Anda di halaman 1dari 7

PERANAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE SEBAGAI PEMODERASI

CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY TERHADAP NILAI PERUSAHAAN

Zaky Machmuddah1
Natalistyo T.A.H2
(Universitas Dian Nuswantoro)
1
zaky.machmuddah@dsn.dinus.ac.id

Abstract

Corporate social responsibility (CSR) that still creates problems for stakeholders is the
main idea in this research. For example not the end of case PT. Lapindo and Freeport until now.
Corporate social responsibility includes the relationship between the company and its stake-
holders, therefore the company focuses not only on the single bottom line but rather on the triple
bottom line. So with the implementation of CSR activities will improve the image of the company
that will ultimately increase the value of the company. Implementation of CSR activities is a form
of implementation of good corporate governance principle, because the company has realized
a sense of concern on the social environment (Rustiarini, 2010). Finding empirical evidence on
the role of CSR to increase corporate value with good corporate governance as moderator is the
goal of this study. Mining companies listed on the Indonesia Stock Exchange (BEI) for the period
2012-2016 used as sample research. Annual report is used as a source of information extract-
ing. Descriptive analysis with WarpPLS is a data analysis technique used in this research. The
results show that CSR has an effect on corporate value and good corporate governance which
is represented by independent board of commissioner and audit committee strengthen the influ-
ence of CSR on company value. The practical implication of this research is that every company
must implement CSR because CSR plays a role to increase company value, as well as good
corporate governance will strengthen the role of CSR in increasing company value.

Keywords: Corporate Social Responsibility, Good Corporate Governance, and Firm Value.

I. PENDAHULUAN Rustiarini (2010) yang menyatakan bahwa,


Masih kurangnya kesadaran perusahaan perusahaan yang menggunakann informasi
akan tanggungjawab sosial perusahaan (CSR) tanggungjawab sosial sebagai keunggulan
menjadi gagasan utama dalam penelitian kompetitif perusahaan akan meningkatkan
ini. Kasus Lapindo dan Freeport yang belum nilai perusahaan.
berakhir dijadikan contoh nyata. Regulasi Aktivitas CSR merupakan bagian dari
mengenai hal tersebut tersirat dalam UU konsekuensi tindakan tata kelola perusahaan
Perseroan Terbatas No. 40 pasal 74 tahun yang baik, karena prinsip dari corporate
2007, yang menjelaskan bahwa perusahaan governance adalah adanya pengakuan hak-
dalam menjalankan kegiatan usaha yang hak para pemangku kepentingan yang
berhubungan dengan sumber daya alam ditetapkan oleh hukum ataupun kesepakatan
wajib melakukan tanggungjawab sosial dan bersama (OECD, 2004). Begitu pula dengan
lingkungan. Murwaningsari (2009) berpendapat bahwa
Tanggungjawab yang dimaksud mencakup mewujudkan CSR merupakan gagasan utama
keseluruhan hubungan antara perusahaan dari konsep good corporate governance (GCG).
dengan para stakeholersnya. Dengan demikian, Penelitian kaitannya dengan CSR,
hal ini memberikan gambaran kepada GCG dan nilai perusahaan sudah banyak
perusahaan bahwa tujuan perusahaan berdiri dilakukan, namun hasil penelitian masih
tidak hanya berpijak pada single bottom line tetapi bervariasi. Penelitian Latupono dan Andayani
lebih berpijak pada triple bottom lines. (2015) membuktikan bahwa CSR berpengaruh
Kepedulian yang ditunjukkan perusahaan terhadap nilai perusahaan dan GCG mampu
melalui aktivitas kegiatan CSR akan menaikkan mempengaruhi hubungan antara CSR dan
image perusahaan di mata publik. Dengan nilai perusahaan. Begitu pula dengan Lestari
meningkatnya image perusahaan maka kinerja dan Fidiana (2015), Nahda dan Harjito (2011),
keuangan dan nilai perusahaan juga akan Gunawan dan Utami (2008) membuktikan
meningkat (Prior, 2008). Hal ini sejalan dengan bahwa CSR memiliki pengaruh positif

