Anda di halaman 1dari 15

MODEL PEMBELAJARAN IPA MI

Di sajakan untuk memenuhi Tugas makalah

Semester Ganjil Tahun Akademik 2019/2020

Mata Kuliah:

Metodologi Pembelajaran IPA MI

Minggu, 25 Oktober 2020

Disusun Oleh:

1. Lailatul Hasanah ( 2019120019 )


2. Indriani Safitri ( 2019120020 )
3. Nurma Yuliana ( 2019120013 )
4. Devi Yulianti ( 2019120005 )
5. Pepi Sri Muryani ( 2019120002 )
6. Hendro Yusuf ( 2019120025 )
7. Wahyu Qodar ( 2019120023 )
8. Andika Pratama ( 2019120030 )

DOSEN PENGAMPU:
Dewi Apriana, M.Pd.

PRODI PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDA’IYAH ( PGMI )


JURUSAN TARBIYAH
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM ASH- SHIDDIQIYAH LUBUK SEBERUK
LEMPUING JAYA OKI
2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT .Karena dengan rahmat, karunia, serta
taufik dan yang telah mengutus seorang rosul yang menjadi. Rahmat seluruh alam semoga
sholawat dan salam berlimpah atas junjungan kita nabi Muhammad SAW. Dapat menyelesaikan
makalah “ Metodologi Perkembangan IPA MI “ dengan baik.

Penulis berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambahkan wawasan, penulis
juga menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini terdapat kekurangan dan jauh dari kata
sempurna. Oleh sebab itu penulis berharap adanya kritik, saran, dan usulan demi perbaikan
dimasa yang akan datang dalam penyusunan makalah.

Kepada deson pengampu Ustazah Dewi Apriana ,M.Pd. “ yang telah memberikan tugas ini
sebagai Tugas mata “ Metodologi Perkembangan IPA MI “ yang berjudul “model pembelajaran
IPA“.Dengan demikian kita dapat mengetahui pengertian dari judul tersebut. Dengan
kesempatan ini penulis akan menjabarkan dan menjelaskan pengertian sesuai dengan judul
tersebut.

Semoga makalah ini dapat bermanfaat ,terutama bagi penulis sendiri maupun orang yang
membacanya, sebelumnya penulis mohon maaf apabila terdapat kesalahan penulis dan kata-kata
yang kurang berkenan dan penulis mohon adanya kritik dan saran yang sifatnya membangun
demi perbaikan dimasa yang akan datang.

Tugumulyo,13 Oktober ,2020

Penulis

DAFTAR ISI
COVER………………………………………………………………………………………

KATA PENGANTAR……………………………………………………………………….

DAFTAR ISI…………………………………………………………………………………

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar belakang…………………………………………………………………………….
B. Rumusan masalah…………………………………………………………………………
C. Tujuan…………………………………………………………………………………….

BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian model pembelajaran IPA ................................................................................
B. Pengertian pembelajaran kontekstual ( contextual teaching learning )………………….
C. Pengertian pembelajaran kooperaratif ( cooperative learning )……….............................
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran

