SKRIPSI
Oleh
iv
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum wr.wb
Puji syukur kita panjatkan atas kehadirat Allah SWT yang telah
shalawat dan salam kehadirat Nabi Muhammad SAW yang kita harapkan
syafaatnya di hari akhir nanti, sampai saat ini penulis dapat menyelesaikan
proposal ini sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi
Sebagai Upaya Penghematan Bedan Pajak Penghasilan Badan Pada PT. Sarana
Agro Nusantara”.
ini tidak terlepas dari bimbingan dan nasihat serta pengarahan dari berbagai pihak,
untuk itu dengan segala kerendahan hati, tulus dan ikhlas penulis mengucapkan
terima kasih yang telah membantu dan memberi dorongan kepada penulis
sehingga skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik. Dan pada kesempatan ini
2. Ayahanda Marajoki Siregar dan Ibunda Sri Rezeki serta Kakak dan Abang
tercinta yang tiada hentinya memberikan dukungan dan dorongan moral serta
material kepada penulis. Terima kasih atas segala do’a dan pengorbanan yang
v
luar biasa, semoga Allah Swt tetap memberikan kekuatan dan kebahagiaan
Sumatera Utara
4. Bapak Januri SE, MM, M.Si sebagai Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis
5. Bapak Ade Gunawan SE, M.Si sebagai Wakil Dekan I Fakultas Ekonomi dan
6. Bapak Hasrudy Tanjung SE, M.Si sebagai Wakil Dekan III Fakultas Ekonomi
7. Ibu Fitriani Saragih SE, M.Si sebagai Ketua Prodi Akuntansi Fakultas
8. Ibu Zulia Hanum sebagai Sekretaris Prodi Akuntansi Fakultas Ekonomi dan
9. Bapak Ikhsan Abdullah SE, M.Si sebagai Dosen Pembimbing yang telah
10. Bapak dan Ibu Staf Pegawai Kantor PT.Sarana Agro Nusantara terkhususnya
pada bagian Seksi Keuangan dan Perpajakan yang telah senantiasa membantu
11. Buat teman-temanku khususnya Almira Theza, Fitri Permata, Dinda Mayang,
Ulfa Syahdiana, Arif, dan Iin Syahfitri, Elfira Muthia, Dina Vania, Sastri Devi
dan teman seperjuangan proposal yang sudah banyak membantu penulis dan
menjadi teman terbaik. Semoga apa yang kit inginkan tercapai. Amin
vi
Akhir kata, penulis mengucapkan banyak terima kasih.Proposal ini tidak luput
dari berbagai kekurangan, untuk itu penulis mengharapkan saran dan kritik demi
Wassalamualaikum wr.wb
1505170322
vii
DAFTAR ISI
ABSTRAK ........................................................................................................ iv
BAB I : PENDAHULUAN............................................................................... 1
C. RumusanMasalah ............................................................................. 7
1. Akuntansi Perpajakan................................................................. 9
2. Pajak Penghasilan....................................................................... 18
a. Pajak Penghasilan................................................................. 18
viii
d. Pemotong Pajak Penghasilan Pasal 21 ................................. 24
3. Perencanaan Pajak...................................................................... 33
B. Kerangka Berfikir............................................................................. 42
ix
beban pajak penghasilan badan .................................................. 48
Net Method................................................................................. 51
B. Pembahasan ............................................................................................ 56
A. Kesimpulan ...................................................................................... 66
B. Saran ................................................................................................ 68
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
x
DAFTAR TABEL
xi
BAB I
PENDAHULUAN
dan wajib pajak. Pajak merupakan salah satu sumber pendapatan utama negara
berlaku. Semakin besar laba yang diperoleh maka jumlah pajak yang harus
dibayar akan semakin besar pula. Hal ini menyebabkan perusahaan melakukan
berbagai upaya agar dapat menghemat pengeluaran dari segi beban pajaknya.
