2, Desember 2019
Kontak*: rizqi.azizah@umi.ac.id
ABSTRAK
Daun kelor (Moringa oleifera L.) memiliki potensi yang diduga dapat menurunkan kadar asam urat tikus
putih (Rattus norvegicus). Penelitian ini bertujuan untuk menentukan dosis ekstrak etanol daun kelora yang dapat
menurunkan kadar asam urat tikus putih. Penelitian ini menggunakan 15 ekor tikus putih yang dibagi menjadi 5
kelompok. Kelompok I sebagai kontrol negatif yang diberikan jus hati ayam dan kalium oksonat 250 mg/kgBB,
kelompok II sebagai kontrol positif yang diberikan allopurinol 5 mg/kgBB, dan kelompok III, IV, dan V sebagai
kelompok perlakuan yang diberikan ekstrak etanol daun kelor dengan dosis 70, 140, dan 280 mg/kgBB selama 7
hari. Berdasarkan pengukuran kadar asam urat akhir didapatkan ekstrak etanol daun kelor dapat menurunkan kadar
asam urat tikus putih.
ABSTRACT
Moringa oleifera L. Leaves is assumed to reduce urid acid levels in white rats (Rattus norvegicus). The
research aimed to determine the dose of Moringa leaves that reduced uric acid levels in white rats. It used 15 rats
that divided into 5 groups. Group I was a negative control that given chicken liver juice and potassium oxonate 250
mg/kgBW. Group II was a positive control that given allopurinol 5 mg/kgBW. Group III, IV, and V were given
ethanol extract of Moringa leaves at 70, 140, and 280 mg/kgBW for 7 days. The data showed that the ethanol extract
of Moringa leaves at 70, 140, and 280 mg/kgBW had the potency to reduce rat uric acid levels.
63
ad-Dawaa’J.Pharm.Sci. Vol. 2 No. 2, Desember 2019
64
ad-Dawaa’J.Pharm.Sci. Vol. 2 No. 2, Desember 2019
65
ad-Dawaa’J.Pharm.Sci. Vol. 2 No. 2, Desember 2019
Kadar Asam urat pada tikus putih (Rattus kelompok, yaitu kelompok I kontrol negatif,
norvegicus) diukur melalui pengambilan kelompok II diberi alluporinol 5 mg/KgBB,
darah lewat ekor tikus. Dalam waktu 20 detik dan kelompok III, IV dan V yang diinduksi
pada layar akan tertera kadar asam urat dalam dengan ekstrak etanol daun kelor dengan
mg/dL. Uji dilakukan pada setiap tikus pada dosis berturut-turut 70, 140, dan 280
semua kelompok. mg/KgBB yang sudah diukur kadar asam urat
awal. Pemilihan dosis dari ekstrak etanol
HASIL DAN PEMBAHASAN
daun kelor yang digunakan merupakan hasil
Penelitian ini bertujuan untuk menguji
konversi dosis dari penelitian yang dilakukan
adanya potensi ekstrak etanol daun kelor
Sulistyawati & Pratiwi (2016), tentang
dalam menurunan kadar asam urat pada tikus
pengaruh pemberian ekstrak etanol daun kelor
putih yang diinduksi kalium oksonat. Daun
terhadap aktivitas analgesik dan antiinflamasi
kelor adalah salah satu tanaman yang
pada mencit.
biasanya digunakan oleh masyarakat untuk
Hewan coba diinduksikan menggunakan
menangani beberapa penyakit, seperti
jus hati ayam secara oral selama 7 hari yang
penyakit antiinflamasi, antialergi, antifertilitas
bertujuan untuk mendapatkan kondisi
dan berkhasiat sebagai antimikroba (Krisnadi,
hiperurisemia. Pada hari ke 7, 1 jam setelah
2015).
jus hati ayam diberikan, kalium oksonat
Tahap awal yang dilakukan dalam
diberikan secara intraperitonial (Krisdayanti,
penelitian ini adalah melakukan penyiapan
Hajrah, & Ramadhan, 2016). Kalium oksonat
sampel daun kelor yang akan digunakan.
merupakan penghambat enzim urikase secara
Penyiapan sampel terdiri dari pengumpulan,
kompetitif, yang menghambat efek enzim
pengeringan dan diserbukkan. Sampel yang
urikase hati dan memproduksi asam urat
telah diserbukkan sebanyak 300 g kemudian
secara berlebih di dalam darah pada hewan
diekstraksi dengan metode maserasi
coba seperti tikus. Jika enzim urikase telah
menggunakan pelarut etanol 96%.