DAFTAR PUSTAKA

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar belakang
Undang –undang No.20 tahun 2003 tentang sistem Pendidikan Nasional pasal 1
ayat (1) menyebutkan bahwa pendidikan merupakan usaha sadar dan terencana untuk
mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif
mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan,
pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia serta keterampilan yang
diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara. Pendidikan mempunyai peranan
penting dalam mencerdaskan kehidupan bangsa, oleh karena itusetiap individu yang
terlibat dalam pendidikan dituntut berperan serta secara maksimal guna meningkatkan
mutu pendidikan tersebut.
Sekolah dasar adalah jenjang paling dasar pada pendidikan formal. Dalam
melaksanakan proses pembelajaran di sekolah dasar, setiap guru pasti menghadapi
situasi yang berbeda dan menantang yang mempunyai pengaruh besar terhadap proses
pembelajaran itu tersendiri. Oleh karena itu seorang guru dituntut peka terhadap
berbagai situasi yang dihadapinya, sehingga dapat menyesuaikan pola tingkah lakunya
dalam mengajar dengan situasi yang dihadapinya.
Pembelajaran IPA sekolah dasar merupakan pembelajaran yang didalamnya
terdapat banyak sekali materi yang berhubungan dengan lingkungan sekitar. Proses
pembelajaran IPA seharusnya menjadi proses pembelajaran yang menyenangkan bagi
siswa karena ada banyak model maupun media pembelajaran yang dapat digunakan
dalam menyampaikan materi IPA. Akan tetapi, guru cenderung masih menggunakan
metode ceramah dalam menyampaikan materi dengan alsan agar semua materi dapat
disampaikan.
Pembelajaran IPA hendaknya lebih bervariasi model maupun strategi guna
mengoptimalkan motivasi belajar siswa. Pemilihan metode, strategi, dan pendekatan
dalam mendesain model pembelajaran guna mencapai pembelajaran yang aktif dan
menyenangkan adalah tuntunan yang harus dipenuhi oleh guru. Guru perlu menyusun
dan melaksanakan kegiatan belajar mengajar diman anak dapat aktif membangun
pengetahuannya. 1

Berdasarkan penjelasan di atas makalah ini akan membahas tentang model


pembelajaran IPA dan model pembelajaran kontekstual dan model pembelajaran
kooperatif.

1
Yudi wijanarko, model pembelajaran make a match untuk pembelajaran IPA yang menyenangkan SD
Muhammadiyah domban 4 sleman Yogyakarta,( jurnal taman cendekia Vol. 01. No. 01. Tahun 2017 ). Hlm.52-53
B. Rumusan masalah
1. Apa yang dimaksud dengan model pembelajaran IPA MI?
2. Apa pengertian dari model pembelajaran kontekstual?
3. Apa yang dimaksud dengan model pembelajaran kooperatif?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui model pembelajaran IPA MI
2. Untuk mengetahui model pembelajaran kontekstual
3. Untuk mengetahui model pembelajaran kooperatif

BAB II

PEMBAHASAN
A. Pengertian model pembelajaran

Model pembelajaran ialah pola yang digunakan sebagai pedoman dalam


merencanakan pembelajaran di kelas maupun tutorial. Model pembelajaran mengacu
pada pendekatan yang akan digunakan, termasuk di dalamnya tujuan-tujuan
pembelajaran, tahap- tahap dalam kegiatan pembelajaran di lingkungan kelas. Model
pembelajaran juga dapat diartikan pola yang digunakan untuk menyusun
krurikulum,mengatur materi dan memberi petunjuk kepada guru. 2
Dari kerangka teoretis yang lebih umum,model pembelajaran, menurut
isjoni”merupakan strategi yang digunakan guru untuk meningkatkan motivasi belajar,
sikap belajar di kalangan siswa, maupun berfikir kritis, memiliki keterampilan sosial, dan
pencapaian hasil pembelajaran yang lebih. Model pembelajaran berisi strategi-strategi
pilihan guru untuk tujuan- tujuan tertentu di kelas.
Adapun menurut rusman strategi “ merupan suatu kegiatan pembelajaran yang harus
dikerjakan oleh guru dan siswa agar tujuan pembelajaran tercapai secara efektif dan
efesien. 3
Sementara itu menurut dick dan carey menyatakan strategi pembelajaran sebagai “
suatu perangkat materi dan prosedur pembelajaran yang digunakan secara bersama- sama
untuk menimbulkan hasil belajar pada siswa. Satu strategi pembelajaran dapat digunakan
beberapa metode. Model pembelajaran juga dilandasi oleh beberapa prinsip dan teori
pengetahuan, diantaranya prinsip-prinsip pembelajaran, teori psikologis,
sosiologis,analisis system, atau teori lain yang membantu seperangkat materi dan
prosedur pembelajaran atas dasar landasan teoretis tertentu untuk tujuan pembelajaran
tertentu.
Pendapat yang lebih komprehensif diungkapkan oleh miftahul huda”model
pembelajaran didefinisikan sebagai gambaran keseluruhan pembelajaran yang kompleks
dengan berbagai teknik dan prosedur yang menjadi bagian pentingnya. Di dalam
kompleksistas model pembelajaran, terdapat metode, teknik, dan prosedur yang saling
bersinggungan satu dengan lainnya. Sehingga model pembelajaran adalah satu perangkat
pembelajaran yang kompleks yang menaungu metode, teknik, dan prosedur.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran merupakan
seperangkat strategi yang berdasarkan landasan teori dan penelitian tertentu yang
meliputi latar belakang, prosedur pembelajaran, system pendukung dan evaluasi
pembelajaran tertentu yang dapat diukur.4