dengan pekerjaan jasa dan kegiatan yang dilakukan oleh Wajib Pajak orang
adalah pajak atas penghasilan berupa gaji, upah, honorarium, tunjangan dan
pekerjaan atau jabatan, jasa, kegiatan yang dilakukan oleh orang pribadi
1
2
Pajak Penghasilan. Agar PPh Pasal 21 dihitung, disetor dan dilaporkan efektif
dan efisien maka pemotong PPh Pasal 21 yang terdiri dari pemberi kerja,
bendahara atau pemegang kas pemerintah harus mampu dan memahami tata
atas barang atau jasa yang dihasilkan dengan jumlah yang dikeluarkan untuk
barang atau jasa tersebut. Oleh karena itu, perusahaan akan meningkatkan
yang merupakan beban yang harus dibayat oleh perusahaan. Berbagai cara
yang melanggar peraturan perpajakan. Oleh sebab itu pemotong wajib pajak
Salah satu cara yang dapat ditempuh sebagai upaya penghematan pajak
pajak adalah suatu cara yang dapat dilakukan tanpa harus melanggar hukum
maupun ilegal. Salah satu cara legal yang dapat dilakukan Wajib Pajak
Tabel I.I
Data Pajak Penghasilan Pasal 21
Keterangan 2016 2017
Terlihat pada tabel diatas pada tahun 2016 Pajak Penghasilan Pasal 21
Karena seharusnya pada tahun 2017 lebih rendah atau sama rata dengan
jumlah tahun 2016.Karena jika tahun 2017 lebih besar maka pph badan
menurunkan pajak yang terutang. Oleh karena itu, Menurut chairil Anwar
Menurut Chairil Anwar (2013 : 14), salah satu usaha yang dapat
ditekan dan tax saving yang timbul dari perencanaan pajak dapat
tidak merugikan pemerintah dan dengan cara yang legal. Oleh karena itu,
lain : tangki timbun untuk minyak kelapa sawit dan fraksinya serta gula
tetes, jas pergudnag untuk komoditi karet, teh, coklat, kopi dan tembakau
Nusantara.
B. Identifikasi Masalah
perusahaan.
Method.
7
C. Rumusan Masalah
1. Tujuan Penelitian
Nusantara.
penghasilan badan.
Method.
8
2. Manfaat Penelitian
berikut:
penghasilan badan.
badan.
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Uraian Teoritis
1. Akuntansi Perpajakan
dan diakhiri dengan pembuatan laporan keuangan fiskal sesuai dengan ketentuan
Pemberitahuan Tahunan.
merupakan bagian dalam akuntansi yang timbul dari unsur spesialisasi yang
pemerintah.
a. Pengertian Pajak
dibawah ini :
9
10
Pajak merupakan iuran rakyat kepada negara yang berhak memungut pajak
hanyalah negara. Menurut Rochmat Soemitro (2014, hal. 1) “pajak adalah iuran
langsung.
b. Fungsi Pajak.
Fungsi pajak sangat penting bagi pembangunan bangsa dan negara. Dengan
memahami fungsi pajak maka akan menyadari mengapa pajak punya peranan
sebagai berikut:
seperti Pajak Penghasilan (PPh), Pajak Pertambahan Nilai (PPN) dan Pajak
Penjualan atas Barang Mewah (PPnBM), Pajak Bumi dan Bangunan (PBB)
dan lain-lain.
Pajak mempunyai fungsi pengatur artinya pajak sebagai alat untuk mengatur
c. Pengelompokkan Pajak
1) Menurut Golongannya
a) Pajak langsung, yaitu pajak yang harus dipikul atau ditanggung sendiri
oleh Wajib Pajak dan tidak dapat dilimpahkan atau dibebankan kepada
b) Pajak tidak langsung, yaitu pajak yang akhirnya dapat dibebankan atau
Jadi Pajak Langsung adalah pajak yang harus ditanggung oleh Wajib Pajak
dan tidak boleh ditanggung oleh pihak lain (PPh), dan Pajak Tidak Langsung
2) Menurut Sifatnya
Jadi Pajak Subjektif adalah pajak yang berdasarkan subyek dalam diri
Wajib Pajak (PPh) dan Pajak Objektif adalah pajak yang berdasarkan
a) Pajak Negara (Pajak Pusat), yaitu pajak yang dipungut oleh Pemerintah
Jadi, Pajak Negara (Pajak Pusat) adalah pajak yang dipungut oleh pusat
dan digunakan untuk negara, dan Pajak Daerah adalah pajak yang dipungut
untuk menghitung besarnya pajak yang harus dibayar wajib pajak ke negara.
