Anda di halaman 1dari 12

Model Pembelajaran Berbasis Masalah

Di Sajikan Untuk Memenuhi Tugas Karya Ilmiah


Semester Genap Akademik 2020/2021

Materi Kuliah
Metodologi Pembelajaran PKN MI
Minggu, 09 November 2020

Oleh:
Nurul Hidayati (2019120016)

DOSEN PENGAMPU:
Drs. Thomas Alfa Edison, M.Si

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU MADRASAH


IBTIDAIYAH (PGMI)
JURUSAN TARBIYAH
Sekolah Tinggi Agama Islam As-shiddiqiyah Lempuing Jaya OKI
LEMPUING JAYA
2020

i
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjat kan kehadirat tuhan yang maha Esa karena
berkat limpahan rahmat dan karunia-Nya sehingga penilis dapat menyusun
makalah ini tepat pada waktunya. Makalah ini membahas tentang “STRATEGI
PEMASARAN”
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan baik
dari bentuk penyusunan maupun materi nya. Kritik dari pembaca sangat penulis
harapkan untuk menyempurnakan makalah selanjutnya. Akhir kata semoga
makalah ini dapat memberikan manfaat kepada kita semua.

ii
DAFTAR ISI

Contents
KATA PENGANTAR......................................................................................................ii
DAFTAR ISI....................................................................................................................iii
BAB I................................................................................................................................1
PENDAHULUAN.............................................................................................................1
A. Latar Belakang.....................................................................................................1
B. Rumusan Masalah................................................................................................1
C. Tujuan Penulisan.................................................................................................1
BAB II...............................................................................................................................2
PEMBAHASAN...............................................................................................................2
A. Pengertian Model Pembelajaran Inkuiri............................................................2
B. Ciri–ciri Pembelajarran Inkuiri..........................................................................2
C. Prinsip-prinsip......................................................................................................3
D. Langkah-langkah.................................................................................................4
E. Keunggulan dan kelemahan................................................................................7
BAB III.............................................................................................................................8
PENUTUP.........................................................................................................................8
A. Kesimpulan...........................................................................................................8
B. Saran.....................................................................................................................8
DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................................9

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Metode Pembelajaran inquiry merupakan satu komponen penting dalam
pendekatan konstruktifistik yang telah memiliki sejarah panjang dalam inovasi
atau pembaruan pendidikan. Dalam pembelajaran dengan penemuan atau inkuiri,
siswa didorong untuk belajar sebagian besar melalui keterlibatan aktif mereka
sendiri dengan konsep-konsep dan prinsip-prinsip, dan guru mendorong siswa
untuk memiliki pengalaman dan melakukan percobaan yang memungkinkan
mereka menemukan prinsip-prinsip untuk diri mereka sendiri. Piaget memberikan
definisi pendekatan Inquiry sebagai pendidikan yang mempersiapkan situasi bagi
siswa untuk melakukan eksperimen sendiri. Mengajukan pertayaan-pertayaan dan
mencari sendiri jawaban atas pertayaan yang mereka ajukan. Metode inkuiri yang
didefinisikan sebagai suatu rangkaian kegiatan belajar yang melibatkan secara
maksimal seluruh kemampuan siswa untuk mencari dan menyelidiki secara
sistematis, kritis, logis, dan analisis sehingga mereka dapat merumuskan sendiri
penemuan dengan penuh percaya diri. Untuk lebih jelasnya mengenai model
pembelajaran inkuiri akan dipaparkan dalam makalah ini.
B. Rumusan Masalah
1. Apa Pengertian Model pembelajaran sosial inkuiri ?
2. Apa ciri-ciri dalam model Pembelajaran sosial inkuiri?
3. Apa saja prinsip dalam model Pembelajaran sosial inkuiri?
4. Bagaimana langkah-langkah dalam model Pembelajaran sosial inkuiri ?
5. Apa saja Keunggulan dan kelemahan dalam penggunaan model pembelajaran
sosial inkuiri?
C. Tujuan Penulisan
Tujuan pembahasan makalah ini yaitu untuk memperkaya wawasan
pembaca tentang Metodologi Pembelajaran PKN MI dan mengajak pembaca
untuk memecahkan permasalahan-permasalahan yang timbul pada kaitannya
dengan Metodologi Pembelajaran PKN MI.