2
Rosella permata sari, pengaruh penerapan model pembelajaran kooperatif tipe tari bamboo terhadap hasil belajar
IPA kelas V SD negeri 77 kota Bengkulu,( Bengkulu: Skripsi Program Studi Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah
Fakultas Tarbiyah dan Tadris Intitut Agama Islam Negeri (IAIN) Bengkulu, 2018).hlm.9.
3
Hanna sundari, model- model pembelajaran dan pemefolehan bahasa kedua/ asing, ( Jurnal pujangga Universitas
indraprasta PGRI Jakarta Vol,l 01, No. 2 Desember 2015 ), hlm.108.
4
Hanna sundari, op. cit. hlm.109.
B. Pengertian model pembelajaran kontekstual

Pembelajaran kontekstual atau yang juga dikenal dengan CTL( Contextual Teaching
and Learning) adalah suatu strategi mengajar dimana konsep yang sedang dipelajari
diberikan dalm situasi nyata sehingga siswa memahami konsep tersebut dan melihat
keterkaitannya dalam penggunaannya di kehidupan sehari- hari.
Kata Contextual bersal dari kata contex, yang berarti” hubungan, konteks, suasana atau
keadaan.” Dengan demikian contextual diartikan yang berhubungan dengan suasana
( konteks).”sehingga contextual teaching and kearning ( CTL) dapat diartikan sebagai
suatu pembelajaran yang berhubungan dengan suasana tertentu.
Pembelajaran kontekstuan adalah pembelajaran yang menekankan kepada proses
keterlibatan siswa untuk dapat menemukan materi yang dipelajari dan menghubungkan
dengan situasi kehidupan nyata, segingga mendorong siswa untuk dapat menerapkannya
dalam kehidupan mereka.
Dalam pembelajaran IPA seorang guru seharusnya menggunakan pendekatan yang
tepat agar apa yang dipelajari oleh siswa dapat mengerti dengan baik. Pembelajaran
kontekstual merupakan salah satu pendekatan yang dapat diterapkan guru dalam
pembelajaran IPA agar siswa menjadi aktif dan tidak bosan dengan pelajaran yang di
sampaikan. 5
Dalam pembelajaraan kontekstual, belajar bukanlah menghafal akan tetapi proses
merekonstruksi pengetahuan sesuai dengan pengalaman yang mereka miliki. 6Oleh
karena itulah, semakin banyak pengalaman maka akan semakin banyak pula
mengetahuan yang mereka proleh. Belajar bukan sekedar memperoleh pengetahuan
dengan megumpulkan fakta yanag lepas- lepas, tetapi merupakan organisasi dari semua
yang dialami, sehingga pengetahuan yang dimiliki akan berpengaruh terhadap pola
prilaku manusia, seperti pola berfikir,pola bertindak, kemampuan memecahkan persoalan
termasuk keterampilan seseorang. 7