pajak yaitu:
akan arti pentingnya membayar pajak. Oleh karena itu, Wajib Pajak
banyak tergantung pada Wajib Pajak sendiri (peranan dominan ada pada
Wajib Pajak).
e. Asas-asas Pemungut
Asas merupakan sesuatu yang dapat dijadikan sebagai alas, dasar atau
pajak itu harus dilandasi dengan asas-asas yang merupakan ukuran untuk
dalam maupun dari luar negeri.Asas ini berlaku untuk Wajib Pajak dalam
negeri.
2) Asas Sumber
3) Asas Kebangsaan
hak negara dan hak warga negara pembayar pajak, maka Undang-Undang
sebagai berikut:
kerjanya meliputi tempat tinggal atau tempat kedudukan Wajib Pajak dan
3) Mengisi surat pemberitahuan dengan benar, lengkap dan jelas, dalam bahasa
indonesia dengan menggunakan huruf latin, abgka arab, satuan mata uang
Jenderal Pajak tempat Wajib Pajak tedaftar atau dikukuhkan atau tempat lain
Keuangan.
Setoran Pajak ke kas negara melalui tempat pembayaran yang diatur dengan
melakukan kegiatan usaha atau pekerjaan bebas dan Wajjib Pajak badan,
dan melakukan pencatatan bagi Wajib Pajak orang pribadi yang melakukan
yang diperoleh, kegiatan usaha, pekerjaan bebas Wajib Pajak, atau objek
2) Mengajukan surat keberatan dan banding bagi Wajib Pajak dengan kriteria
tertentu.
Keputusan Keberatan.
8) Menunjuk seorang kuasa dengan surat kuasa untuk menjalankan hak dan
2. Pajak Penghasilan
a. Pajak Penghasilan
dengan pekerjaan, jasa atau kegiatan dengan nama dan dalam bentuk apapun
yang diterima atau diperoleh wajib pajak orang pribadi dalam negeri sebagai
harus dipotong oleh setiap pemberi kerja terhadap imbalan berupa gaji, upah,
bayar atau terutang kepada orang pribadi dalam negeri sehubungan dengan
honorarium, tunjangan dan pembayaran lain dengan nama dan dalam bentuk
apapun sehubungan dengan pekerjaan atau jabatan, jasa, dan kegiatan yang
PPh 21 yang telah dipotong dan disetorkan secara benar oleh pemberi
pekerjaan dari satu pemberi kerja merupakan pelunasan pajak yang terutang
pekerjaan, jasa, dan kegiatan orang pribadi telah diubah dengan Peraturan
Tunjangan Hari Tua (THT) atau Jaminan Hari Tua (JHT) beserta peraturan
a. Pegawai
aktuaris.
lainnya.
3. Olahragawan.
21
7. Agen iklan.
perantara.
meliputi:
perlombaan lainnya.
kegiatan tertentu.
a. Pejabat perwakilan diplomatik dan konsulat atau pejabat lain dari negara
pada dan bertempat tinggal bersama mereka, dengan syarat bukan warga
penghasilan lain diluar jabatan atau pekerjaan tersebut serta negara yang
pasal 3 ayat (1) huruf c Undang-Undang PPh, yang telah ditetapkan oleh
menteri keuangan, dengan syarat bukan warga negara indonesia dan tidak
Objek Pajak PPh Pasal 21 harus diketahui oleh Wajib Pajak yang
dalam menentukan objek-objek apa saja yang dapat dikenakan PPh Pasal 21
dan juga yang tidak termasuk dalam penghasilan yang dipotong PPh Pasal 21.
