DISUSUN
O
L
E
H
NURUL RAHMA
17567
XII MIPA 4
SMAN 1 PINRANG
I. Identitas Buku
1. Fujinkai
Nyonya Sastra akan mengadakan rapat a. Tema : Rapat
di kampung A sehingga ia terlihat
sangat sibuk. Nyonya Sastra b. Alur : Alur Linear karna ceritanya berdasarkan urutan
mempersilahkan para anggota rapat waktu terjadinya (kronologi) yaitu saat dimulainya rapat
untuk mengambil tempat duduk agar sampai selesai. Adapun bagian-bagian dari cerpen
merasa nyaman pada saat proses rapat. tersebut, yaitu :
Nyonya Sastra membicarakan banyak Pengenalan : Nyonya Sastra adalah ketua dari organisasi
hal dalam rapat tersebut hingga banyak fujinkai yang juga sebagai pimpinan rapat yang digelar di
anggota yang mulai merasa bosan. Para kampong A. Ia adalah seseorang yang disiplin dan memiliki
anggota rapat mulai merasa bosan karna hati nurani yang tulus.
Nyonya Sastra yang begitu bertele-tele
dalam rapat. Nyonya Waluyo langsung Konflik : Nyonya Sastra mempersilahkan para anggota
mengundurkan diri mengikuti rapat rapat untuk mengambil tempat duduk agar merasa nyaman
yang terlalu lama dan ia keluar sambil pada saat proses rapat. Nyonya Sastra membicarakan
mengejek Nyonya Sastra yang banyak hal dalam rapat tersebut hingga banyak anggota
membawakan rapat. Akhirnya Nyonya yang mulai merasa bosan.
Sastra mengatakan tujuannya
Klimaks : Para anggota rapat mulai merasa bosan karna
mengadakan rapat yaitu untuk meminta
Nyonya Sastra yang begitu bertele-tele dalam rapat. Nyonya
sumbangan untuk diberikan kepada
Waluyo langsung mengundurkan diri mengikuti rapat yang
yang lebih membutuhkan. Banyak
terlalu lama dan ia keluar sambil mengejek Nyonya Sastra
anggota rapat yang menyetujui ada pula
yang membawakan rapat.
yang tidak setuju.
c. Penokohan
Nyonya Sastra, pimpinan rapat : wanita berusia 36 tahun
dengan rambut pendek
Nyonya Waluyo, anggota rapat : wanita berusia 38 tahun
dengan kulit coklat manis
Nyonya Salim, anggota rapat : wanita berusia 40 tahun
yang tidak pernah memakai riasan wajah dan berpakaian
sederhana
Nyonya Joko, anggota rapat : wanita berusia 36 tahun,
memiliki warna kulit kuning langsat dan berhijab
Nyonya Surya, anggota rapat : wanita berusia 30 tahun,
dengan warna rambut pirang dan memakai riasan yang
berlebihan
d. Karakter
Nyonya Sastra : disiplin dan memiliki hati nurani yang
tulus
Disipln : tersirat dalam cerita nyonya sastra yang
mematuhi perintah atasannya untuk mengadakan rapat
bersama anggotanya.
Hati nurani yang tulus : terlihat pada saat Nyonya
Sastra meminta sumbangan untuk diberikan kepada yang
membutuhkan.
Nyonya Waluyo : tidak sabaran dan suka mengejek.
Tidak sabaran : terlihat saat Nyonya Waluyo yang
langsung mengundurkan diri mengikuti rapat yang terlalu
lama.
Suka mengejek : dan ia keluar sambil mengejek Nyonya
Sastra yang membawakan rapat.
Nyonya Salim : kekurangan ekonomi.
Kekurangan ekonomi : tergambar dalam cerita saat
Nyonya Salim mengundurkan diri sebagai anggota
fujinkai karna permintaan Nyonya Sastra untuk memberi
seperlima liter setiap harinya, ia merasa itu terlalu berat,
karna kondisi ekonomi keluarganya.
Nyonya Joko : simpatik.
Simpatik : terlihat saat ia menceritakan anaknya yang
bekerja keras setiap hari dan mesti harus ditambah
menanggung karna putusan rapat fujinkai.
