ini
hanya berfungsi sebagai label kategori, tanpa memiliki nilai instrinsik dan tidak memiliki arti apa pun.
Kita tidak bisa mengatakan perempuan dua kali dari laki-laki. Kita bisa saja mengkode laki-laki menjadi
2 dan perempuan dengan kode 1, atau bilangan apapun asal kodenya berbeda antara laki-laki dan
perempuan.

Peralatan statistik yang sesuai dengan skala nominal adalah peralatan statistik yang berbasiskan
(berdasarkan) jumlah dan proporsi seperti modus, distribusi frekuensi, Chi Square dan beberapa peralatan
statistik non-parametrik lainnya.

B. Skala Ordinal

Skala Ordinal ini lebih tinggi daripada skala nominal, dan sering juga disebut dengan skala
peringkat. Hal ini karena dalam skala ordinal, lambang-lambang bilangan hasil pengukuran selain
menunjukkan pembedaan juga menunjukkan urutan atau tingkatan obyek yang diukur menurut
karakteristik tertentu.

Misalnya tingkat kepuasan seseorang terhadap produk. Bisa kita beri angka dengan 5=sangat
puas, 4=puas, 3=kurang puas, 2=tidak puas dan 1=sangat tidak puas. Atau misalnya dalam suatu lomba,
pemenangnya diberi peringkat 1,2,3 dstnya.

Dalam skala ordinal, tidak seperti skala nominal, ketika kita ingin mengganti angkaangkanya,
harus dilakukan secara berurut dari besar ke kecil atau dari kecil ke besar. Jadi, tidak boleh kita buat
1=sangat puas, 2=tidak puas, 3=puas dstnya. Yang boleh adalah 1=sangat puas, 2=puas, 3=kurang puas
dstnya.

C. Skala Interval

Skala interval mempunyai karakteristik seperti yang dimiliki oleh skala nominal dan ordinal
dengan ditambah karakteristik lain, yaitu berupa adanya interval yang tetap. Dengan demikian, skala
interval sudah memiliki nilai intrinsik, sudah memiliki jarak, tetapi jarak tersebut belum merupakan
kelipatan. Pengertian “jarak belum merupakan kelipatan” ini kadang-kadang diartikan bahwa skala
interval tidak memiliki nilai nol mutlak.

Misalnya pada pengukuran suhu. Kalau ada tiga daerah dengan suhu daerah A = 10oC, daerah B
= 15oC dan daerah C=20oC. Kita bisa mengatakan bahwa selisih suhu daerah B, 5oC lebih panas
dibandingkan daerah A, dan selisih suhu daerah C dengan daerah B adalah 5oC. (Ini menunjukkan
pengukuran interval sudah memiliki jarak yang tetap). Tetapi, kita tidak bisa mengatakan bahwa suhu
daerah C dua kali lebih panas dibandingkan daerah A (artinya tidak bisa jadi kelipatan). Kenapa ? Karena
dengan pengukuran yang lain, misalnya dengan Fahrenheit, di daerah A suhunya adalah 50oF, di daerah
B = 59oF dan daerah C=68oF. Artinya, dengan pengukuran Fahrenheit, daerah C tidak dua kali lebih
panas dibandingkan daerah A, dan ini terjadi karena dalam derajat Fahrenheit titik nolnya pada 32,
sedangkan dalam derajat Celcius titik nolnya pada 0. Contoh lainnya, misalnya dua orang murid, si A
mendapat nilai 70 sedangkan si B mendapat nilai 35. Kita tidak bisa mengatakan si A dua kali lebih pintar
dibandingkan si B.

D. Skala Rasio

Skala rasio adalah skala data dengan kualitas paling tinggi. Pada skala rasio, terdapat semua
karakteristik skala nominal,ordinal dan skala interval ditambah dengan sifat adanya nilai nol yang bersifat
mutlak. Nilai nol mutlak ini artinya adalah nilai dasar yang tidak bisa diubah meskipun menggunakan
skala yang lain. Oleh karenanya, pada skala ratio, pengukuran sudah mempunyai nilai
perbandingan/rasio.