23
Menurut Waluyo (2011 : 211), Objek Pajak Penghasilan pasal 21 terdiri dari:
4. Penghasilan pegawai tidak tetap atau tenaga kerja lepas, berupa upah
harian, upah mingguan, upah satuan, upah borongan, atau upah yang
6. Imbalan kepada peserta kegiatan, antara lain berupa uang saku, uang
dengan nama dan dalam bentuk apapun, dan imbalan sejenis dengan
nama apapun.
nama apapun yang diberikan oleh bukan wajib pajak atau wajib
36 Tahun 2008.
Wajib Pajak (pemberi kerja) yang tidak dikenakan PPh yang bersifat
4. Zakat yang diterima oleh yang berhak dari badan atau amil zakat
5. Beasiswa.
1. Pemberi kerja yang terdiri dari orang pribadi dan badan, baik merupakan
pusat maupun cabang, perwakilan atau unit yang membayar gaji, upah,
Tabel II.I
Tarif Pajak Penghasilan Pasal 21
Lapisan Tarif
Penghasilan Kena Pajak Pajak
jenis yang biasa diberikan oleh perusahaan yaitu benefit in cash dan benefit in
Contoh
Pengurangan :
PTKP (K/3)
Contoh
Pengurangan :
1. Biaya Jabatan (5% x 4.000.000) 200.000
2. Iuran Pensiun 150.000
PTKP (K/3)
kepada karyawan.
3) Gross Up Method
sebesar jumlah pajak yang terutang, dari sisi perusahaan tunjangan pajak
cash, sedangkan bagi karyawan take home pay yang dimilikinya tidak
Contoh
Pengurangan :
3. Biaya Jabatan (5% x 4.099.470) 204.774
4. Iuran Pensiun 150.000
PTKP (K/3)
Jumlah tunjangan pajak sama dengan PPh Pasal 21 terutang, yaitu sebesar
PPh 21 bagi karyawan. Dasar hukumnya pasal 6(1) huruf a.2 UU No.
36 Tahun 2008
objek PPh 21. Dasar hukumnya adalah pasal 9(1) huruf e UU No. 36
Tahun 2008.
menjadi batasan tidak kena pajak bagi Wajib Pajak orang pribadi, dengan kata
lain apabila penghasilan neto Wajib Pajak orang pribadi jumlahnya dibawah
PTKP tidak akan terkena Pajak Penghasilan (PPh) Pasal 25/29. Besar PTKP
mulai berlaku sebagai dasar perhitungan PPh orang pribadi untuk tahun pajak
Besar PTKP :
sebagai berikut :
8 ayat (1)
semenda dalam garis keturunan lurus serta anak angkat, yang menjadi
menurut UU Pajak Penghasilan No. 36 Tahun 2008 pasal 4 ayat 3, antara lain:
zakat yang dibentuk dan disahkan oleh Pemerintah dan para panerima
b. Warisan
Badan Usaha Milik Negara atau Badan Usaha Milik Daerah, dari
penyertaan modal.
diterima atau diperoleh dalam bentuk natura atau kenikmatan dari Wajib
f. Dividen atau bagian laba yang diterima atau diperoleh perseroan terbatas
sebagai Wajib Pajak modal pada badan usaha yang didirikan atau
g. Dividen berasal dari cadangan laba yang ditahan, dan bagi perseroan
terbatas, Badan Usaha Milik Negara, Badan Usaha Milik Daerah yang
menerima deviden paling rendah 25% dari jumlah modal yang disetor
selama lima tahun pertama sejak pendirian perusahaan atau pemberi ijin
usaha.
tertentu) berupa bagian laba dari pasangan usaha yang didirikan dan
Menteri Keuangan.
3. Perencanaan Pajak
lengkap, benar dan tepat waktu sehingga dapat secara optimal menghindari
Pajak adalah proses mengorganisasian usaha wajib pajak orang pribadi maupun
minimum”.
2. Mengatur aliran kas masuk dan keluar, karena dengan perencanaan pajak
pajak yang baik. Strategi perencanaan pajak menurut Chairil Anwar (2013 : 10)
antara lain :
4. Manajemen Pajak
pajak sedemikian rupa sehingga hutang pajaknya berada dalam posisi minimal
Menurut Erly Suandy (2008 : 6), Manajemen Pajak adalah sarana untuk
memenuhi kewajiban perpajakan dengan benar tetapi jumlah pajak yang dibayar
dapat ditekan serendah mungkin untuk memperoleh laba dan likuiditas yang
diharapkan.
