Skripsi
Untuk melengkapi syarat-syarat guna memperoleh gelar
Sarjana Farmasi
Disusun Oleh:
Sally Miranda Angelina
1204015376
Bakteri endofit merupakan bakteri yang hidup di dalam jaringan tanaman yang
bersifat menguntungkan bagi tanaman. Kelor (Moringa oleifera Lam.)
dimanfaatkan sebagai imunodulator, gangguan pencernaan, simpatolitik,
spasmolitik, antivirus, hiperkolesterolemia, antiinfeksi, dan antibakteri. Senyawa
aktif antibakteri yang terdapat pada ranting dan daun kelor yaitu alkaloid, saponin,
dan flavonoid. Penelitian ini bertujuan untuk mengisolasi bakteri endofit ranting
dan daun kelor serta mengetahui aktivitas antibakteri metabolitnya terhadap
Staphylococcus aureus dan Escherichia coli. Isolasi bakteri endofit ranting dan
daun kelor menggunakan tehnik penanaman langsung pada medium nutrient agar.
Metode yang digunakan untuk uji aktivitas antibakteri menggunakan metode
difusi agar. Hasil isolasi bakteri endofit pohon kelor diperoleh 2 isolat dari daun
dan 2 isolat dari ranting yang mampu menghasilkan senyawa aktif dengan isolat
DKS1 menunjukkan aktivitas antibakteri tertinggi terhadap S. aureus dan E. coli
dengan potensi relatif ekstrak metabolit bakteri endofit isolat DKS1 terhadap S.
aureus 2,23 x 10-3 kali kloramfenikol dan E. coli 2,85 x 10-3 kali kloramfenikol.
iii
Isolasi Bakteri Endofit...Miranda Angelina, Farmasi UHAMKA,2016.
KATA PENGANTAR
Bismillahirahmanirrahim
iv
Isolasi Bakteri Endofit...Miranda Angelina, Farmasi UHAMKA,2016.
12. Teman-teman keluarga ‘Basecamp’ dan teman-teman angkatan 2012 yang
telah banyak membantu, memberikan dukungan, dan semangat kepada
penulis.
13. Pimpinan dan seluruh staff kesekretariatan dan yang telah membantu segala
administrasi yang berkaitan dengan skripsi ini.
14. Semua pihak yang tidak bisa disebutkan satu persatu.
Penulis
v
Isolasi Bakteri Endofit...Miranda Angelina, Farmasi UHAMKA,2016.
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL i
HALAMAN PENGESAHAN ii
ABSTRAK iii
KATA PENGANTAR iv
DAFTAR ISI vi
DAFTAR TABEL viii
DAFTAR GAMBAR ix
DAFTAR LAMPIRAN x
BAB I PENDAHULUAN 1
A. Latar Belakang 1
B. Permasalahan Penelitian 3
C. Tujuan Penelitian 3
D. Manfaat Penelitian 3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 4
A. Landasan Teori.................................................................... 4
1. Deskripsi Tanaman Kelor 4
2. Bakteri Endofit 5
3. Metabolit Primer dan Sekunder 6
4. Isolasi dan Kultivasi Bakteri Endofit 7
5. Uji Aktivitas Antibakteri 9
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 12
A. Tempat dan Waktu Penelitian 12
1. Tempat Penelitian 12
2. Waktu Penelitian 12
B. Alat dan Bahan Penelitian 12
1. Alat Penelitian 12
2. Bahan Penelitian 12
C. Prosedur Penelitian 13
1. Pengambilan Sampel 13
2. Persiapan Awal 13
3. Isolasi Bakteri Endofit Ranting dan Daun Kelor
(Moringa oleifera Lam.) 14
4. Pengamatan Morfologi Bakteri Endofit Secara
Makroskopik 15
5. Pengamatan Morfologi Bakteri Endofit
Secara Mikroskopis....................................................... 15
6. Kultivasi Bakteri Endofit Ranting dan Daun Kelor
(Moringa oleifera Lam.) 16
7. Uji Aktivitas Antibakteri Metabolit Bakteri Endofit
dan Antibiotik dengan Metode Difusi 16
8. Analisis Data 18
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 19
A. Determinasi Tanaman 19
vi
Isolasi Bakteri Endofit...Miranda Angelina, Farmasi UHAMKA,2016.
B. Isolasi Bakteri Endofit Ranting dan Daun Kelor
(Moringa oleifera Lam.) 19
C. Karakterisasi Morfologi Isolat Bakteri Endofit Ranting
dan Daun Kelor Makroskopis dan Mikroskopis ................. 20
D. Hasil Produksi Senyawa Antibakteri Bakteri Endofit
Ranting dan Daun Kelor (Moringa oleifera Lam.) 21
E. Hasil Uji Aktivitas Antibakteri Supernatan Bakteri
Endofit Ranting dan Daun Kelor (Moringa oleifera Lam.) 22
F. Hasil Ekstraksi Metabolit Bakteri Endofit Ranting dan
Daun Kelor (Moringa oleifera Lam.).................................. 24
G. Hasil Uji Aktivitas Antibakteri Supernatan Bakteri
Endofit Ranting dan Daun Kelor dan Kloramfenikol 25
H. Hasil Skrining Senyawa Aktif Bakteri Endofit Ranting
dan Daun Kelor (Moringa oleifera Lam.)........................... 29
BAB V SIMPULAN DAN SARAN...................................................... 31
A. Simpulan 31
B. Saran 31
DAFTAR PUSTAKA 32
LAMPIRAN 36
vii
Isolasi Bakteri Endofit...Miranda Angelina, Farmasi UHAMKA,2016.
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 1. Hasil Pengamatan Morfologi Bakteri Endofit Ranting dan
Daun Kelor (Moringa oleifera Lam.) Secara Mikroskopik 20
Tabel 2. Hasil Kultivasi Isolat Bakteri Endofit Ranting dan Daun
Kelor (Moringa oleifera Lam.) RDKS 1-4 Pada Medium
F4 Cair Selama 2 Hari pada Suhu 27 °C 21
Tabel 3. Hasil Uji Aktivitas Antibakteri Supernatan Bakteri
Endofit Ranting dan Daun Kelor Isolat RDKS 1-4
terhadap Bakteri Staphylococcus aureus 23
Tabel 4. Hasil Uji Aktivitas Antibakteri Supernatan Bakteri
Endofit Ranting dan Daun Kelor Isolat RDKS 1-4
terhadap Bakteri Escherichia coli 23
Tabel 5. Hasil Kultivasi dan Ekstraksi Metabolit Bakteri Endofit
Daun Kelor Isolat DKS1 Pada Medium F4 Cair Selama 2
Hari pada Suhu 27 °C 24
Tabel 6. Hasil Kultivasi dan Ekstraksi Metabolit Bakteri Endofit
Ranting Kelor Isolat RKS3 Pada Medium F4 Cair Selama
2 Hari pada Suhu 27 °C 24
Tabel 7. Hasil Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Metabolit Bakteri
Endofit Daun Kelor (Moringa oleifera Lam.) Isolat DKS1
terhadap Staphylococcus aureus 25
Tabel 8. Hasil Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Metabolit Bakteri
Endofit Daun Kelor (Moringa oleifera Lam.) Isolat DKS1
terhadap Escherichia coli 25
Tabel 9. Hasil Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Metabolit Bakteri
Endofit Daun Kelor (Moringa oleifera Lam.) Isolat RKS3
terhadap Staphylococcus aureus 26
Tabel 10 Hasil Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Metabolit Bakteri
Endofit Ranting Kelor (Moringa oleifera Lam.) Isolat
RKS3 terhadap Escherichia coli 26
Tabel 11. Hasil Diameter Zona Hambat Kloramfenikol (Kontrol
Positif) terhadap Staphylococcus aureus 27
Tabel 12. Hasil Diameter Zona Hambat Kloramfenikol (Kontrol
Positif) terhadap Escherichia coli 27
Tabel 13. Hasil Skrining Fitokimia Ekstrak Metabolit Bakteri
Endofit Ranting dan Daun Kelor (Moringa oleifera Lam.) 29
viii
Isolasi Bakteri Endofit...Miranda Angelina, Farmasi UHAMKA,2016.
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 1. Ranting dan Daun Kelor (Moringa oleifera Lam.) 4
Gambar 2. Hasil Isolasi Bakteri Endofit Daun Kelor Diperoleh 2
Isolat dan Ranting Kelor Diperoleh 2 Isolat Bakteri
Endofit 19
ix
Isolasi Bakteri Endofit...Miranda Angelina, Farmasi UHAMKA,2016.
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1. Determinasi Tanaman 36
Lampiran 2. Tanaman Kelor (Moringa oleifera Lam.) 37
Lampiran 3. Sertifikat Kloramfenikol 38
Lampiran 4. Sertifikat Yeast Extract 39
Lampiran 5. Sertifikat Nystatin 40
Lampiran 6. Sertifikat Medium Nutrient Agar (NA) 41
Lampiran 7. Sertifikat Medium Nutrient Broth (NB) 42
Lampiran 8. Skema Kerja Isolasi Bakteri Endofit Ranting dan Daun
Kelor (Moringa oleifera Lam.) 43
Lampiran 9. Skema Kerja Produksi Senyawa Antibakteri Ranting
dan Daun Kelor (Moringa oleifera Lam.) 44
Lampiran 10. Skema Kerja Ekstraksi Hasil Kultivasi Bakteri Endofit
Ranting dan Daun Kelor (Moringa oleifera Lam.) 45
Lampiran 11. Komposisi dan Cara Pembuatan Medium 46
Lampiran 12. Karakterisasi Isolat Bakteri Endofit Ranting dan Daun
Kelor (Moringa oleifera Lam.) 48
Lampiran 13. Kultivasi Metabolit Bakteri Endofit Ranting dan Daun
Kelor (Moringa oleifera Lam.) 49
Lampiran 14. Ekstraksi Metabolit Bakteri Endofit Ranting dan Daun
Kelor (Moringa oleifera Lam.) 50
Lampiran 15. Pemekatan Ekstrak Metabolit Bakteri Endofit Ranting
dan Daun Kelor (Moringa oleifera Lam.) 51
Lampiran 16. Skrining Fitokimia Metabolit Bakteri Endofit Ranting
dan Daun Kelor (Moringa oleifera Lam.) 52
Lampiran 17. Pengkayaan Staphylococcus aureus dan Escherichia
coli 53
Lampiran 18. Pembuatan Kultur Staphylococcus aureus dan
Escherichia coli dalam Medium Cair NB (Nutrient 54
Broth)
Lampiran 19. Pembuatan Konsentrasi Larutan Uji Ekstrak Metabolit
Bakteri Endofit Ranting dan Daun Kelor (Moringa
oleifera Lam.) 55
Lampiran 20. Skema Pembuatan Konsentrasi Kontrol Positif
Kloramfenikol 56
Lampiran 21. Skema Uji Antibakteri Bakteri Endofit Ranting, Daun
Kelor dan Kontrol Positif Kloramfenikol 57
Lampiran 22. Hasil Isolasi Bakteri Endofit Ranting dan Daun Kelor
(Moringa oleifera Lam.) 58
Lampiran 23. Hasil Karakterisasi Makroskopis Bakteri Endofit
Ranting dan Daun Kelor (Moringa oleifera Lam.) 59
Lampiran 24. Hasil Mikroskopis Bakteri Endofit Ranting dan Daun
Kelor (Moringa oleifera Lam.) 60
Lampiran 25. Hasil Morfologi Makroskopis Bakteri Endofit Ranting
dan Daun Kelor (Moringa oleifera Lam.) 61
x
Isolasi Bakteri Endofit...Miranda Angelina, Farmasi UHAMKA,2016.