Vol.8 No.2, SEPTEMBER 2018 Jurnal Riset Akuntansi JUARA 11


signifikan terhadap nilai perusahaan. lingkungan dan sosial untuk mengalihkan
Namun demikian penelitian Retno pelaporan keuangan tradisional. Sejalan
dan Priantinah (2012) membuktikan bahwa dengan argumentasi tersebut, Sun, et. al.
pengungkapan CSR memiliki koefisien (2010) memperjelas bahwa perusahaan
positif tetapi tidak signifikan terhadap nilai yang berperan dalam aktivitas CSR akan
perusahaan. Begitu pula dengan penelitian dari memberikan isyarat kepada investor dan
Putri et. al. (2015), Hidayati dan Murni (2009), pemangku kepentingan lainnya bahwa
dan Zuhroh et. al. (2003) yang membuktikan perusahaan tersebut dalam posisi yang
bahwa nilai perusahaan tidak terbukti bagus sehingga reputasi perusahaan di
dipengaruhi oleh CSR. pasar modal dan pasar uang akan tercapai.
Hasil penelitian yang masih beragam 2.2 Teori Stakeholders
terkait dengan variabel-variabel penelitian Stakeholder merupakan individu,
menunjukkan bahwa konsistensi dari sekelompok manusia, komunitas atau
bangunan teori masih belum kuat. Oleh masyarakat baik secara keseluruhan maupun
karena itu, masih perlu untuk dilakukan secara parsial yang memiliki hubungan
penelitian kembali terkait dengan variabel- serta kepentingan terhadap perusahaan dan
variabel penelitian tersebut. memiliki kekuatan untuk mempengaruhi
Argumentasi yang telah dipaparkan menjadi dan dipengaruhi oleh aktivitas perusahaan.
dasar pembentukan pertanyaan penelitian. Karyawan adalah salah satu stakeholder primer
Adapun pertanyaan penelitian terkait dengan dari perusahaan sedangkan pemerintah,
CSR, GCG, dan nilai perusahaan, antara masyarakat, kreditor, LSM, dan pihak-pihak
lain: 1) apakah CSR berpengaruh positif lainnya merupakan stakeholder sekunder bagi
terhadap nilai perusahaan?; 2) apakah GCG perusahaan.
memperkuat pengaruh positif CSR terhadap Hubungan para pemangku kepentingan
nilai perusahaan? beserta informasi yang diterima dijelaskan
dalam terori ini (Hill dan Jones, 1992).
II. KAJIAN PUSTAKA DAN Sehingga perusahaan harus berupaya
PENGEMBANGAN HIPOTESIS membangun dan menjaga hubungan yang
2.1 Teori Sinyal baik kepada para pemangku kepentingan,
Informasi merupakan keterangan, karena tanpa mereka perusahaan tidak akan
catatan atau gambaran baik untuk keadaan mampu untuk bertahan lama.
masa lalu, saat ini maupun keadaan masa Menurut Ghozali dan Chariri (2007)
yang akan datang bagi kelangsungan hidup stakeholder theory mengatakan bahwa
suatu perusahaan. Investor memerlukan perusahaan bukanlah entitas yang hanya
informasi yang lengkap, akurat dan tepat beroperasi untuk kepentingannya sendiri
waktu sebagai alat analisis untuk mengambil namun harus memberikan manfaat bagi
keputusan investasi. Pasar diharapkan akan stakeholdernya (shareholders, kreditor,
bereaksi pada waktu pengumuman tersebut konsumen, supplier, pemerintah, masyarakat,
diterima oleh pasar, walaupun pengumuman analis dan pihak lain). Dengan demikian,
tersebut mengandung sinyal positif maupun keberadaan suatu perusahaan sangat
negatif (Supranto, 2000). dipengaruhi oleh dukungan yang diberikan
Jika pengumuman informasi tersebut oleh stakeholder kepada perusahaan
sebagai sinyal baik (good news) bagi investor, tersebut. Proses mendirikan, membangun dan
maka terjadi perubahan dalam harga saham, mempertahankan keberadaan perusahaan
seharusnya harga saham akan mengalami adalah hal yang tidak mudah dilakukan. Oleh
kenaikan. Begitu pula sebaliknya jika karena itu perusahaan perlu menciptakan
pengumuman informasi tersebut sebagai strategi demi keberlanjutan hidup perusahaan
sinyal buruk (bad news) bagi investor, maka itu sendiri. Menjaga hubungan baik antara
terjadi perubahan dalam harga saham, perusahaan dengan para pemangku
seharusnya harga saham akan mengalami kepentingan merupakan salah satu strategi
penurunan (Supranto, 2000). perusahaan (Ghozali dan Chariri, 2007).
Sinyal yang diberikan oleh perusahaan 2.3 Corporate Social Responsibility
terkait dengan kualitas manajemen CSR merupakan tanggungjawab
perusahaan dapat diupayakan melalui perusahaan untuk berperilaku secara etis
pengungkapan aktivitas CSR (Gray et. al., sesuai dengan nilai-nilai/norma-norma
2005). Ciri perusahaan yang berkualitas dan peraturan hukum yang berlaku, untuk
tinggi lebih memanfaatkan akuntansi meningkatkan kesejahteraan. Dengan kata

