Anda di halaman 1dari 52

BUDIDAYA HIJAUAN MAKANAN

TERNAK

“ Persiapan Lahan dan Bahan


Tanam, Pemanenan dan
Pemeliharaan serta Pemanenan”

Yelly M. Mulik., S.Pt., M.Si

Prodi Produksi Ternak


Politeknik Pertanian Negeri Kupang
2020
Layout

1. Pendahuluan
2. Pengolahan lahan
3. Persiapan bahan tanam
4. Penanaman
5. Pemeliharaan
6. Pemanenan
Pendahuluan
1. Definisi HMT
Semua jenis hijauan yang dapat dikonsumsi
oleh ternak, tidak meracuni ternak dan zat
gizinya dapat memenuhi kebutuhan ternak.
2. Definisi budidaya
• Kegiatan terencana pemeliharaan sumber daya
hayati yang dilakukan pada suatu areal lahan
untuk diambil manfaat/hasil panennya.
• Usaha yg bermanfaat dan memberi hasil.
Pendahuluan
3. Tujuan budidaya HMT
Memelihara HMT pada suatu lahan untuk
menghasilkan hijauan berkualitas yang tersedia
sepanjang tahun.

4. Jenis-jenis HMT
•Rumput / graminae
•Legum / leguminosae

5. Faktor pendukung tumbuh dan kembang HMT:


tanah, air, spesies, dan tata laksana.
Karakteristik Tanah

Reaksi Tanah pH Jenis tanah bermasalah:


Sangat masam sekali < 3,6 1. Tanah masam → area rawa-

Sangat masam 3,6 – 4,5 rawa

Masam 4,6 – 5,5 2. Tanah alkalin → di daerah


sangat kering
Agak masam 5,6 – 6,5
3. Tanah salin → di daerah
Netral 6,6 – 7,5
pantai
Agak alkalis 7,6 – 8,0
4. Tanah yang berpasir → di
Alkali 8,1 – 9,0
daerah letusan gunung berapi
Sangat terbatas ˃ 9,0
5. Bekas tambang batubara
Tahap Persiapan Lahan
1. Pembersihan lahan
• Membersihkan area dari gulma dan tanaman asing yang akan
mengganggu pertumbuhan
2. Pengolahan tanah → tergantung tipe tanah
• Pembalikan/ pembajakan
• Penggemburan
Tujuan Pengolahan Tanah
• Menyiapkan tempat tumbuh
• Menghindarkan saingan gulma
• Memperbaiki sifat fisis, kimia dan biologi tanah
• Mengurangi erosi tanah
3. Pembuatan lubang
• Disesuaikan dengan jenis tanaman
Persiapan Lahan
➢ Teknik pengolahan lahan:
▪ Manual/ konvensional → cangkul
▪ Mekanis → traktor
➢ Macam pengolahan lahan:
▪ Pengolahan lahan sempurna
▪ Pengolahan lahan minimum
▪ Tanpa Olah Tanah (TOT)
Persiapan Lahan
➢ Tindakan pembenahan/perbaikan tanah, dengan
penambahan:

• Kapur pertanian (kaptan)

• Pupuk organik (pupuk kandang, pupuk hijau, bokashi)

• Pembenah tanah berisi mikro-organisme : mikoriza


dan dekomposan tanah, penambat nitrogen simbiose
atau non simbiose
Persiapan Lahan untuk tanah bermasalah
1. Tanah masam, unsur P tidak dapat diserap karena difiksasi oleh
Al → sehingga kandungan Al banyak dalam tanah
➢ Beberapa spesies rumput yang toleran masam (cekaman
aluminium)
Sangat toleran Toleran Moderat-toleran
▪ Brachiaria decumbens ▪ Axonophus compressus ▪ Setaria spachelata
▪ Brachiaria brizantha ▪ Panicum muticum ▪ Setaria splendida
▪ Panicum maximum
▪ Pennisetum purpuroides
▪ Pennisetum purpureum
▪ Eleusin indica
Persiapan Lahan untuk tanah bermasalah
➢ Tanah masam → tambahkan kapur atau biochar (arang).
Dosis:
• Degradasi ringan (BO tanah 2- 2,5 %) : 1 ton/ha
• Degradasi sedang (BO tanah 1,5-2%) : 1,5-2,5 ton/ha
• Degradasi berat (BO tanah <1%) : 2,5 ton/ha