Lampiran 26. Medium Kultivasi dan Hasil Kultivasi Metabolit Bakteri
Endofit Ranting dan Daun Kelor (Moringa oleifera
Lam.) Ulangan I 62
Lampiran 27. Medium Kultivasi dan Hasil Kultivasi Metabolit Bakteri
Endofit Ranting dan Daun Kelor (Moringa oleifera
Lam.) Ulangan II 63
Lampiran 28. Medium Kultivasi dan Hasil Kultivasi Metabolit Bakteri
Endofit Ranting dan Daun Kelor (Moringa oleifera
Lam.) Ulangan II 64
Lampiran 29. Hasil Uji Aktivitas Antibakteri Supernatan Bakteri
Endofit Ranting dan Daun Kelor (Moringa oleifera
Lam.) terhadap Staphylococcus aureus dan Escherichia
coli 65
Lampiran 30. Hasil Kultivasi Bakteri Endofit Daun Kelor (Moringa
oleifera Lam.) Isolat Terpilih DKS1 Secara Triplo 66
Lampiran 31. Hasil Kultivasi Bakteri Endofit Ranting Kelor (Moringa
oleifera Lam.) Isolat Terpilih RKS3 Secara Triplo 67
Lampiran 32. Hasil Ekstraksi Metabolit Bakteri Endofit Daun Kelor
(Moringa oleifera Lam.) 68
Lampiran 33. Hasil Ekstraksi Metabolit Bakteri Endofit Ranting
Kelor (Moringa oleifera Lam.) 69
Lampiran 34. Hasil Uji Aktivitas Antibakteri Supernatan Bakteri
Endofit Daun Kelor (Moringa oleifera Lam.) Isolat
DKS1 terhadap Staphylococcus aureus dan Escherichia
coli 70
Lampiran 35. Hasil Uji Aktivitas Antibakteri Supernatan Bakteri
Endofit Ranting Kelor (Moringa oleifera Lam.) Isolat
RKS3 terhadap Staphylococcus aureus dan Escherichia
coli 71
Lampiran 36. Hasil Uji Aktivitas Antibakteri Kontrol Positif
Kloramfenikol terhadap Staphylococcus aureus dan
Escherichia coli 72
Lampiran 37. Hasil Skrining Fitokimia Metabolit Bakteri Endofit
Ranting dan Daun Kelor (Moringa oleifera Lam.) isolat
RKS3 dan DKS1 73
Lampiran 38. Grafik Hubungan antara Konsentrasi Ekstrak Metabolit
Bakteri Endofit Daun Kelor (Moringa oleifera Lam.)
DKS1 terhadap Daya Hambat Staphylococcus aureus
dan Escherichia coli 74
Grafik Hubungan antara Konsentrasi Ekstrak Metabolit
Lampiran 39. Bakteri Endofit Ranting Kelor (Moringa oleifera Lam.)
RKS3 terhadap Daya Hambat Staphylococcus aureus
dan Escherichia coli 75
Lampiran 40. Grafik Hubungan antara Konsentrasi Kloramfenikol
terhadap Daya Hambat Staphylococcus aureus dan
Escherichia coli 76
Lampiran 41. Sertifikat Kertas Cakram 77
xi
Isolasi Bakteri Endofit...Miranda Angelina, Farmasi UHAMKA,2016.
Lampiran 42. Perhitungan Perbandingan Konsentrasi Zat Uji dengan
Antibiotik Standar (Perhitungan Potensi Relatif) Daun
Kelor Isolat DKS1 80
Lampiran 43. Perhitungan Perbandingan Konsentrasi Zat Uji dengan
Antibiotik Standar (Perhitungan Potensi Relatif)
Ranting Kelor Isolat RKS3 82
Lampiran 44. Alat Penelitian 85
xii
Isolasi Bakteri Endofit...Miranda Angelina, Farmasi UHAMKA,2016.
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Penyakit infeksi merupakan penyakit utama penyebab kematian nomor satu
di Indonesia (Priyanto 2008). Infeksi adalah keadaan mikroorganisme masuk ke
dalam tubuh lalu berkembang biak dan menimbulkan penyakit. Penyebab
terjadinya penyakit infeksi salah satunya disebabkan oleh bakteri. Penanganan
penyakit yang disebabkan oleh infeksi bakteri patogen adalah menggunakan
antibiotik. Penggunaan antibiotik untuk mengendalikan bakteri patogen dalam
jangka waktu panjang dapat menyebabkan terjadinya resistensi. Oleh karena itu
pencarian sumber-sumber antibiotik baru masih perlu terus dilakukan.
Salah satu sumber penghasil antibiotik baru yang masih dieksplorasi oleh
peneliti yaitu mikroba endofit. Mikroba endofit adalah mikroba yang hidup
dijaringan internal tumbuhan tanpa menyebabkan efek negatif. Mikroba endofit
tersebut berupa bakteri yang memiliki kemampuan untuk memroduksi senyawa-
senyawa bioaktif yang beraktivitas biologis (Kumala 2014). Strobel dan Daisy
(2003) melaporkan bahwa bakteri endofit mampu memroduksi senyawa metabolit
sekunder mirip dengan tanaman inangnya. Bakteri endofit dapat melindungi
tumbuhan inang dari serangan patogen dengan senyawa yang dikeluarkannya.
Salah satu tanaman yang mempunyai kandungan senyawa kimia yang berkhasiat
sebagai antibakteri adalah tanaman kelor (Moringa oleifera Lam.).
Tanaman kelor (Moringa oleifera Lam.) adalah tanaman yang berasal dari
India yang merupakan tanaman dari famili Moringaceae. Kelor dikenal sebagai
tanaman obat yang dimanfaatkan untuk berbagai pengobatan tradisional. Senyawa
aktif kelor memiliki berbagai khasiat di antaranya sebagai imunodulator,
gangguan pencernaan, simpatolitik, spasmolitik, antivirus, hiperkolesterolemia,
antiinfeksi, dan antibakteri (Mahmood et al. 2010). Kandungan senyawa pada
akar, daun, dan kulit batang kelor yaitu: saponin dan polifenol, kulit batangnya
mengandung alkaloida, dan daunnya mengandung minyak atsiri (Depkes RI
2001). Senyawa tersebut merupakan hasil dari proses sintesis yang terjadi di
dalam sel tanaman. Strobel dan Daisy (2003) melaporkan bahwa mikroba endofit
1
Isolasi Bakteri Endofit...Miranda Angelina, Farmasi UHAMKA,2016.
yang hidup dalam tanaman ikut berperan dalam proses sintesis senyawa aktif
tersebut.
Kemampuan mikroba endofit untuk menghasilkan senyawa aktif yang
berkhasiat antibakteri sesuai dengan tanaman inangnya dapat dimanfaatkan untuk
memroduksi senyawa antibiotik baru. Tahapan-tahapan yang dilakukan adalah
isolasi terhadap bakteri endofit tersebut lalu mengkultivasinya. Isolasi merupakan
suatu proses pemisahan koloni endofit dari substrat untuk mendapatkan biakan
murni. Untuk memroduksi senyawa aktif yang berkhasiat sebagai antibiotik
tersebut maka dilakukan tehnik kultivasi. Tehnik kultivasi adalah proses yang di
dalamnya terdapat bakteri yang dibiakkan menggunakan medium di dalam suatu
fermentor (Dinata 2012). Teknik kultivasi merupakan teknik yang umum
digunakan untuk menumbuhkan bakteri dalam suatu medium tertentu agar
didapatkan produk metabolit yang dikehendaki.
Penelitian sebelumnya melaporkan bahwa kelor (Moringa oleifera Lam.)
memiliki aktivitas sebagai antibakteri terhadap beberapa jenis bakteri yang
digunakan. Devendra et al. (2011) menyatakan bahwa ekstrak daun kelor
(Moringa oleifera Lam.) memiliki aktivitas sebagai antibakteri terhadap
Staphylococcus aureus, Escherichia coli, Pseudomonas aeruginosa, dan
Streptococcus pyrogens. Singh (2013) melaporkan bahwa adanya aktivitas
antibakteri dari ekstrak daun kelor (Moringa oleifera Lam.) terhadap
Staphylococcus aureus, P. aeruginosa, dan Escherichia coli. Widowati dkk
(2014) melaporkan bahwa ekstrak daun kelor (Moringa oleifera Lam.) dapat
digunakan sebagai antibakteri Pseudomonas aeruginosa bakteri pembusuk ikan
segar dengan konsentrasi 50%. Elangovan et al. (2014) melaporkan bahwa adanya
zona hambat yang terbentuk dari ekstrak daun kelor yang memiliki aktivitas
antibakteri terhadap 4 bakteri uji yaitu Staphylococcus aureus, Bacillus subtilis,
Escherichia coli, dan Salmonella typhi. Dima dkk (2016) melaporkan bahwa
ekstrak daun kelor menghasilkan nilai Kadar Hambat Minimum sebesar 11 mm
pada Staphylococcus aureus dan 12 mm pada Escherichia coli.
Berdasarkan latar belakang di atas maka pada penelitian ini dilakukan uji
aktivitas antibakteri metabolit bakteri endofit ranting dan daun kelor (Moringa
oleifera Lam.). Penelitian ini diawali dengan isolasi bakteri endofit ranting dan
2
Isolasi Bakteri Endofit...Miranda Angelina, Farmasi UHAMKA,2016.
daun kelor dengan tehnik isolasi langsung (direct seed) setelah dilakukan
sterilisasi permukaan. Bakteri endofit yang berhasil diisolasi kemudian dikultivasi
cair untuk menghasilkan supernatan yang mengandung metabolit sekunder.
