Anda di halaman 1dari 4

LEARNING LOG

Teori Media dan Kawasan Disiplin Teknologi Pembelajaran

Oleh

Nurul Rahma

(20500119030)

Pada pertemuan kali ini, tepatnya hari rabu tanggal 14 oktober 2020 pukul 07.00-08.40 WITA,
sama dengan pertemuan sebelumnya kami juga melaksanakan perkuliahan meskipun secara
daring/online. Pada perkuliahan hari ini kami melakukan diskusi yang dibawakan atau di
presentesikan oleh kelompok 3 dengan tema “Teori Media dan Kawasa Disiplin Teknologi
Pembelajaran” yang beranggotakan 3 orang yaitu Iga Ayu Mawarni, Sri Alfira, dan Verill Alfian.

Perkuliahanpun di buka oleh saudari Iga Ayu Mawarni selaku moderator sekaligus anggota dari
kelompok yang akan mempresentasikan hasil makalah dan power point dengan menggunakan
Whatsapp sebagai media belajar untuk melakukan diskusi. Para pemateri dari kelompok yang
bertugas tersebut mengirimkan penjelasan mereka berupa voice note. Setelah itu moderator
memberikan waktu kepada partisipan diskusi untuk menyimak dengan baik penjelasan dan isi
dari makalah serta power point yang telah dikirim oleh anggota kelompok yang bertugas
melakukan presentase.

Adapun isi dari penjelasan kelompok 3 yaitu membahas mengenai pengertian media dan
teknologi pembelajaran. Dimana menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia menjelaskan arti
“media” yaitu alat (sarana) komunikasi, seperti Koran, majalah, radio, televise, film, poster, dan
spanduk. Kemudian “media massa” merupakan sarana dan saluran resmi sebagai alat komunikasi
untuk menyebarkan berita dan pesan kepada masyarakat luas. Mungkin tidaklah asin jika
disebutkan bahwa Koran, majalah radio atau televisi sebagai media. Hanya saja pemahaman ini
hanya berhenti pada defenisi yang ditawarkan oleh Laughey sebagai teknologi yang
mengkomunikasiskan pesan kepada khalayak yang berada dalam lokasi, negara, atau bahkan
bagian dunia yang berbeda.
Media merupakan lembaga social yang terpisah namun berada dalam masyarakat. Media
memiliki aturan-aturan dan tindakannya sendiri,namun demikian media massa harus memiliki
defenisi atau batasan (ruang lingkup) yangjelas terhadap masyarakat yang lebih luas. Selain
itu,media pada akhirnya kan tergantung pada masyarakat walaupun lembaga ini memiliki
kedudukan independen, sejalan dengan semakin meningkatnya aktivitas media, peran
ekonominya yang semakin besar dan kekuatannya secara informal.

Istilah media sering digunakan secara sinonim dengan teknologi pembelajaran. Hal ini dapat
dimaklumi karena dalam perkembangan awal teknologi pembelajaran memberikan penekanan
pada tiga unsur utama; guru, kapur, dan buku teks yang merupakan inti sari media pembelajaran.

Berdasarkan defenisi tersebut, media lahir dari revolusi komunikasi yang dapat digunakan untuk
tujuan pembelajaran. Jadi, istilah media mengacu pada segala sesuatu yang berfungsi untuk
membawa dan menyampaikan informasi antara sumber dan penerima informasi. Misalnya video,
televise, bahan cetak, computer, dan instruktur dianggap sebagai media karena berfungsi
membawa pesan untuk tujuan pembelajaran. Tujuan media adalah untuk memfasilitasi
berlangsungnya komunikasi.

Sudjana dan Riva’i (1992) mengemukakan manfaat media pembelajaran dalam proses belajar
siswa, yaitu: Pembelajaran akan lebih menarik perhatian siswa sehingga dapat menumbuhkan
motivasi belajar, Bahan pembelajaran akan lebih jelas maknanya sehingga dapat lebih dipahami
oleh siswa dan memungkinkannya menguasai serta mencapai tujuan pembelajaran, Metode
mengajar akan lebih bervariasi, tidak semata-mata komunikasi verbal melalui penuturan kata-
kata oleh guru, sehingga siswa tidak bosan dan guru tidak kehabisan tenaga, apalagi kalau guru
mengajar pada setiap jam pelajaran, Siswa dapat lebih banyak melakukan kegiatan belajar sebab
tidak hanya mendengarkan uraian guru, tetapi juga aktivitas lain seperti mengamati.

