Oleh :
NIM : 0101018048
2020
KATA PENGANTAR
Puji serta syukur penulis panjatkan kehadirat ALLAH SWT karena berkat rahmat dan
hambatan namun berkat adanya bimbingan, pengarahan, bantuan dan Do’a, Pada kesempatan ini
1. Ibu Ns. Temmy Lanovia Anggraeni M. Kep selaku Direktur Akper Bhakti Husada Cikarang.
2. Ibu Ns. Sisca Pri Andini, S.Pd, M.kep, selaku Pembimbing proposal penelitian dari Akper
4. Orang tua dan keluarga tercinta yang selalu memberikan dorongan baik materil, moril
maupun spiritual.
Proposal penelitian ini disusun dalam rangka memenuhi salah satu persyaratan untuk
menyelesaikan mata ajar penelitian terapan di Akademi Keperawatan Bhakti Husada Cikarang.
Penulis menyadari dalam penyusunan proposal penelitian ini belum sempurna, untuk itu penulis
akan menerima segala bentuk kritik dan saran yang sifatnya membangun. Semoga proposal
penulis
3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
penyakit yang paling dikenal dan disebabkan oleh human immunodeficiency virus
imunitas humoral dan autoimunitas karena adanya peran pusat dari limfosit CD4+ T
infeksi oportinistik, kanker yang tidak lazim, dan keabnormalan lain yang menandai
kumpulan gejala atau penyakit yang disebabkan oleh menurunnya kekebalan tubuh
akibat infeksi oleh virus HIV, dan merupakan tahap akhir dari infeksi HIV. Virus HIV
spectrum penyakit yang menyerang sel-sel kekebalan tubuh yang meliputi infeksi
primer, dengan atau tanpa sindrom akut, stadium asimtomatik, hingga stadium lanjut.
Untuk dapat lebih mempersiapkan diri kita dalam menangkal dan memperkuat
ketahanan keluarga sebagai perisai utama kita, sebaiknya kita memahami perjalanan
3.710 dan sampai dengan September 2011 terdapat 6.297 kasus. Di tahun 2015
jumlah kasus hiv di Indonesia dilaporkan sebanyak 24.791 dan jumlah kasus AIDS
3.127 (Kemenkes RI Ditjen PP dan PL, 2015). Pada tahun 2015, 36,7 juta orang hidup
HIV menyerang sistem imun dengan menyerbu dan menghancurkan jenis sel
darah putih tertentu, yang sering disebut dalam berbagai nama seperti sel T pembantu
(helper T cell), sel T4 atau sel CD4. Sistem imun melindungi tubuh dengan mengenali
bakteri atau virus yang masuk ke dalam tubuh, dan bereaksi terhadapnya. Ketika
sistem imun melemah atau rusak oleh virus seperti HIV, tubuh akan lebih mudah
Disfungsi sistem imun dan akibat klinis yang ditimbulkan oleh infeksi HIV,
Supresi imun diduga akan meningkatkan resiko terjadinya diare berkepanjangan atau
persisten. Pada satu penderita dapat mengalami beberapa penyakit penyerta secara
bersamaan. Diare persisten merupakan bentuk diare yang paling banyak (19/32 atau
usus untuk menyerap makanan sehingga timbul diare, dan mengeluarkan cairan yang
berlebihan menyebabkan bibir kering, turgor kulit tidak elastis akan menjadi masalah
khusus. Dampak yang timbul dari masalah hypovolemia akan mengakibatkan syok,
gagal ginjal yang berhubungan dengan kekurangan volume, penurunan perfusi dan
lebih parah lagi akan terjaid kematian akibat gagal organ total. Berdasarkan
permasalahan yang timbul akibat hypovolemia, maka peneliti ingin meneliti ”Asuhan
5
hypovolemia”.
Pada studi kasus ini asuhan keperawatan pada klien HIV/AIDS dengan masalah
Hypovolemia
C. Rumusan masalah
D. Tujuan penelitian
1. Tujuan umum
2. Tujuan khusus
hypovolemia.
keperawatan hypovolemia.
keperawatan hypovolemia.
6
E. Manfaat penelitian
1. Manfaat teoritis
mahasiswa. Selain itu penilitian ini dapat diaplikasikan kepada pasien HIV/AIDS
2. Metode praktis
a. Institusi pendidikan
keperawatan .
hypovolemia.
c. Bagi penulis
Study kasus ini bermanfaat menambah ilmu penulis, dapat lebih mengetahui
yang benar.