Pembelajaran kontekstual sebagai suatu pendekatan pembelajaran memiliki tujuh asa


( komponen ). Asas-asas inilah yang melandasi pelaksanaan pembelajaran kontekstuan
( CTL), yaitu :
1. Konstruksivisme
Konstruktivisme adalah proses membangun atau menyusun pengetahuan baru
dalam struktur kognitif siswa berdasarkan pengalaman. Filsafat konstruktivisme
menganggap bahwa pengetahuan terbentuk bukan hanya dari objek semata, tetapi
5
Sabar priyono , pengaruh penerapan pembelajaran kontesktual terhadap hasil belajar IPA siswa kelas IV SD
neregi karangjati,( jurnal pendidikan guru sekolah dasar Universitas Negeri Yogyakarta edisi 9 ke – 5 tahun
2016).hlm .894.
6
Hamruni, konsep dasar dan implementasi pembelajaran kontekstual guru besar FITK UIN Sunan Kalijaga
Yogyakarta,( jurnal pendidikan agama islam, UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, Vol. XII, No, 2, Desember
2015).hlm. 178.
7
Hamruni, op. cit. hlm. 179.
juga dari kemampuan individu sebagai subjek yang menggap setiap objek yang di
amatinya.
2. Inkuiri
Inkuiri berarti proses pembelajaran didasarkan pada pencarian dan penemuan
melalui proses berfikir secara sistematis. Pengetahuan bukanlah sejumlah fakta
hasil mengingat, akan tetapi hasil dari proses menemukan sendiri.
3. Bertanya ( Questioning)
Belajar pada hakikatnya adalah bertanya dan menjawab pertanyaan. Bertanya
dapat dipandang sebagai refleksi dari keingintahuan setiap individu, sedangkan
menjawab pertanyaan mencerminkan kemampuan seseoranga dalam berfikir.
Dalam pembelajaran kontekstuan, guru tidak menyampaikan informasi begitu saja,
melainkan memancing agar siswa dapat menemukan sendiri. Karena itu peran
bertanya sangat penting, sebab melalui pertanyaan- pertanyaan guru dapat
membimbing dan mengarahkan siswa untuk menemukan setisp materi yang
dipelajarinya.8
4. Masyarakat belajar ( learning commulity)
Suatu permasalahan tidak mungkin dapat dipecahkan senderian, tetapi
membutuhkan bantuan orang lain. Kerja sama saling member dan menerima sangat
dibutuhkan untuk memecahkan suatu persoalan. Konsep masyarakat belajar
( learning commulity) dalam pembelajaran kontekstual menyarankan agar hasil
pembelajaran diperoleh melalui kerja sama dengan orang lain.kerja sama itu dapat
dilakukan dalam berbagai bentuk, baik dalam kelompok belajar secara formal
maupun dalam lingkungan yang terjadi secara alamiah. Hasil belajar diperoleh dari
hasil sharing dengan orang lain, sudah tahu member tahu kepada yang belum tahu,
yang memiliki pengalaman membangi pengalamannya kepada yang lain. Inilah
hakikat masyarakat belajar, masyarakat yang lasing membagi.
5. Pemodelan ( modeling )
Modeling adalah proses pembelajaran dengan peragakan sesuatu sebagai contoh
yang dapat ditiru oleh siswa. Misalnya guru PAI yang memperagakan gerakan
sholat, guru olah raga memperagakan gerakan senam dan guru seni memperagakan
gerakan tari. Proses modeling tidak terbatas dari guru saja, akan tetapi dapat juga
guru memanfaatkan siswa yang memiliki kemampuan bagus dalam membaca Al-
Qur’an, siswa tersebut dapat mencontohkan kepada teman- temannya bagaimana
cara membaca Al- Qu’an yang baik dan benar sesuai dengan ilmu tajwidnya,
dengan demikian siswa dapat menjadi model. Modeling merupakan asa yang
cukup penting dalam pembelajaran kontekstual, sebab melalui modeling siswa
dapat terhindar dari pembelajaran yang teoretik- abstrak.
6. Refleksi ( reflecsion)