5. Penghematan Pajak
Wajib Pajak dalam meminimalisir utang pajaknya dengan jalan menahan diri
dengan demikian akan terhindar dari pengenaan Pajak Penghasilan yang besar.
Salah satu yang menjadi Subjek Pajak adalah Badan. Badan terdiri dari
dengan nama dan bentuk apapun, firma, kongsi, koperasi, dana pensiun
politik, atau organisasi lainnya, lembaga, dan bentuk badan lainnya termasuk
adalah sebesar laba bersih kena pajak tanpa pengurangan Penghasilan Tidak
Wajib Pajak dalam negeri dan Wajib Pajak dalam negeri. Bagi Wajib Pajak
Tarif pajak untuk Wajib Pajak badan dalam negeri dan Bentuk Usaha Tetap
(BUT) sebesar 28% (dua puluh delapan persen). Tarif PPh tersebut menjadi
sebesar 25% (dua puluh lima persen) mulai berlaku tahun pajak 2010. Wajib
Pajak dalam negeri yang berbentuk perseroan terbuka yang paling sedikit 40%
lainnya dapat memperoleh tarif sebesar 5% (lima persen) lebih rendah dari
pengurangan tarif sebesar 50% (lima puluh persen) dan tarif sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 17 ayat (1) huruf b dan ayat (2a) yang dikenakan atas
a. Contoh 1
1.250.000.000 = Rp 312.500.000.
b. Contoh 2
7. Penelitian Terdahulu
Dalam penelitian ini selain berpedoman pada data yang didapat dari
perusahaan dan data yang diambil dari literatur berupa bahan bacaan maupun
Tabel II.II
Penelitian Terdahulu
No. Nama dan Tahun Judul Penelitian Hasil Penelitian
1. Nyimas Nisrina Analisis Penerapan Hasil penelitian
Nabilah, Yuniadi Perencanaan Pajak menunjukan
Mayowan, Niken PPh Pasal 21 bahwa penerapan
Nindya Hapsari Sebagai Upaya perencanaan pajak
Jurnal Perpajakan Penghematan menggunakan
(JEJAK) Beban Pajak gross up method
Vol.8 No.1 2016 Penghasilan Badan merupakan yang
paling tepat bagi
perusahaan.
Penerapan gross
up method
terbukti berhasil
menurunkan Pajak
Penghasilan
perusahaan.
2. Wulanda Tria Perencanaan Pajak Hasil dari
Prawasti atas PPh Pasal 21 penelitian ini
e-journal Ekonomi Sebagai Upaya adalah : Pertama,
Bisnis dan Akuntansi Penghematan metode
2013 Pajak di PT. perencanaan pajak
Santosa Ogrindo atas PPh Pasal 21
karyawan pada
PT. Santosa
Ogrindo telah
berjalan sesuai
dengan ketentuan
yang berlaku.
Kedua, cara
perhitungan
penerapan atas
PPh Pasal 21 pada
karyawan sebagai
upaya
penghematan
40
pajak di PT.
Santosa Ogrindo.
3. Roy Chandra Sihotang Analisis Penerapan Hasil penelitian
Skripsi Universitas Perncanaan Pajak menunjukan
Bandar Lampung Penghasilan (Tax bahwa
2017 Planning) PPh perencanaan pajak
Pasal 21 Dalam PPh Pasal 21
Upaya Efisiensi mampu
Beban Pajak mengefisiensikan
Penghasilan Badan pajak penghasilan
Usaha (Studi serta terdapat
Kasus Pada PT. perbedaan
XYZ). signifikan
efisiensi pajak
penghasilan badan
sebelum dan
setelah penerapan
tax planning
dengan besarnya
penghematan
pajak yang
didapat
perusahaan tahun
2013 sebesar Rp
10.541.000, tahun
2014 sebesar Rp
21.355.750 dan
tahun 2015
sebesar Rp
24.474.000.
alternatif
perencanaan pajak
yang digunakan
adalah
perencanaan pajak
penghasilan pasal
21 dengan
perhitungan
menggunakan
metode gross up
method dan
memaksimalkan
beban yang dapat
dikurangkan.