Pengukuran-pengukuran dalam skala rasio yang sering digunakan adalah pengukuran tinggi dan
berat. Misalnya berat benda A adalah 30 kg, sedangkan benda B adalah 60 kg. Maka dapat dikatakan
bahwa benda B dua kali lebih berat dibandingkan benda A.

Variabel
VARIABEL

Dalam istilah bahasa statistika, objek yang bervariasi disebut variabel. Jadi, variabel adalah karakteristik
yang dapat diamati dari sesuatu (objek), dan mampu memberikan bermacam-macam nilai atau beberapa
kategori (Suwarno, 2005). Contohnya: berat adalah variasi, sebab semua objek beratnya tidak sama dan
suatu objek dapat saja beratnya berubah-ubah dari waktu ke waktu. Umur, nilai kemajuan
belajar,kecepatan.Berikut ini ada beberapa ciri-ciri varibael yaitu :

(a) ciri-ciri suatu objek (orang atau benda)

(b) dapat diamati

(c) berbeda dari satu observasi ke observasi lainnya; disebut variabel.

Dan variabel adalah data mentah untuk statistika. Variabel yang sering digunakan dalam
penelitian, yaitu variabel: (a) bebas (independent); (b) terikat (dependent); (c) moderator; (d) intervening;
dan (e) kontrol(Riduwan, 2015).

1. Variabel Independen

Variabel Independen atau yang sering disebut dengan variabel bebas merupakan variabel yang
mempengaruhi atau menjadi sebab perubahannya. 

2. Variabel Dependen

Variabel Dependen atau yang sering disebut dengan variabel terikat merupakan variabel yang
dipengaruhi atau yang menjadi akibat perubahannya.
Contoh
Judul : Penerapan Strategi Pembelajaran Kreatif-Produktif Terhadap Hasil Belajar Matematika Siswa”

Variabel bebas (independent variable) atau variabel X adalah variabel yang memberi pengaruh terhadap
variabel lain. Dalam penelitian ini yang menjadi variabel X adalah “Penerapan strategi pembelajaran
kreatif-produktif”.

Variabel terikat (dependent variable) atau variabel Y yaitu variabel yang di pengaruhi oleh variabel
bebas. Variabel dalam penelitian ini adalah “Hasil belajar matematika”.

3. Variabel Moderator
Variabel Moderator merupakan variabel yang mempengaruhi (memperkuat dan memperlemah) hubungan
antara variabel bebas dan variabel terikat.

Contoh 1
Hubungan suami dan istri akan semakin baik (kuat) kalau memiliki anak, dan akan semakin renggang
kalau ada pihak ketiga ikut mencampuri. Posisi anak ini menjadi variabel moderator yang memperkuat
hubungan, sedangkan pihak ketiga ini menjadi variabel moderator yang memperlemah hubungan.

Contoh 2
Hubungan motivasi dan prestasi belajar akan semakin kuat (baik) bila peranan guru dalam menciptakan
iklim belajar sangat baik, dan hubungan semakin rendah bila peranan guru kurang baik dalam
menciptakan iklim belajar.

4. Variabel Intervening

(Tuckman,1988 dalam Sugiyono 2016), Variabel intervening adalah variabel yang secara teoritis
mempengaruhi hubungan antara variabel independen dan dependen, tetapi tidak dapat diamati dan
diukur. Variabel ini merupakan variabel penyela/antara yang terletak di antara variabel bebas dan terikat,
sehingga variabel bebas dan terikat tidak langsung mempengaruhi berubahnya atau timbulnya variabel
terikat. 