1
BAB II

PEMBAHASAN
A. Pengertian Model Pembelajaran Inkuiri
Model inkuiri didefinisikan oleh Piaget (Sund dan Trowbridge, 1973)
sebagai: Pembelajaran yang mempersiapkan situasi bagi anak untuk melakukan
eksperimen sendiri; dalam arti luas ingin melihat apa yang terjadi, ingin
melakukan sesuatu, ingin menggunakan simbul-simbul dan mencari jawaban atas
pertanyaan sendiri, menghubungkan penemuan yang satu dengan penemuan yang
lain, membandingkan apa yang ditemukan dengan yang ditemukan orang lain.
Wilson (Trowbridge, 1990) menyatakan bahwa model inkuiri adalah
sebuah model proses pengajaran yang berdasarkan atas teori belajar dan perilaku.
Inkuiri merupakan suatu cara mengajar murid-murid bagaimana belajar dengan
menggunakan keterampilan, proses, sikap, dan pengetahuan berpikir rasional
(Bruce&Bruce, 1992). Senada dengan pendapat Bruce&Bruce , Cleaf (1991)
menyatakan bahwa inkuiri adalah salah satu strategi yang digunakan dalam kelas
yang berorientasi proses. Inkuiri merupakan sebuah strategi pengajaran yang
berpusat pada siswa, yang mendorong siswa untuk menyelidiki masalah dan
menemukan informasi. Proses tersebut sama dengan prosedur yang digunakan
oleh ilmuwan sosial yang menyelidiki masalah-masalah dan menemukan
informasi.
Berdasarkan definisi-definisi di atas, dapat disimpulkan bahwa inkuiri
merupakan suatu proses yang ditempuh siswa untuk memecahkan masalah,
merencanakan eksperimen, melakukan eksperimen, mengumpulkan dan
menganalisis data, dan menarik kesimpulan. Jadi, dalam model inkuiri ini siswa
terlibat secara mental maupun fisik untuk memecahkan suatu permasalahan yang
diberikan guru. Dengan demikian, siswa akan terbiasa bersikap seperti para
ilmuwan sains, yaitu teliti, tekun/ulet, objektif/jujur, kreatif, dan menghormati
pendapat orang lain.
B. Ciri–ciri Pembelajarran Inkuiri
Strategi pembelajaran inkuiri memiliki beberapa ciri-ciri yang bisa
dipahami, diantaranya:

2
1. Strategi inkuiri menekankan kepada aktivitas siswa secara maksimal untuk
mencari dan menemukan. Artinya strategi inkuiri menempatkan siswa sebagai
subjek belajar. Dalam proses pembelajaran, siswa tidak hanya berperan sebagai
penerima pelajaran melalui penjelasan guru secara verbal, tetapi mereka
berperan untuk menemukan sendiri inti dari materi pelajaran itu sendiri.
2. Seluruh aktivitas yang dilakukan siswa diarahkan untuk mencari dan
menemukan jawaban sendiri dari sesuatu yang dipertanyakan, sehingga
diharapkan dapat menumbuhkan sikap percaya diri (selfbelief). Dengan
demikian, strategi pembelajaran inkuiri menempatkan guru bukan sebagai
sumber belajar, akan tetapi sebagai fasilitator dan motivator belajar siswa.
Aktivitas pembelajaran biasanya dilakukan melalui proses tanya jawab antara
guru dan siswa. Karena itu kemampuan guru dalam menggunakan teknik
bertanya merupakan syarat utama dalam melakukan inkuiri.
3. Tujuan dari penggunaan strategi pembelajaran inkuiri adalah mengembangkan
kemampuan berpikir secara sistematis, logis, dan kritis, atau mengembangkan
kemampuan intelektual sebagai bagian dari proses mental.
Dengan demikian, dalam strategi pembelajaran inkuiri siswa tak hanya
dituntut untuk menguasai materi pelajaran, akan tetapi bagaimana mereka dapat
menggunakan potensi yang dimilikinya. Manusia yang hanya menguasai pelajaran
belum tentu dapat mengembangkan kemampuan berpikir secara optimal.
Sebaliknya, siswa akan dapat mengembangkan kemampuan berpikirnya manakala
ia bisa menguasai materi pelajaran. Strategi pembelajaran inkuiri merupakan
bentuk dari pendekatan pembelajaran yang berorientasi kepada siswa
(studentcenteredapproach). Dikatakan demikian, sebab dalam strategi ini siswa
memegang peran yang sangat dominan dalam proses pembelajaran.
C. Prinsip-prinsip
Dalam pelaksanaanya, strategi pembelajaran inkuiri harus berpegang pada
prinsip-prinsip yang telah ditentukan sehingga pembelajaran akan berjalan lancar
dan sesuai tujuan. Adapun prinsip Penggunaan Strategi Pembelajaran Inkuiri:
1. Berorientasi pada Pengembangan Intelektual

