Anda di halaman 1dari 1

Tahun ini, Indonesia mempunyai target untuk meningkatkan efektivitas pengelolaan di 11 Kawasan

Ekosistem Esensial (KEE), salah satunya Teluk Pangpang di Banyuwangi. Kegiatan pengelolaan KEE
dilakukan oleh multistakeholder, sehingga diharapkan sinergitas dapat terwujud. Prinsip dari kegiatan
tersebut semua pihak dapat memanfatkan Teluk Pangpang sesuai dengan kewenangan masing-masing,
termasuk masyarakat setempat dapat mengambil manfaatnya.

Kementrian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) melalui BPDASHL yang ada di seluruh Indonesia
pada tahun 2020 melakukan kegiatan padat karya penanaman mangrove seluas 600.000 hektare di 34
provinsi. Penanaman mangrove tersebut salah satunya berada di Kabupaten Banyuwangi yaitu
dikawasan mangrove Teluk Pangpang dengan BPDASHL Brantas Sampean sebagai pembawa program.
Pelaksana kegiatan di lapangan diserahkan kepada masyarakat sekitar kawasan teluk Pangpang yang
tergabung dalam Kelompok Tani Hutan (KTH).

Kelompok Tani Hutan (KTH) Sejati di Desa Kedungasri menjadi salah satu kelompok yang mempunyai
kewenangan dan andil dalam pengelolaan KEE. Anggota kelompok tersebut berjumlah 680 orang yang
terdiri dari petani dan petani nelayan. Tahun ini KTH Sejati sudah mendapatkan NKK (Naskah
Kesepakatan Kerjasama) dengan Perhutani dan sedang melakukan pengajuan KulinKK ke Kementri
Lingkungan Hidup dan Kehutanan.

KTH Sejati pada tahun ini memperoleh kegiatan padat karya penanaman mangrove seluas 8 hektar dari
BPDASHL Brantas Sampean melalui Cabang Dinas Kehutanan (CDK) Banyuwangi. Salah satu pegawai CDK
Banyuwangi mengharapkan dengan adanya program ini menjadi kegiatan penghijauan dan pemulihan
ekosistem di kawasan Teluk Pangpang serta membatu kesejahteraan masyarakat melalui KTH Sejati.

Anda mungkin juga menyukai