5. Variabel Kontrol

Variabel kontrol merupakan variabel yang dikendalikan atau dibuat konstan sehingga hubungan
variabel independen terhadap dependen tidak dipengaruhi oleh faktor luar yang tidak diteliti. Variabel
kontrol sering digunakan oleh peneliti, bila akan melakukan penelitian yang bersifat membandingkan,
melalui penelitian eksperimen.
Contoh
Pengaruh jenis pendidikan terhadap keterampilan pemasaran
Variabel Independen : Pendidikan SMA/SMK
Variabel Dependen : Keterampilan Pemasaran
Variabel Terikat : Produk, Tempat,Alat Sama

PENYAJIAN DATA
Data yang dikumpulkan dalam penelitian selanjutnya akan dianalisis sesuai dengan tujuan
penelitian. Hasil analisis tersebut kemudian akan disajikan sebagai bentuk pertanggung jawaban terhadap
penelitian yang dilaksanakan, baik itu dalam laporan, presentasi visual maupun publikasi.

Terdapat empat cara penyajian data yaitu secara narasi atau teks, tabel, grafik dan gambar dimana
pemilihan cara penyajian sangat ditentukan oleh tujuan penelitian, bentuk analisis yang
dilakukan(univariate, bivariate, multivariate) dan forum penyajian (presentasi, laporan, publikasi).
Namun apapun model penyajiannya, tujuan dari penyajian data adalah untuk mempermudah memahami
hasil penelitian dan menarik kesimpulan

1. Penyajian secara narasi/tulisan

Penyajian dalam bentuk tulisan banyak digunakan dalam penelitian kualitatif yang biasanya
berhubungan dengan ilmu sosial, ekonomi maupun psikologi. Namun, dalam penelitian kuantitatif
penggunaan narasi juga diperlukan terutama untuk menyimpulkan isi dari suatu tabel, grafik atau gambar,
atau jika penelitian yang dilakukan hanya menggunakan satu sampai 2 variabel.

Contoh:

- Dalam penelitian kualitatif: ‘Penderita tuberkulosis yang berhenti meminum obat mengatakan
bahwa keputusannya untuk tidak lagi meminum obatnya adalah karena tidak ada perubahan yang
dirasakan setelah minum obat selama dua bulan’

- Dalam penelitian kuantitatif (sebagai kesimpulan suatu tabel): Tidak ditemukan adanya asosiasi
positif antara infeksi cacing dan infeksi cacing tambang (P=0.06, OR(95%CI) 2.1 (0.05-2.07)

- Dalam penelitian kuantitatif menggunakan satu variabel: Tinggi rata rata pemain sepakbola di
PSSI adalah 182 cm (std 13.5 cm)

2. Penyajian menggunakan tabel

Penyajian dalam bentuk tabel merupakan penyajian data dalam bentuk angka yang disusun secara
teratur dalam bentuk kolom dan baris. Suatu tabel yang lengkap terdiri dari

1. Nomor tabel

Nomor tabel diperlukan jika tabel yang disajikan lebih dari satu buah dengan tujuan agar mudah
ditemukan dan agar informasi yang ada dalam tabel tersebut dapat dengan mudah dihubungkan dengan
teks. Nomor dapat dengan mudah memudahkan ketika akan dicari dan juga tabel biasanya diletakkan
disebelah kiri sejajar dengan judul tabel.

2. Judul tabel.

Merupakan informasi singkat mengenai isi tabel. Dengan membaca judul tabel diharapkan
pembaca dapat mengetahui makna angka yang disajikan pada kolom dan baris. Selain itu judul tabel
haruslah informative sehingga tabel bisa berdiri sendiri sebagai suatu informasi yang lengkap.