Nyonya Surya : sombong.
Sombong : terlihat saat ia menceritakan anaknya dengan
sombongnya saat anaknya pulang dan membawa segala
hasil dari pekerjaannya
f. Latar
g. Amanat
2. Ave Maria
a. Tema : Percintaan
Zulbahri adalah sosok laki-laki yang
gemar membaca buku dan kurang
memperhatikan penampilan. Karna b. Alur yang digunakan yaitu : alur maju dan alur mundur
itulah istrinya Wartini lebih menyukai Alur maju karna dari awal cerita yang mempertemukan
adik dari Zulbahri yaitu Syamsu. antara Zulbahri dengan ayah dan ibu hingga Zulbahri
menyadari kesalahan yang telah dilakukannya, lalu
Usia pernikahan Wartini dan Zulbahri
menatap masa depannya untuk menjadi manusia yang
sudah 8 bulan tetapi mereka tidak
lebih baik, lebih berguna bagi nusa dan bangsanya.
kunjung memiliki keturunan. Pada suatu
Alur mundur dapat diketahui ketika Zulbahri
hari Zulbahri menerima surat bahwa
menceritakan kisahnya (antara Zulbahri, Wartini dan
adiknya Syamsu akan tinggal dengan
Syamsu) secara runtut kepada ayah dan ibu. Adapun
mereka untuk sementara waktu.
bagian-bagian dari cerpen yaitu :
Zulbahri merasa takut karna di masalalu
Pengenalan : Zulbahri adalah sosok laki-laki yang gemar
Wartini dekat dengan Syamsu.
membaca buku dan kurang memperhatikan penampilan.
Hal yang paling ditakuti oleh Zulbahri Karna itulah istrinya Wartini lebih menyukai adik dari
akhirnya terjadi. Wartini sering bermain Zulbahri yaitu Syamsu.
musik bersama Syamsu. Wartini yang Konflik : Usia pernikahan Wartini dan Zulbahri sudah 8
sebelumnya tidak pernah memainkan bulan tetapi mereka tidak kunjung memiliki keturunan.
pianonya kembali memainkannya karna Pada suatu hari Zulbahri menerima surat bahwa adiknya
Syamsu. Syamsupun terpikat oleh Syamsu akan tinggal dengan mereka untuk sementara
Miarti, dan perasaan Miarti kembali waktu. Zulbahri merasa takut karna di masalalu Wartini
muncul terhadap Syamsu dekat dengan Syamsu.
Klimaks : Hal yang paling ditakuti oleh Zulbahri
akhirnya terjadi. Wartini sering bermain musik bersama
Zulbahri yang berada di dalam kamar
Syamsu. Wartini yang sebelumnya tidak pernah
memberanikan diri keluar menghampiri
memainkan pianonya kembali memainkannya karna
Wartini dan Syamsu lalu berkata “Tidak
Syamsu. Syamsupun terpikat oleh Miarti, dan perasaan
syam, bukan maksudku hendak
Miarti kembali muncul terhadap Syamsu
mengatakan kelakuanmu kurang
Penyelesaian : Zulbahri yang berada di dalam kamar
senonoh. Tapi aku hanya hendak
memberanikan diri keluar menghampiri Wartini dan
mengatakan bahwa perasaan hatiku
Syamsu lalu berkata “Tidak syam, bukan maksudku
benar adanya Wartini adalah hakmu.”
hendak mengatakan kelakuanmu kurang senonoh. Tapi
Dengan berat hati Zulbahri
aku hanya hendak mengatakan bahwa perasaan hatiku
menjodohkan Wartini dan Syamsu.
benar adanya Wartini adalah hakmu.” Dengan berat hati
Akhirnya ia masuk kedalam barisan
Zulbahri menjodohkan Wartini dan Syamsu. Akhirnya ia
jibaku untuk mengabdi demi nusa dan
masuk kedalam barisan jibaku untuk mengabdi demi nusa
bangsa.
dan bangsa.
c. Penokohan
Zulbahri, suami Wartini : seorang laki-laki yang memakai
jas robek-robek
Wartini, istri dari Zulbahri : seorang wanita berparas
cantik dengan warna kulit putih
Syamsu, adik Zulbahri : seorang laki-laki yang tinggi dan
selalu membawa biola
d. Karakter
Zulbahri
Suka membaca buku : Kami menoleh dan tampaklah
kepada kami seorang laki-laki, sedang asyik membaca
buku sambil berjalan.