3
Tujuan utama dari strategi inkuiri adalah pengembangan kemampuan
ber-pikir. Dengan demikian, strategi pembelajaran ini selain berorientasi ke-
pada hasil belajar juga berorientasi pada proses belajar.
2. Prinsip Interaksi
Proses pembelajaran pada dasarnya adalah proses interaksi, baik inter-
aksi antara siswa maupun interaksi siswa dengan guru, bahkan interaksi antara
siswa dengan lingkungan. Pembelajaran sebagai proses interaksi berarti
menempatkan guru bukan sebagai sumber belajar, tetapi sebagai pengatur
lingkungan atau pengatur interaksi itu sendiri.
3. Prinsip Bertanya
Peran guru yang harus dilakukan dalam menggunakan strategi ini adalah
guru sebagai penanya. Sebab, kemampuan siswa untuk menjawab setiap
pertanyaan pada dasarnya sudah merupakan sebagian dari proses
berpikir.Karena itu, kemampuan guru untuk bertanya dalam setiap langkah
inkuiri sangat diperlukan.
4. Prinsip Belajar untuk Berpikir
Belajar bukan hanya mengingat sejumlah fakta, akan tetapi belajar adalah
proses berpikir (learninghowtothink), yakni proses mengembangkan po-tensi
seluruh otak. Pembelajaran berpikir adalah pemanfaatan dan peng-gunaan otak
secara maksimal.
5. Prinsip Keterbukaan
Pembelajaran yang bermakna adalah pembelajaran yang menyediakan
berbagai kemungkinan sebagai hipotesis yang harus dibuktikan kebenar-annya.
Tugas guru adalah menyediakan ruang untuk memberikan kesempatan kepada
siswa mengembangkan hipotesis dan secara terbuka membuktikan kebenaran
hipotesis yang diajukannya.
D. Langkah-langkah
Sesuai dengan pokok bahasan yang telah diuraikan di atas, maka langkah-
langkah yang ditempuh dalam pembelajaran dengan menggunakan model inkuiri
adalah:
1. Orientasi

4
Langkah orientasi adalah langkah untuk membina suasana atau iklim
pembelajaran yang responsif. Pada langkah ini guru mengkondisikan agar
siswa siap melaksanakan proses pembelajaran. Guru merangsang dan
Mengajak siswa untuk berpikir memecahkan masalah. Langkah orientasi
merupakan langkah yang sangat penting. Keberhasilan startegi ini sangat
tergantung pada kemauan siswa untuk beraktivitas menggunakan
kemampuannya dalam memecahkan masalah, tanpa kemauan dan kemampuan
itu tak mungkin proses pembelajaran akan berjalan dengan lancar.
2. Merumuskan Masalah
Merumuskan masalah merupakan langkah membawa siswa pada suatu
persoalan yang mengandung teka-teki. Persoalan yang disajikan adalah
persoalan yang menantang siswa untuk berpikir memecahkan teka-teki itu.
Dikatakan teka-teki dalam rumusan masalah yang ingin dikaji disebabkan
masalah itu tentu ada jawabannya, dan siswa didorong untuk mencari jawaban
yang tepat. Proses mencari jawaban itulah yang sangat penting dalam strategi
inkuiri, oleh sebab itu melalui proses tersebut siswa akan memperoleh
pengalaman yang sangat berharga sebagai upaya mengembangkan mental
melalui proses berpikir.
3. Merumuskan Hipotesis
Hipotesis adalah jawaban sementara dari suatu permasalahan yang sedang
dikaji. Sebagai jawaban sementara, hipotesis perlu diuji kebenarannya.
Perkiraan sebagai hipotesis bukan sembarang perkiraan, tetapi harus memiliki
landasan berpikir yang kokoh, sehingga hipotesis yang dimunculkan itu
bersifat rasional dan logis. Kemampuan berpikir logis itu sendiri akan
sangatdipengaruhi oleh kedalaman wawasan yang dimiliki serta keluasan
pengalaman. Dengan demikian, setiap individu yang kurang mempunyai
wawasanakan sulit mengembangkan hipotesis yang rasional dan logis.
4. Mengumpulkan Data
Mengumpulkan data adalah aktivitas menjaring informasi yang dibutuhkan
untuk menguji hipotesis yang diajukan. Dalam strategi pembelajaran in-kuiri,
mengumpulkan data merupakan proses mental yang sangat penting da-lam