➢ Penambahan fungi mikorisa Arbuskula dan asam humat


pada tanah masam dengan aluminum tinggi:
• Setaria spendida → peningkatan kualitas serapan P dan
N total.
• Chloris gayana → peningkatan pertumbuhan, produksi
dan kualitas
Persiapan Lahan
2. Tanah alkalin, unsur P difiksasi oleh Ca → tambahkan
belerang dan bahan organik .
➢ HMT yang toleran tanah alkalin → Indigofera sp., dan
gamal.
➢ Pemberian hara nitrogen dan belerang, takaran optimum
masing-masing 25 kg N dan 30 kg S/ha/pangkasan
➢ Hasil → biomas HMT P. maximum, siratro, dan C.
pubescens dapat ditingkatkan sebesar 38–42%.
Persiapan Lahan
3. Tanah Salin → asin → siram terus dengan air tidak bergaram,
buat drainase agar garam tercuci dan mengalir
Toleransi Tinggi Toleransi Sedang
▪ Rumput rhodes • Berseem clover
▪ Kikuyu • Snail medic
▪ Almum • Barrel medic
▪ Pangola • Blycine
▪ Wimmera ryeglass • Perennial
▪ Lucerne • Strawberry clover
▪ Phasey bean • Paspalum
▪ Siratro • Rumput sudan
▪ Buffel • Gandum
▪ Sabi • Kedelai
▪ Guinea • Sorghum
Persiapan Lahan
➢ Tanah salin menyebabkan pertumbuhan rumput raja
terhambat dan perubahan morfologi tanaman antara lain
ukuran daun lebih kecil, stomata lebih rapat, dan lignifikasi
akar yang lebih awal (Amezketa et al,2005)

➢ Salinitas tanah menurunkan produksi tunas Kentucky blue


grass sebanyak 25% (Qian et al, 2004)

➢ Penggunaan pupuk kandang 20 ton/ha dengan gypsum 3


ton/ha dapat meningkatkan produksi hijauan, produksi
bahan kering, kadar bahan kering dan protein kasar.
Persiapan Lahan
4. Tanah yang berpasir → kurang mampu memegang air, tidak
mengandung bahan organik → tambahkan pupuk fosfat
Persiapan Lahan
Legum yang dianjurkan untuk lahan abu vulkanik
• Hiris (Cajanus cajan)
• kaliandra (Calliandra calothyrsus)
• Hahapaan (Flemingia macrophylla)
• Gamal (Gliricidia sepium)
• Tarum (Indigofera sumatrana)
• Lamtoro (Leucaena leucocephala)
• Turi (Sesbania grandiflora)
Persiapan Lahan
5. Tanah bekas tambang batu bara → pH < 5 serta miskin bahan organik
dan unsur hara penunjang pertumbuhan tanaman.

➢ Tanaman Calopogonium mucunoides mampu beradaptasi pada tanah


bekas tambang batubara.

➢ Penambahan bahan organik dalam bentuk padat dapat memperbaiki


kapasitas pengikatan air, kompaksi tanah, pembentukan agregat tanah,
serta meningkatkan bahan organik tanah.

➢ Penambahan bahan organik terjadi peningkatan jumlah daun pada


Crotalaria juncea tetapi tidak pada Centrosema pubescens,
Calopogonium mucunoides, dan Pueraria javanica
Persiapan Lahan
Persiapan Lahan
• Bila tujuan budidaya HMT hanya untuk memenuhi kebutuhan pribadi peternak
(sapi yang dipelihara sendiri oleh peternak). Maka perhitungan luas lahan yang
dibutuhkan sebagai berikut:
• CONTOH:
Sapi 1 ekor
Rata-rata bobot badan 500 kg/ekor
Kebutuhan pakan 10% BB = 10% X 500 = 50 Kg
Kebutuhan rumput 60% BB = 60% X 50 = 30 Kg
Kebutuhan Legum 40% BB = 40% X 50 = 20 Kg
Umur potong rumput 40 hari
Maka kebutuhan selama 30 hari 40 x 30 kg = 1.200 kg
Produksi rumput/ha 60.000 kg sekali panen
Maka lahan yang dibutuhkan
Bila sapi 100 ekor, maka lahan yang 100 x 0,02 ha = 2 ha
dibutuhkan
Persiapan bahan tanam
➢ Bahan tanam adalah bagian tumbuhan yang dapat ditanam.