12 PERANAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE SEBAGAI PEMODERASI CORPORATE SOCIAL


RESPONSIBILITY TERHADAP NILAI PERUSAHAAN
lain CSR menuntut sebuah perusahaan dewan komisaris dan pertemuan dengan board
untuk bertanggungjawab kepada para of director. Sedangkan external mechanisms
pemangku kepentingan dan melaporkan adalah cara mempengaruhi perusahaan selain
keberlangsungan bisnis perusahaan secara dengan menggunakan mekanisme internal,
sukarela (voluntary). seperti pengendalian oleh perusahaan dan
Menurut The World Business Council pengendalian pasar.
for Sustainable Development, CSR merupakan Mekanisme GCG yang digunakan
komitmen untuk memberikan kontribusi dalam penelitian ini adalah proporsi dewan
bagi pembangunan ekonomi berkelanjutan komisaris independen dan jumlah anggota
melalui kerjasama dengan karyawan, komite audit. Adanya peran dewan komisaris
komunitas setempat, dan masyarakat untuk dalam melaksanakan fungsi pengawasan
meningkatkan kualitas kehidupan. ISO dapat mempengaruhi pihak manajemen
26000 mendefinisikan CSR sebagai bentuk dalam menyusun laporan keuangan sehingga
tanggungjawab sebuah organisasi yang dapat diperoleh suatu laporan laba yang
diwujudkan dalam pengambilan keputusan berkualitas (Boediono, 2005). Sama halnya
dan kegiatan pada masyarakat dan lingkungan dengan peran komite audit yang mempu-
melalui transparansi dan perilaku yang etis, nyai peran penting dan strategis dalam hal
yaitu konsisten dengan pembangungan yang memelihara kredibilitas proses penyusu-
berkelanjutan dan kesejahteraan sosial sesuai nan laporan keuangan, menjaga terciptanya
dengan harapan stakeholders, norma dan sistem pengawasan perusahaan yang mema-
peraturan hukum yang diterima secara luas dai serta dilaksanakannya GCG yang baik.
dan terintegrasi dalam sebuah organisasi. Sebagai pelaksana tertinggi di peru-
Dengan demikian, konsep CSR melibatkan sahaan, dewan komisaris mempunyai hak
tanggungjawab kemitraan antara pemerintah, untuk mempengaruhi luas pengungkapan
perusahaan, dan komunitas masyarakat, tanggungjawab sosial dan lingkungan peru-
karyawan, lingkungan, customer yang bersifat sahaan. Pelaksanaan tugas dewan komisa-
aktif dan dinamis. ris dapat dibantu oleh komite-komite yang
CSR adalah mekanisme bagi dibentuknya. Komite audit adalah salah satu
suatu organisasi untuk secara sukarela bagian dari komite tersebut, yang bertugas
mengintegrasikan perhatian terhadap secara terpisah dengan dewan komisaris
lingkungan dan sosial ke dalam operasinya dan bertanggungjawab dalam pengawasan
dan interaksinya dengan stakeholders, yang secara keseluruhan (FCGI, 2005).
melebihi tanggungjawab organisasi di bidang Syarat dari komite audit adalah indi-
hukum (Darwin, 2006). Pertanggungjawaban vidu mandiri yang tidak terlibat dalam kes-
sosial perusahaan diungkapkan di dalam eharian tugas manajemen pengelola peru-
laporan yang disebut Sustainability Reporting. sahaan, berpengalaman dalam pelaksanaan
2.4 Good Corporate Governance fungsi pengawasan secara efektif. Kemandi-
Walsh dan Schward, 1990 dalam rian yang dimaksud adalah komite audit
Sabeni, 2005 menjelaskan bahwa GCG adalah harus menjaga integritas dan harus objektif
peraturan, prosedur dan hubungan yang jelas dalam memberikan rekomendasi yang diaju-
diantara pihak pengambil keputusan dengan kan, karena akan lebih adil, tidak memihak
pihak yang melakukan pengawasan terhadap serta ojektif dalam menangani suatu mas-
keputusan tersebut. Sehingga arah dari alah (FCGI, 2005).
mekanisme GCG adalah untuk mengawasi 2.5 Pengembangan Hipotesis
dan menjamin jalannya sistem governance Terdapat tiga dimensi dalam aktivitas
suatu organisasi. CSR, antara lain dimensi ekonomi, sosial
Secara umum mekanisme yang dapat dan lingkungan hidup. Aktivitas tersebut
mengendalikan perilaku manajemen atau merupakan bagian dari tanggungjawab dan
sering disebut mekanisme corporate governance kepedulian perusahaan terhadap lingkungan
menurut Lins dan Warnock (2004) dalam Fala sekitar perusahaan. Prior (2008) membukti-
(2007) dapat diklasifikasikan ke dalam dua kan bahwa jika aktivitas CSR dilakukan oleh
kelompok, yaitu internal mechanisms dan perusahaan maka akan meningkatkan citra
external mechanisms. Internal mechanisms perusahaan di mata publik sehingga nilai
adalah cara untuk mengendalikan perusahaan perusahaan akan meningkat.
dengan menggunakan struktur dan proses Hal tersebut sejalan dengan peneli-
