0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
15 tayangan9 halaman
Laporan pendahuluan ini membahas tentang preeklampsia pada pasien di RS Dr. R. Ismoyo Kendar. Preeklampsia adalah timbulnya hipertensi dan proteinuria selama kehamilan. Dokumen ini menjelaskan definisi, etiologi, manifestasi klinis, pemeriksaan penunjang, komplikasi, pencegahan, dan penatalaksanaan preeklampsia. Termasuk di dalamnya adalah pemeriksaan laboratorium seperti urinalisis dan fungsi hati,
Laporan pendahuluan ini membahas tentang preeklampsia pada pasien di RS Dr. R. Ismoyo Kendar. Preeklampsia adalah timbulnya hipertensi dan proteinuria selama kehamilan. Dokumen ini menjelaskan definisi, etiologi, manifestasi klinis, pemeriksaan penunjang, komplikasi, pencegahan, dan penatalaksanaan preeklampsia. Termasuk di dalamnya adalah pemeriksaan laboratorium seperti urinalisis dan fungsi hati,
Laporan pendahuluan ini membahas tentang preeklampsia pada pasien di RS Dr. R. Ismoyo Kendar. Preeklampsia adalah timbulnya hipertensi dan proteinuria selama kehamilan. Dokumen ini menjelaskan definisi, etiologi, manifestasi klinis, pemeriksaan penunjang, komplikasi, pencegahan, dan penatalaksanaan preeklampsia. Termasuk di dalamnya adalah pemeriksaan laboratorium seperti urinalisis dan fungsi hati,
UNIVERSITAS MANDALA WALUYA KENDARI 2020 LAPORAN PEDAHULUAN PREEKLAMSIA A. Definisi Preeklampsia terjadi pada umur kehamilan diatas 20 minggu, paling banyak terlihat pada umur kehamilan 37 minggu, tetapi dapat juga timbul kapan saja pada pertengahan kehamilan. Preeklampsi ada pada berkembang dari preeklampsia yang ringan sampai preeklampsia yang berat (George, 2007). Preeklampsia adalah timbulnya hipertensidisertai proteinuria dan edema akibat kehamilan setelah usia kehamilan 20 minggu atau segera setelah persalinan. (Mansjoer, 2000). B. Etiologi Penyakit ini sampai saat ini belum diketahui dengan pasti. Tetapi terdapat suatu kelainan yang menyertai penyakit ini. Adapun teori-teori tersebut yang merupakan kemungkinan penyabab preeclampsia adalah: 1. Peran Prostasiklin dan Tromboksan Pada preeclampsia dan eklampsia didapatkan kerusakan pada endotelvaskuler, sehingga sekresivasodilatator prostasiklin oleh sel- selendotelial plasenta berkurang, sedangkan pad akehamilan normal prostasiklin meningkat. Sekresi tromboksan oleh trombosit bertambah sehingga timbul vasokonstrikso generalisata dan sekresi aldosteron menurun. Akibat perubahan ini menyebabkan pengurangn perfusi plasenta sebanyak 50%, hipertensi dan penurunan volume plasma (Y. Joko, 2002) 2. Peran FaktorImunologis Preeklampsia sering terjadi pada kehamilan I karena pada kehamilan I terjadi pembentukan blocking antibodies terhadap antigen plasenta tidak sempurna. Pada preeclampsia terjadi komplek imun humoral dan aktivasi komplemen. Hal ini dapat di ikuti dengan terjadinya pembentukan proteinuria. 3. Peran Faktor Genetik Preeklampsia hanya terjadi pada manusia. Preeklampsia meningkat pada anak dari ibu yang menderita preeklampsia. 4. Iskemik dari uterus. Terjadi karena penurunan aliran darah di uterus 5. Defisiensi kalsium. Diketahui bahwa kalsium berfungsi membantu mempertahankan vasodilatasi dari pembuluh darah (Joanne, 2006) 6. Disfungsi dan aktivasi dari endotelial. Kerusakan sel endotel vaskuler maternal memiliki peranan penting dalam pathogenesis terjadinya preeklampsia. Fibronektin diketahui dilepaskan oleh selendotel yang mengalami kerusakan dan meningkat secarasignifikan dalam darah wanita hamil dengan preeklampsia. Kenaikan kadar fibronektin sudah dimulai pada trimester pertama kehamilan dan kadar fibronektin akan meningkat sesuai dengan kemajuan kehamilan (Koerniawan,Drajat). C. ManifestasiKlinis klasifikasinya manifestasi klinis dari preeklampsia adalah sebagai berikut, yaitu : 1. Preeklampsia ringan, bila disertai keadaan sebagaiberikut: a. Tekanan darah 140/90 mmHg, atau kenaikan diastolik 15 mmHg atau lebih, atau kenaikan sistolik 30 mmHg atau lebih setelah 20 minggu kehamilan dengan riwayat tekanan darah normal. b. Proteinuria kuantitatif ≥ 0,3 gr perliterataukualitatif 1+ atau 2+ pada urine kateterataumidstearm. 