Supernatan isolat bakteri endofit terpilih selanjutnya diekstraksi dengan etanol
96% (1:3) dan diuji aktivitas antibakterinya terhadap bakteri uji yaitu
Staphylococcus aureus dan Escherichia coli. Pengujian aktivitas antibakteri
tersebut menggunakan metode difusi agar. Pengamatan dilakukan dengan
mengukur zona hambat yang terbentuk dan diukur nilai potensi relatifnya
terhadap kontrol positif.
B. Permasalahan Penelitian
Apakah bakteri endofit dari ranting dan daun kelor (Moringa oleifera Lam.)
menghasilkan senyawa aktif yang memiliki aktivitas antibakteri terhadap
Staphylococcus aureus dan Escherichia coli ?
C. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini untuk mengisolasi bakteri endofit yang terdapat pada
ranting dan daun kelor (Moringa oleifera Lam.) dan mengetahui aktivitas
antibakterinya terhadap Staphylococcus aureus dan Escherichia coli.
D. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan pembuktian ilmiah bahwa
bakteri endofit ranting dan daun kelor (Moringa oleifera Lam.) dapat dijadikan
sebagai produsen metabolit sekunder yang memiliki aktivitas antibakteri.
3
Isolasi Bakteri Endofit...Miranda Angelina, Farmasi UHAMKA,2016.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Landasan Teori
1. Deskripsi Tanaman
b. Spesifikasi
Kelor (Moringa oleifera Lam.) digolongkan dalam jenis tumbuhan perdu
yang dapat memiliki ketinggian batang 7-11 meter dan di Jawa, kelor sering
dimanfaatkan sebagai tanaman pagar. Selain terdapat di tegalan (tanah terbuka),
kelor sering sengaja ditanaman di halam rumah penduduk karena berkhasiat untuk
obat-obatan. Pohon kelor tidak terlalu besar, batang kayunya getas (mudah patah)
4
Isolasi Bakteri Endofit...Miranda Angelina, Farmasi UHAMKA,2016.
dan cabangnya jarang tetapi memiliki akar yang kuat. Daunnya berbentuk bulat
telor dengan ukuran kecil-kecil bersusun majemuk dalam satu tangkai. Kelor
dapat berkembang biak dengan baik pada daerah dataran rendah sampai daerah
yang mempunyai ketinggian tanah 300-500 meter di atas permukaan laut.
Bunganya berwarna putih kekuningan dan tuduh pelepah bunganya berwarna
hijau dan cara pengembangbiakan tanaman kelor ini dengan cara stek (Thomas
1992).
c. Kandungan Kimia dan Kegunaannya
Suatu tanaman dapat menghasilkan senyawa bioaktif yang terdiri dari
metabolit primer dan metabolit sekunder. Metabolit primer adalah suatu produk
yang sangat dibutuhkan untuk pertumbuhan mikroorganisme pada setiap tanaman
(Dinata 2012). Metabolit sekunder merupakan turunan dari metabolit primer dan
umumnya berfungsi sebagai pertahanan diri dari lingkungannya akibat adanya
serangan dari luar (Kumala 2014). Kandungan metabolit sekunder yang
terkandung pada akar, daun, dan kulit batang kelor yaitu saponin dan polifenol. Di
samping itu kulit batangnya mengandung alkaloida dan daunnya mengandung
minyak atsiri (Depkes RI 2001). Menurut Arora dan Onsare (2014) kandungan
senyawa kimia pada ranting dan daun kelor yaitu alkaloid, saponin, dan flavonoid.
Berdasarkan kandungan senyawa bioaktifnya kelor dimanfaatkan sebagai
imunodulator, gangguan pencernaan, simpatolitik, spasmolitik, antivirus,
hiperkolesterolemia, antiinfeksi, dan antibakteri (Mahmood et al. 2010).
2. Bakteri Endofit
Endofit berasal dari bahasa Yunani, “endo” yaitu di dalam dan “fit” (phyte)
berarti tumbuhan (Agusta 2009). Bakteri endofit dapat ditemukan hampir di
seluruh tanaman dan merupakan mikroba yang tumbuh di dalam jaringan tanaman
tanpa memberikan gejala yang merugikan. Bakteri endofit dapat diisolasi dari
ranting, batang, buah dan daun suatu tanaman (Kumala 2014). Hubungan antara
bakteri endofit dan inangnya dapat berbentuk netral, simbiosis mutualisme atau
patogenik (Strobel dan Daisy 2003). Setiap tanaman tingkat tinggi mengandung
beberapa mikroba endofit (bakteri dan jamur) yang mampu menghasilkan
senyawa biologi atau metabolit sekunder yang sama dengan tanaman inangnya.
Kemampuan mikroba endofit memroduksi senyawa metabolit sekunder sesuai
5
Isolasi Bakteri Endofit...Miranda Angelina, Farmasi UHAMKA,2016.
dengan tanaman inangnya merupakan peluang sangat besar dan dapat diandalkan
untuk memroduksi metabolit sekunder (Radji 2005).
Berbagai jenis endofit telah berhasil dibiakkan dalam media kultivasi yang
sesuai. Metabolit sekunder yang diproduksi oleh mikroba endofit telah berhasil
diisolasi dan dimurnikan struktur molekulnya (Radji 2005). Bakteri endofit dapat
menghasilkan senyawa-senyawa bioaktif yang berpotensi dan dikembangkan
menjadi obat. Senyawa aktif bakteri endofit dapat dimanfaatkan sebagai
antibakteri, antifungi, antikanker, antimalaria, antidiabetes, dan antiimunosupresif
(Strobel dan Daisy 2003). Menurut Tan dan Zou (2001) mikroba endofit dapat
menghasilkan senyawa bioaktif yang karakternya mirip dengan inangnya. Hal ini
disebabkan adanya pertukaran genetik yang terjadi antara inang dan mikroba
endofit secara evolusioner.
Kurang lebih 300.000 jenis tanaman yang tersebar masing-masing
mengandung tanaman mengandung satu atau lebih mikroba endofit yang terdiri
dari bakteri dan fungi (Strobel dan Daisy 2003). Pestalotiopsis micrispora
merupakan fungi endofit yang paling sering ditemukan di tanaman hutan lindung
di seluruh dunia. Endofit ini menghasilkan metabolit sekunder ambuic acid yang
berkhasiat antifungi (Li et al. 2001). Strobel dan Daisy (2003) melaporkan bahwa
senyawa taxol yang dihasilkan oleh tumbuhan Taxus brevifolia merupakan
senyawa antikanker yang diisolasi dari Taxomyces andreanae yaitu jenis fungi
endofit yang tumbuh dari tumbuhan Taxus brevifolia. Jenis jamur endofit ini
dimanfaatkan sebagai penghasil antibiotik yang dapat menghambat atau
membunuh jenis bakteri patogen. Jamur endofit Cryptosporiopsis quercina dari
tanaman Tripterigeum wilfordii menunjukkan adanya aktivitas antijamur terhadap
beberapa jamur patogen manusia termasuk Candida albicans dan Trichophyton
spp (Strobel dan Daisy 2003).
3. Metabolit Primer dan Sekunder
Metabolisme adalah semua reaksi kimiawi yang dilakukan sel untuk
menghasilkan energi yang dibutuhkan untuk proses sintesa. Sel harus mampu
melaksanakan kegiatan seluler yang mencakup banyak reaksi kimia dan
perubahan energi untuk tetap hidup, tumbuh, dan bereproduksi. Proses
metabolisme tersebut meliputi proses anabolisme dan proses katabolisme. Dalam
6
Isolasi Bakteri Endofit...Miranda Angelina, Farmasi UHAMKA,2016.
proses metabolisme banyak zat yang masuk, zat yang disusun, maupun zat yang
dikeluarkan hasil sisanya yang tidak digunakan lagi. Pada proses tersebut akan
menghasilkan zat yang disebut metabolit. Metabolit yang diperoleh dari
mikroorganisme tersebut dapat berupa metabolit primer atau sekunder (Dinata
2012).
Metabolit primer adalah semua produk mikroorganisme yang sangat
dibutuhkan untuk pertumbuhan mikroorganisme pada setiap tanaman (Dinata
2012). Metabolit sekunder merupakan turunan dari metabolit primer dan
umumnya berfungsi sebagai pertahanan diri dari lingkungannya akibat adanya
serangan dari luar (Kumala 2014). Mikroba endofit telah memperlihatkan
karakteristiknya sebagai sumber berbagai jenis metabolit sekunder dengan
aktivitas biologi yang bervariasi. Sebagian besar metabolit sekunder yang berasal
dari tanaman yang dapat digunakan sebagai obat. Metabolit sekunder mempunyai
aktivitas yang beragam sehingga memiliki potensi untuk dikembangkan menjadi
antibiotik. Produksi metabolit sekunder dapat dilakukan teknik kultur jaringan
(Radji 2005).
Berbagai golongan senyawa metabolit sekunder seperti alkaloid, flavonoid,
terpenoid, antrakuinon, kuinon, fenolik, turunan isokumarin, fenil propanoid,
turunan isokumarin, senyawa alifatik, peptida, dan senyawa lain yang telah
diisolasi dan dikarakterisasi dari kultur mikroba endofit (Agusta 2009). Metabolit
sekunder yang terkandung dalam tanaman kelor adalah saponin, alkaloida, dan
flavonoid (Arora dan Onsare 2014). Saponin termasuk golongan glikosida dan
banyak ditemukan pada akar, daun, dan kulit batang suatu tanaman kelor (Depkes
RI 2001). Elangovan et al (2014) melaporkan bahwa kandungan di dalam
tanaman kelor yang berkhasiat antimikroba yaitu alkaloid, saponin, dan flavonoid.
Saponin memiliki ciri adanya pembentukan busa saat pengocokan di dalam air
(Harbone 1987). Flavonoid merupakan senyawa fenol yang memiliki potensi
sebagai antibakteri dan antivirus (Harborne 1987).