internal seperti rapat umum pemegang saham tian yang dilakukan oleh Latupono dan An-
(RUPS), komposisi dewan direksi, komposisi dayani (2015), Lestari dan Fidiana (2015),
Vol.8 No.2, SEPTEMBER 2018 Jurnal Riset Akuntansi JUARA 13
Nahda dan Harjito (2011), Rustiarini (2010), sampel yang digunakan adalah sebagai beri-
yang membuktikan bahwa CSR berpengaruh kut: 1) menerbitkan annual report pada peri-
positif signifikan terhadap nilai perusahaan. ode tahun 2012-2016 secara terturut-turut;
Sehingga hipotesis pertama dalam penelitian 2) menggunakan kurs rupiah dalam penya-
ini adalah: jian laporan keuangan; 3) kelengkapan data
H1 : CSR berpengaruh positif signifikan ter- terkait dengan variabel-variabel yang digu-
hadap nilai perusahaan. nakan dalam penelitian terpenuhi.
Dewan komisaris independen memiliki Variabel-variabel yang digunakan da-
wewenang untuk mengawasi dan memberi- lam penelitian ini antara lain CSR sebagai
kan petunjuk dan arahan pada pengelola pe- variabel independen, GCG sebagai variabel
rusahaan sehingga dewan komisaris dapat pemoderasi dan nilai perusahaan sebagai
memberikan pengaruh yang cukup kuat un- variabel dependen. Menurut Lin, et. al. (2015)
tuk menekan manajemen untuk mengung- pengukuran CSR di sejumlah studi teoritis
kapkan tanggungjawab sosial dan lingkun- dan empiris di banyak objek berbeda-beda.
gan. Dengan mengungkapkan informasi CSR dalam penelitian ini, diukur menggu-
lingkungan perusahaan, citra perusahaan nakan CSR indeks, adapun pengukuran CSR
akan semakin baik (Gray et al., 1988 dalam indeks dengan:
Anggraini, 2006). Jika citra perusahaan se-
makin meningkat maka nilai perusahaan
akan semakin meningkat.
Argumentasi tersebut sesuai dengan Pengukuran GCG diwakili oleh propor-
hasil penelitian Putri, et. al. (2015), Rustia- si dewan komisaris independen dan jumlah
rini (2010), Sitepu dan Hasan (2008), serta anggota komite audit. Pengukuran proporsi
Coller dan Gregory (1999), dengan demikian dewan komisaris independen dengan mem-
hipotesis kedua dari penelitian ini adalah: bandingkan antara jumlah dewan komisaris
H2: Dewan komisaris independen mem- independen dibagi dengan jumlah total de-
perkuat pengaruh positif CSR terhadap wan komisaris. Sedangkan pengukuran jum-
nilai perusahaan. lah anggota komite audit adalah total jum-
Komite audit memiliki tanggung- lah anggota komite audit dalam satu periode
jawab untuk melakukan pengawasan secara akuntansi.
menyeluruh. Sehingga komite audit memili- Nilai perusahaan dimaksud diproksi
ki pengaruh dalam pengambilan keputusan melalui Tobin’s Q. Tobin’s Q dihitung dengan
berkaitan dengan aktivitas CSR. Hal ini se- rumus:
suai dengan pernyataan dari Utomo (2000)
yang mengungkapkan bahwa praktik dan
pengungkapan CSR merupakan konsekuen- Dimana:
si logis dari implementasi konsep GCG. Se- Q = nilai perusahaan
hingga pengungkapan CSR mencerminkan MVE = harga penutupan dikali dengan
pendekatan adaptive dari perusahaan dalam jumlah saham yang beredar
menghadapi lingkungan yang multidimensi DEBT = total hutang perusahaan
(Cowen, et. al, 1987). TAP = total asset perusahaan
Hal tersebut juga di dukung oleh hasil WarpPLS 4.0 digunakan sebagai metode
penelitian dari Rustiarini (2010). Berdasar- analisis data. PLS (Partial Least Square) ada-
kan penjelasan tersebut, maka hipotesis ke- lah analisis persamaan struktural (SEM)
tiga dalam penelitian ini adalah: berbasis varian yang secara simultan dapat
H3: Jumlah anggota komite audit mem- melakukan pengujian model pengukuran
perkuat pengaruh positif CSR terhadap sekaligus pengujian model struktural. Mod-
nilai perusahaan. el pengukuran digunakan untuk uji validitas
dan reabilitas, sedangkan model struktural
III. METODE PENELITIAN digunakan untuk uji kausalitas (pengujian
Seluruh perusahaan pertambangan hipotesis dengan model prediksi). Keunggu-
yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) lan-keunggulan dari PLS adalah antara lain:
antara periode tahun 2012-2016 dijadikan 1) PLS mampu memodelkan banyak variabel
sebagai populasi dalam penelitian ini. Un- dependen dan variabel independen (model
tuk mendapatkan sampel yang representatif, komplek), 2) hasil tetap kokoh meskipun ter-
metode purposive sampling digunakan den- dapat data yang tidak normal, 3) dapat digu-
gan kriteria yang telah ditetapkan. Kriteria nakan pada konstruk reflektif dan formatif,