2. Preeklampsia berat, bila disertai keadaan sebagai berikut: a. Tekanan darah 160/110 mmHg atau lebih. b. Proteinuria 5 gr atau lebih perliter dalam 24 jam atau kualitatif 3+ atau 4+ c. Oligouri, yaitu jumlah urine kurang dari 500 cc per 24 jam. d. Adanya gangguan serebral, gangguan penglihatan, dan rasa nyeri di epigastrium. e. Terdapat edema parudansianosis f. Trombositopeni g. Gangguan fungsi hati h. Pertumbuhan janin terhambat (Lanak, 2004). D. PemeriksaanPenunjangPreeklampsia 1. Pemeriksaan Laboratorium a. Pemeriksaan darah lengkap dengan hapusan darah 1) Penurunan hemoglobin ( nilai rujukan atau kadar normal hemoglobin untuk wanita hamil adalah 12-14 gr% ) 2) Hematokrit meningkat ( nilairujukan 37 – 43 vol% ) 3) Trombosit menurun ( nilairujukan 150 – 450 ribu/mm3 ) b. Urinalisis Ditemukan protein dalamurine. c. PemeriksaanFungsihati 1) Bilirubin meningkat ( N= < 1 mg/dl ) 2) LDH ( laktatdehidrogenase ) meningkat 3) Aspartataminomtransferase( AST ) > 60 ul. 4) Serum Glutamatpirufat transaminase ( SGPT ) meningkat ( N= 15-45 u/ml ) 5) Serum glutama toxaloacetic trasaminase ( SGOT ) meningkat ( N= <31 u/l ) 6) Total protein serum menurun ( N= 6,7-8,7 g/dl ) d. Teskimiadarah Asamurat meningkat( N= 2,4-2,7 mg/dl ) 2. Radiologi a. Ultrasonografi Ditemukan retardasi pertumbuhan janin intra uterus. Pernafasan intrau terus lambat, aktivitas janin lambat, dan volume cairan ketuban sedikit. b. Kardiotografi Diketahui denyut jantung janin lemah. E. Komplikasi Resiko pre eklampsipadaibuyaitu: 1. Perubahan pada system saraf pusat mencakup reflex berlebihan dan kejang 2. Sindrom hemolysis (hancurnya sel darah merah), kenaikan enzim hati, dan hitung trombosi trendah (HELP SINDROME). Resiko pre eklampsi-eklampsipadabayiyaitu: 1. Prematuritas adalah suatu keadaan yang belum sempurna, yang ditemukan pada bayi yang lahir pada saat usia kehamilan belum mencapai 37 minggu 2. Keterbatasan pertumbuhan intrauterine ( Intrauterine Growth ) adalah pertumbuhan janin yang terhambat atau lebih rendah dari usia kandungan Penanganan komplikasi hipertensi dalam kehamilan: 1. Jika pertumbuhan janin terhambat lakukan terminasi kehamilan (bayi dilahirkan bukan pada waktunya) 2. Jika terjadi penurunan kesadaran atau koma, kemungkinan terjadi perdarahan serebral : turunkan tekanan darah pelan-pelan, berikan terapi suportif 3. Jika terjadi gagal jantung, ginjal atau hati berikan terapi suportif 4. Jika uji beku darah menunjukkan gangguan tekanan darah kemungkinan terdapat koagulopati atau gangguan pembekuan darah megakibatkan pendarahan yang hebat). 5. Jika pasien mendapat infuse dan dipasang kateter, perhatikan upaya pencegahan infeksi 6. Jika pasien mendapat cairan perinfus, perlu dipantau jumlah cairan masuk dan keluar agar tidak terjadi overload cairan F. Pencegahan Pemeriksaan antenatal yang teratur dan teliti dapat menemukan tanda- tanda dini preeklampsia, dan dalam halite harus dilakukan penanganan semestinya. Kita perlu lebih waspada akan timbulnya preeclampsia dengan adanya faktor-faktor predisposisi seperti yang telah diuraikan di atas. Walaupun timbulnya preeklamsia tidak dapat dicegah sepenuhnya, namun frekuensinya dapat dikurangi dengan pemberian penerangan secukupnya dan pelaksanaan pengawasannya yang baik pada wanita hamil. Penerangan tentang manfaat istirahatdan diet berguna dalam pencegahan. Istirahat tidak selalu berarti berbaring di tempat tidur, namun pekerjaan sehari-hari perlu dikurangi, dan dianjurkan lebih banyak duduk dan berbaring. Diet tinggi protein dan rendah lemak, karbohidrat, yang tidak berlebihan perlu dianjurkan. Mengenal secara dini preeclampsia dan segera merawat penderita tanpa memberikan di uretika dan obat antihipertensif, memang merupakan kemajuan yang penting dari pemeriksaan antenatal yang baik. G. Penatalaksanaan 1. Preeklamsiaringan (PER) a. Rawatjalan 1) Anjurkan istirahat baring 2 jam siang hari dan tidur> 8 jam malam hari jika susah tidur berifen obarbital 3 x 30 mg / hari 2) Diberikan obat penunjang antara lain : vit b komplex, vit c / vit e danzat besi 3) Kunjungan ulang dilakukan 1 minggu kemudian untuk menilai perkembangan kehamilan dan kesejahteraan janin. 