Anda di halaman 1dari 4

Nama : Catur Agus Puji Wahyudi

Nim : 1821006
Kelas : D3 Pararel
Matkul : K3

1. Kecelakaan saat latihan praktek menembak meriam pada satuan saya, penyebab kecelakaan
yaitu karena faktor alat / senjata yang usianya sudah tua tapi masih tetap digunakan karena
keterbasan dukungan anggaran dari pemerintah. Dari kejadian tersebut menimbulkan kerugian
material dan personel. Latihan tidak dilanjutkan setelah kejadian tersebut.Padahal latihan
sudah dilakukan sesuai SOP.
Sesuai dengan tujuan K3 :
- Pengawasan
Perawatan senjata sudah dilakukan sesuai SOP tetapi faktor usia senjata tersebut sangat
berpengaruh terhadap akurasi tembakan. Tetapi karena tidak ada pembaruan dari satuan
jadi senjata tersebut tetap di gunakan.
- Lingkungan saat latihan sudah aman jauh dari jangkauan masyakat lokasi di tepi pantai.
- Kerugian yang di timbulkan yaitu kerugian personil 4 orang personel terkena ledakan
dan rekoset meriam tersebut. Korban langsung di rujuk ke rumah sakit terdekat.
- Kerugian material 1 senjata rusak berat .
Fungsi keselamatan kerja
- Untuk melindungi dan memelihara kesehatan tenaga kerja sesuai UU No 1 tahun 1970
Kesrlamtan kerja

2. Penyebab kecelakaan di Rumah sakit menurut HW Heinrich antara lain:


1. Hereditas mencakup latar belakang , pengetahuan yang kurang, sifat seseorang
2. Kesalahan manusia meliputi motivasi rendah,stres, konflik, masalah yang berkaitan dengan
Fisik pekerja, keahlian yang tidak sesuai.
3. Sikap/kondisi tidak aman meliputi tidak mematuhi aturan, tidak memakai APD, tidak
mengurus surat izin kerja
4. Kecelakaan kerja seperti terpeleset, luka bakar, tertimpa benda
5. Dampak kerugian ;
- Pekerja : meninggal, cacat, cedera
- Pengusaha : biaya langsung dan tak langsung
- Konsumen : ketersediaan produk

3. Penyebab kecelakaan menurut teori Domino :


- social environment and ancesty
- Fault of person
- unsafe act and unsafe condition
- Accident
- Injuri

4. Hak dan Kewajiban Pengusaha

- Setiap pengusaha wajib melaksanakan ketentuan waktu kerja selama 40 jam/minggu (Pasal 77)
diluar itu pengusaha wajib membayar uang lembur (Pasal 78)

- Pengusaha wajib memberikan upah (pasal 88), Jamsostek (pasal 100), dan

- Memberikan THR / Tunjangan Hari Raya kepada pekerja yang telah mempunyai masa kerja 3
bulan secara terus menerus atau lebih . Dasar Hukum pemberian Tunjangan Hari Raya adalah
Peraturan Menteri Tenaga Kerja Republik Indonesia Nomor : Per-04/MEN/1994 tanggal 16
September 1994 tentang Tunjangan Hari Raya Keagamaan bagi Pekerja di Perusahaan

- Upah tidak dibayar apabila pekerja/buruh tidak melakukan pekerjaan. (Pasal 93:1)

Pasal 76 ayat (4) disebutkan bahwa “Pengusaha wajib menyediakan angkutan antar jemput bagi
pekerja/buruh perempuan yang berangkat dan pulang bekerja antara pukul 23.00 sampai dengan
pukul 05.00.

* Hak dan Kewajiban pekerja


- Setiap tenaga kerja memiliki kesempatan yang sama tanpa diskriminasi untuk memperoleh
pekerjaan. (Pasal 5)
- Setiap pekerja/buruh berhak memperoleh perlakuan yang sama tanpa diskriminasi dari
pengusaha. (Pasal 6)
- Setiap tenaga kerja berhak untuk memperoleh dan/atau meningkatkan dan/atau
mengembangkan kompetensi kerja sesuai dengan bakat, minat dan kemampuannya melalui
pelatihan kerja. (Pasal 11)
- Tenaga kerja berhak memperoleh pengakuan kompetensi kerja setelah mengikuti pelatihan
kerja yang diselenggarakan lembaga pelatihan kerja pemerintah, lembaga pelatihan kerja swasta,
atau pelatihan di tempat kerja. (Pasal 18)
* Profesi perawat di RS
Pasal 76 ayat (4) disebutkan bahwa “Pengusaha wajib menyediakan angkutan antar jemput bagi
pekerja/buruh perempuan yang berangkat dan pulang bekerja antara pukul 23.00 sampai dengan
pukul 05.00.

5. Rekayasasipil.ub.ac.id
Judul : Pengaruh Budaya Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)
Terhadap Kinerja Proyek Kostruksi

1. Ada fenomena yang menarik yang dimiliki oleh industri konstruksi pertama bahwa jasa
industri konstruksi merupakan sebuah industri yang memiliki resiko cukup besar, akan tetapi
dapat di minimalisir dengan adanya program keselamatan dan kesehatan kerja melalui
pembentukan budaya kerja yaitusalah satunya budaya dan kesehatan kerja. Kedua industri
konstruksi merupakan sebuah industri yang tidak sekedar berorientasipada produk jadi
sebagaimana pada industri lain.

2. Kinerja perusahaan jasa konstruksi dapat di tinhgkatkan dengan mengidetifikasi faktor-faktor


yang mempengaruhi peningkatan kinerja serta mengalisa seberapa besar pengaruh faktor tersebut
terhadap kinerja perusahaan .dari hasil penelitian dapat di simpulkan bahwa budaya keselamatan
dan kesehatan kerja pada proyek konstruksi perlu di kembangkan. Kesimpulan yang dapat di
ambil dari model pengaruh budaya dan kesehatan kerja adalah budaaya haarus dimulaai dari Top
management terhadap masalah keselamatan kerja, selanjutnya pelaksanaan prosedur keselamatan
dan kesehtaan kerjaamemegang peranan penting dalam meningkatkan kinerja proyek konstruksi.

3. Saran yang di berikan adalah sebagai berikut :


- Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut untuk mengetahui faktor-faktor yang dapat
mempengaruhi budaya keselamatan daan kesehatan kerja dan faktor-faktor yang dapat
mempengaruhi proyek konstruksi.
- Perlu dilakukan peneelitian lebih lanjut untuk menerapkansuatu standar penilaianbudaya
keselamatan dan kesehatan kerjapada proyek konstruksi, dengan acuan jumlah kecelakaan yang
terjadiatau pelanggaran yang dilakukan leh pekerja pada proyek konstruksi.
- Pada bidang penelitian selanjutnya, dapat dikembangkan satu penelitian yang lebih spesifik,
yang meniliti batasan- batasan minimum dan maximumsuatu kinerja proyek konstruksi yang di
pengaruhi oleh manajemen keselamatan dan kesehatan kerja.

Anda mungkin juga menyukai