14 PERANAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE SEBAGAI PEMODERASI CORPORATE SOCIAL


RESPONSIBILITY TERHADAP NILAI PERUSAHAAN
4) dapat digunakan pada sampel yang kecil, perusahaan. Artinya pengujian mampu me-
5) tidak mensyaratkan data berdistribusi se- nerima hipotesis kedua. Nilai koefisien jalur
cara normal, 6) dapat digunakan pada data untuk moderasi dewan komisaris indepen-
dengan tipe skala yang berbeda, yaitu: nomi- den terhadap Corporate Social Responsibil-
nal, ordinal, dan kontinus. ity pada nilai perusahaan diperoleh nilai
koefisien jalur positif sebesar 0,227, berar-
IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ti semakin banyak proporsi dewan komisa-
Indonesia Capital Market Directory ris independen maka semakin memperkuat
(ICMD) 2016 memberikan informasi bahwa pengaruh Corporate Social Responsibility
jumlah perusahaan pertambangan yang list- yang diungkapkan oleh perusahaan, maka
ing di BEI sebanyak 41 perusahaan. Namun nilai perusahaan akan semakin meningkat.
demikian, hanya sebanyak 10 perusahaan Temuan penelitian ini mendukung peneli-
terpilih menjadi sampel karena memenuhi tian Putri, et. al. (2015), Rustiarini (2010),
kriteria yang telah ditetapkan. Observasi se- Sitepu dan Hasan (2008), serta Coller dan
lama tahun 2012-2016 sebanyak 50 annu- Gregory (1999).
al report. Daftar sampel tersaji pada tabel 1 4.3 Jumlah Komite Audit Memperkuat
(lampiran). Pengaruh Positif Corporate Social
4.1 Pengaruh Corporate Social Responsi- Responsibility terhadap Nilai Peru-
bility terhadap Nilai Perusahaan sahaan
Tabel 2 (lampiran) menyajikan hasil penguji- Pada tabel 2 (lampiran), hasil pengujian
an Corporate Social Responsibility terhadap pengaruh moderasi jumlah komite audit ter-
nilai perusahaan, diperoleh hasil signifikansi hadap Corporate Social Responsibility pada
sebesar <0,046 dan nilai beta (koefisien jalur) nilai perusahaan diperoleh hasil signifikan-
bernilai positif sebesar 0,165. Hal ini berar- si sebesar <0,027 dan pada nilai b (koefisien
ti bahwa terdapat pengaruh positif dan sig- jalur) bernilai positif sebesar 0,191. Hal ini
nifikan antara Corporate Social Responsibility berarti bahwa jumlah komite audit mem-
terhadap nilai perusahaan. Artinya hipotesis perkuat pengaruh positif Corporate Social Re-
pertama dalam penelitian ini dapat dibukti- sponsibility terhadap nilai perusahaan. Dari
kan. Semakin tinggi pengungkapan Corpo- hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa ha-
rate Social Responsibility yang dilakukan oleh sil pengujian mampu menerima hipotesis ke-
perusahaan, maka akan menaikkan nilai pe- tiga. Nilai koefisien jalur untuk peran moder-
rusahaan. Hasil penelitian ini sejalan dengan asi jumlah komite audit terhadap Corporate
Prior (2008) yang membuktikan bahwa jika Social Responsibility dan nilai perusahaan
aktivitas CSR dilakukan oleh perusahaan mempunyai nilai positif sebesar 0,191, yang
