Oleh:
Ni Luh Gde Armini (2082111016)
Ni Putu Arysta Kusuma Dewi (2082111034)
Ni Luh Wayan Emyastuti (2082111035)
Ni Kadek Rosita Pratiwi (2082111041)
Latar Belakang
World Health Organization (WHO) Regional Meeting on Revitalizing
Primary Health Care (PHC) di Jakarta pada Agustus 2008 menghasilkan rumusan
tentang perlunya melakukan 'Primary Health Care Reforms'. Intinya adalah
reformasi 'universal coverage'; 'service delivery'; 'public policy' dan 'leadership'.
Revitalisasi PHC akan berdampak pada puskesmas. Untuk itu, Kementerian
Kesehatan melakukan revitalisasi puskesmas untuk penetapan fungsi puskesmas
yang dapat menjawab arah kebijakan pembangunan kesehatan yang
mengutamakan promotif dan preventif dengan tanpa mengabaikan upaya kuratif
dan rehabilitatif. Hal ini juga dimuat dalam Peraturan Menteri Kesehatan
Republik Indonesia Nomor 75 Tahun 2014 yang menyatakan bahwa Pusat
Kesehatan Masyarakat adalah fasilitas pelayanan kesehatan masyarakat dan upaya
kesehatan perorangan tingkat pertama, dengan lebih mengutamakan upaya
promotif dan preventif, untuk mencapai derajat kesehatan masyarakat yang
setinggi-tingginya d wilayah kerjanya.
Dalam Permenkes RI No. 75 Tahun 2014 tentang Pusat Kesehatan
Masyarakat dinyatakan bahwa ada dua fungsi puskesmas yang sejalan dengan
fokus pembangunan kesehatan yaitu: penyelenggaraan upaya kesehatan
masyarakat (UKM) tingkat pertama dan penyelenggaraan upaya kesehatan
perorangan (UKP) di wilayah kerjanya. Upaya kesehatan perorangan adalah
pelayanan yang bersifat pribadi (private goods), sedangkan upaya kesehatan
masyarakat bersifat publik (public goods).
3. Penyeragaman wahana icon paradigma sehat yang merupakan ciri khas dan
kompetensi sektor kesehatan di bandingkan sektor lain di kepemerintahan.
World Health Organitation; The Ottawa Charter for Health Promotion, Geneva;
2011, diakses 16 November 2020 from
http://www.who.int/healthpromotion/confrences/previous/ottawa/en/