Berpenampilan tidak rapi : Baju jasnya sudah robek-
robek, dibagian belakang tinggal hanya benang-benang
saja, terkulai seperti ekor kuda.
Mudah mengakui kesalahan : Perlu pula kuterangkan,
bahwa selama aku kawin dengan Wartini, sekali-sekali
ada timbul perasaan kepadaku, bahwa perbuatanku
kepada Syamsu salah adanya. Syamsulah yang
sebenarnya berhak mendapat Wartini.
Ikhlas : Tidak, Lastri. Bacalah sendiri suratnya ini.
Semua terasa keluar dari hati yang tulus ikhlas hendak
berkurban untuk nusa dan bangsa.
Wartini
Licik : kepiawaiannya bermain piano ia salah gunakan
untuk membuat orang lain jatuh cinta.
Tidak setia : wanita tipe ini berbahaya karna tidak
pernah mengadakan hubungan yang kekal. Dia dengan
mudah berpindah dari pria yang satu ke pria lain
Syamsu
Mudah terpikat : ketika Syamsu melihat kepiawaian
Wartini memainkan piano dengan indahnya, ia mulai
jatuh cinta kepadanya.
f. Latar
Latar 1 :Malam bulan purnama raya. Kami duduk di
beranda depan. Ayah dan ibu bercakap sebentar-sebantar.
Tapi percakapn itu sudah lancar rupanya. Keindahan alam
yang demikian, membawa kami dalam suasana yang
mengenangkan kami pada suatu kejadian. Perpisahan
dengan Zulbahri.
Latar 2 :Kami sedang duduk-duduk pula di depan
beranda di pekarangan rumah kami. Hari panas alang
kepalang. Tiba tiba seorang pria masuk ke dalam
pekarangan kami. Lalu, memberi hormat kepada ayah dan
ibu kemudian duduk di sebelah kursi dekat meja bundar
di tengah beranda itu. Ibu sudah ketakutan saja.
g. Amanat
kita harus setia dengan teman hidup kita dan jangan mudah
terpikat dengan rayuan para penggoda yang berusaha merusak
hubungan kita.
c. Penokohan
Kartono, karyawan dan suami dari Miarti : seorang laki-
laki dengan tinggi badan 172 cm memiliki rambut
berwarna hitam yang tebal dan warna kulit coklat manis
Kepala kantor, pimpinan dalam sebuah kantor: laki-laki
berusia 56 tahun dengan perut yang buncit
Miarti, istri Kartono : wanita dengan warna kulit kuning
langsat dan berambut lurus
d. Karakter
Kartono : sabar, rajin, dan pejuang keras
Sabar : terlihat saat ia ingin menjadi pejuang heiho
dengan sabar mendengar ocehan atasannya, yang kesal
karna mendengar permintaan Kartono yang meminta
menulis penghargaan menggunakan bahasa Nippon
Rajin : terlihat dalam kutipan “Kartono adalah sosok
orang yang rajin di kantornya dan tetap semangat
walaupun gajinya kecil ia tidak pernah membolos dan tak
pernah sekalipun mendapatkan penghargaan”
Pejuang keras : ia rela meninggalkan keluarganya hanya
untuk membela tanah air
Miarti : tegas
Tegas : terlihat saat Miarti meminta Kartono memilih
antara dirinya atau menjadi seorang heiho untuk membela
Negara dan tanah air
g. Amanat
Komentar terhadap isi buku : Menurut saya di dalam buku ini terdapat berbagai macam judul cerpen dengan topic yang berbeda
sehingga pembaca kesulitan untuk memahami ceritanya. Dan menurut saya isi dari buku ini kurang jelas karena menggunakan bahasa
yang tidak lasim di dengar telinga.