maka akan meningkatkan citra perusahaan memberikan pengertian bahwa semakin
di mata publik sehingga nilai perusahaan banyak jumlah anggota komite audit, maka
akan meningkat. Selain hal tersebut, hasil semakin tinggi pengungkapan CSR perusa-
penelitian ini juga sejalan dengan penelitian haan maka semakin tinggi nilai perusahaan.
Latupono dan Andayani (2015), Lestari dan Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian
Fidiana (2015), Nahda dan Harjito (2011), Rustiarini (2010) dan Utomo (2000).
Rustiarini (2010), yang membuktikan bahwa
CSR berpengaruh positif signifikan terhadap V. KESIMPULAN, KETERBATASAN
nilai perusahaan. PENELITIAN, DAN SARAN
4.2 Proporsi Dewan Komisaris Indepen- Benang merah dari penelitian ini ada-
den Memperkuat Pengaruh Positif lah CSR berpengaruh positif signifikan terha-
Corporate Social Responsibility ter- dap nilai perusahaan dan GCG memperkuat
hadap Nilai Perusahaan pengaruh CSR terhadap nilai perusahaan.
Hasil pengujian Corporate Social Re- Hal ini mengindikasikan bahwa perusahaan
sponsibility terhadap nilai perusahaan yang harus melaksanakan CSR, karena dengan
dimoderasi oleh proporsi dewan komisaris melaksanakan CSR berdampak pada pen-
independen tersaji dalam tabel 2 (lampiran), ingkatan nilai perusahaan. Selain hal terse-
diperoleh hasil signifikansi sebesar <0,011 but perusahaan juga harus melaksanakan
dan pada nilai beta (koefisien jalur) bernilai GCG karena dengan GCG akan memperkuat
positif sebesar 0,227. Hal ini berarti bahwa pengaruh CSR yang pada akhirnya akan ber-
terdapat proporsi dewan komisaris indepen- dampak pada peningkatan nilai perusahaan.
den memperkuat pengaruh positif antara Adapun keterbatasan dari penelitian ini yai-
Corporate Social Responsibility terhadap nilai tu: 1) sampel yang digunakan dalam pene-
Vol.8 No.2, SEPTEMBER 2018 Jurnal Riset Akuntansi JUARA 15
litian ini hanya perusahaan pertambangan rate Governance). Jakarta.
saja sehingga hasil penelitian ini tidak bisa Freeman, R.E., and J. McVea. 2001. A Stake-
mengeneralisasi ke seluruh perusahaan holder Approach to Strategi Manage-
yang terdaftar di BEI; 2) pengukuran CSRD ment, http://www.ssrn.com.
menggunakan indeks dengan cara melaku- Ghozali, Imam dan Chariri, Anis. 2007. Teori
kan check list sehingga unsur subjektifitas Akuntansi. Badan Penerbit Universitas
dalam pengukuran akan mempengaruhi pe- Diponegoro: Semarang.
nilaian. Oleh karena itu, maka saran untuk Ghozali, Imam. 2009. Aplikasi Analisis Multi-
penelitian di masa mendatang adalah: 1) variate dengan Program SPSS. Cetakan
sampel yang dipilih tidak hanya fokus pada IV. Semarang: Badan Penerbit Univer-
satu jenis perusahaan agar hasil peneli- sitas Diponegoro
tian dapat mengeneralisasi seluruh perusa- Gray, R. 2005. Taking a Long View on What
haan yang terdaftar di BEI, 2) menggunakan We Now Know About Social and Envi-
metode pengukuran lainnya sehingga pe- ronmental Accountability and Report-