dihambat, maka kadar asam urat akan
Hewan coba yang digunakan adalah tikus
meningkat sehingga bisa digunakan sebagai
putih. Sebelum dilakukan pengujian hewan
penginduksi hiperurisemia (Dira & Harmely.,
coba diukur kadar asam urat awalnya terlebih
2014).
dahulu. Pengukuran kadar asam urat
Kontrol positif yang digunakan dalam
dilakukan menggunakan alat pengukur kadar
penelitian ini adalah Allopurinol yang
asam urat dan stripnya. Kadar asam urat
merupakan obat sintetik yang biasanya
normal tikus galur wistar adalah 1,2 – 7,5
dikonsumsi oleh masyarakat untuk
mg/dL (Mitruka & Rawnsley., 1977).
menurunkan kadar asam urat. Allopurinol
Kemudian hewan coba dibagi menjadi lima
merupakan analog purin yang bekerja dengan
66
ad-Dawaa’J.Pharm.Sci. Vol. 2 No. 2, Desember 2019
Tabel 1. Rata-rata pengukuran kadar asam urat pada hewan coba tikus putih awal, induksi,
dan setelah terapi.
Rata-Rata Pengukuran Kadar Asam Urat
Kelompok perlakuan (mg/dL)
Awal Induksi Terapi
I Kalium Oksonat 250 mg/KgBB 3,9 ± 0,26 12,83 ± 2,02 13,86 ± 0,66
II Kontrol Positif (Allopurinol 5 mg/KgBB) 4,27 ± 0,96 9,23 ± 1,13 4,16 ± 1,00
III (EEDK 70 mg/KgBB) 3,56 ± 0,05 12,33 ± 4,31 4,23 ± 0,23
IV (EEDK 140 mg/KgBB) 3,76 ± 0,57 11,57 ± 3,13 3,3 ± 0,28
V (EEDK 280 mg/KgBB) 3,3 ± 0,25 13,67 ± 2,65 3,67 ± 0,98
Keterangan:
EEDK : Ekstrak Etanol Daun Kelor
menghambat aktivitas dari enzim xantin dan terapi. Hasil rata-rata pengukuran kadar
oksidase, enzim yang mengkatalisis dua asam urat awal, induksi dan terapi pada tikus
langkah terakhir pada sintesis asam urat (Tao putih dapat dilihat pada tabel 1.
Yi, Li, Xue Su, FangDong, & Fu Li, 2012). Data berdasarkan tabel 1 menunjukkan
Pengukuran dilakukan 1 jam setelah peningkatan kadar asam urat setelah
pemberian kalium oksonat sebagai kadar pemberian jus hati ayam dan kalium oksonat
asam urat induksi. Setelah 1 jam pemberian pada semua kelompok. Pada kelompok II
kalium oksonat terjadi peningkatan kadar kontrol positif allopurinol, kelompok ekstrak
asam urat melebihi kadar asam urat normal. etanol daun kelor dengan dosis 70, 140, dan
Hal ini menunjukkan bahwa induksi 280 mg/KgBB mengalami penurunan kadar
hiperurisemia yang dilakukan berhasil. asam urat dibandingkan dengan kelompok I
Pemberian kalium oksonat diberikan pada yang diberikan kalium oksonat mengalami
hari ke 7 setelah pemberian jus hati ayam peningkatan kadar asam urat. Kemudian
selama 7 hari berturut-turut. Sedangkan dihitung rata-rata persen penurunan kadar
Allopurinol dan ekstrak etanol daun kelor asam urat yang dapat dilihat pada tabel 2.
diberikan pada hewan coba secara oral 1 jam Data pada tabel 2 menunjukkan bahwa
setelah pemberian saripati ayam selama 7 hari kelompok ekstrak etanol daun kelor dosis 280
dan kalium oksonat pada hari ke 7. Perlakuan mg/KgBB memiliki rata-rata persen
dilakukan selama 14 hari karena berdasarkan penurunan kadar asam urat paling tinggi
pada penelitian Tao Yi L et al. (2012). dibandingkan dengan kelompok ekstrak
Selanjutnya setelah pemberian obat dan etanol daun kelor dosis 70 dan 140
ekstrak pada hari ke 7 dilakukan pengukuran mg/KgBB, serta kelompok kontrol positif
kadar asam urat terapi tikus (kadar asam urat allopurinol. Sedangkan pada kelompok
akhir). Data pengukuran yang diperoleh kontrol negatif mengalami peningkatan kadar
selanjutnya dianalisi untuk melihat asam urat. Hal ini berarti ekstrak etanol daun
perbandingan kadar asam urat awal, induksi, kelor dengan dosis 70, 140, dan 280
67
ad-Dawaa’J.Pharm.Sci. Vol. 2 No. 2, Desember 2019
Tabel 2. Rata-rata persen penurunan kadar asam urat induksi-terapi pada tikus.