4. Isolasi dan Kultivasi Bakteri Endofit
Bakteri endofit dapat diperoleh dengan melakukan tehnik isolasi. Isolasi
merupakan suatu proses pemisahan koloni endofit dari biakan campuran untuk
mendapatkan biakan murni (Pelczar dan Chan 1986). Pada umumnya bakteri
7
Isolasi Bakteri Endofit...Miranda Angelina, Farmasi UHAMKA,2016.
endofit diisolasi dari organ tumbuhan yang masih segar dengan cara sterilisasi
permukaan. Sterilisasi permukaan umumnya dilakukan dengan merendam dalam
larutan alkohol 75% (Tomita 2003). Kemampuan alkohol untuk mensterilkan
permukaan organ tumbuhan mempunyai spektrum yang sangat terbatas sehingga
perlu dikombinasikan dengan bahan kimia lain seperti 5,25 % larutan natrium
hipoklorit (NaOCl). Tujuan digunakan alkohol untuk menghindari kontaminasi
mikroba dan natrium hipoklorit akan melepaskan radikal klor yang mampu
merusak membran dan protein mikroba (Agusta 2009). Ada dua jenis metode
isolasi yang digunakan yaitu tehnik pengenceran dan tehnik tanam langsung.
Tehnik pengenceran dengan cara menghancurkan bagian tanaman yang
digunakan dengan mortar kemudian dilakukan pengenceran bertingkat dengan
metode tuang dan disebar pada medium yang digunakan (Pranoto dkk. 2014).
Tehnik tanam langsung (direct seed) adalah metode yang umum digunakan untuk
isolasi bakteri endofit untuk bagian tanaman. Bagian daun dan ranting yang sudah
dipotong ditanam di dalam medium NA pada suhu 37 °C selama 2 hari.
Pengamatan koloni endofit dilakukan secara makroskopik (visual) berdasarkan
diameter koloni, bentuk, kriteria warna, permukaan, elevasi, konsistensi, dan
tepian koloni (Hadioetomo 1993). Kriteria yang sama dianggap sebagai isolat
yang sama dan kriteria yang berbeda dipisahkan menjadi isolat tersendiri. Apabila
masih ditemukan pertumbuhan koloni yang berbeda secara makroskopik maka
dilakukan pemisahan dan inkubasi kembali selama 1-2 hari sampai diperoleh
isolat murni, yaitu koloni yang hanya mempunyai satu bentuk morfologi yang
sama (Kumala 2014). Masing-masing isolat murni kemudian dipindahkan ke
dalam agar miring sebagai biakan kerja (Kumala dan Fitri 2008).
Senyawa aktif yang berkhasiat sebagai antibakteri diproduksi dengan cara
tehnik kultivasi cair. Kultivasi adalah seperangkat proses yang di dalamnya
terdapat mikroba yang dibiakkan dalam suatu fermentor. Kultivasi harus
disesuaikan dengan jenis mikrobanya. Bakteri endofit dikultivasi dengan medium
F4 cair sedangkan kapang endofit dikultivasi dengan medium PDY (Kumala dkk.
2006). Kelebihan kultivasi cair yaitu jenis, komposisi dan konsentrasi komponen-
komponen medium dapat diatur sesuai yang diinginkan (Dinata 2012). Metabolit
sekunder diperoleh dengan cara sentrifugasi untuk memisahkan supernatan dan
8
Isolasi Bakteri Endofit...Miranda Angelina, Farmasi UHAMKA,2016.
biomassa sel. Supernatan yang mengandung metabolit sekunder dilanjutkan uji
aktivitas antibakteri (Kumala 2014).
5. Uji Aktivitas Antibakteri
a. Senyawa Antimikroba
Antibakteri ialah suatu zat yang dihasilkan oleh suatu mikroba, terutama
fungi yang dapat menghambat atau dapat membasmi mikroba lainnya.
Antimikroba adalah obat pembasmi mikroba khususnya mikroba yang merugikan
manusia. Obat yang digunakan untuk membasmi mikroba penyebab infeksi
manusia harus memiliki sifat toksisitas selektif artinya obat tersebut harus bersifat
sangat toksik untuk mikroba tetapi relatif tidak toksik untuk hospes. Berdasarkan
mekanisme kerjanya antimikroba dibagi menjadi lima kelompok, yaitu: (1)
antimikroba yang menghambat metabolisme sel mikroba dengan mekanisme kerja
ini diperoleh efek bakteriostatik; (2) antimikroba yang menghambat sintesis
dinding sel mikroba yaitu berefek bakterisidal; (3) antimikroba yang mengganggu
keutuhan membran sel mikroba; (4) antimikroba yang menghambat sintesis
protein sel mikroba; (5) antimikroba yang menghambat sintesis asam nukleat sel
mikroba (Setiabudy dan Vincent 2007).
Antibiotika adalah suatu zat yang berasal dari bakteri untuk membunuh
mikroorganisme lainnya dan diperoleh dari sintetis atau senyawa non organik
(Priyanto 2008). Antibiotik dibedakan antara yang senyawa yang hanya bekerja
menghambat pertumbuhan mikroba atau aktivitas bakteriostatik dan membunuh
mikroba lain atau disebut aktivitas bakterisid. Antibiotik yang digunakan sebagai
kontrol positif yang berspektrum luas adalah kloramfenikol. Kloramfenikol
bekerja menghambat sintesis protein kuman dengan berikatan dengan ribosom
50S dan menghambat perikatan asam amino baru pada rantai polipeptida oleh
enzim peptidil transferase. Kloramfenikol dapat menghambat bakteri Gram positif
pada konsentrasi 1-10 µg/ml, dan bakteri Gram negatif dihambat oleh konsentrasi
2-5 µg/ml (Jawetz 1998). Umumnya kloramfenikol bersifat bakteriostatik dan
pada konsentrasi tinggi kloramfenikol bersifat bakterisid terhadap kuman-kuman
tertentu (Setiabudy dan Kunardi 2007).
9
Isolasi Bakteri Endofit...Miranda Angelina, Farmasi UHAMKA,2016.
b. Bakteri uji yang digunakan
1) Staphylococcus aureus
Staphylococcus aureus merupakan jenis bakteri patogen yang dapat
menimbulkan infeksi terutama pada kulit. Bakteri ini merupakan bakteri Gram-
positif berbentuk bulat menyerupai buah anggur dan termasuk dalam famili
Micrococcaceae. Menurut bahasa Yunani, Staphyle berarti anggur dan coccus
berarti bulat atau bola. Salah satu spesies menghasilkan pigmen berwarna kuning
emas, sehingga dinamakan aureus (emas seperti matahari). Staphylococcus aureus
dapat membentuk koloni berwarna kuning pada media yang kaya akan nutrisi dan
bersifat haemolitik. Bakteri ini dapat tumbuh dengan atau tanpa bantuan oksigen
dan termasuk bakteri yang memiliki daya paling kuat (Radji 2010).
2) Escherichia coli
Escherichia coli merupakan bakteri patogen yang dapat menimbulkan
infeksi pada saluran cerna. Jenis bakteri yang sering menyebabkan penyakit
infeksi pada saluran cerna adalah bakteri dari famili Enterobacteriaceae.
Enterobacteriaceae bersifat anaerob fakultatif dan oksidase negatif. Bakteri ini
merupakan bakteri Gram-negatif berbentuk batang pendek (kokobasil), memiliki
flagel, berukuran 0,4-0,7 µm x 1,4 µm dan memiliki simpai. Bakteri ini hidup
dalam usus besar manusia dan hewan, dalam tanah, dan dalam air. Escherichia
coli banyak ditemukan pada feaces dan tubuh yang telah terinfeksi (Radji 2010).
c. Metode pengujian aktivitas antibakteri
Metode pengujian aktivitas antibakteri yang digunakan dengan cara metode
difusi. Metode difusi adalah metode yang mudah, sederhana, dan banyak
digunakan dalam pengujian antimikroba Metode difusi dibagi menjadi 3 cara
yaitu metode difusi silinder, lubang, dan cakram kertas. Metode cakram kertas
dengan meletakkan kertas cakram yang telah direndam larutan uji di atas medium
padat yang telah diinokulasi dengan bakteri. Setelah diinkubasi dilihat
pertumbuhan bakteri ada tidaknya daerah hambatan disekeliling cakram (Jawetz
1998). Pengamatan koloni secara makroskopik dilakukan berdasarkan warna,
permukaan, dan tepian koloni (Kumala dan Fitri 2008).
10
Isolasi Bakteri Endofit...Miranda Angelina, Farmasi UHAMKA,2016.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
11
Isolasi Bakteri Endofit...Miranda Angelina, Farmasi UHAMKA,2016.
C. Prosedur Penelitian
1. Pengambilan Sampel
Ranting dan daun kelor (Moringa oleifera Lam.) yang masih segar dari
pekarangan rumah, dan telah dideterminasi di Herbarium Bogoriense, Balitbang
Botani, Puslitbang Biologi LIPI, Bogor.
2. Persiapan Awal
a. Sterilisasi Alat
Alat yang akan digunakan disterilkan terlebih dahulu dengan dicuci bersih
dan dikeringkan. Cawan Petri dibungkus dan disterilisasi dalam oven. Alat-alat
gelas (tabung reaksi, gelas ukur, Erlenmeyer) ditutup mulutnya dengan kapas
steril yang dibalut dengan kain kasa steril lalu dibungkus dengan plastik wrap
kemudian disterilkan dalam autoklaf pada suhu 121 C selama 15 menit. Pinset,
jarum ose, dan kaca objek disterilkan dengan cara flambir yaitu disterilisasi diatas
nyala api secara aseptis. Laminar air flow disterilkan dengan menyalakan lampu
UV selama 15 menit. Lemari aseptis dibersihkan dari debu lalu disemprot dengan
alkohol 70%, dibiarkan selama 15 menit (Vandepitte et al. 2011).
b. Pembuatan Medium
1) Nutrient Agar (NA Plate)
Pembuatan medium NA mengikuti prosedur yang telah ditetapkan pada
kemasan. Medium NA ditimbang sebanyak 28 g kemudian dilarutkan dalam 1
liter akuades dengan menggunakan hot plate hingga homogen. Kemudian medium
NA disterilisasi dengan autoklaf pada suhu 121 oC selama 15 menit. Medium
yang telah steril dituang ke dalam cawan Petri secara aseptis dan dibiarkan
memadat pada suhu ruang. Medium NA digunakan sebagai media isolasi bakteri
endofit, pengujian antibakteri, dan media pembenihan mikroba uji Staphylococcus
aureus dan Escherichia coli dengan diinkubasi selama 24 jam pada suhu 37 oC
(Liofilchem).
2) Nutrient Agar (NA Slant)
Medium NA ditimbang sebanyak 28 g kemudian dilarutkan dalam 1 liter
akuades dengan menggunakan hot plate hingga homogen. Kemudian medium NA
disterilisasi dengan autoklaf pada suhu 121 oC selama 15 menit. Medium yang
telah steril dituang ke dalam tabung masing-masing 5 ml secara aseptis, tabung
12
Isolasi Bakteri Endofit...Miranda Angelina, Farmasi UHAMKA,2016.
diletakkan pada posisi miring ± 45 oC dan dibiarkan memadat pada suhu ruang.