nilaian indeks dapat secara obyektif. ing, Electronic Journal of Radical Organ-
isation Theory, Vol. 9, pp. 1-31.
Referensi Gunawan dan Utami. 2008. Peranan Corpo-
Anggraini, Fr Reni Retno. 2006. “Pengungka- rate Social Responsibility dalam Nilai
pan Informasi Sosial dan Faktor-faktor Perusahaan. Jurnal Akuntansi dan
yang Mempengaruhi Pengugkapan In- Keuangan, Volume 7, Nomor 2.
formasi Sosial dalam Laporan Keuan- Hidayati, dan Sri, M. 2009. Pengaruh Pen-
gan Tahunan (Study Empiris Pada Pe- gungkapan Corporate Social Responsi-
rusahaan-perusahaan yang Terdaftar bility terhadap Earningss Response Co-
di Bursa Efek Jakarta)”. Simposium efficient pada Perusahaan High Profile.
Nasional Akuntansi IX. Padang. Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 11,
Boediono, Gideon. 2005. “Kualitas Laba: No. 1.hal 1–18.
Studi Pengaruh Mekanisme Corporate Hill, C.W. and Jones, T.M. 1992. “Stakehold-
Governance dan Dampak Manajemen er Agency Theory”, Journal of Manage-
Laba dengan Menggunakan Analisis ment Studies, Vol. 29, pp. 131-154.
Jalur”. Simposium Nasional Akuntansi Latupono, S. S. dan Andayani. 2015. Pen-
VIII. Solo. garuh Corporate Social Responsibility
Collier, P., and A. Gregory, 1999. Audit Com- Terhadap Nilai Perusahaan: Good Cor-
mittee Activity and Agency Costs, Jour- porate Governance Variabel Moderat-
nal of Accounting and Public Policy, Vol ing. Jurnal Ilmu dan Riset Akuntansi,
18 (4-5) pp 311–332. Vol. 4 No. 8.
Cowen, et. al. 1987., The Impact of Corporate Lestari, H. M. dan Fidiana. 2015. Pengaruh
Characteristics on Social Responsibil- Corporate Social Responsibility Terha-
ity Disclosure Typology and Frequen- dap Nilai Perusahaan Dengan Profit-
cy-Based Analysis. Accounting, Or- abilitas Sebagai Variabel Pemoderasi.
ganizations and Society, Vol.12 No.2. Jurnal Ilmu dan Riset Akuntansi, Vol. 4
pp.111-122. No. 12.
Darwin, A. 2006. Akuntabilitas, Kebutuhan, Lin, C.S., Chang, R.Y., Dang, V.T. 2007.
Pelaporan dan Pengungkapan CSR “Stakeholder influence capacity and
Bagi Perusahaan di Indonesia, Eco- the variability of financial returns to
nomics Business Accounting Review, corporate social responsibility.” Acad.
Departemen Akuntansi FEUI, Edisi III, Manag. Rev. Arch, 32, 794–816.
83-95. Mulyadi. 2003. Akuntansi Manajemen: Kon-
Fala, Dwi Yana Amalia S. 2007. “Pengaruh sep, manfaat dan rekayasa. (Edisi 3).
Konservatisma Akuntansi terhadap Pe- Penerbit Salemba Empat: Jakarta.
nilaian Ekuitas Perusahaan Dimoder- Murwaningsari, Etty 2009. ”Hubungan Cor-
asi oleh Good Corporate Governance”. porate Governance, Corporate Social
Simposium Nasional Akuntansi X, Responsibilities Dan Corporate Finan-
Makasar. cial Performance Dalam Satu Continu-
Forum Corporate Governance Indonesia um”. Jurnal Akuntansi Dan Keuangan,
(FCGI). 2005. Peranan Dewan Komis- Vol. 11 (1) : 30-41.
aris dan Komite Audit dalam Pelaksa- Nahda, K. dan Harjito, D. A. 2011. Pengaruh
naan Tata Kelola Perusahaan (Corpo- Corporate Social Responsibility Terha-