Adapun fungsi dari media pembelajaran yaitu, Memperjelas pesan agar tidak terlalu verbalistis,
Mengatasi keterbatasan ruang waktu tenaga dan daya Indra, Menimbulkan semangat belajar,
Interaksi langsung antara peserta didik dan sumber belajar, Memungkinkan peserta belajar
mandiri sesuai dengan bakat dan kemampuan visual auditori kinestetiknya, Memberi stimulus
yang sama membandingkan pengalaman dan menimbulkan persepsi yang sama.
Jenis-jenis media secara umum dapat dibagi menjadi : Media visual media (visual adalah media
yang bisa dilihat titik media ini mengendalikan indra penglihatan). Media audio (media audio
adalah media yang bisa didengar media ini mengandalkan Indra Telinga sebagai salurannya).
Media audio visual (media audio visual adalah media yang bisa didengar dan dilihat secara
bersamaan media ini menggerakkan indra pendengaran dan penglihatan secara bersamaan). Dan
Multimedia (Multimedia adalah semua jenis media yang terangkum menjadi satu contohnya
internet).

Teknologi pembelajaran ialah teori dan praktek dalam desain pengembangan, pemanfaatan,
pengeloaan serta evaluasi proses dan sumber belajar. Istilah teknologi berasal dari kata textere
(bahasa latin) yang artinya ”to weave orconstruct”, menenun atau membangun.

Rumusan tentang pengertian teknologi pembelajaran telah mengalami beberapa perubahan,


sejalan dengan sejarah dan perkembangan dari teknologi pembelajaran itu sendiri. Di bawah ini
dikemukakan beberapa definisi tentang teknologi pembelajaran yang memiliki pengaruh
terhadap perkembangan teknologi pembelajaran.Istilah pertama yang berhubungan dengan
teknologi pendidikan pada sekitar tahun 1920an adalah pengajaran visual di mana kegiatan
belajar dan mengajar menggunakan alat bantu visual yang terdiri atas gambar, model, objek, atau
alat-alat yang dipakai untuk menyajikan pengalaman konkret dengan cara visualisasi.

Tujuan utama teknologi pembelajaran adalah untuk memecahkan masalah belajar atau
memfasilitasi pembelajaran, meningkatkan kinerja, menggunakan pendekatan sistemik (holistik
atau menyeluruh). Teknologi pembelajaran tidak hanya bergerak di persekolahan tapi juga dalam
semua aktifitas manusia (seperti perusahaan, keluarga, organisasi masyarakat, dll) sejauh
berkaitan dengan upaya memecahkan masalah belajar dan peningkatan kinerja.

Adapun fungsi teknologi pembelajaran, dapat ditekankan beberapa hal berikut ini. Penggunaan
teknologi pembelajaran bukan merupakan fungsi tambahan, tetapi memiliki fungsi tersendiri
sebagai alat bantu untuk mewujudkan situasi pembelajaran yang lebih efektif :

Teknologi pembelajaran merupakan bagian integral dari keseluruhan proses pembelajaran. Hal
ini mengandung pengertian sebagai salah satu komponen yang tidak berdiri sendiri tetapi saling
berhubungan dengan komponen lainnya dalam rangka menciptakan situasi belajar yang
diharapkan.
Teknologi pembelajaran dalam penggunaannya harus relevan dengan komponen yang ingin
dicapai dan pembelajaran itu sendiri. Fungsi ini mengandung makna bahwa penggunaan
teknologi dalam pembelajaran harus selalu melihat kepada kompetensi dan bahan ajara.

Teknologi pembelajaran bukan berfungsi sebagai alat hiburan. Dengan demikian tidak
diperkenalkan menggunakannya hanya sekedar untuk permainan atau memancing perhatian
peserta didik semata.

Teknologi pembelajaran bias berfungsi untuk mempercepat proses belajar. Fungsi ini
mengandung arti bahwa dengan teknologi pembelajaran peserta didik dapat menangkap tujuan
dan bahan ajar lebih mudah Dan lebih cepat.

Teknologi pembelajaran berfungsi untuk meningkatkan kualitas proses pembelajaran. Pada


umumnya hasil belajar peserta didik dengan menggunakan teknologi pembelajaran akan lebih
lama mengendap sehingga kualitas pembelajaran memiliki nilai yang tinggi.Teknologi
pembelajaran meletakkan dasar-dasar yang konkret untuk berpikir. Oleh karena itu, dapat
mengurangi terjadinya penyakit verbalisme.

Ada lima domain atau bidang garapan teknologi pembelajaran atau teknologi instruksional
berlandaskan definisi AECT 1994 Prespektif Barbara B.Seels dan Rita. R.Richey yaitu desain,
pengembangan, pemanfaatan, pengelolaan dan penilaian. Kelima hal ini merupakan kawasan
(domain) dari bidang teknologi pembelajaran.

Anda mungkin juga menyukai