4. Dobora Novayanti Analisis Penerapan Hasil penelitian
Skripsi Univesitas Perencanaan Pajak menunjukan
Indonesia PPh 21 Sebagai bahwa
41
8. Kerangka Berfikir
Wajib Pajak agar utang pajak berada dalam jumlah minimal, tetapi masih
sumber daya.
pekerjaan atau jabatan dan kegiatan yang dilakukan oleh orang pribadi subjek
menggunakan metode gross method, net method dan gross up. Untuk mencari
dapat diketahui secara akurat jika pembukuan yang dilakukan oleh Wajib
Perencanaan Pajak
PPh Badan
Gambar II.II
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Pendekatan Penelitian
B. Definisi Operasional
yang digunakan dalam penelitian ini maka perlu diberikan batasan sebagai
berikut :
menempatkan pajak pada porsi yang seharusnya, agar beban pajak yang
yang berlaku.
44
45
Wajib Pajak badan, baik dari dalam maupun luar negeri dengan
kegiatan yang dilakukan oleh orang pribadi subjek pajak dalam negeri.
1. Tempat Penelitian
Tabel III.I
Waktu Penelitian
1. Data sekunder yaitu data yang diperoleh dari PT. Sarana Agro
berbagai cara. Namun dalam penelitian ini peneliti hanya menggunakan teknik
data yang sudah ada, kemudian menganalisis data sehingga memberikan suatu
1. Pengumpulan data yang diperlukan (laporan laba rugi 2017, daftar aset
kedalam data.
3. Menarik kesimpulan,
BAB IV
A. Hasil Penelitian
penghasilan badan
perusahaan maka dibawah ini terdapat laporan laba rugi sebelum menerapkan
perencanaan pajak.
Tabel 4.1
PT. Sarana Agro Nusantara
Laporan Laba Rugi
Untuk Tahun yang Berakhir tanggal 31 Desember 2017
Pendapatan 102.399.622.898
JUMLAH PENDAPATAN 102.399.622.898
Beban Pokok Pendapatan 49.449.123.027
Gaji & biaya sosial karyawan 15.510.445.500
Bahan bakar 13.684.115.478
Pajak & sewa tanah 12.297.788.775
Peny. Aset tetap & amortisasi aset tidak lancar 3.571.217.722
lainnya
Pemeliharaan instalasi, tangki pipa & gudang 2.231.367.983
Ekspedisi & pergudangan 1.167.461.399
Pengolahan air umpan ketel 564.049.523
Bongkaran & pengapalan 229.393.092
Lain-lain 193.283.555
Laba Kotor 52.950.499.871
Beban umum dan administrasi (29.001.256.203)
Gaji, sosial karyawan & imbalan kerja 22.735.256.096
Keamanan 2.110.009.571
Perjalanan dinas 1.173.903.385
Pemeliharaan bangunan perusahaan 674.087.648
Biaya sewa komisaris 489.206.510
Jasa profesional 247.493.598
Asuransi 143.800.736
Air bersih 116.711.102
48
49
Table 4.2
PT. Sarana Agro Nusantara
Laporan Laba Rugi Setelah Penerapan Perncanaan Pajak
Untuk Tahun yang Berakhir tanggal 31 Desember 2017
Tabel 4.3
Perhitungan Pajak Penghasilan Karyawan Setahun
Net method
Tuan R, K/0
Tahun 2017
Uraian PPh Pasal 21
Penghasilan Bruto
Reguler
Gaji Pokok (12 x 7,811,720) 93,740,640
Iuran yang dibayar pemberi kerja
Iuran astek 281,082
Penghasilan Bruto/Tahun 94,021,722
Pengurangan :
Biaya Jabatan 5% 500.000
Tabel 4.4
Perbandingan Pajak Penghasilan PT Sarana Agro Nusantara
dengan Penerapan tiga Metode Perhitungan Pajak
Penghasilan Pasal 21
Uraian Net Method Gross Gross up
Method
Take Home Pay 93.876.617 101.881.116 109.787.390
Laba Komersial 97.653.010 106.092.899 114.436.333
Laba Fiskal 95.831.103 103.869.093 111.815.221
Pajak 1.641.636.798 1.641.636.798 1.051.359.554
Penghasilan
Badan
Laba Komersil 1.737.119.590 1.745.124.089 1.162.759.864
Setelah Pajak
maka akan dapat lebih menghemat bagi kedua belah pihak. Seperti pajak
sebesar Rp 590.277.244.