Medium NA pada tabung digunakan untuk pemurnian bakteri endofit dan
pemurnian bakteri uji yang digunakan.
3) Nutrient Broth (NB)
Pembuatan medium NB mengikuti prosedur yang telah ditetapkan pada
kemasan. Medium NB ditimbang sebanyak 13 g kemudian dilarutkan dalam 1
liter akuades. Kemudian larutan NB dipanaskan di atas hot plate hingga homogen
dan medium NB disterilisasi dengan autoklaf pada suhu 121 oC selama 15 menit.
Medium NB digunakan untuk pengkayaan bakteri Staphylococcus aureus dan
Escherichia coli (Liofilchem).
4) Medium F4
Pembuatan medium F4 dengan cara ditimbang seksama 20 g gliserol, 12,5 g
soybean meal 2,5 g, ekstrak khamir, 0,5 g Corn Step Liquor, 0,25 g NaCl dalam
akuades 500 ml. Campuran tersebut dipanaskan di atas hotplate hingga mendidih
dan terlarut sempurna sehingga pH campuran mencapai 7. Pada campuran tersebut
ditambahkan 1 gram CaCO3 hingga larut dengan sempurna. Medium F4 yang
telah larut dengan sempurna disterilisasi dengan autoklaf pada suhu 121 °C
selama 15 menit. Medium F4 cair digunakan sebagai medium kultivasi bakteri
endofit (Kumala dkk. 2006).
3. Isolasi Bakteri Endofit dari Ranting dan Daun Kelor (Moringa oleifera
Lam.)
Ranting dan daun kelor dicuci dengan air mengalir selama 10 menit untuk
menghilangkan kotoran yang menempel pada permukaan ranting dan daunnya.
Ranting dan daunnya dipotong dan dicacah, kemudian dikeringkan di atas cawan
Petri. Ranting dan daun kelor yang telah dipotong-potong dimasukkan ke dalam
Erlenmeyer, kemudian direndam di dalam alkohol 75% selama 1 menit, sambil
dikocok pelan. Sampel dipindahkan ke dalam larutan natrium hipoklorit (NaOCl)
5,25% selama 1 menit, selanjutnya sampel direndam kembali di dalam alkohol
75% selama 30 detik (Kumala dkk. 2006). Proses sterilisasi permukaan dilakukan
secara aseptis.
Ranting dan daun kelor yang sudah steril dikeringkan di atas tisu steril
sampai alkoholnya menguap. Ranting dan daun kelor yang sudah kering
kemudian ditanam pada medium NA. Setiap cawan Petri berisi satu atau dua
13
Isolasi Bakteri Endofit...Miranda Angelina, Farmasi UHAMKA,2016.
potongan ranting dan daun kelor. Medium NA diinkubasi pada suhu 37 oC selama
2-3 hari. Isolat yang menunjukkan sifat morfologi berbeda maka dianggap sebagai
isolat yang berbeda. Pemurnian isolat bakteri endofit dilakukan sampai
mendapatkan isolat murni (tunggal), selanjutnya isolat murni dipindahkan ke
dalam NA slant kemudian diinkubasi selama 24-48 jam pada suhu 37 oC (Agusta
2009; Desriani dkk. 2014).
4. Pengamatan Morfologi Bakteri Endofit Secara Makroskopis
Pengamatan morfologi secara makroskopis bakteri endofit dengan
mengamati karakteristik koloni suatu biakan meliputi: diameter koloni, warna
koloni, permukaan koloni, bentuk koloni, bentuk tepi, konsistensi serta elevasi
koloni (Hadioetomo 1993). Koloni yang mempunyai kriteria berbeda dengan
koloni lainnya dianggap sebagai isolat yang berbeda. Pengamatan morfologi
dilakukan kembali setelah diinkubasi selama 24-48 jam, apabila masih ditemukan
koloni yang berbeda secara makroskopis, maka harus dipisahkan kembali sampai
diperoleh isolat murni, yaitu hanya mengandung satu bentuk morfologi yang
sama. Selanjutnya isolat bakteri endofit yang telah murni dipindahkan ke dalam
medium NA slant untuk digunakan sebagai working culture dan stock kultur
(Kumala dan Fitri 2008).
5. Pengamatan Morfologi Bakteri Endofit Secara Mikroskopik
Pengamatan secara mikroskopik dilakukan dengan mengamati morfologi
bakteri endofit dengan cara pewarnaan Gram. Siapkan perlengkapan uji (object
glass, cover glass, kapas, akuades steril, larutan kristal violet, larutan lugol, dan
larutan safranin). Diambil 1 ose isolat bakteri endofit pada agar miring, kemudian
diletakkan bakteri setipis mungkin di atas kaca objek yang kemudian di fiksasi
dengan cara dilewatkan di atas nyala api untuk melekatkan bakteri. Preparat
tersebut diwarnai dengan larutan kristal violet dan didiamkan selama 1 menit,
kemudian dicuci dengan akuades, selanjutnya diteteskan larutan lugol di atas
preparat dan dibiarkan selama 1 menit. Preparat dicuci kembali dengan akuades,
kemudian direndam dengan alkohol 96% selama 30 detik sampai tidak ada lagi
zat warna lugol, kemudian dicuci kembali dengan akuades. Preparat diteteskan
larutan safranin dan didiamkan selama 10-30 detik, kemudian dicuci kembali
dengan akuades. Preparat dikeringkan dengan cara diletakkan di atas kertas saring
14
Isolasi Bakteri Endofit...Miranda Angelina, Farmasi UHAMKA,2016.
steril dan diperiksa preparat di bawah mikroskop pada perbesaran 40x10.
Pengamatan dilakukan dengan mengamati bentuk bakteri, warna bakteri dan
bakteri Gram positif atau Gram negatif.
6. Kultivasi Bakteri Endofit Ranting dan Daun Kelor (Moringa oleifera
Lam.)
Isolat murni bakteri endofit yang telah diperoleh selanjutnya dilakukan
kultivasi cair dengan menggunakan medium F4. Medium F4 disterilisasi dengan
autoklaf pada suhu 121 oC selama 15 menit. Isolat murni bakteri endofit diambil 1
ose dan dimasukkan ke dalam tabung reaksi berisi 10 ml medium F4. Inkubasi
dilakukan pada suhu ruang selama 2 hari pada vacum rotary shaker dengan
kecepatan 150 rpm. Biomassa sel dipanen dengan menggunakan sentrifus
berpendingin 3000 rpm selama 20 menit (Kumala dkk. 2006). Supernatan bakteri
endofit dari hasil sentrifus digunakan untuk uji aktivitas antibakteri (Rante dkk.
2013). Supernatan bakteri endofit yang diperoleh dengan aktivitas antibakteri
yang paling baik dilanjutkan dengan melakukan proses ekstraksi (Kumala dkk.
2006).
7. Uji Aktivitas Antibakteri Metabolit Bakteri Endofit dan Antibiotik
dengan Metode Difusi
a. Ekstraksi Hasil Kultivasi Bakteri Endofit
Ekstraksi senyawa antibakteri diawali dengan menumbuhkan isolat bakteri
endofit terpilih pada medium kultivasi F4 sebanyak 300 ml. Inkubasi dilakukan
pada suhu ruang selama 2 hari pada kecepatan agitasi 150 rpm. Pemanenan
metabolit senyawa antimikroba dilakukan dengan sentrifugasi pada kecepatan
agitasi 3000 rpm selama 20 menit. Supernatan yang diperoleh kemudian
diekstraksi cair:cair dengan pelarut etanol 96% (1:3 v/v). Ekstrak etanol bakteri
endofit yang diperoleh selanjutnya dipekatkan dengan vacum rotary evaporator,
sehingga diperoleh ekstrak kental. Kemudian ekstrak yang telah kental
dimasukkan ke dalam oven pada suhu 40-50 °C hingga diperoleh ekstrak kering.
Ekstrak kering metabolit bakteri endofit selanjutnya digunakan untuk uji aktivitas
antibakteri dan skrining fitokimia.
b. Pembuatan Larutan Uji Ekstrak Metabolit Bakteri Endofit Ranting dan
Daun Kelor
Ekstrak kering metabolit bakteri endofit yang diperoleh kemudian dibuat
konsentrasi larutan uji. Konsentrasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah
15
Isolasi Bakteri Endofit...Miranda Angelina, Farmasi UHAMKA,2016.
1000-16.000 µg/ml. Berdasarkan hasil orientasi tersebut maka uji pendahuluan
dilakukan pada konsentrasi 1000, 2000, 4000, 8000, dan 16.000 µg/ml. Larutan
uji dibuat berbagai konsentrasi dengan cara ditimbang 2 g ekstrak kering
dimasukkan ke dalam labu ukur 100 ml, sehingga diperoleh konsentrasi 20.000
µg/ml. Larutan baku diambil 0,5 ml untuk konsentrasi 1000 µg/ml dimasukkan ke
dalam labu ukur 10 ml dan dicukupkan volumenya dengan akuades steril.
Selanjutnya dilakukan pengenceran dari larutan baku induk untuk mendapatkan
konsentrasi 2000, 4000, 8000, dan 16.000 µg/ml. Hasil konsentrasi tersebut akan
dilakukan pengujian aktivitas antibakteri (Rusdi dkk. 2010).
c. Penapisan Fitokimia
1) Identifikasi alkaloid
Ekstrak kering metabolit bakteri endofit ditimbang seksama 50 mg,
kemudian masukkan ke dalam tabung reaksi, ditambahkan 2 tetes HCl dan 18
tetes akuades, panaskan di atas penangas air pada suhu 100 °C selama 2 menit,
kemudian dinginkan dan saring. Pindahkan hasil saringan dan bagi ke dalam 2
tabung reaksi. Tabung pertama diberi 3 tetes pereaksi Dragendorf, jika ada
endapan berwarna merah, maka menunjukkan adanya alkaloid. Pada tabung
kedua diberi pereaksi Mayer, jika ada endapan berwarna putih, menunjukkan
adanya alkaloid (Depkes RI 2000).
2) Identifikasi saponin
Ekstrak kering metabolit bakteri endofit ditimbang seksama 50 mg,
kemudian dimasukkan ke dalam tabung reaksi, ditambahkan 1 ml air panas,
didinginkan dan dikocok selama 10 detik, sehingga terbentuk buih yang mantap
selama tidak kurang dari 10 menit setinggi 1 cm sampai 10 cm. Pada penambahan
1 tetes HCl 2N, buih tidak hilang, maka kemungkinan ada saponin (Depkes RI
2000).