Kelompok Perlakuan Rata-rata persen penurunan kadar asam urat (%)
I Kalium Oksonat 250 mg/KgBB -9,44
II Kontrol Positif Allopurinol 54,11
III EEDK 70 mg/KgBB 63,20
IV EEDK 140 mg/KgBB 69,44
V EEDK 280 mg/KgBB 72,53
Keterangan:
(-) Menunjukkan adanya peningkatan kadar asam urat
EEDK : Ekstrak Etanol Daun Kelor
68
ad-Dawaa’J.Pharm.Sci. Vol. 2 No. 2, Desember 2019
Kemenkes RI. (2010). Suplemen I Farmakope Rinayanti, A., Rahayu, S., & Syachfitri, R.
Herbal Indonesia. Jakarta: Kementerian (2016). Uji Aktivitas Penghambatan
Kesehatan Republik Indonesia. Xantin Oksidase secara In-Vitro oleh Isolat
Krisdayanti, L., Hajrah, H., & Ramadhan, A. 6,4’-Dihidroksi-4-Metoksibenzofenon – 2
M. (2016). Uji Aktivitas – O - ᵦ - D Glukopiranosida (C20H22O10)
Antihiperuresemia Ekstrak Etanol Biji yang Diisolasi dari Mahkota Dewa
Salak (Salacca zalacca) Terhadap Tikus (Phaleria macrocarpa (Scheff.) Boerl).
Putih Jantan Galur Wistar (Ratus Phatm Sci Res, 3(1), 1-11.
novergicus) yang Diinduksi Kalium Sashidhara, K., Rosaiah, J., Tyagi, E., Shukla,
Oksonat. Proceeding of Mulawarman R., Raghubir, R., & Rajendran, S. (2009).
Pharmaceuticals Conferences (pp. 187- Rare Dipeptide and Urea Derivatives From
192). Samarinda: Mulawarman Roots of Moringa oleifera as Potential
Pharmaceuticals Conferences. Anti-Inflammatory and Antinociceptive
Krisnadi, A. (2015). Kelor Super Nutrisi. Agents. Eur J Med Chem, 44(1), 432-6.
Blora: Kelorina. Silbernagl, S., & Lang, F. (2000). Color Atlas
Kristinawati, & Nurlaela. (2013). Pengaruh of Pathophysiology. New York: Thieme
Pemberian Filtrat Buah Kelor (Moringa Flexibook.
oliefera) terhadap Kadar Asam Urat pada Suhendi, A., Nurcahyanti, Muhtadi, &
Hewan Coba Tikus Putih (Rattus Sutrisna, E. M. (2011). Aktivitas
norvegicus) Strain Wistar. Media Bina Antihiperurisemia Ekstrak Jinten Hitam
Ilmiah, 7(6), 27-32. (Coleus ambonicus Iour) pada Mencit
Misnadiarly. (2007). Rematik: Asam Urat- Jantan Galur Balb-C dan Standarisasinya.
Hiperurisemia Arthritis Gout Edisi 1. Indonesian Journal of Pharmacy, 22(2),
Jakarta: Pustaka Obor Populer. 77-84.
Mitruka, & Rawnsley. (1977). Clinical Sulistyawati, R., & Pratiwi, P. Y. (2016).
Biochemical and Hematological Reference Pengaruh Pemberian Ekstrak Etanol Daun
Value in Normal Experimental Animals. Kelor (Moringa oleifera L.) Terhadap
USA: University of California. Aktivitas Analgesik dan Antiinflamasi
Muthadi, Retnani, I., & Wahyuningtyas, N. Melalui Ekspresi Enzim Siklooksigenase.
(2012). Penghambatan Xantin Oksidase Pharmaciana, 6(1), 31-38.
Oleh Kombinasi Ekstrak Tempuyung Tao Yi, L., Li, J., Xue Su, D., FangDong, J.,
(Sonchusrrvensis) dan Salam (Syzygium & Fu Li, C. (2012). Hypouricemic Effect
polyanthum) pada Mencit Hiperurisemia. of The Methanol Extract From Prunus
Biomedika, 4(10), 17-22. mume Fruit in Mice. Pharm Biol, 50(11),
Rahmawati, & Kusumastuti, A. (2015). 1423-7.
Pengaruh Pemberian Seduhan Daun Kelor Zhang, C., Wang, R., Zhang, G., & Gong, D.
(Moringa oleifera L.) dalam Menurunkan (2018). Mechanistic insights into the
Kadar Asam Urat Tikus Putih (Rattus inhibition of quercetin on xanthine
norvegicus). Journal of Nutrition College, oxidase. Int J Biol Macromol., 112, 405-
4(4), 593-598. 412.
69