Anda di halaman 1dari 6

Dasar-Dasar Pengukuran

Muhammad Jefri¹

Jurusan Fisika, sains dan Teknologi, UIN Alauddin Makassar


email: muhammadjefri079@gmail.com

ABSTRACT
Menjelaskan tentang tujuan penelitian, metode penelitian yang
digunakan, hasil yang diperoleh, serta kesimpulan penelitian.
Ditulis menggunakan huruf Times New Roman dengan ukuran
11 pt dan spasi 1. Abstrak harus dalam bahasa Inggris maksimal
250 kata.

Keywords: Analisis, ketidakpastian,


Pengukuran

1. PENDAHULUAN
Dalam pembelajaran fisika, mahasiswa diharapkan tidak hanya menguasai
konsepkonsep fisika secara teori tetapi juga mampu menggunakan metode ilmiah untuk
membuktikan konsep-konsep fisika yang didapat dari teori tersebut. Praktik laboratorium
adalah salah satu cara yang ditempuh untuk mencapai tujuan ini. Sekarang ini, hampir
semua dasar-dasar fisika yang diajarkan kepada mahasiswa didasarkan pada
percobaan/eksperimen, dimana dalam eksperimen tersebut memerlukan pengukuran yang
selalu mengandung ketidakpastian.
Didalam setiap kegiatan laboratorium, mahasiswa melakukan pengukuran dan harus
menganalisis data mereka untuk membuat suatu kesimpulan. Oleh karena itu pengajaran
analisis ketidakpastian menjadi sangat penting. Sekalipun demikian banyak guru, dosen
sampai profesor dibuat pusing dengan minimnya kemampuan dan pengertian
siswa/mahasiswa tentang hal ini. Menurut Taylor minimnya kemampuan dan pengertian
mahasiswa dikarenakan banyak mahasiswa meremehkan analisis ketidakpastian
(Taylor, 1997)
Pengukuran ketidakpastian merupakan suatu bagian penting dari suatu kegiatan
eksperimen (praktikum). Ilmu pengetahuan tersusun dari sejumlah pengetahuan yang
tersusun secara sistematis dengan melibatkan sekumpulan data melalui pengamatan,
eksperimen, perumusan masalah dan pengujian hipotesis. Hukum alam dikembangkan dan
diuji dari tahun ke tahun dengan menggunakan metode ilmiah. Proses inquiri secara alami
mengarahkan pertanyaan penting tentang apakah hasil suatu pengukuran sesuai dengan suatu
hipotesis (ramalan teoritis) dan apakah hasil pengukuran tersebut dapat dibuktikan oleh
peneliti lain. Untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan tersebut ketidakpastian dari pengukuran
harus dinyatakan untuk menunjukkan ketepatan dan ketelitian pengukuran yang dilakukan.
Hanya setelah ketidakpastian dari suatu hasil percobaan diketahui, suatu kesimpulan yang
layak dapat dibuat untuk dibandingkan dengan suatu prediksi teoritis atau beberapa nilai
JFT | 1
percobaan lain. Oleh karena itu, proses menentukan ketidakpastian pengukuran menjadi
kemampuan dasar yang harus dimiliki untuk melakukan semua percobaan ilmiah.
Pengolahan data dan perbandingan data, mutlak membutuhkan pengetahuan tentang
prinsip pengukuran dan pengetahuan tentang analisis ketidakpastian. Pengukuran yang
berhubungan dengan ketidakpastian sangat penting dalam pengetahuan empiris dan menjadi
salah satu komponen yang paling mendasar dan penting dalam pendidikan ilmu pengetahuan
alam. Masing-masing tahap dari eksperimen, desain eksperimen, pelaksanaan, analisis dan
tahap pengambilan kesimpulan membutuhkan pengetahuan tentang bagaimana cara
melaksanakan pengukuran dan kemampuan dalam menggunakan pengetahuan ini secara tepat
dengan pemahaman tentang ketidakpastian yang selalu meliputi pengukuran yang dilakukan
(Duggan dan Gott 2002).
Deardroff dan Fairbrother (2001) menyatakan bahwa pengetahuan tentang