8
Harumni, Op.Cit. hlm 182.
Refleksi adala proses pengendapan pengalaman yang telah dipelajari dan
dilakukan dengan cara mengurutkan kembali kejadian- kejadian atau peristiwa
pembelajaran yang dilaluinya. Melalui proses refleksi, pengalaman belajar itu akan
dimaksukkan dalam struktur kognitif siswa pada akhirnya akan menjadi bagian
pengetahuan yang dimilikinya. Terjadi melalui proses refleksi siswa akan
memperbaharui pengetahuan yang telah terbentuknya atau menambah Khazanah
pengetahuan. Dalam pembelajaran kontekstual, setiap berakhir proses
pembelajaran, guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk merenung atau
mengingat kembalai apa yang telah dipelajarinya. Biarkan secara bebbas siswa
menafsirkan pengalaman belajaranya sendiri, segingga ia dapat
9
menyimpulkannya.
7. Penilaian nyata ( authentic assessment)
Penilai nyata ( authentic assessment) adalah proses yang dilakukan guru untuk
mengumpulkan informasi tentang perkembangan belajar yang dilakukan siswa
penilaian ini diperlukan untuk mengetahuai apakah siswa benar- benar belajar atau
tidak, apakah pengamalan belajar siswa memiliki pengerauh positif terhadap
perkembangan intelektual dan mental siswa. Penilaian yang autentik dilakukan
secara terintegrasi dengan proses pembelajaran berlangsung. Oleh sebab itu
tekanannya diarahkan kepada prooses belajar bukan kepada hasil belajar.10

a. Pola pembelajaran kontekstual


Untuk mencapai kompetensi yang sama dalam menggunakan pembelajaran
kontekstuan, maka langkah- langkah yang ideal adalah.
1. Pendahuluan
a) Guru menjelaskan kompetensi yang harus dicapai sertfa manfaat
dari proses pembelajaran dan pentingnya materi pelajaran yang
akan di pelajari. Misalnya pada materi zakat dan kompetensi yang
harus dicapai adalah kemampuan anak untuk memahamai fungsi
dan macam- macam zakat.
b) Guru menjelaskan prosedur pembelajaran kontekstual: siswa dibagi
kedalam beberapa kelompok sesuai dengan jumlah siswa.setiap
kelompok melakukan tugas tertentu: misalnya kelompok 1 dan 2
melakukan wawancara dengan pengurus takmir masjid yang
berpengalaman mengelola zakat, dan kelompok 3 dan 4 melakukan
wawancara ke lembaga bazis yang ada di wilayahnya. Melalui
wawancara siswa bertugas untuk mecatat berbagai hal yang
ditemukan tentang pengertian, macam- macam, tata cara
pengelolaan, dan fungsi zakat.

9
Harumni. Op.Cit . hlm. 183.
10
Humruni, Op. Cit. hlm. 184.
c) Guru melakukan tanya jawab sekitar tugas yang harus dikerjakan
oleh setiap siswa.
2. Inti
Di lapangan, siswa- siwa melakukan hal- hal berikut:
a) Melakukan wawancara sesuai pembegian tugas kelompok
b) Mencatat hal- hal yang mereka temukan sesuai dengan alat abservasi
yang telah meraka tentekukan sebelumnya.
Di dalam kelas siswa-siswi melakukan hal- hal berikut:
a) Mendiskusikan hasil temuan meraka sesuai dengan kelompoknya
masing- masing 11
b) Melaporkan hasil diskusi
c) Setiap kelompok menjawab setiap pertanyaan yang diajukan oleh
kelompok lain.
3. Penutup
a) Dengan bantuan guru siswa menyimpulkan hasil wawancara sekitar
masalah zakat suai dengan indikator hasil belajar yang harus dicapai.
b) Guru menugaskan siswa untuk membuat karangan tentang pengalaman
belajar mereka dengan tema “ zakat”12