5
pengembangan intelektual. Proses pengumpulan data bukan hanya me-
merlukan motivasi yang kuat dalam belajar, akan tetapi juga membutuhkan
ketekunan dan kemampuan menggunakan potensi berpikirnya. Karena itu, tu-
gas dan peran guru dalam tahapan ini adalah mengajukan pertanyaan-perta-
nyaan yang dapat mendorong siswa untuk berpikir mencari informasi yang
dibutuhkan. Sering terjadi kemacetan berinkuiri adalah manakala siswa
tidak apresiatif terhadap pokok permasalahan. Tidak apresiatif itu biasanya
ditunjukkan oleh gejala-gejala ketidakgairahan dalam belajar. Manakala guru
menemukan gejala-gejala semacam ini, maka guru hendaknya secara terus-
menerus memberikan dorongan kepada siswa untuk belajar melalui
penyuguhan berbagai jenis pertanyaan secara merata kepada seluruh siswa
sehingga mereka terangsang untuk berpikir.
5. Menguji Hipotesis
Menguji hipotesis adalah proses menentukan jawaban yang dianggap
diterima sesuai dengan data atau informasi yang diperoleh berdasarkan pe-
ngumpulan data. Dalam menguji hipotesis yang terpenting adalah
mencaritingkat keyakinan siswa atas jawaban yang diberikan. Di samping itu,
menguji hipotesis juga berarti mengembangkan kemampuan berpikir rasional.
Artinya kebenaran jawaban yang diberikan bukan hanya berdasarkan
argumentasi, akan tetapi harus didukung oleh data yang ditemukan dan dapat
dipertanggung jawabkan.
6. Merumuskan Kesimpulan
Merumuskan kesimpulan adalah proses mendeskripsikan temuan yang
diperoleh berdasarkan hasil pengujian hipotesis. Merumuskan kesimpulan
merupakan gongnya dalam proses pembelajaran. Sering terjadi, karena
banyaknya data yang diperoleh, menyebabkan kesimpulan yang dirumuskan
tidak fokus pada masalah yang hendak dipecahkan. Karena itu, untuk mencapai
kesimpulan yang akurat sebaiknya guru mampu menunjukkan pada siswa data
mana yang relevan.

6
E. Keunggulan dan kelemahan
Strategi Pembelajaran Inkuiri merupakan strategi pembelajaran yang
banyak dianjurkan, karena strategi ini memiliki beberapa keunggulan, di
antaranya:
1. Startegi ini merupakan strategi pembelajaran yang menekankan kepada
pengembangan aspek kognitif, afektif, dan psikomotor secara seimbang,
sehingga pembelajaran melalui strategi ini dianggap lebih bermakna.
2. Startegi ini dapat memberikan ruang kepada siswa untuk belajar sesuai
dengan gaya belajar mereka.
3. Startegi ini merupakan strategi yang dianggap sesuai dengan
perkembangan psikologi belajar modern yang menganggap belajar adalah
proses perubahan tingkah laku berkat adanya pengalaman.
4. Keuntungan lain adalah strategi pembelajaran ini dapat melayani
kebutuhan siswa yang memiliki kemampuan di atas rata-rata. Artinya, siswa
yang memiliki kemampuan belajar bagus tidak akan terhambat oleh siswa yang
lemah dalam belajar.
Di samping memiliki keunggulan, strategi ini juga mempunyai kelemahan, di
antaranya:
1. Jika strategi ini digunakan sebagai strategi pembelajaran, maka akan sulit
mengontrol kegiatan dan keberhasilan siswa.
2. Strategi ini sulit dalam merencanakan pembelajaran oleh karena terbentur
dengan kebiasaan siswa dalam belajar.
3. Kadang-kadang dalam mengimplementasikannya, memerlukan waktu yang
panjang sehingga sering guru sulit menyesuaikannya dengan waktu yang telah
ditentukan.
4. Selama kriteria keberhasiJan belajar ditentukan oleh kemampuan siswa
menguasai materi pelajaran, maka startegi ini akan sulit diimplementasikan
oleh setiap guru.
 