3. Badan tabel

Terdiri atas judul kolom, judul baris, judul kompartemen dan sel

4. Keterangan/catatan kaki

Keterangan terhadap singkatan atau ukuran yang digunakan. Kata yang disingkat atau yang akan
diberi keterangan biasanya diberi tanda didalam tabel menggunakan * atau # atau lainnya, tanda yang
sama kemudian ditulis dibawah tabel dan dituliskan keterangan mengenai kata itu. Area dibawah tabel
juga bisa dipakai untuk menuliskan catatan kaki atau sumber jika data pada tabel merupakan data
sekunder

Ada tiga jenis tabel yaitu :


a.         Tabel satu arah atau satu komponen adalah tabel yang hanya terdiri atas satu kategori
atau karakteristik data. Tabel berikut ini adalah contoh tabel satu arah.
Penilaian Anggota Kelompok Belajar
“ BINA PINTAR “
Golongan Banyaknya (orang)
I 703.827 Orang
II 1.917.920 Orang
III 309.337 Orang
IV 17.574 Orang
Jumlah 2.948.658 Orang
Sumber : BAKN, dalam Statistik Indonesia 1986
b.        Tabel dua arah atau dua komponen adalah tabel yang menunjukkan dua kategori atau dua karakteristik.
Tabel berikut ini adalah contoh tabel dua arah.

Jumlah Mahasiswa UPH menurut Fakultas dan Kewarganegaraan 1995

Fakultas WNI WNA Jumlah


Fak. Ekonomi 1.850 40 1.890
Fak. Teknologi Industri 1.320 10 1.330
Fak. Seni Rupa &
530 5 535
Design
Fak. Pasca Sarjana 250 10 260
Jumlah 3.950 65 4.015
Sumber : Data Buatan
c.         Tabel tiga arah atau tiga komponen adalah tabel yang menunjukkan tiga kategori atau tiga
karakteristik. Contoh tabel berikut ini.
Jumlah Pegawai Menurut Golongan, Umur dan Pendidikan
Pada Departemen A Tahun 2000
Umur (Tahun) Pendidikan
Golongan
25 – 35 > 35 Non Sarjana Sarjana
I 400 500 900 0
II 450 520 970 0
III 1.200 2.750 1.850 2.100
IV 0 250 0 250
Jumlah 2.050 4.020 3.720 2.350

3. Penyajian data dalam bentuk grafik

Penggunaan grafik biasanya dilakukan untuk tujuan untuk:

1. Membandingkan beberapa variable atau beberapa kategori dalam variable berdasarkan waktu atau
tempat yang berbeda

2. Meramalkan perubahan yang terjadi dengan berjalan nya waktu ( time series )

3. Memperlihatkan ada tidaknya hubungan antara antara dua variable atau lebih.

Seperti tabel, pada grafik juga ada nomor grafik, judul grafik dan catatan kaki.

Terdapat berbagai jenis grafik


1. Grafik batang (Bar diagram)

Merupakan grafik yang berbentuk batang pada bidang sumbu tegak dimana setiap batang
mewakili nilai dari suatu variabel atau komponen variabel. Tinggi dari batang bersifat proporsional yang
menunjukkan nilai dari variabel yang diwakili. Grafik batang digunakan untuk membandingkan beberapa
variabel dalam waktu dan tempat yang sama atau satu variable dalam waktu dan tempat yang berbeda.
Ada dua jenis grafik batang yaitu

a. Histogram dimana batang batang disusun berimpitan satu dengan yang lainnya tanpa
ruang antara yang merupakan data kuantitatif yang kontinu dalam bentuk distribussi
frekuensi.
b. Poligon dimana titik tengah dari puncak setiap batang dihubungkan oleh suatu garis

Contoh diagram batang


Hasil akhir dari histogram dan poligon frekuensi dari tabel distribusi frekuensi di atas dapat
dilihat pada gambar berikut.

2. Grafik lingkaran atau diagram pie/ circle cart


Penyajian data dalam bentuk lingkaran dimana frekuensi variabel yang dilukiskan sesuai dengan
luas (jumlah derajat) dalam lingkaran tersebut. Umumnya grafik ini digunakan untuk menarik perhatian,
terutama untuk presentasi oral. Untuk memaksimalkan penggunaan diagram lingkaram, jumlah
komponen dari suatu lingkaran sebaiknya tidak lebih dari 10 buah (meskipun ada juga yang berpendapat
bahwa enam adalah jumlah yang maksimal). Grafik lingkaran biasanya digunakan untuk penyajian data
univariate.