I. Identitas Buku
Pengarang : Rendra
KAKAWIN KAWIN
ROMANSA
MALAM STANZA
Stanza ....................................................................................................................................................62
Ibunda ....................................................................................................................................................65
Tamu ......................................................................................................................................................79
LELAKI
1. Batu Hitam Batu hitam di kali berdiri tanpa mimpi a. Tema : Keangkuhan
Arus merintih oleh anak tak berhati
Betapa tegar tanpa rindu dan damba b. Tipografi : Pada puisi ini Rendra membuat puisi dengan
Betapa sukar hancur anak tak berbunda tipografi huruf besar di awal kalimat tapi tidak
menggunakan tanda baca, bentuknya rapi, terdiri dari dua
Angin Agustus tiba dan bulan senyum bait, bait pertama dan kedua terdiri dari empat baris.
padanya
Tapi anak tak berhati tak berjantung pula c. Nada/Suasana :
Angkuh dan dingin si batu hitam Nada : Nada yang digunakan penulis dalam puisi ini adalah
Beku dan lumutan dendamnya terpendam nada melankolik atau nada murung. Tekanan suara lebih
rendah dan perlahan.
Suasana : Suasana yang terdapat dalam puisi tersebut
menggambarkan tentang suasana hati yang sedih.
2. Kali Hitam Kali hitam lewat dengan keluh kesah a. Tema : Kesunyian
kawanan air dari tanah tak bernama
Kali hitam lewat di tanah rendah b. Tipografi : Pada puisi ini Rendra membuat puisi dengan
Kali hitam beralur di dasar dada tipografi huruf besar di awal kalimat dan menggunakan
tanda baca, bentuknya rapid an terdiri dari dua bait, bait
Mengalir ia. Mengalir. Entah dari mana pertama dan kedua terdiri dari empat baris.
rahasia pertapa dan nestapa
Sunyi yang lahir dari tanya c. Nada/Suasana :
Betapa menjalar ia, lidah yang berbisa Nada : Nada yang digunakan penulis dalam puisi ini adalah
nada melankolik atau nada murung. Tekanan suara lebih
rendah dan perlahan.
Suasana : Suasana yang terdapat dalam puisi tersebut
menggambarkan tentang suasana hati yang
sedih
d. Rima : Bait pertama menggunakan rima ABAB, dan bait
kedua menggunakan rima AAAA
e. Majas : Personifikasi, Tautologi, Simbolis
Personifikasi : Dimana dalam puisi tersebut penulis
menggambarkan benda mati yang bersifat hidup seperti
manusia yaitu pada kutipan di bawah ini :
o Kali hitam lewat dengan keluh kesah
o Kali hitam lewat di tanah rendah
(dimana penulis menggambarkan kata Kali hitam sebagai
benda mati dan kata lewat merupakan sifat yang dilakukan
oleh manusia)
Tautologi : Dimana dalam puisi tersebut penulis
menegaskan kata yang sama atau pengulangan kata yang
memiliki makna yang sama
o Mengalir ia. Mengalir. Entah dari mana
Simbolis : Dalam puisi tersebut penulis menggabarkan suatu
hal dengan simbol-simbol seperti hewan, tumbuhan, dan lain
sebagainya
o Betapa menjalar ia, lidah yang berbisa
3. Lagu Ibu Angin kencang datang tak terduga a. Tema : Ketidak adilan bagi seorang ibu
Angin kencang mengandung pedas merica
Bagai kawanan lembu langit tanpa b. Tipografi : Pada puisi ini Rendra membuat puisi dengan
perempuan tipografi huruf besar di awal kalimat dan menggunakan
Kawanan arus sedih dalam pusaran tanda baca, bentuknya rapid an terdiri dari dua bait, bait
pertama dan kedua terdiri dari empat baris.
Ditumbukinya pedas dan batu-batuan
Tahu kefanaan, ia pergi tanpa tinggalan c. Nada/Suasana :
Angin kencang adalah birahi, sepi dan Nada : Nada yang digunakan penulis dalam puisi ini adalah
malapetaka nada protes. Tekanan suara lebih tinggi dan pantas.
Betapa kencang bak putraku yang jauh tak Suasana : Suasana yang terdapat dalam puisi tersebut
terduga menggambarkan tentang suasana hati yang penuh
pertentangan atau pemberontakan.