➢ Bagian tanaman yang dapat dijadikan bahan tanam tergantung


pada jenis tanamannya dapat berupa batang, akar, rhizome,
umbi, buah dan biji

➢ Bahan tanam dibedakan atas benih dan bibit.

▪ Benih : Biji atau buah yang disediakan (disiapkan) untuk


ditanam atau disemaikan

▪ Bibit : Benih yang telah berkecambah pada umumnya


sudah berbentuk tanaman muda, ada akar, batang dan daun
meskipun kecil
Persiapan bahan tanam
➢ Bahan tanam terdiri atas :
o Generatif →biji (Jagung)
o Vegetatif →tanaman yang menghasilkan biji tidak
teratur atau tidak sama sekali → pols (rumput star
grass dan Brachiaria decumbens), stek (rumput gajah),
stolon (Cynodon dactylon).
Persiapan bahan tanam
Kelebihan bahan tanam generatif:
• Murah dalam pembiakan.
• Mempunyai viabilitas dalam jangka waktu yang lama.
• Pertumbuhan tanaman kuat, karena sistem perakarannya
dalam, sehingga lebih tahan terhadap kekeringan.
• Masa hidup atau umur tanaman lebih panjang dibandingkan
dengan tanaman yang berasal dari pengembangan vegetatif.

Kekurangan bahan tanam generatif:


• Menghasilkan tanaman baru dengan sifat yang tidak sama
dengan induknya.
• Butuh waktu yang lama untuk memasuki fase reproduktif.
Persiapan bahan tanam
Kelebihan bahan tanam vegetatif:
• Dapat diterapkan pada tanaman yang tidak menghasilkan biji.
• Sifat turunan sesuai dengan induk
• Masa muda tanaman relatif pendek.
• Tanaman lebih cepat bereproduksi.
• Dapat tumbuh pada tanah yang memiliki lapisan tanah dangkal
karena memiliki sistem perakaran yang dangkal.
Kekurangan bahan tanam vegetatif:
• Perakaran kurang baik
• jangka waktu berbuah menjadi pendek
• Mewarisi sifat jelek induknya di samping sifat baik induknya.
• Biaya pengadaan bibit mahal.
• Waktu yang dibutuhkan relatif lama.
• Sulit memperoleh tanaman dalam jumlah yang besar yang berasal
dari satu pohon induk
Bentuk bahan tanam

Biji Lamtoro
Biji Clitoria

Stek Stolon
Pols
Persiapan bahan tanam
1. Pemilihan benih atau bibit → dimaksudkan untuk mendapatkan benih/bibit
yang berkualitas baik.
2. Pemilihan dilakukan dengan memperhatikan aspek:
a. fisik → bersih dari kotoran, berisi atau bernas, warna cerah, ukuran normal
dan seragam.
b. genetis → spesies atau varietas unggul
c. fisiologis → kemampuan tumbuh dan berkembangnya benih → daya
simpan, daya kecambah)

▪ Untuk bahan tanam generatif (biji) biasanya akan dilakukan skarifikasi


sebelum penyemaian
▪ Tujuan skarifikasi adalah untuk memecahkan dormansi biji sehingga kulit
benih yang tidak permeable menjadi permeable terhadap gas-gas dan air
▪ Skarifikasi dapat dilakukan secara:
1. Mekanik → pengamplasan
2. Kimia → asam sulfat
3. fisik → menggunakan air panas
Persiapan bahan tanam
2. Kebutuhan benih/bibit ditentukan oleh:
a. Daya kecambah :
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑏𝑒𝑟𝑘𝑒𝑐𝑎𝑚𝑏𝑎ℎ
Daya kecambah (%)= 𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑏𝑒𝑛𝑖ℎ 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑘𝑒𝑐𝑎𝑚𝑏𝑎ℎ𝑘𝑎𝑛 𝑥 100%