3) Identifikasi flavonoid
Ekstrak kering metabolit bakteri endofit ditimbang seksama 50 mg,
kemudian tambahkan metanol, panaskan diatas penangas air pada suhu 100 °C,
lalu disaring dan filtratnya ditambahkan HCl pekat dan logam Mg. Terbentuknya
warna merah menunjukkan adanya flavonoid (Depkes RI 2000).
16
Isolasi Bakteri Endofit...Miranda Angelina, Farmasi UHAMKA,2016.
d. Pembuatan Kontrol Positif Kloramfenikol
Kloramfenikol ditimbang seksama 50 mg, kemudian dilarutkan dalam
akuades steril sebanyak 100 ml, sehingga diperoleh larutan induk dengan
konsentrasi 100 µg/ml. Hasil pembuatan larutan induk kemudian dibuat
pengenceran sehingga diperoleh konsentrasi 10, 20, 30, 40, dan 50 µg/ml untuk
bakteri uji Gram positif dan Gram negatif (Jawetz 1998).
e. Uji Aktivitas Antibakteri dengan Metode Difusi
Cawan Petri steril disiapkan dengan mikroba uji yang telah diukur
transmitannya 25%. Diambil bakteri uji sebanyak 10% dari larutan NB yang berisi
mikroba uji, kemudian dimasukkan ke dalam Erlenmeyer yang berisi NA hangat
steril (35-40 oC) sambil dikocok sampai suspensi bakteri uji merata pada medium
NA cair. Larutan medium NA dituangkan ke dalam cawan Petri steril sebanyak ±
15 ml dengan menggunakan pour plate methode, kemudian medium didiamkan
sampai padat. Pengerjaan ini dilakukan di dalam laminar air flow dalam keadaan
steril. Setelah medium padat kertas cakram steril yang sudah diresapi larutan uji
diletakkan pada permukaan medium NA padat dengan berbagai konsentrasi yang
telah dibuat untuk pengujian. Inkubasi dilakukan selama 24 jam pada suhu 37 oC.
Pengamatan dilakukan dengan mengamati zona hambat yang terbentuk. Diameter
zona hambat diukur dengan menggunakan jangka sorong.
8. Analisis Data
Penelitian ini bersifat eksploratif yaitu dengan tujuan mengisolasi bakteri
dari ranting dan daun kelor (Moringa oleifera Lam.) yang dapat memiliki aktivitas
sebagai senyawa antibiotik. Data yang diperoleh bersifat kualitatif dan kuantitatif.
Data kualitatif dengan mengamati morfologi koloni bakteri endofit secara
makroskopik dan mikroskopik. Data kuantitatif diperoleh dengan mengamati dan
menghitung diameter zona hambat yang terbentuk pada mikroba uji yang
diperoleh dihitung secara statistik menggunakan regreasi linier dengan rumus:
Y = a + bx ……….………………………………(1)
Keterangan : Y = Diameter hambat
a = Intersep
b = Nilai slope
17
Isolasi Bakteri Endofit...Miranda Angelina, Farmasi UHAMKA,2016.
Kemudian hitung kesetaraan konsentrasi larutan uji bakteri endofit dengan
antibiotik kloramfenikol sebagai pembanding terhadap zona bening yang
terbentuk sehingga diperoleh nilai potensi relatifnya (Radji 2004) dengan rumus :
PR = Xs …………………….…………………….(2)
Xu
Keterangan : PR = Potensi Relatif
Xs = Konsentrasi Antibiotik Pembanding
Xu = Konsentrasi Larutan Uji Bakteri Endofit
18
Isolasi Bakteri Endofit...Miranda Angelina, Farmasi UHAMKA,2016.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Determinasi Tanaman
Sampel yang digunakan pada penelitian ini adalah ranting dan daun dari
tanaman kelor. Ranting dan daun kelor yang masih segar yang didapat dari
pekarangan rumah, dan telah dilakukan determinasi di Herbarium Bogoriense,
Balitbang Botani, Puslitbang Biologi LIPI, Bogor. Hasil determinasi diperoleh
bahwa sampel yang digunakan merupakan jenis tanaman kelor (Moringa oleifera
Lam.) dan jenis suku Moringaceae. Tujuan determinasi adalah mengidentifikasi
kebenaran sampel yang akan dilakukan pada penelitian ini.
B. Isolasi Bakteri Endofit Ranting dan Daun Kelor (Moringa oleifera Lam.)
Gambar 2. Hasil Isolasi Bakteri Endofit Daun Kelor Diperoleh 2 Isolat dan
Ranting Kelor Diperoleh 2 Isolat Bakteri Endofit
Keterangan:
DKS1 dan DKS2 (Isolat Bakteri Endofit Daun Kelor Sally isolat 1 dan 2)
RKS3 dan RKS4 (Isolat Bakteri Endofit Ranting Kelor Sally isolat 3 dan 4)
Bagian tanaman kelor yang diisolasi adalah bagian daun dan ranting kelor.
Isolasi bakteri endofit diperoleh dengan tehnik isolasi langsung (direct seed) pada
medium NA. Potongan dari bagian tanaman tersebut dilakukan sterilisasi
permukaan dan diletakkan di permukaan medium biakan yang telah diberi
nistatin. Pengamatan isolasi bakteri endofit didapat 2 isolat dari daun kelor dengan
kode DKS1, DKS2 pada hari kedua dan hasil isolasi ranting kelor pada hari ketiga
19
Senyawa antibakteri dapat diproduksi dari isolat bakteri endofit dengan cara
kultivasi cair. Isolat bakteri endofit ranting dan daun kelor 1 sampai 4 dikultivasi
pada medium F4 cair 10 ml selama 2 hari. Hasil kultivasi isolat bakteri endofit
disentrifugasi untuk memisahkan supernatan dan pellet. Supernatan yang
diperoleh digunakan untuk uji aktivitas antibakteri (Kumala dkk. 2006). Pellet
yang didapat hanya ditimbang dan tidak digunakan untuk uji aktivitas antibakteri.
Hasil kultivasi isolat bakteri endofit ranting dan daun kelor dapat dilihat pada
Tabel 2, Lampiran 26 sampai 29.
Tabel 2. Hasil Kultivasi Isolat Bakteri Endofit Ranting dan Daun Kelor
(Moringa oleifera Lam.) 1 sampai 4 Pada Medium F4 Cair Selama
2 Hari Pada Suhu 27 °C
21
22
Staphylococcus aureus
Kode
Diameter Zona Hambat (mm)
Isolat
I II III Rerata SD
DKS1 11,9 10,6 8,6 10,4 1,6623
DKS2 10,7 9,2 9,6 9,8 0,7767
RKS3 11,2 9,8 9,4 10,1 0,9452
RKS4 9,4 9,5 9,8 9,6 0,2082
Escherichia coli
Kode
Diameter Zona Hambat (mm)
Isolat
I II III Rerata SD
DKS1 9,7 11,4 9,5 10,2 1,0440
DKS2 9,8 9,7 8,9 9,5 0,4933
RKS3 10,4 9,8 9,9 10,0 0,3215
RKS4 10 9,5 10,3 9,9 0,4041
23
Tabel 5. Hasil Kultivasi dan Ekstraksi Metabolit Bakteri Endofit Daun Kelor
Isolat DKS1 Pada Medium F4 Cair Selama 2 Hari Pada Suhu 27 °C
Ulangan Supernatan Pellet Ekstrak Ekstrak Ektrak
(ml) (g) Cair (ml) Kental (g) Kering (g)
I 242 5,19 726 13,71 12,7
II 245 5,26 735 10,0 9,46
III 213 5,31 639 8,61 7,93
Rerata 233,33 5,25 700 10,77 10,03
SD 17,67 0,06 53,02 2,63 2,43
24
25
Tabel 10. Hasil Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Metabolit Bakteri Endofit
Ranting Kelor (Moringa oleifera Lam.) Isolat RKS3 terhadap
Escherichia coli
27
28
Keterangan :
+ : Positif mengandung senyawa yang diidentifikasi
- : Negatif tidak mengandung senyawa yang diidentifikasi
30
A. Simpulan
Penelitian ini telah diisolasi bakteri endofit pohon kelor (Moringa oleifera
Lam.) sebanyak 2 isolat dari daun dan 2 isolat dari ranting yang mampu
menghasilkan senyawa aktif antibakteri, dengan isolat DKS1 menunjukkan
aktivitas antibakteri tertinggi terhadap Staphylococcus aureus dan Escherichia
coli.
B. Saran
Hasil penelitian ini perlu dilakukan uji lanjutan identifikasi molekular
bakteri endofit ranting dan daun kelor (Moringa oleifera Lam.).
31
Agusta A. 2009. Biologi dan Kimia Jamur Endofit. Penerbit ITB. Bogor. Hlm.
1,3-4,34.
Li JY, Harper JK, Grant DM, Tombe BO, Bahsyal B, Hess WM, Strobel GA.
2001. Ambuic Acid, a Highly Functionalized Cyclohexenone with
Antifungal Activity from Pestalotiopsis spp. and Monochaetia sp.
Phytochemistry. 56: 463-468.
Liofilchem. Abruzzi DR. Nutrient Agar. Italy. www.Liofilchem.net
32
Isolasi Bakteri Endofit...Miranda Angelina, Farmasi UHAMKA,2016.
Liofilchem. Abruzzi DR. Nutrient Broth srl Bacteriology Products. Italy.
www.Liofilchem.net
Kumala S, Fitri NA. 2008. Penapisan Kapang Endofit Ranting Kayu Meranti
Merah (Shorea Balangeran Korth.) sebagai Penghasil Enzim Xilanase.
Jurnal Ilmu Kefarmasian Indonesia. 6(1): 1-6.
Kumala S. 2014. Pemanfaatan Mikroba Endofit dalam Bidang Farmasi. Penerbit
PT ISFI Penerbitan. Jakarta. Hlm. 15,26,41,45-68.
Mahmood KT, Mugal T, Haq, IU. 2010. Moringa oleifera: a Natural Gift-a
Review. Journal of Pharmaceutical Sciences and Research. 2(11): 775-781.
Margino S. 2008. Produksi Metabolit Sekunder (Antibiotik) oleh Isolat Jamur
Endofit Indonesia. Majalah Farmasi Indonesia. 19(2): 86-94
Marjoni MR. 2016. Dasar - Dasar Fitokimia. Trans Info Media. Jakarta. Hlm. 15-
17.
Pelczar JR, Chan ECS. 1986. Dasar - Dasar Mikrobiologi Jilid I. Terjemahan:
Hadioetomo RS, Imas T, Tjitrosomo SS, Angka SL. Penerbit Universitas
Indonesia (UI Press). Jakarta. Hlm. 8,115-117.