 Langkah-Langkah Untuk Membuat Diagram Lingkaran

Berikut ini adalah langkah-langkah untuk membuat diagram lingkaran.

1. Hitung nilai total data dengan cara menjumlahkan semua nilai data
2. Hitung sudut masing-masing sektor lingkaran dengan rumus: sudut sektor = (nilai data/nilai total)
x 360 º
3. Buat lingkaran lalu bagi menjadi beberapa sektor dengan besar masing-masing sudut sektor yang
mewakili masing-masing nilai data. (Catatan: umumnya patokan untuk membuat sektor lingkaran
adalah jari-jari lingkaran di atas titik pusat dan urutan pembagian lingkaran searah jarum jam).

Contoh Cara Membuat Diagram Lingkaran

Berikut ini contoh cara membuat diagram lingkaran (grafik kue pie). Berikut ini tersedia data varian rasa
es krim yang terjual di sebuah kedai es krim rata-rata dalam satu hari pada bulan Januari.

Cokelat 40
Vanilla 24
Strawberry 64
Kombinasi 32

Dengan mengikuti langkah-langkah di atas kita akan membuat diagram lingkaran berdasarkan data yang
tersedia

Langkah1: Hitung nilai total data


Nilai total data = 40 + 24  +64 + 32 = 160

Langkah 2: Hitung sudut sektor


Sudut sektor varian cokelat = (40/160) x 360º = 90º
Sudut sektor varian vanilla = (24/160) x 360º = 54º
Sudut sektor varian strawberry = (64/160) x 360º = 144º
Sudut sektor varian kombinasi = (32/160) x 360º = 72º

Langkah 3: Buat  diagram lingkaran


Buat lingkaran, kemudian buat garis jari-jari lingkaran dari titik pusat ke arah atas. Selanjutnya buat garis
batas sektor untuk varian rasa cokelat dengan sudut sektor 90º. Selanjunya buat garis-garis batas sektor
untuk varian rasa vanilla, strawberry, dan kombinasi masing-masing dengan sudut sektor  54º, 144º, dan
72 º.

Berikut adalah diagram lingkaran penjualan es krim rata-rata dalam satu hari pada bulan Januari.
3. Grafik garis

Informasi digambarkan dalam bentuk garis pada bidang satu sumbu tegak. Garis bisa dalam
bentuk tunggal, ganda maupun majemuk. Grafik garis sangat tepat digunakan untuk menggambarkan
pertumbuhan/ perkembangan (variabel yang bersifat serba terus/kontinue)

Contoh:

Pembuatan diagram garisnya, yaitu sebagai berikut ini :


Gambar di atas menunjukkan bahwa perusahaan menghasilkan keuntungan antara 1999 hingga
tahun 2000 ketika dua garis berpotongan. Perpotongan kedua garis ini disebut dengan titik pulang pokok

4.Grafik peta/map diagram

Grafik ini digunakan untuk memperlihatkan perbedaan situasi atau kondisi area dalam suatu
wilayah yang digambarkan dengan menggunakan warna. Penggunaan peta biasanya digunakan untuk data
deskriptif yang digambarkan dengan menggunakan warna. Penggunaan peta biasanya digunakan untuk
data deskriptif.

Contoh:

5.Penyajian data dalam bentuk gambar/foto

Gambar/foto biasanya digunakan untuk menyajikan informasi dalam bentuk visual. Umumnya
dilakukan terhadap penelitian kualitatif dengan jumlah unit penelitian yang terbatas. Namun tidak
menutup kemungkinan juga digunakan untuk data kuantitatif. Sangat cocok untuk penelitian
eksperimental atau untuk presentasi data dalam bentuk kasus.

Contoh

Anda mungkin juga menyukai