Anda di halaman 1dari 36

Tim Pengajar Bahasa Indonesia

POLITEKNIK KEUANGAN NEGARA STAN


2020
1. Kedisiplinan
Berdisiplin dengan bergembira.
2. Kesantunan
Maju dengan beretiket.
3. Kesiapan
Kuliah dengan bersemangat.
Telah Tersedia
1. Kamus Besar Bahasa Indonesia
(KBBI) Edisi V Versi Luring dan
Daring
2. Pedoman Umum Ejaan Bahasa
Indonesia Edisi IV (PDF)
3. Ejaan Seri Penyuluhan (PDF)
4. Kalimat Seri Penyuluhan (PDF)
5. Paragraf Seri Penyuluhan (PDF)
1. Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia Edisi Keempat
(Badan Bahasa/di Internet)
2. Seri Penyuluhan Ejaan (Sriyanto/di Internet)
3. Seri Penyuluhan Bentuk dan Pilihan Kata (Mustakim/di Internet)
4. Seri Penyuluhan Kalimat (S.S.T. Wisnu Sasangka/di Internet)
5. Seri Penyuluhan Paragraf (Suladi/di Internet)
6. Peggunaan Bahasa Indonesia dalam Surat Dinas (E.
Zaenal Arifin/PT Media Sarana Perkasa)
7. Penggunaan Bahasa Indonesia dalam Karya Tulis Ilmiah E.
Zaenal Arifin/PT Media Sarana Perkasa)
8. Terampil Pidato (Asul Wiyanto/Grasindo)
9. Terampil Diskusi (Asul Wiyanto/Grasindo)
10. Himupunan Peraturan Mahasiswa STAN
1) Kebanggaan
Mengedepankan BI dalam komunikasi yang
lingkupnya nasional.
2) Kesetiaan
Tidak akan melupakan BI meskipun dalam era
global.
3) Kesadaran terhadap Kaidah
Tetap memperhatikan kaidah atau norma bahasa
dalam berkomunikasi, baik lisan maupun tulis.
Sebagai bangsa yang besar dengan
jumlah bahasa daerah yang besar juga,
yakni lebih dari 700 bahasa daerah, kita
menyepakati satu bahasa, yaitu bahasa
Indonesia, sebagai bahasa nasional dan
bahasa negara. Bandingkan hal itu
dengan negara, misalnya, Singapura,
Suriname, atau Afrika Selatan.
In
Kedudukan Bahasa Indonesia
1. Bahasa Indonesia lahir tahun 1928.
2. Bahasa Indonesia dikukuhkan sebagai
bahasa negara tahun 1945.
Kondisi Kebahasaan di Indonesia
1. Bahasa Indonesia
2. Bahasa Daerah (lebih dari 700)
3. Bahasa Asing
Pengaruh Positif
Memperkaya khazanah kata bahasa
Indonesia.
Contoh: tenteram, gerebek, unggah
unduh,anjangsana, terima, bisa
dan imbau (benar)
Pengaruh Negatif
Memengaruhi tata bahasa
Indonesia.
Contoh: pagelaran, panutan
salaman, kenalan
jualan (salah)
Pengaruh Positif
Memperkaya khazanah kata bahasa
Indonesia.
Contoh: saat, waktu, taat, dongkrak
bengkel, bakwan, centeng
kemeja, gereja, situasi, nasional
instruksi, dan program
Pengaruh Negatif
Bahasa asing, terutama
bahasa Inggris,
menggantikan bahasa
Indonesia pada
posisi yang tidak semestinya.
Contoh:
1. Nama-Nama Acara di Media Massa
2. Bahasa dalam Iklan
3. Bahasa Para Petinggi Negara
Dampak negatif secara umum adalah
bahwa banyak orang yang kurang
peduli terhadap bahasanya sendiri.
Salah dalam berbahasa Indonesia
dianggap hal yang biasa.
Kesalahan Umum
1. Tataran Kata
ijin/izin* hisap/isap*
supir/sopir* taqwa/takwa*
*asas/azas samudera/samudra*
*antre/antri *pikir/fikir
*konkret/kongkrit bernafas/bernapas*
*kongres/konggres resiko/risiko*
contek/sontek* *utang/hutang
sekedar/sekadar* ampibi/amfibi*
• *saksama/seksama *dakwah/da’wah
• * Kata yang baku.
Diskusi Kelompok 1
Mana yang baku?
katagori/kategori jaman/zaman
hakekat/hakikat sistem/sistim
nasehat/nasihat khasanah/khazanah
lembab/lembap November/Nopember
kuatir/khawatir rejeki/rezeki
karisma/kharisma andal/handal
seriawan/sariawan
Tataran Kalimat
Salah
1) Belok kiri jalan terus.
2) Naik sepeda harus turun.
3) Bus ini full AC, musik, dan toilet.
4) Dilarang meludah dan merokok di atas bus.
5) Dilarang membuang benda apa pun ke dalam
kloset.
Benar
1) Yang belok kiri langsung.
2) Pengendara sepeda harus turun.
3) Bus ini full AC, musik, dan ada toilet.
4) Dilarang meludah dan merokok di dalam bus.
5) Dilarang membuang sampah, seperti tisu atau
pembalut, ke dalam kloset.
2. Kedudukan dan Fungsi
Bahasa Indonesia