4) Diet biasa (tidak perlu diet rendah garam) b. Rawat tinggal Kriteria untuk rawat tinggal bagi yang telah diterapi dalam 2x kunjungan selang 1 minggu tidak ada perbaikan klinis / laboratorium 2. Preeklamsiaberat (PEB) a. Preeklamsia berat pada kehamilan kurang dari 37 minggu 1) Jika janin belum menunjukan tanda-tanda maturitas paru-paru dengan uji kocok dan rasio L/S, maka penanganannya adalah sebagaiberikut : a) Berikan suntikan sulfas magnesikus dengan dosis 8 gr intramusuler kemudian disusul dengan injeksi tambahan 4 gr intramuskuler setiap (selama tidak ada kontraindikasi) b) Jika ada perbaikan jalananya penyakit, pemberian sulfas magnesikus dapat diteruskan lagi selama 24 jam sampai dicapai criteria pre-eklamsi ringan (kecuali ada kontraindikasi) c) Selanjutnya ibu dirawat, diperiksa, dan keadaan janin dimonitor, serta berat badan ditimbang seperti pada pre-eklamsi ringan, sambil mengawasi timbulnya lagi gejala d) Jika dengan terapi di atas tidak ada perbaikan, dilakukan terminasi kehamilan dengan induksi partus atau tindakan lain tergantung keadaan H. Diagnose Yang SeringMuncul 1. Gangguan rasa nyaman berhubungan dengan kontraksi uterus dan pembukaan jalan lahir 2. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan makan dan aktivitas jasmani 3. Defisiensi pengetahuan berhubungan dengan penatalaksanaan terapi dan perawatan I. Intervensi 1. Gangguan rasa nyaman berhubungan dengan kontraksi uterus dan pembukaan jalan lahir. Tujuan : dapat mengantisipasi nyeri Intervensi: a. Segera periksakan kedokter jika sudah mengetahui hamil, untuk mengetahui secara dini apakah ada gejala penyakit yang menyertai. b. Mencegah dan kenali gejala terjadinya preeklamsia dan eklamsia c. Lakukan pemeriksaan antenatal secara rutin d. Istirahat yang cukup sesuai pertambahan usia kehamilan. 2. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan makan dan aktivitas jasmani Tujuan :Peningkatan berat badan normal Intervensi : a. Monitor jumlah nutrisi dan kandungan kalori b. Berikan informasi tentang kebutuhan nutrisi 3. Defisiensi pengetahuan berhubungan dengan penatalaksanaan terapi dan perawatan. Tujuan : mampu melaksanakan prosedur yang dijelaskan secara benae Intervensi : a. Gambarkan proses penyakit, dengan cara yang tepat b. Diskusikan perubahan gaya hidup yang memungkin diperlukan untuk mencegah komplikasi dimasa yang akan datang c. Kontrol penyakit DAFTAR PUSTAKA
Achadiat. Chrisdiono. 2003. Prosedur Tetap Obstetri dan Ginekologi. Jakarta:
EGC Benson, Ralph C. 2008. BukuSakuObstetridanGinekologi. Jakarta: EGC. Guyton, Arthur C. dan John E. Hall. 1997. BukuAjarFisiologiKedokteran. Edisi 9. Jakarta: EGC Hidayati, Ratna. 2009. Asuhan Keperawatan pada Kehamilan Fisologis dan Patologis. Jakarta: Salemba Medika. Marilynn E, Doengoes. 2000. RencanaAsuhanKeperawatan. Edisi 3. Jakarta: EGC Manuaba, Ida BagusGde, dkk. 2007. PengantarKuliahObstetri. Jakarta: EGC Manuaba, Ida BagusGde. 2004. PenuntunKepaniteraanKlinikObstetridanGinekologi.Jakarta: EGC. Leveno, Kenneth J. 2009. Obstetri Williams: PanduanRingkas. Jakarta: EGC. Mansjoer, Arifdkk. 2001.KapitaSelektaKedokteran. EdisiKetigaJilidPertama. Jakarta: Media Ausculapius. Sudinaya, Ida BagusGde. 1998. Ilmu Kebidannan, Penyakit Kandungan dan Keluarga Berencana untuk Pendidikan Bidan. Jakarta EGC Triatmodjo. 2005. Ilmu Kandungan.Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawiroharjo: Jakarta.