b. Populasi tanaman : jarak tanam dan jumlah


benih/bibit per lubang

c. Tujuan penanaman : hasil biji, biomassa, dll


Persiapan bahan tanam
• Menghitung kebutuhan bibit:
𝑙𝑢𝑎𝑠 𝑙𝑎ℎ𝑎𝑛
Jumlah bibit =
𝑗𝑎𝑟𝑎𝑘 𝑡𝑎𝑛𝑎𝑚
Contoh:
• Misalkan luas lahan 2 ha (20.000 m2), jarak tanam
75x100 cm (0,75 m2). Berapa jumlah bibit yang
dibutuhkan?
20.000 m2
• Jumlah bibit = = 26.667
0,75 m2
• Jadi bibit yang dibutukan untuk luasan lahan
tersebut adalah 26.667.
Persiapan bahan tanam
Kebutuhan stek/ha beberapa jenis HMT
Persiapan bahan tanam
• Kebutuhan bibit untuk 1 ha lahan, jarak tanam 1 X 1
m adalah 10.000 stek batang atau sobekan rumpun.
• Bila jarak tanamnya 60 X 100 cm, kebutuhan bibit
sebanyak 16.6667 stek/ ha.
• Sumber bibit sebaiknya tidak terlampau jauh dari
areal yang akan ditanami karena stek rumput atau
cuilan rumpun tidak tahan lama disimpan.
Persiapan bahan tanam
3. Penyemaian dan pembibitan :
▪ Media atau wadah
▪ Benih
▪ Naungan
PENANAMAN
Faktor penting yang berkaitan dengan penanaman :
▪ waktu tanam → sebaiknya di awal – pertengahan
musim hujan
▪ Pola tanam
▪ Jarak tanam (populasi tanaman)
▪ Arah barisan / bedengan / guludan
▪ Sistim kontur / teras
Hal penting yang perlu diperhatikan
• Untuk bahan tanam stek, pastikan mata tunas tidak
terbalik
• Penanaman rumput gajah atau rumput raja pada
tanah yang miring tidak membutuhkan pengolahan
tanah, cukup dibuatkan lubang-lubang tanam yang
sesuai kontur tanah.
Penanaman
➢ Jarak tanam tergantung jenis hijauan yang ditanam,
dan topografi lahan.

Jarak tanam
Tumbuh tegak dan berumpun 60 – 90 cm, 45 – 60 cm, 100 x
100
Stolon atau rhizoma 90 x 60 cm, 90 x 100 cm, 100 x
100 cm
Daerah datar 100 x 100 cm
Daerah miring → lebih rapat 100 x 50 cm, 125 x 75 cm, 125
→ atasi erosi x 50 cm
Penanaman
Jenis HMT Bahan tanam Cara tanam Jarak tanam
Rumput raja Stek 25-30 cm atau tegak lurus atau 1x1m
paling sedikit dua miring
mata.
Sobekan rumpun buat lubang dalam baris 50
sedalam 20 cm cm, antar baris 1
meter
Rumput gajah Pols → ambil 3 - 4 30 X 50 cm.
akar rumpun yang
ukurannya tidak
terlalu kecil. tinggi
20-25 cm
Stek → pilih batang posisi batang Jarak tanam yang
yang cukup tua ditancapkan dianjurkan 30 x
(sekitar 2 bulan) miring 30˚ untuk 30 cm dengan
dengan jumlah mempermudah
mata ruas 2- 3 pertumbuhan
buah akar.
Penanaman

Jenis HMT Bahan tanam Cara tanam Jarak tanam


Rumput setaria Biji → 4-10 kg/ha Barisan 90 - 120 cm

Stylo ▪ Biji 2 -5 kg/ha


▪ Stek 3 – 5 stek tiap
lubang
Turi Kebutuhan bibit • Jarak tanam
antar larikan
sekitar 6.000–6.500 berkisar 1,5 m
tanaman/ha. • Jarak di dalam
larikan 1 m.
Penanaman