1) Bahasa Nasional
Sumpah Pemuda, 28 Oktober 1928
a. Lambang Jati diri Bangsa
b. Lambang Kebanggaan Bangsa
c. Alat Pemersatu Bangsa
d. Alat Perhubungan Antarbudaya
dan Antardaerah
2) Bahasa Negara (UUD 1945)
a. Bahasa resmi Kenegaraan
b. Bahasa Pengantar Resmi di Lembaga
Pendidikan
c. Bahasa Resmi dalam Perhubungan Tingkat
Nasional
d. Bahasa Resmi dalam Pengembangan
Kebudayaan Nasional
e. Bahasa Resmi dalam Pengembangan Iptek
f. Bahasa Media Massa
g. Pendukung Sastra Indonesia
h. Pemerkaya Bahasa dan Sastra Daerah
LISAN BAKU

MEDIA TULIS TIDAK BAKU

DIALEK

TERPELAJAR
3. RAGAM PENUTUR
BAHASA
RESMI

TIDAK RESMI

ILMU

HUKUM

POKOK
NIAGA
PERSOALAN

SASTRA

dsb.
BAHASA INDONESIA
YANG BAIK DAN BENAR?

SITUASI KOMUNIKASI KAIDAH


Bahasa yang sesuai dengan kebutuhan
komunikasi berarti bahwa dalam
komunikasi resmi memang dituntut
penggunaan bahasa standar. Namun,
dalam komunikasi yang tidak resmi tidak
dituntut penggunaan bahasa standar.
Di samping itu, bahasa yang baik terkait
dengan penggunaan bahasa yang
indah dalam ekspresi seni atau ragam
bahasa lain yang memerlukannya.
Sementara itu, bahasa yang benar
adalah bahasa yang sesuai dengan
kaidah.
KAIDAH?

1) TATA BUNYI

2) TATA BENTUK KATA/ISTILAH

3) TATA KALIMAT

4) TATA TULIS
Secara umum ada tiga hal yang perlu
diperhatikan yang terkait dengan lafal dalam
bahasa Indonesia, yaitu sebagai berikut.