C. Pengertian model pembelajaran kooperatif


Pembelajaran kooperatif adalah konsep yang lebih luas meliputi semua jenis kerja
kelompok termasuk bentuk- bentuk yang lebih luas dipimpin oleh guru atau yang
diarahkan oleh guru, secara umum pembelajaran kooperatif di anggap lebih diarahkan
oleh guru, di mana guru menetapkan tugas dan pertanyaan-pertanyaan serta menyediakan
bahan- bahan dan informasi yang di rancang untuk membantu peserta didik
menyelesaikan masalah yang dimaksud.
Model pembelajaran kooperatif tidak sama dengan sekedar belajar dengan kelompok
karena” pembelajaran kooperatif dilaksanakan melalui sharing proses belajar, sehingga
dapat mewujudkan pemahaman diantara siswa itu sendiri.” Pembelajaran kooperatif
mampu mewujudkan dan mengkondisikan siswa untuk bekerjasama didalam kelompok-
kelompok kecil untuk membantu satu sama lain dalam belajar.
Dapat disimpulkan bahwa melalui pembelajaran kooperatif akan member kesempatan
pada siswa untuk bekerja sama dengan sesame siswa dalam tugas- tugas yang terstruktur.
Model pembelajaran kooperatif juga model pembelajaran yang digunakan untuk
mewujudkan kegiatan belajar mengajar yang mengatasi permasalahan yang kerja di
11
Humruni. Op. Cit. hlm. 185.
12
Humruni. Op. Cit. Hhlm. 186.
dalam kelas, serta mampu mengaktifkan siswa dengan cara membelajarkan kecakapan
akademik sekaligus keterampilan sosial yang mengunakan ketuntasan dan meningkatkan
hasil belajar serta mampu meningkatkan kepekaan sosial antar siswa.

a. Prinsip- prinsip model pembelajaran kooperatif


1) Ketergantungan positif (positive interdependence), yaitu dalam pembelajaran
kooperatif, keberhasilan dalam menyelesaikan tugas tergantung pada usaha
yang dilakukan kelompok tersebut. Keberhasilan kelompok ditentukan oleh
kerja sama masing- masing anggota kelompok.
2) Tanggung jawab perseorangan ( individual accountability), yaitu keberhasilan
kelompok sangat tergantung dari masing- masing anggota kelompoknya. Oleh
karena itu, setiap anggota mempunyai tugas dan tanggung jawab dan
tanggung jawab yang harus dikerjakan dalam kelompok tersebut.
3) Interaksi tatap muka ( face to face promotion interaction), yaitu memberikan
kesempatan yang luas kepada setiap anggota kelompok untuk bertatap muka
melakukan interaksi dan diskusi untuk saling member dan menerima
informasi dari anggota kelompok lain.
4) Partisipasi dan komunikasi ( participation communition), yaitu melatih siswa
untuk dapat berpatisipasi aktif dan berkomunikasi dalam kegiatan
pembelajaran.
5) Evalusai proses kelompok, yaitu menjawdwalkan waktu khusus bagi
kelompok untuk mengevaluasi proses kerja sama mereka, agar selanjutnya
bisa bekerja sama dengan efektif.13
b. Ciri- ciri pembelajaran kooperatif
1) Setiap anggota mempunyai peran
2) Terjadi interaksi langsung dengan peserta didik
3) Setiap anggota bertanggung jawab atas belajarnya dan juga tetamn-teman
kelompoknya
4) Peranan guru membantu peserta didik mengembangkan keterampilan
interpersonal kelompok
5) Guru hanya berinteraksi dengan kelompok saat diperlukan 14

c. Menurut sadker menjabarkan beberapa manfaat pembelajaran kooperatif yaitu:


1) Siswa yang dipelajari dengan dan dalam struktur –struktur kooperatif akan
memperoleh hasil pembelajaran yang lebih tinggi
2) Siswa yang berpartisipasi dalam pembelajaran kooperatif akan memiliki sikap
harga diri yang tinggi dan motivasi yang lebih besar untuk belajar

13
Rosella pertama sari. Loc. Cit. hlm 11.
14
Ida fitriani, Suarni ,model pembelajran kooperatif dan implikasinya pada pemahaman belajar sains di SD/MI
studi PTK di kelas III MIN 3 watesliwa lampung barat,( Jurnal pendidikan dan pembelajaran dasar Jurusan PGMI
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan IAIN Raden Intan Lampung Vol, 3, No. 2, Desember,2016). Hlm.6
3) Dengan pembelajaran kooperatif, siswa menjadi lebih peduli pada teman-
temannya, dan di antara mereka akan terbangun rasa ketergantungan yang
positif ( interdependensi positif) untuk proses belajar mereka nanti
4) Pembelajaran kooperatif meningkatkan rasa penerimaan siswa terhadap
teman- temannya yang berasal dari latar belakang ras dan etnik yang berbeda-
beda15

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Dari beberapa penjelasan di atas dapat di tarik kesimpulan sebagai berikut:

15
Ida fiteriani, suarni, Op. Cit. hlm.
1. Model pembelajaran

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran merupakan


seperangkat strategi yang berdasarkan landasan teori dan penelitian tertentu yang
meliputi latar belakang, prosedur pembelajaran, system pendukung dan evaluasi
pembelajaran tertentu yang dapat diukur.16

2. Model pempelajaran kontekstual

Pembelajaran kontekstuan adalah pembelajaran yang menekankan kepada proses


keterlibatan siswa untuk dapat menemukan materi yang dipelajari dan
menghubungkan dengan situasi kehidupan nyata, segingga mendorong siswa untuk
dapat menerapkannya dalam kehidupan mereka.
Dalam pembelajaran IPA seorang guru seharusnya menggunakan pendekatan yang
tepat agar apa yang dipelajari oleh siswa dapat mengerti dengan baik. Pembelajaran
kontekstual merupakan salah satu pendekatan yang dapat diterapkan guru dalam
pembelajaran IPA agar siswa menjadi aktif dan tidak bosan dengan pelajaran yang di
sampaikan. 17

Pembelajaran kontekstual sebagai suatu pendekatan pembelajaran memiliki tujuh


asa ( komponen ). Asas-asas inilah yang melandasi pelaksanaan pembelajaran
kontekstuan ( CTL), yaitu :
a. Konstruksivisme
Konstruktivisme adalah proses membangun atau menyusun pengetahuan baru
dalam struktur kognitif siswa berdasarkan pengalaman.
b. Inkuiri
Inkuiri berarti proses pembelajaran didasarkan pada pencarian dan penemuan
melalui proses berfikir secara sistematis.
c. Bertanya ( Questioning)
Belajar pada hakikatnya adalah bertanya dan menjawab pertanyaan. Bertanya dapat
dipandang sebagai refleksi dari keingintahuan setiap individu,

3. Model pembelajaran kooperatif


Pembelajaran kooperatif adalah konsep yang lebih luas meliputi semua jenis kerja
kelompok termasuk bentuk- bentuk yang lebih luas dipimpin oleh guru atau yang
diarahkan oleh guru, secara umum pembelajaran kooperatif di anggap lebih diarahkan
oleh guru, di mana guru menetapkan tugas dan pertanyaan-pertanyaan serta