Jenis HMT Bahan tanam Cara tanam Jarak tanam


Gamal • Biji • Semaikan, • 50 x 59 cm
setelah • 100 x 100 cm
• Stek diambil dari tumbuh dengan jarak
batang bawah tunas 15–20 antar barisan 2
cm atau m.
yang umur ˃ 2 berumur 2–3
tahun, diameter bulan baru
dipindahkan
3-4 cm, panjang ke lapang.
stek 50 -100 cm • Tanam
langsung di
tanah
Penanaman
Jenis HMT Bahan tanam Cara tanam Jarak tanam
Kaliandra • Biji → celup ke • Setelah ▪ tanaman tunggal 1 x 1 m
dalam air panas berkecam
(800C) selama 3 bah, bibit atau 2 x 0,5 m.
menit, kemudian dipindahk
direndam dalam an ke
air dingin selama pesemaia
24 jam. n berupa
• Kebutuhan bibit kantong
untuk 1 ha plastik
sekitar 10.000 atau
pohon. bedengan
Lamtoro Kebutuhan benih ▪ tanaman tunggal 1 x 1 m
20–45 kg/ha. ▪ tanaman pagar 50 x 50
cm.
Pemeliharaan
• Penyiangan → pembersihan, penyulaman,
pembubunan
• Pengendalian gulma
• Pemupukan → macam, dosis, waktu, cara
• Pengairan → waktu
Penyiangan
• Penyiangan bertujuan untuk memberantas rumput liar atau
gulma.
• Penyiangan dapat dilakukan setelah hijauan berumur 1
bulan, dan dilakukan berulang-ulang sebelum gulma
berbunga.
• Pada tanaman penghasil biomassa (pangonan) tanaman
gulma dibiarkan saja, yang dihilangkan yang tanaman toksik
saja, yang tidak toksik atau dapat dimakan ternak dibiarkan
saja
• Pada tanaman produksi biji (gulma toksik dihilangkan
sehingga biji yang dihasilkan tidak mengandung gulma
toksik)
Penyiangan
Cara penyiangan:
1. Mekanis
• Dengan cara mencangkul untuk membongkar rumput -
rumput liar dan tanaman pengganggu.
2. Biologis
• Dengan cara memperbaiki keadaan tanah. Setelah tanah
menjadi subur dan bebas weed, dilakukan penanaman
dengan jenis tanaman pupuk hijau sebagai penutup tanah
seperti : Centrosema plumeri, Pueraria Javanica,
Calopogonium mucunoides dll.
3. Kimiawi
• Dengan menggunakan herbisida → lebih cepat, biaya tinggi
• Dampak negatif → dapat mematikan hijauan yang ditanam,
dan residunya juga berbahaya bagi ternak.
Pemupukan
1. Macam pupuk
• Pupuk yang digunakan disesuaikan dengan
keasaman tanah.

2. Dosis Pemupukan
• Dosis disesuaikan analisa tanah → efektif, ekonomis
• Tanah kurang subur dapat diberikan 150 kg Urea, 75
kg TSP /Ha/Tahun.
• Jika digunakan pupuk kandang, berikan sebanyak ±
30 – 100 kwt/Ha/tahun.
Pemupukan
3. Saat pemupukan
• Pemupukan yang tepat, menghasilkan produksi hijauan
optimal.
• Diatur sehingga pupuk mudah diserap bersamaan dengan
umur tanaman pada saat kegiatan penyerapan paling
optimal.
• Pupuk P dan K yang sukar larut, diberikan 1 – 2 minggu
sebelum penanaman, yaitu bersamaan dengan
penggemburan tanah.
• Bila menggunakan pupuk kandang atau pengapuran untuk
menaikan pH tanah, sebaiknya dilakukan bersama-sama
dengan penggemburan tanah.
Pemupukan
• Pupuk N yang sangat mudah larut diberikan setelah
tanaman berumur ± 2 minggu. Dan setiap selesai
pemotongan, sebaiknya dilakukan pemupukan
untuk merangsang pertumbuhan kembali.