1. Singkatan dari bahasa apa pun yang


dipakai dalam konteks bahasa Indonesia
dilafalkan seperti nama abjad bahasa
Indonesia.
2. Akronim dari bahasa asing dilafalkan
seperti atau mendekati lafal aslinya.
3. Kata bahasa Indonesia dilafalkan seperti
tulisannya.
B.B.A. WBA UNHCR IMF UNICEF
M.B.A. WBC AC CIA UNESCO
DO WBF ACC GMT UFO
KO WHO CC LC ILO
TKO WTO B.Sc. IQ NATO
SW HP M.Sc. MTQ AIDS
MW USG BBC Ph.D. UNTAET
LW DNA CGI
UHF PLO FBI
PELAFALAN KATA
maksimum terampil telantar
minimum tenteram telanjur
unit gerebek telentang
universal granat
komputer gravitasi
pascapanen gratis
Pembentukan kata dengan imbuhan yang sering salah
adalah pengimbuhan kata dengan awalan meng-.
Sehubungan dengan itu, ada tiga kaidah yang perlu
diperhatikan, yaitu sebagai berikut.

1. Konsonan s, p, t, dan k pada awal kata dasar luluh


apabila kata dasar itu mendapat awalan meng-.
2. Konsonan rangkap atau gabungan huruf konsonan
pada bentuk tidak luluh apabila bentuk dasar itu
mendapat awalan meng-.
3. Awalan meng- menjadi menge- apabila bergabung
dengan kata dasar bersuku satu.
mensukseskan
sukses
menyukseskan*
memarkir*
parkir
memparkir
menargetkan*
target
mentargetkan
kait mengkaitkan
mengaitkan*
menstabilkan*
stabil
menyetabilkan
memprogram*
program
memrogram
transfer mentransfer*
menransfer
mengkredit*
kredit
mengeridit
mengebom*
bom
membom
membor
bor
mengebor*
cat mengecat*
mencat
tes mengetes*
mentes
Aturan tata tulis dapat kita pelajari
dalam Pedoman Umum Ejaan
Bahasa Indonesia (PUEBI). Anda
harus mengunduh dan
mempelajarinya secara saksama.
Selanjutnya, cermati contoh berikut.
A/n a/n a.n.*
U/b u/b. u.b.*
s/d sd. s.d.*
P.T. PT. PT*
C.V. CV. CV*
N.I.P. NIP. NIP*
ujicoba uji coba*
terimakasih terima kasih*
nondivisi* non divisi
subbidang* sub bidang
dasawarsa* dasa warsa
semiresmi* semi resmi
*antarnasabah/antar nasabah/antar-nasabah
*antarpegawai/antar pegawai/antar-pegawai
*tunakarya/tuna karya/tuna-karya

kerjasama/kerja-sama/kerja sama*
bekerjasama/bekerja-sama/bekerja sama*
*beri tahu/beritahu
*beri tahukan/beritahukan

Jum’at/Jumat*
do’a/doa*
taqwa/takwa*
Struktur kalimat dianggap lengkap
jika sekurang-kurangnya terdiri atas
dua unsur: subjek (S) dan predikat
(P) dan dalam kalimat tertentu
ditambah objek (O) dan/atau
pelengkap (Pel.). Adapun unsur
keterangan bukan merupakan unsur
wajib dalam struktur kalimat. Berikut
ini diberikan contohnya.
Salah
1. Bagi calon jemaah haji Indonesia yang akan
berangkat ke tanah suci harus memiliki
paspor.
2. Kepada mahasiswa yang berprestasi akan
diberi penghargaan.
3. Di kampus kita sering mengadakan pelatihan
bahasa jurnalistik.
4. Menurut anggota DPR, menyatakan bahwa
masalah itu sudah dianggap selesai.
(Isinya dapat dimengerti, tetapi struktur
kalimatnya salah.)
Perbaikannya
1. Jemaah calon haji Indonesia yang akan
berangkat ke tanah suci harus memiliki
paspor.
2. Mahasiswa yang berprestasi akan diberi
penghargaan.
3. Kampus kita sering mengadakan pelatihan
bahasa jurnalistik.
4. Menurut anggota DPR, masalah itu sudah
dianggap selesai.

Anda mungkin juga menyukai