16 PERANAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE SEBAGAI PEMODERASI CORPORATE SOCIAL


RESPONSIBILITY TERHADAP NILAI PERUSAHAAN
dap Nilai Perusahaan Dengan Corpo- tal Disclosure, Corporate Governance
rate Governance Sebagai Variabel Mod- and Earnings Management”, Manageri-
erasi. Jurnal Siasat Bisnis, Vol. 15 No. al Auditing Journal, Vol. 25 Iss: 7, pp.
1. 679-700.
Organisation For Economic Co-operation Supranto, J. 2000. Statistik (Teori dan Ap-
And Development (OECD) Principles of likasi). Edisi Keenam Erlangga: Jakar-
Corporate Governance. 2004. ta.
Prior, D., Surroca, J. and Tribo, J.A. 2008. Utomo, Muhammad Muslim. 2000. Praktek
Are Socially Responsible Managers Re- Pengungkapan Sosial pada Laporan Ta-
ally Ethical? Exploring the Relationship hunan Perusahaan di Indonesia. Studi
Between Earnings Management and Perbandingan antara Perusahaan-pe-
Corporate Social Responsibility, Corpo- rusahan High-profile dan Low-profile.,
rate Governance: An International Re- Simposium Nasional Akuntansi II.
view 16(3): 443-459. Zuhroh, D dan Heri. 2003., Analisis Pen-
Putri, A.K., Sudarma, M., dan Purnomosidhi, garuh luas Pengungkapan Sosial da-
B. 2016. Pengaruh Corporate Social Re- lam Laporan Tahunan Perusahaan
sponsibility Terhadap Nilai Perusahaan Terhadap Reaksi Investor, Simposium
Dengan Ukuran Perusahaan dan Jum- Nasional Akuntansi VI.
lah Dewan Komisaris Sebagai Variabel http://www.idx.co.id
Pemoderasi (Studi Pada Perusahaan http://www.globalreporting.org
Manufaktur Yang Terdaftar Bursa Efek
Indonesia). Jurnal Aplikasi Manajemen, LAMPIRAN
Vol. 14 No. 2.
Retno dan Priantinah. 2012. Pengaruh Good
Corporate Governance dan Pengung-
kapan Corporate Social Responsibility
terhadap Nilai Perusahaan (Studi Em-
piris Pada Perusahaan Yang Terdaftar
di Bursa Efek Indonesia periode 2007–
2010). Jurnal Nominal, Volume I, No-
mor I.
Rustiarini, N.W. 2010. Pengaruh Corporate
Governance pada Hubungan Corporate
Social Responsibility dan Nilai Peru-
sahaan. Jurnal Ilmiah Akuntansi dan
Bisnis, Vol 6, No. 1.
Sabeni, Arifin. 2005. “Peran Akuntan Dalam
Menegakkan Prinsip Good Corporate
Governance (Tinjauan Perspektif Agen-
cy Theory)”, Pidato Pengukuhan Guru
Besar, Fakultas Ekonomi Universitas
Diponegoro.
Sitepu, A.C., dan Hasan, B.S. 2008. Fak-
tor-Faktor yang Mempengaruhi Pe-
ngungkapan Informasi Sosial dalam
Laporan Tahunan pada Perusahaan
Manufaktur yang Terdaftar Di Bursa
Efek Jakarta. Jurnal Akuntansi 19:01–
09.
Sugiyono. 2007, Statistik Untuk Penelitian,
Alfabeta: Bandung.
Sun, N., Salama, A., Hussainey, K., and Hab-
bash, M. 2010 “Corporate Environmen-

Vol.8 No.2, SEPTEMBER 2018 Jurnal Riset Akuntansi JUARA 17

Anda mungkin juga menyukai