4. Cara pemupukan
• Pemupukan dapat dilakukan dengan disebar
merata, sebar dilarikan atau ditanam sekitar
rumpun (ditugal).
Pemupukan
Jenis HMT Pemupukan pertama Pemupukan
lanjutan
Rumput raja ▪ Saat pengolahan tanah → Setelah tiga kali
pemotongan →
10 ton pupuk kandang/ha, dosis yang sama
50 kg KCL dan 50 kg TSP
/ha.
Rumput gajah • Saat umur rumput 2 - 3 Pemupukan
minggu → pupuk Urea berikutnya
dan KCl. setiap selesai
• Dosis pupuk urea yang panen.
disarankan adalah 500
kg/ha.
Pemupukan
Jenis HMT Pemupukan pertama Pemupukan
lanjutan
Gamal • Pemupukan jarang dilakukan
• Pupuk P 35–40
kg/ha/tahun, sedangkan
pupuk kandang tergantung
pada kondisi lahan.
Kaliandra • Pupuk P 30 kg/ha/tahun
Lamtoro • Pupuk P diberikan sebanyak • Pupuk kandang
disesuaikan
25–30 kg/ha/tahun. dengan kondisi
lahan.
Pengairan
Cara pengairan:
1. Disemprotkan (springkle) diatas tanaman atau di
bawah daun tanaman
2. Disiramkan pada tanaman
3. Pipa/selang diberikan langsung pada akar tanaman
4. Tetesan pada akar tanaman
Pemanenan
• Pemanenan bertujuan untuk menyeragamkan
pertumbuhan dan merangsang jumlah anakan.
• Pemanenan dilakukan dengan cara pemotongan dan
penggembalaan ternak.
• Panen dengan cara pemotongan → umumnya untuk
ternak yang dikandangkan
• Ternak yang digembalakan langsung mengkonsumsi
HMT di tempat penggembalaan → rotasi
Pemanenan
Faktor-faktor yang perlu diperhatikan dalam pemanenan:
1. Penentuan waktu panen → kapan ? Pada akhir pertumbuhan
vegetatif.
2. Frekuensi/interval pemanenan → berapa kali panen?
Interval pemotongan pada umumnya 40 hari sekali pada
musim hujan dan 60 hari sekali pada musim kemarau.
3. Intensitas pemanenan → banyaknya bagian tanaman yang
dipotong
• Intensitas pemotongan untuk rumput lebih kurang 10 cm di
atas permukaan tanah.
• Pemotongan yang terlalu tinggi → banyak sisa batang yang
mengayu (menjadi keras).
• Pemotongan terlalu pendek → mengurangi mata atau tunas
muda yang tumbuh.
Pemanenan beberapa jenis HMT
Jenis HMT Pemotongan Pemotongan Tinggi Produksi
pertama berikutnya pemot
ongan

Rumput raja 2-3 bulan Setiap 6 minggu, 10-15


kecuali pada cm dari
waktu musim permuk
kemarau waktu aan
potong sebaiknya tanah.
diperpanjang.

Rumput gajah umur 40 hari atau 5 – 10


sebelum cm
berbunga
Stylo saat tanaman Pemotongan tiap ▪Produksi biji
setinggi 60 – 90 1,5 – 2 bulan mencapai 300
cm kg/ha/th
▪Produksi hijauan
sekitar 40
ton/ha/tahun
Pemanenan beberapa jenis HMT
Jenis HMT Pemotongan pertama Pemotongan Produksi
berikutnya

Turi tanaman berumur 4–6 setiap 3–4 • Produksi daun turi pada
bulan → pangkas habis bulan atau musim kemarau (1,7
semua daun dan tergantung kg/pohon/3-4 bulan)
ranting. pada kondisi • Produksi daun turi pada
tanaman musim hujan (4,1
kg/pohon/2-3 bulan).

Gamal Tanaman berumur 1,5 Setiap 3 - 4 Hasil panen berkisar 1 – 2


bulan sekali. kg hijauan basah per
tahun. tanaman
Pemanenan beberapa jenis HMT
Jenis HMT Pemotongan Pemoton Tinggi Produksi
pertama gan pemot
berikutny ongan
a
Kaliandra • Rimbun atau Tergantun 75–
mencapai g 100
ketinggian 3–5 m. kesubura cm
• Panen untuk biji n dari
paling baik tanaman permu
dilakukan pada dan kaan
tahun kedua dianjurka tanah,
setelah tanam. n antara
2–3 bulan
sekali.
Tugas
1. Bila anda diminta untuk membuka area untuk
budidaya HMT. Lokasi seperti apa yang akan anda
pilih. Jelaskan alasan anda memilih lokasi tersebut.
2. Jenis HMT apa saja yang akan anda tanam
disana?jelaskan.
3. Bagaimana cara anda menyediakan sumber air?
4. Bagaimana cara anda panen? Mau dipotong atau
digembalakan? Alasannya apa?
Petunjuk pengerjaan tugas
• Buat tugas tersebut semaksimal mungkin
• Keluarkan ide-ide anda, jangan ragu ☺
• Jangan takut salah
• Siapkan jawaban kalian seluruhnya, lalu buka link
https://forms.gle/qf5NURytvNDvpqLP8 dan isikan
pada form yang sudah disiapkan.
• Tugas ini dikerjakan minggu depan dan diisi pada
format yang ada di link mulai hari sabtu (18 April
2020) hingga sabtu (25 April 2020)

Anda mungkin juga menyukai