Panitia Farmakope Indonesia. 1995. Farmakope Indonesia. Edisi IV. Departemen
Kesehatan Republik Indonesia. Jakarta. Hlm. 869,891.
Pratiwi ST. 2008. Mikrobiologi Farmasi. Erlangga. Jakarta. Hlm. 107,188.
Pranoto E, Fauzi G, Hingdri. 2014. Isolasi dan Karakterisasi Bakteri Endofit pada
Tanaman Teh (Camellia sinensis (L.) O. Kuntze) Produktif dan Belum
Menghasilkan Klon GMB 7 Dataran Tinggi. Biospesies. 7(1): 1-7.
33
Isolasi Bakteri Endofit...Miranda Angelina, Farmasi UHAMKA,2016.
Radji M. 2005. Peranan Bioteknologi dan Mikroba Endofit dalam Pengembangan
Obat Herbal. Majalah Ilmu Kefarmasian. 2(3): 113-126.
Radji M. 2010. Buku Ajar Mikrobiologi Panduan Mahasiswa Farmasi dan
Kedokteran. EGC. Jakarta. Hlm. 99-100,125-179.
Rante H, Taebe B, Intan S. 2013. Isolasi Fungi Endofit Penghasil Senyawa
Antimikroba dari Daun Cabai Katokkon (Capsicum annuum L var.
chinensis) dan Profil KLT Bioautografi. Majalah Farmasi dan
Farmakologi. 17(2):39-46.
Robinson T. 1995. Kandungan Organik Tumbuhan Tinggi Edisi VI. ITB.
Bandung. Hlm. 157-180,165,191-193,281-290.
Rusdi NK, Sediarso, Fadila SH. 2010. Uji Aktivitas Antibakteri Fraksi Etanol
70% dari Ekstrak Mahkota Dewa (Phaleria macrocarpa (Scheff) Boerl.)
Terhadap Bakteri Streptococcus mutans. Farmasains. 1(2): 89-94.
Singh SK. 2013. Antibacterial Activity of Different Extract of Moringa oleifera
Leaf Against Some Pathogenic Bacteria. Journal of Pharmaceutical
Research Article. 2(2): 13-15.
34
Isolasi Bakteri Endofit...Miranda Angelina, Farmasi UHAMKA,2016.
Widowati I, Efiyati S, Wahyuningtyas S. 2014. Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak
Daun Kelor (Moringa oleifera Lam.) terhadap Bakteri Pembusuk Ikan Segar
(Pseudomonas aeruginosa). Pelita Universitas Negeri Yogyakarta. IX(1):
146-157.
35
Isolasi Bakteri Endofit...Miranda Angelina, Farmasi UHAMKA,2016.
Lampiran 1. Determinasi Tanaman Kelor
36
Isolasi Bakteri Endofit...Miranda Angelina, Farmasi UHAMKA,2016.
Lampiran 2. Tanaman Kelor (Moringa oleifera Lam.)
37
Isolasi Bakteri Endofit...Miranda Angelina, Farmasi UHAMKA,2016.
Lampiran 3. Sertifikat Kloramfenikol
38
Isolasi Bakteri Endofit...Miranda Angelina, Farmasi UHAMKA,2016.
Lampiran 4. Sertifikat Yeast Extract
39
Isolasi Bakteri Endofit...Miranda Angelina, Farmasi UHAMKA,2016.
Lampiran 5. Sertifikat Nystatin
40
Isolasi Bakteri Endofit...Miranda Angelina, Farmasi UHAMKA,2016.
Lampiran 6. Sertifikat Medium Nutrient Agar (NA)
41
Isolasi Bakteri Endofit...Miranda Angelina, Farmasi UHAMKA,2016.
Lampiran 7. Sertifikat Medium Nutrient Broth (NB)
42
Isolasi Bakteri Endofit...Miranda Angelina, Farmasi UHAMKA,2016.
Lampiran 8. Skema Kerja Isolasi Bakteri Endofit Ranting dan Daun Kelor
(Moringa oleifera Lam.)
Sampel (Ranting Kelor / Daun Kelor dicuci dengan air mengalir selama
10 menit)
Sterilisasi Permukaan:
1. Et-OH 75% 1 menit
2. NaOCl 5,25% 5 menit
3. Et-OH 75% 30 detik
43
Isolasi Bakteri Endofit...Miranda Angelina, Farmasi UHAMKA,2016.
Lampiran 9. Skema Kerja Produksi Senyawa Antibakteri Ranting dan Daun
Kelor (Moringa oleifera Lam.)
Pellet
Supernatan
ditimbang
Uji Aktivitas
Antibakteri
44
Isolasi Bakteri Endofit...Miranda Angelina, Farmasi UHAMKA,2016.
Lampiran 10. Skema Kerja Ekstraksi Hasil Kultivasi Bakteri Endofit
Ranting dan Daun Kelor (Moringa oleifera Lam.)
Supernatan Pellet
ditimbang
45
Isolasi Bakteri Endofit...Miranda Angelina, Farmasi UHAMKA,2016.
Lampiran 11. Komposisi dan Cara Pembuatan Medium
46
Isolasi Bakteri Endofit...Miranda Angelina, Farmasi UHAMKA,2016.
3) Medium F4 Cair
Bahan : Gliserol 20 gram
Corn Step Liquor 0,5 gram
Soybean 12,5 gram
Yeast Extract 2,5 gram
NaCl 0,25 gram
Akuades 500 ml
Cara: Timbang gliserol, CSL, Soybean, yeast extract , dan NaCl dalam akuades
500 ml. campuran tersebut dipanaskan pada hotplate hingga mendidih dan terlarut
sempurna sehingga PH mencapai 7. Tambahkan 1 gram CaCO3 hingga larut
dengan sempurna. Disterilisasi dengan autoklaf pada suhu 121°C selama 15
menit.
Medium : Kultivasi
47
Isolasi Bakteri Endofit...Miranda Angelina, Farmasi UHAMKA,2016.
Lampiran 12. Karakterisasi Isolat Bakteri Endofit Ranting dan Daun Kelor
(Moringa oleifera Lam.)
Makroskopik Mikroskopik
Parameter :
1. Tepi koloni
2. Warna koloni
3. Diameter koloni
4. Konsistensi koloni
5. Bentuk Koloni
Pewarnaan Gram
positif dan negatif
48
Isolasi Bakteri Endofit...Miranda Angelina, Farmasi UHAMKA,2016.
Lampiran 13. Kultivasi Metabolit Bakteri Endofit Ranting dan Daun Kelor
(Moringa oleifera Lam.)
Panen
Supernatan
49
Isolasi Bakteri Endofit...Miranda Angelina, Farmasi UHAMKA,2016.
Lampiran 14. Ekstraksi Metabolit Bakteri Endofit Ranting dan Daun Kelor
(Moringa oleifera Lam.)
Supernatan
Bagian atas
Ekstrak Kental
50
Isolasi Bakteri Endofit...Miranda Angelina, Farmasi UHAMKA,2016.
Lampiran 15. Pemekatan Ekstrak Metabolit Bakteri Endofit Ranting dan
Daun Kelor (Moringa oleifera Lam.)
Ekstrak kental
Ekstrak kering
51
Isolasi Bakteri Endofit...Miranda Angelina, Farmasi UHAMKA,2016.
Lampiran 16. Skrining Fitokimia Metabolit Bakteri Endofit Ranting dan
Daun Kelor (Moringa oleifera Lam.)
Panaskan diatas
Dinginkan,
waterbath 100°C
kocok 10 detik
Panaskan diatas
waterbath 100°C
selama 2 menit
Saring.
Filtrat :
(+) busa 1-
Saring (+) HCl pekat dan
10cm,
logam Mg
ditambahkan
HCl 2N
Dibagi 2 bagian :
(+) Busa (+) Merah
1. Uji Dragendorf
(+) endapan merah
2. 2. Uji Mayer
(+) endapan putih
52
Isolasi Bakteri Endofit...Miranda Angelina, Farmasi UHAMKA,2016.
Lampiran 17. Pengkayaan Staphylococcus aureus dan Escherichia coli
53
Isolasi Bakteri Endofit...Miranda Angelina, Farmasi UHAMKA,2016.
Lampiran 18. Pembuatan Kultur Staphylococcus aureus dan Escherichia coli
dalam Medium Cair NB (Nutrient Broth)
54
Isolasi Bakteri Endofit...Miranda Angelina, Farmasi UHAMKA,2016.
Lampiran 19. Pembuatan Konsentrasi Larutan Uji Ekstrak Metabolit
Bakteri Endofit Ranting dan Daun Kelor (Moringa oleifera
Lam.)
55
Isolasi Bakteri Endofit...Miranda Angelina, Farmasi UHAMKA,2016.
Lampiran 20. Skema Pembuatan Konsentrasi Kontrol Positif Kloramfenikol
Kloramfenikol
Ditimbang 10 mg
56
Isolasi Bakteri Endofit...Miranda Angelina, Farmasi UHAMKA,2016.
Lampiran 21. Skema Uji Antibakteri Bakteri Endofit Ranting, Daun Kelor
dan Kontrol Positif Kloramfenikol
57
Isolasi Bakteri Endofit...Miranda Angelina, Farmasi UHAMKA,2016.
Lampiran 22. Hasil Isolasi Bakteri Endofit Ranting dan Daun Kelor
(Moringa oleifera Lam.)
58
Isolasi Bakteri Endofit...Miranda Angelina, Farmasi UHAMKA,2016.
Lampiran 23. Hasil Karakterisasi Makroskopis Bakteri Endofit Ranting dan
Daun Kelor (Moringa oleifera Lam.)
59
Isolasi Bakteri Endofit...Miranda Angelina, Farmasi UHAMKA,2016.
Lampiran 24. Hasil Mikroskopis Bakteri Endofit Ranting dan Daun Kelor
(Moringa oleifera Lam.) Perbesaran 400X
60
Isolasi Bakteri Endofit...Miranda Angelina, Farmasi UHAMKA,2016.
Lampiran 25. Hasil Morfologi Makroskopik Bakteri Endofit Ranting dan
Daun Kelor (Moringa oleifera Lam.)
61
Isolasi Bakteri Endofit...Miranda Angelina, Farmasi UHAMKA,2016.
Lampiran 26. Medium Kultivasi dan Hasil Kultivasi Metabolit Bakteri
Endofit Ranting dan Daun Kelor (Moringa oleifera Lam.)
Ulangan I
62
Isolasi Bakteri Endofit...Miranda Angelina, Farmasi UHAMKA,2016.