ketidakpastian secara lebih luas dapat dikategorikan sebagai berikut:
a) Semua pengukuran selalu berhubungan dengan ketidakpastian, yang seharusnya
dapat diukur dan dilaporkan.
b) Hasil perhitungan yang berhubungan dengan ketidakpastian berdasarkan pada
ketidakpastian berpengaruh terhadap nilai variabel terikat eksperimen tersebut.
c) Desain eksperimen dan ketrampilan dalam melaksanakan percobaan berpengaruh
luas terhadap adanya ketidakpastian dalam suatu pengukuran.
d) Tidaklah mungkin secara ilmiah membandingkan hasil dan menarik kesimpulan
dari suatu eksperimen tanpa melibatkan ketidakpastiannya.
Dapat disimpulkan bahwa pengetahuan ketidakpastian sangat penting dalam
menunjang kegiatan laboratorium. Banyak orang menganggap bahwa pengetahuan tentang
pengukuran adalah hal sepele dan tidak penting. Hal ini dapat diketahui dengan sedikitnya
penelitian yang mengkaji masalah pengukuran dan ketidakpastian pengukuran.
Penelitianpenelitian yang telah dilakukan sebelumnya berfokus pada identifikasi kesulitan
mahasiswa dan tes pemahaman mahasiswa tentang pengukuran. Salah satu dari hasil
penelitian yang telah dilakukan menunjukkan bahwa mahasiswa secara spontan jarang
melakukan ujicoba berulang kecuali mereka menemui adanya keganjilan dalam melakukan
pengukuran pertama kalinya. Umumnya, mahasiswa dalam melaksanakan suatu percobaan
berfokus pada pencarian nilai sebenarnya tanpa mempertimbangkan ketidakpastiannya
(Sere, Journeux & Larcher, 1993).
Menurut hasil penelitian Lubben et.al (2005) bahwa banyak siswa sekolah menengah
dan mahasiswa mengalami kesulitan dalam melakukan pengukuran secara benar dan
memperkirakan secara tepat tentang reliabilitas dan validitas hasil pengukurannya.
Penelitian yang dilakukan Lubben et al. ini memiliki dua tujuan pokok, pertama untuk
menyelidiki pengaruh pedoman praktikum terhadap pemahaman mahasiswa tentang
pengukuran dan ketidakpastian dan kedua mengidentifikasi pola dari alasan mahasiswa
tentang pelaksanaan pengukuran dan pengukuran ketidakpastian. Hasilpenelitian Buffler
et al. (2001) menunjukkan bahwa sebelum dilakukan kegiatan praktikum, prosentase dari
mahasiswa yang memberi alasan dari Point-Paradigm tentang pertanyaan pengumpulan
pengolahan data berada pada range 54%-77% dan menurun menjadi 13%-21% setelah
kegiatan praktikum. Ketika diminta untuk membandingkan dua kumpulan data dari masing-
masing lima data percobaan dengan rata-rata percobaan diketahui, tidak ditemukan
mahasiswa yang menggunakan Point-Paradigm dalam memberikan alasan, dan 98%
mahasiswa memberi alasan gabungan antara Set Paradigm dan Point Paradigm.
Kebanyakan mahasiswa menjawab dengan membandingkan rata-rata kedua data tersebut,
JFT | 2
dan mereka masuk dalam kategori gabungan (Set Paradigm dan Point Paradigm) karena
mereka menggunakan pemahaman rata-rata akan tetapi mereka tidak memberikan cukup
bukti bahwa mereka mempertimbangkan pengukuran lain. Para mahasiswa mampu
menggunakan matematika berdasarkan kategori Set Paradigm, tetapi pemahaman
matematika tersebut tidak mampu mendukung alasan mereka berdasarkan kategori
pemahaman Set Paradigma.
Tujuan utama daripraktikum ini ialah pertama, praktikan kiranya dapat memahami
dasar-dasar pengukuran dan memahami alat-alat ukur besaran fisika. Juga dapat
menjelaskan dan menentukan NST dan tingkat ketelitian alat ukur, mampu menggunakan
dan mengoperasikan alat ukur dasar, mampu menentukan ketidakpastian pada hasil
pengukuran tunggal, berganda, dan campuran.