54
3. Beban Gaji Pegawai jika dihitung dengan Gross Method dan Gross
Up
Tabel 4.5
Perhitungan Pajak Penghasilan Karyawan Setahun
Gross basic method
Tuan R, K/0
Tahun 2017
Uraian PPh Pasal 21
Penghasilan Bruto
Reguler
Gaji Pokok (12 x 7,946,128) 93,740,640
Uang Lembur 91,862
THR 7,946,128
Iuran yang dibayar pemberi kerja
Iuran astek 281,082
Penghasilan Bruto/Tahun 102,059,712
Pengurangan :
Biaya Jabatan 5% 500.000
Tabel 4.6
Penghasilan Tidak Kena Pajak
Tuan R, K/0
Tahun 2017
Tabel 4.7
Perhitungan Pajak Penghasilan Karyawan Setahun
Gross up method
Tuan R, K/0
Tahun 2017
Uraian PPh Pasal 21
Penghasilan Bruto
Reguler
Gaji Pokok (12 x 7,946,128) 93,740,640
Uang Lembur 91,862
THR 7,946,128
Tunjangan Pajak 7,946,128
Iuran yang dibayar pemberi kerja
Iuran astek 281,082
Penghasilan Bruto/Tahun 110,005,840
Pengurangan :
Biaya Jabatan 5% 500,000
Tabel 4.8
Perhitungan Pajak Penghasilan Karyawan Setahun Sebelum dan
Setelah Perencanaan Pajak (tunjangan tunai)
Tuan R, K/3
Tahun 2017
Uraian Sebelum Setelah
Penghasilan Bruto
Reguler
Gaji Pokok (12 x 7,946,128) 93,740,640 93,740,640
Uang Lembur 91,862 91,862
THR 7,946,128 7,946,128
Tunjangan makan 375,000
Tunjangan transport 1,589,226
Tunjangan kesehatan 281,082
Iuran yang dibayar
pemberi kerja
Iuran astek 281,082
Penghasilan Bruto/Tahun 102,059,712 104,023,938
Pengurangan :
Biaya Jabatan 5% 500,000 500,000
B. Hasil Pembahasan
penghasilan Badan
natura dapat diubah pemberian tidak dalam bentuk natura dan dimasukan
sebagai penghasilan karyawan sehingga dapat dikurangkan sebagai biaya dan ini
akan mengakibatkan PPh badan turun tetapi PPh 21 naik. Penurunan PPh badan
perhitungan PPh Badan adalah tarif sebesar 25% dari Penghasilan Kena Pajak.
karyawan, diakui oleh perpajakan sebagai objek pajak. Oleh karena itu
= Rp 4.611.867.192
2. Biaya telepone dikenai koreksi fiskal karena hanya 50% dari voucher
telepone yang bisa diakui pengurang pajak sesuai dengan UU PPh no. 36 Tahun
Pajak Penghasilan pasal 21 ditanggung oleh pemberi kerja. Dalam hal ini
Pajak Penghasilan yang akan merugikan secara fiskal, karena menurut Undang-
Undang Pajak Penghasilan pasal 9 ayat 1 huruf (h). Beban Pajak adalah beban
pada perhitungan laba rugi fiskal perusahaan. Dapat dilihat pada tabel diatas
(Gunarso, 2010) yaitu net method, gross method dan gross up method. Diantara
tiga metode tersebut, salah satu yang dapat diterapkan adalah metode gross up
perusahaan.