16
Hanna sundari, op. cit. hlm.109.
17
Sabar priyono , pengaruh penerapan pembelajaran kontesktual terhadap hasil belajar IPA siswa kelas IV SD
neregi karangjati,( jurnal pendidikan guru sekolah dasar Universitas Negeri Yogyakarta edisi 9 ke – 5 tahun
2016).hlm .894.
menyediakan bahan- bahan dan informasi yang di rancang untuk membantu peserta
didik menyelesaikan masalah yang dimaksud.
a. Menurut sadker menjabarkan beberapa manfaat pembelajaran kooperatif yaitu:
1) Siswa yang dipelajari dengan dan dalam struktur –struktur kooperatif akan
memperoleh hasil pembelajaran yang lebih tinggi
2) Siswa yang berpartisipasi dalam pembelajaran kooperatif akan memiliki
sikap harga diri yang tinggi dan motivasi yang lebih besar untuk belajar
3) Dengan pembelajaran kooperatif, siswa menjadi lebih peduli pada teman-
temannya, dan di antara mereka akan terbangun rasa ketergantungan yang
positif ( interdependensi positif) untuk proses belajar mereka nanti
4) Pembelajaran kooperatif meningkatkan rasa penerimaan siswa terhadap
teman- temannya yang berasal dari latar belakang ras dan etnik yang
berbeda- beda.18

B. Saran
Dari beberapa penjelasan di atas tentang penulisan tentang ilmu kalam yang berjudul “
Model Pembelajaran IPA MI Dan model pembelajaran kontesktual dan model pembelajaran
kooperatif.” Pasti tidak lepas dari kesalahan penulisan dan rangkaian kalimat dan
penyusunan makalah ini. Menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan
seperti diharapkan oleh para pembaca dalam khususnya pembimbing mata kuliah
“Metodologi Perkembengan IPA MI” . Oleh karena itu penulis makalah ini mengharapkan
kepada para pembaca, baik mahasiswa dan dosen pembimbing mata kuliah ini dapat
memberikan kritik dan saran yang sifatnya membangun dalam menyelesaikan makalah
dengan baik dan benar dimasa yang akan mendatang.

DAFTAR PUSTAKA

Humruni, Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar Universitas Negeri Sunan Kalijaga
Yogyakarta. Vol. XII.No. 2. Desember 2015. Konsep dasar dan implementasi pembelajaran
kontekstual guru besar FITK Universitas Islam Negeri Yogyakarta. Yogyakarta.

18
Ida fiteriani, s
uarni, Op. Cit. hlm.
Priyono,Sabar, Jurnal Pendidikan Guru SekolahDasar Universitas Negeri Yogyakarta Edisi 9
ke- 5 tahun, pengeruh penerapan pembelajaran kontekstual terhadap hasil belajar IPA siswa
IV SD negeri karangjati. Yogyakarta.

Permata Rosella, 2018, Skripsi, Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe
Tari bombo terhadap hasil belajar IPA kelas V SD negeri 77 kota Bengkulu: SkripsProgram
Studi Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah Fakultas Tarbiyah dan Tadris Intitut Agama Islam
Negeri ( IAIN)

Sundari, Hanna, Jurnal Pujangga Universitas Indraprasta PGRI Jakarta. Vol. 01. No. 02
Desember 2015, model- model pembelajaran dan pemefolehan bahasa kedua / asing,
Universitas Indraraprasta PGRI Jakarta. Jakarta.

Suami, Fitri Ida, Jurnal Pendidikan Dan Pembelajaran DasarJjurusan PGMI Fakultas Tarbiyah
dan Keguruan Intitut Agama Islam Negeri ( IAIN), Raden Intan Lampung. Vol. 3. No. 2,
Desember 2016. Model pembelajaran kooperatif dan implikasinya pada pemahaman belajar
Sains di SD/MI Studi PTK di kelas III MIN 3 watesliwa lampung barat. Lampung .

Wijanarto YUdi, Jurnal Taman Cendekia Vol. 01. No. 01 . tahun 2017, model pembelajaran
make a match untuk pembelajaran IPA yang menyenangkan SD Muhammadiyah Domban 4
Sleman Yogyakarta. Yogyakarta.

Anda mungkin juga menyukai