Lampiran 27. Medium Kultivasi dan Hasil Kultivasi Metabolit Bakteri
Endofit Ranting dan Daun Kelor (Moringa oleifera Lam.)
Ulangan II
63
Isolasi Bakteri Endofit...Miranda Angelina, Farmasi UHAMKA,2016.
Lampiran 28. Medium Kultivasi dan Hasil Kultivasi Metabolit Bakteri
Endofit Ranting dan Daun Kelor (Moringa oleifera Lam.)
Ulangan III
Keterangan :
RDKS : Ranting, Daun Kelor Sally
64
Isolasi Bakteri Endofit...Miranda Angelina, Farmasi UHAMKA,2016.
Lampiran 29. Hasil Uji Aktivitas Antibakteri Supernatan Bakteri Endofit
Ranting dan Daun Kelor (Moringa oleifera Lam.) terhadap
Staphylococcus aureus dan Escherichia coli
65
Isolasi Bakteri Endofit...Miranda Angelina, Farmasi UHAMKA,2016.
Lampiran 30. Hasil Kultivasi Bakteri Endofit Daun Kelor (Moringa oleifera
Lam.) Isolat Terpilih DKS1 Secara Triplo
D. Supernatan DKS1
66
Isolasi Bakteri Endofit...Miranda Angelina, Farmasi UHAMKA,2016.
Lampiran 31. Hasil Kultivasi Bakteri Endofit Ranting Kelor (Moringa oleifera
Lam.) Isolat Terpilih RKS3 Secara Triplo
D. Supernatan RKS3
67
Isolasi Bakteri Endofit...Miranda Angelina, Farmasi UHAMKA,2016.
Lampiran 32. Hasil Ekstraksi Metabolit Bakteri Endofit Daun Kelor
(Moringa oleifera Lam.)
68
Isolasi Bakteri Endofit...Miranda Angelina, Farmasi UHAMKA,2016.
Lampiran 33. Hasil Ekstraksi Metabolit Bakteri Endofit Ranting Kelor
(Moringa oleifera Lam.)
69
Isolasi Bakteri Endofit...Miranda Angelina, Farmasi UHAMKA,2016.
Lampiran 34. Hasil Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Metabolit Bakteri
Endofit Daun Kelor (Moringa oleifera Lam.) Isolat DKS1
terhadap Staphylococcus aureus dan Escherichia coli
70
Isolasi Bakteri Endofit...Miranda Angelina, Farmasi UHAMKA,2016.
Lampiran 35. Hasil Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Metabolit Bakteri
Endofit Ranting Kelor (Moringa oleifera Lam.) Isolat RKS3
terhadap Staphylococcus aureus dan Escherichia coli
71
Isolasi Bakteri Endofit...Miranda Angelina, Farmasi UHAMKA,2016.
Lampiran 36. Hasil Uji Aktivitas Antibakteri Kontrol Positif Kloramfenikol
terhadap Staphylococcus aureus dan Escherichia coli
72
Isolasi Bakteri Endofit...Miranda Angelina, Farmasi UHAMKA,2016.
Lampiran 37. Hasil Skrining Fitokimia Metabolit Bakteri Endofit Ranting
dan Daun Kelor (Moringa oleifera Lam.) Isolat RKS3 dan
DKS1
Jenis Hasil Gambar Keterangan
Pengujian
DKS1 RKS3
Uji Alkaloid +
(Dragendorf) Positif,
terbentuk
endapan merah
bata
DKS1 RKS3
Negatif, tidak
Uji Alkaloid - terbentuk
(Mayer) endapan putih
DKS1 RKS3
Uji Saponin +
Positif,
terbentuk busa
saat pengocokan
DKS1 RKS3
Uji Flavonoid +
Positif,
terbentuk warna
merah
73
Isolasi Bakteri Endofit...Miranda Angelina, Farmasi UHAMKA,2016.
Lampiran 38. Grafik Hubungan antara Konsentrasi Ekstrak Metabolit
Bakteri Endofit Daun Kelor (Moringa oleifera Lam.) DKS1
terhadap Daya Hambat Staphylococcus aureus dan
Escherichia coli
74
Isolasi Bakteri Endofit...Miranda Angelina, Farmasi UHAMKA,2016.
Lampiran 39. Grafik Hubungan antara Konsentrasi Ekstrak Metabolit
Bakteri Endofit Ranting Kelor (Moringa oleifera Lam.)
RKS3 terhadap Daya Hambat Staphylococcus aureus dan
Escherichia coli
75
Isolasi Bakteri Endofit...Miranda Angelina, Farmasi UHAMKA,2016.
Lampiran 40. Grafik Hubungan antara Konsentrasi Kloramfenikol terhadap
Daya Hambat Staphylococcus aureus dan Escherichia coli
76
Isolasi Bakteri Endofit...Miranda Angelina, Farmasi UHAMKA,2016.
Lampiran 41. Sertifikat Cakram
77
Isolasi Bakteri Endofit...Miranda Angelina, Farmasi UHAMKA,2016.
Lampiran 42. Perhitungan Perbandingan Konsentrasi Zat Uji dengan
Antibiotik Standar (Perhitungan Potensi Relatif) Daun
Kelor Isolat DKS1
13,8261µg/ml
=
6200,35 µg/ml
= 2,23 x 10-3 kali kloramfenikol
Sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa Ekstrak Metabolit Bakteri Endofit
Daun Kelor (Moringa oleifera Lam.) Isolat DKS1 mempunyai potensi relatif
sebesar 2,23 x 10-3 kali kloramfenikol.
78
Isolasi Bakteri Endofit...Miranda Angelina, Farmasi UHAMKA,2016.
2. Perhitungan Potensi Relatif Ekstrak Metabolit Bakteri Endofit Daun Kelor
(Moringa oleifera Lam.) Isolat DKS1 terhadap Escherichia coli
Data yang telah diperoleh dianalisa dengan regresi linear. Persamaan
yang terbentuk adalah :
Diketahui :Y1 = 6,715 + (3,5177 x 10-4) X (untuk ekstrak)
Y2 = 6,715 + 0,1231 X (untuk kloramfenikol BPFI)
Dari persamaan regresi linear di atas, dapat digunakan untuk mencari
kekuatan ekstrak Metabolit Bakteri Endofit Daun Kelor (Moringa oleifera
Lam.) isolat DKS1 apabila dibandingkan dengan kloramfenikol BPFI.
Diketahui ΣȲ ekstrak metabolit 26,694 mm dan didapatkan Ȳ rata-rata ekstrak
metabolit = 8,896 mm, lalu dimasukkan ke dalam persamaan :
Untuk ekstrak Ekstrak Metabolit Bakteri Endofit Daun Kelor (Moringa
oleifera Lam.) isolat DKS1
yu = a + bxu
8,896 = 6,715 + (3,5177 x 10-4) xu
xu = 6200,07 µg/ml
Untuk kloramfenikol BPFI
yu = a + bxs
8,896 = 6,715 + (0,1231) xs
xs = 17,7173 µg/ml
Untuk mendapatkan nilai potensi relatif dapat dihitung dengan persamaan :
x standar
Nilai potensi relatif = x uji
17,7173 µg/ml
=
6200,07 µg/ml
= 2,85 x 10-3 kali kloramfenikol
Sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa ekstrak metabolit Bakteri Endofit
Daun Kelor (Moringa oleifera Lam.) Isolat DKS1 mempunyai potensi relatif
sebesar 2,85 x 10-3 kali kloramfenikol
79
Isolasi Bakteri Endofit...Miranda Angelina, Farmasi UHAMKA,2016.
Lampiran 43. Perhitungan Perbandingan Konsentrasi Zat Uji dengan
Antibiotik Standar (Perhitungan Potensi Relatif) Ranting
Kelor Isolat RKS3
11,7681µg/ml
=
6201,81 µg/ml
= 1,89 x 10-3 kali kloramfenikol
Sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa Ekstrak Metabolit Bakteri Endofit
Ranting Kelor (Moringa oleifera Lam.) Isolat RKS3 mempunyai potensi
relatif sebesar 1,89 x 10-3 kali kloramfenikol.
80
Isolasi Bakteri Endofit...Miranda Angelina, Farmasi UHAMKA,2016.
4. Perhitungan Potensi Relatif Ekstrak Metabolit Bakteri Endofit Ranting Kelor
(Moringa oleifera Lam.) Isolat RKS3 terhadap Escherichia coli
Data yang telah diperoleh dianalisa dengan regresi linear. Persamaan
yang terbentuk adalah :
Diketahui :Y1 = 6,554 + (2,7158 x 10-4) X (untuk ekstrak)
Y2 = 6,715 + 0,1231 X (untuk kloramfenikol BPFI)
Dari persamaan regresi linear di atas, dapat digunakan untuk mencari
kekuatan ekstrak Metabolit Bakteri Endofit Ranting Kelor (Moringa oleifera
Lam.) isolate RKS3 apabila dibandingkan dengan kloramfenikol BPFI.
Diketahui ΣȲ ekstrak metabolit 24,72 mm dan didapatkan Ȳ rata-rata ekstrak
metabolit = 8,238 mm, lalu dimasukkan ke dalam persamaan :
Untuk ekstrak Ekstrak Metabolit Bakteri Endofit Ranting Kelor (Moringa
oleifera Lam.) isolat RKS3
yu = a + bxu
8,238 = 6,554 + (2,7158 x 10-4) xu
xu = 6200,75 µg/ml
Untuk kloramfenikol BPFI
yu = a + bxs
8,238 = 6,715 + 0,1231 xs
xs = 12,3720 µg/ml
Untuk mendapatkan nilai potensi relatif dapat dihitung dengan persamaan :
x standar
Nilai potensi relatif = x uji
12,3720 µg/ml
=
6200,75 µg/ml
= 1,99 x 10-3 kali kloramfenikol
Sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa ekstrak metabolit Bakteri Endofit
Ranting Kelor (Moringa oleifera Lam.) Isolat RKS3 mempunyai potensi
relatif sebesar 1,99 x 10-3 kali kloramfenikol.
81
Isolasi Bakteri Endofit...Miranda Angelina, Farmasi UHAMKA,2016.
Lampiran. Alat Penelitian
82
Isolasi Bakteri Endofit...Miranda Angelina, Farmasi UHAMKA,2016.
Lampiran. Alat Penelitian
83
Isolasi Bakteri Endofit...Miranda Angelina, Farmasi UHAMKA,2016.
Lampiran. Alat Penelitian
m. Autoklaf n. Oven
84
Isolasi Bakteri Endofit...Miranda Angelina, Farmasi UHAMKA,2016.