Gross up
Beban gaji PT. SAN merupakan akun yang mencatat pengeluaran untuk
kepentingan pegawai. Beban gaji terdiri dari : gaji pokok, uang lembur, THR.
bahwa “Yang menjadi objek pajak adalah penghasilan, yaitu setiap tambahan
bersangkutan, dengan nama dan dalam bentuk apapun”. Beban gaji PT. SAN
yang terdiri dari gaji pokok, uang lembur dan THR ini merupakan tambahan
ekonomis yang diterima karyawan dan dapat dipakai untuk konsumsi atau
menambah kekayaan Wajib Pajak sehingga gaji pokok, uang lembur dan
tunjangan hari raya yang diberikan PT. SAN kepada karyawannya PPh Pasal 21
nya ditanggung oleh pegawai dan langsung dipotong dari penghasilan para
1) Gaji Pokok
Adalah sejumlah uang yang diterima setiap bulannya oleh pegawai sesuai
dengan strata jabatan atau jabatan serta tidak terkait dengan prestasi kerja
beban kerja dan tanggung jawab pegawai pada jabatan yang diembannya.
62
2) Uang Lembur
normal (diatas jam 5 sore), uang lembur ini akan ditambahkan pada gaji
Tunjangan ini diberikan PT. SAN sesuai dengan kepercayaan yang dianut
pegawai. Bagi pegawai yang beragama muslim akan menerima THR pada
saat lebaran, sedangkan untuk pegawai yang beragama non muslim akan
menerima THR pada saat natal begitupun dengan agama yang lain. Untuk
adalah Rp 2,143,161 yang ditanggung oleh karyawan. Jadi, gaji Tuan R setelah
manajemen yang berjenjang tinggi pada PT. Sarana Agro Nusantara lebih
penghasilan dan tunjangan pajak selama setahun dari hasil perhitungan adalah Rp
2,621,403 yang akan ditanggung oleh perusahaan. Jadi, gaji Tuan R selama
pajak tersebut dapat dibebankan. Cara PT. Sarana Agro Nusantara untuk
berupa tunjangan dalam bentuk natura (benefit in cash) dan pemberian natura.
karyawan. Dasar hukumnya pasal 6(1) huruf a.2 UU No. 36 Tahun 2008.
a. Tunjangan makan
b. Tunjangan Transport
c. Tunjangan Kesehatan
Akhir (Pasal 6 ayat (1) UU No. 36 Tahun 2008). PT. SAN memberikan
bagi karyawan bukan merupakan objek PPh 21. Oleh sebab itu,
setahun sebelum dan setelah dilakukan perencanaan pajak, dapat terlihat bahwa
pajak penghasilan yang harus dibayar karyawan ikut naik pula. Penghasilan
karyawan lebih besar, tapi hal itu tertutupi dengan kenaikan penghasilan
karyawan. Pemberian tunjangan dalam bentuk tunai ini tidak hanya berpengaruh
pada jumlah PPh 21 untuk gaji saja, tetapi secara menyeluruh berdampak pada
Dari hasil analisis diatas, perencanaan pajak dalam bentuk tunjangan tunai
beban pajak semakin kecil maka PPh yang terutang semakin kecil juga.
1. KESIMPULAN
Dari hasil penelitian yang telah dilakukan penulis pada PT. Sarana Agro
yaitu :
oleh perusahaan.
b. Pemberian Natura
67
68
2. SARAN
Dari kesimpulan diatas, penulis dapat memberikan bebarapa saran untuk PT.
pajak terutang adalah empat bulan setelah batas akhir tahun buku
benefit in cash dan natura saja untuk dapat penghematan pajak terutang
banyak perusahaan.
DAFTAR PUSATAKA
Amarus Sholihin (2013), Analisis Perencanaan Pajak Atas PPh Pasal 21 pada
Bandung
Andi
Resmi (2014), Perpajakan Teori dan Kasus, Edisi 7, Penerbit Salemba Empat,
Jakarta
Empat Jakarta
Pajak
Penghasilan
Waluyo (2011), Perpajakan Indonesia Edisi 10. Penerbit Salemba Empat, Jakarta
Wulanda Tria Prawasti (2013), Perencanaan Pajak atas PPh Pasal 21 Sebagai
https://www.online-pajak.com/id/spt-surat-pemberitahuan