7
BAB III

PENUTUP
A. Kesimpulan

Berdasarkan definisi-definisi para pakar pendidikan, dapat disimpulkan


bahwa inkuiri merupakan suatu proses yang ditempuh siswa untuk memecahkan
masalah, merencanakan eksperimen, melakukan eksperimen, mengumpulkan dan
menganalisis data, dan menarik kesimpulan. Jadi, dalam model inkuiri ini siswa
terlibat secara mental maupun fisik untuk memecahkan suatu permasalahan yang
diberikan guru. Dengan demikian, siswa akan terbiasa bersikap seperti para
ilmuwan sains, yaitu teliti, tekun/ulet, objektif/jujur, kreatif, dan menghormati
pendapat orang lain.
Strategi pembelajaran inkuiri memiliki beberapa ciri-ciri yang bisa dipahami,
diantaranya:
a) Strategi inkuiri menekankan kepada aktivitas siswa secara maksimal untuk
mencari dan menemukan.
b) aktivitas yang dilakukan siswa diarahkan untuk mencari dan menemukan
jawaban sendiri dari sesuatu yang dipertanyakan, sehingga diharapkan dapat
menumbuhkan sikap percaya diri (selfbelief)..
Tujuan dari penggunaan strategi pembelajaran inkuiri adalah
mengembangkan kemampuan berpikir secara sistematis, logis, dan kritis, atau
mengembangkan kemampuan intelektual sebagai bagian dari proses mental.
Langkah-langkah yang ditempuh dalam pembelajaran dengan menggunakan
model inkuiri adalah: Orientasi, Merumuskan Masalah, Merumuskan Hipotesis,
Mengumpulkan Data, Menguji Hipotesis, Merumuskan Kesimpulan.

B. Saran
Adapun beberapa saran dari penulis adalah bagi guru mata pelajaran
Fisika, penerapan model pembelajaran inkuiri sosial pada proses pembelajaran di
kelas, dapat membantu siswa untuk memahami materi secara lebih mudah dengan
cara berdiskusi dan bekerja sama dalam kelompok.

8
DAFTAR PUSTAKA

Hamalik, O. 1991. Strategi Belajar Mengajar. Bandung: CV Sinar Baru.

Mulyono, I. 1999. ‘Struktur Pasif Pesona Bahan Ajar Keterampilan Berbicara


bagi Pembelajar Penutur Asing Level Lanjut (Advanced)’ dalam Makalah
KIPBIPA IV. Bandung: IKIP Bandung.
Nurgiyantoro, B. (1995). Penilaian dalam Pengajaran Bahasa dan Sastra.
Yogyakarta: BPFE.

Parera, J.D. 1997. Linguistik Edukasional: Metodologi Pembelajaran Bahasa,


Analisis Kontrastif, Analisis Kesalahan Berbahasa. Jakarta: Erlangga..

Roestiyah, N.K. 1998. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: PT Rineka Cipta.

Rusyana, Y. & Samsuri. 1976. Pedoman Penulisan Tata Bahasa Indonesia.


Jakarta: Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa.

Sakri, A. 1995. Bangun Kalimat Bahasa Indonesia. Bandung: ITB.

Suparman, H. et.al. 1990. Relevansi Buku Teks Bahasa Indonesia dengan Buku


Teks Bidang Studi Lain Kelas III SD Laboratorium Unud Singaraja.
Laporan Penelitian Universitas Udayana.

Syamsuddin, A.R. 1999. Studi Wacana: Kajian Linguistik Komprehensif.


Bandung: IKIP Bandung.

Anda mungkin juga menyukai