2. METODE PENELITIAN

A. Waktu Dan Tempat


Praktikum ini dilakukan di rumah masing-masing tepatnya pada room meet
pada hari kamis, tanggal 10 Desember pukul 13.30 WITA-selesai.

B. Alat dan Bahan


1. Alat
Alat-alat yang digunakan dalam percobaan adalah Jangka sorong dengan
ketelitian 0,01 mm, Mikro meter sekrup dengan ketelitian 0,01 mm, Mistar
biasa(Besaran panjang), Volt meter (Besaran listrik), Neraca ohaus 311 dengan
tingkat ketelitian 0,01 gram (Besaran massa), stopwatch analog dengan ketelitian 0,1
sekon (Besaran waktu), dan Termometer celcius dengan ketelitian 1˚ celcius (Besaran
suhu)
2. Bahan
Bahan yang digunakan dalam percobaan adalah balon silinder, tabung kaca,
kabel penghubunng, tali, air secukkupnya, kaki tiga, kaca asbes, dan plan pararel.

C. Prosedur Kerja
1) Bersihkan kawat platina dengan HCl pekat, [anaskan sampai pijar. Apabila
kotoran ada yang melekat, tiuplah saat dipijarkan.
2) Setelah bersih celupkan kawat Pt ke dalam larutan yang mengandung Na lalu
panaskan kembali (nyala oksidasi). Amati perubahan warna dalam nyala api
tersebut.
3) Ulangi langkah 1 dan 2 dengan larutan yang mengandung K, Ca, Sr dan Ba.
Untuk K, warna nyala api dilihat dengan kaca kobalt.

Metode penelitian meliputi alat, bahan, prosedur penelitian, dan pengolahan data
yang digunakan. Langkah-langkah dalam penelitian harus jelas dan boleh menggunakan
sub bab tersendiri pada bagian ini.
JFT | 3
3. HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil penelitian berisi tentang apa saja yang ditemukan saat melakukan penelitian.
Hasil penelitian dapat berupa tabel, gambar ataupun grafik dari hasil pengolahan data
mentah yang diperoleh. Pembahasan dilakukan pada setiap hasil penelitian atau dengan
membandingkan hasil penelitian sebelumnya.

JFT | 4
Penulis Pertama, dkk. / Jurnal Fisika dan Terapannya (2020) Vol. 7 (1): 1-10

3.1 Tabel dan Gambar


Judul tabel ditulis di atasnya dengan angka yang jelas (Times New Roman, 12 pt -
center). Jika tabel disitasi, silahkan menuliskan sumbernya.
Tabel 1. Hasil uji kuat tekan batako (Syaifuddin dkk, 2018)
Hasil Uji Kuat
Komposisi Sampel Bahan (%)
No. Tekan (Kg/cm2)
Tulang Ikan Semen Pasir Air
1. 10 30 50 10 25.21
2. 15 25 50 10 40.16
3. 20 20 50 10 16.76
4. 25 15 50 10 11.60
5. 30 10 50 10 7.51
Judul gambar ditulis di bagian bawahnya dengan angka arab (Times New Roman, 12 pt –
center. Jika gambar disitasi, silahkan menuliskan sumbernya.
50
40
Kuat Tekan (Kg/cm2)

30
20
10
0

0 10 20 30 40
Komposisi Serbuk Tulang Ikan (%)

Gambar 1. Grafik pengaruh penambahan serbuk tulang ikan


dengan variasi komposisinya terhadap nilai kuat tekan batako
(Syaifuddin dkk, 2018)

3.2 Formulasi dan Kode Program


Semua persamaan atau rumus harus dirujuk dalam teks menggunakan nomor urut
dalam tanda kurung, sebagai contoh persamaan 1 di bawah ini.
a + b = c (1)

4. SIMPULAN
Simpulan ditulis dengan jelas dan ringkas dalam bentuk paragraf dan harus
menjawab tujuan penelitian. Simpulan harus berkontribusi pada penelitian saat ini tentang
kemajuan ilmu pengetahuan dan menyarankan percobaan selanjutnya untuk kemajuan dari
penelitian.
5. UCAPAN TERIMA KASIH (optional)
Ucapan terima kasih ditujukan kepada pihak / lembaga yang berkontribusi pada
kegiatan penelitian selain penulis.

6. DAFTAR PUSTAKA
Gaya penulisan yang digunakan sesuai dengan American Psychological Association
(APA) dan disarankan untuk menggunakan aplikasi Zotero dalam mengatur penulisan
daftar pustaka. Aturan penulisan daftar pustaka:
a. Dari buku
Nama Penulis. (Tahun). Judul Buku. Tempat Penerbit: Nama Penerbit.
b. Dari jurnal cetakan
Nama Penulis. (Tahun). Judul tulisan. Nama Jurnal, volume terbitan (nomor terbitan),
nomor ISSN.
c. Dari jurnal online
Nama Penulis. (Tahun). Judul tulisan. Nama Jurnal, volume terbitan (nomor terbitan),
nomor ISSN. Nomor DOI..
d. Dari jurnal online tanpa DOI
Nama Penulis. (Tahun). Judul tulisan. Nama Jurnal, volume terbitan (nomor terbitan),
nomor ISSN. Alamat website.

Anda mungkin juga menyukai