7
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
1. Definisi HIV/AIDS
HIV adalah virus RNA yang dilapisi struktur dasar dengan lapisan luar
terdiri dari lemak dan glikoprotein sedangkan bagian dalam inti terdiri dari 2
untara rantai RNA tunggal yang mengikat bersama-sama berasal dari protein
sel-sel darah putih infeksi oleh HIV biasanyaberakibat pada kerusakan sistem
dan kanker tertentu (terutama pada orang dewasa) (Ardhiyanti, dkk, 2015).
sangat berguna dalam menyerang berbagai infeksi dan penyakit dari luar
tubuh. Namun karena adanya virus HIV, tubuh menjadi lemah dan tidak
mampu lagi beropersi dengan baik. Oleh sebab itu, HIV dianggap sangat
Penyebab kelainan imun pada AIDS adalah suatu agen viral yang disebut HIV
akibat infeksi oleh virus HIV (human immunodeficiency virus) yang termasuk
8
family retroviridae. AIDS merupakan tahap akhir dari infeksi HIV. (sudoya
Dari definisi di atas dapat disimpulkan bahwa HIV adalah virus RNA
yang dilapisi struktur dasar dengan lapisan luar yang akan menghancurkan sel
darah putih, dan sel darah putih yang berfungsi sebagai pertahanan terhadap
2. Etiologi HIV/AIDS
Penyebab klainan imun pada AIDS adalah suatu agen viral yang
disebut HIV dari kelompok virus yang dikenal retrovirus atau human T-Cell
b. Jarum suntik/ tindik/ tato yang tidak steril dan dipakai bergantian
d. Ibu penderita HIV positif kepada bayinya ketika dalam kandungan, saat
3. Patofisiologis HIV/AIDS
yang mujur atau merugikan, namun kebnyakan bernasib buruk. Oleh karena
itu banyak orang dewasa yang tertular HIV tetapi bebas gejala selama
sel CD4 dalam tempo singkat sesudah infeksi. Orang tersebut akan mengalami
gejala- gejala yang mirip flu seperti lemas, demam, sakit kepala dan nyeri otot,
9
nafsu makan buruk, mual, kelenjar membengkak dan bercak dikulit. Orang
yang tertular HIV tapi tidak bergejala disebut carrier HIV. Mereka tidak
biasanya tanpa mereka sadari sendiri. Diperkirakan dalam sepuluh tahun atau
lebih sejak tertular, HIV mulai berkembang baik dengan cepat. Dalam proses
itu virus menghancurkan tuan rumahnya dan berpindah ke sel-sel lain dalam si
sama sekali.
CD4 limfosit dan melepaskan virus yang baru kedalam darah. Akibatnya, sel
CD4 limfosit banyak yang mati dan berkurang jumlahnya tetapi jumlah virus
HIV semakin bertambah sehingga daya tahan tubuh berkurang. Daya tahan
nilai CD4+ <200 sel/µL. Infeksi oportunistik adalah infeksi yang terjadi akibat
berat terutama pada jumlah CD4 kurang dari 50 sel/µL yang akan
4. Patoflow
Kerusakan sel
10
Infeksi oportunistik
berkisar dari abnormalitas respon imun yang sifatnya ringan tanpa disertai
tanda dan gejala yang jelas hingga immunosupresi yang bermakna, infeksi
yang mengancam jiwa, keganasan dan efek langsung HIV pada jaringan
tubuh.
a. Pernapasan
1) Sesak nafas, dispnea, batuk, nyeri dada dan demam terkait infeksi
AIDS.
b. Gastrointensinal
c. Neurologi
d. Integumen
6. Pemeriksaan laboratorium
HIV dilakukan pada semua orang dengan gejala klinis yang mengarah
ke HIV/AIDS, dan dilakukan juga untuk menyaring HIV pada semua remaja
dan orang dewasa dengan peningkatan risiko infeksi HIV, dan semua wanita
7. Komplikasi
b. Kandidiasis esophagus
1. Definisi
13
vaskular. Kondisi ini terjadi akibar kehilangan cairan yang cepat seperti
2. Etiologi
normal.
volume vaskula.
3. Manifestasi klinik
kekeringan membran
4. Komplikasi
b.Renjatan hipovolemik
- Catatan : Kehilangan cairan melalui kulit (difusi) & paru disebut Insensible Water
Loss (IWL)
- Bila ingin mengetahui “Insensible Water Loss (IWL)” maka dapat menggunakan
RUMUSIWL
(15 x BB)
IWL=
24 Jam
IWL=
[ ( 10 % x 200 ) x ( 39−37 ) ] + 37,5
24 Jam
[ ( 20 ) x 2 ] + 37,5¿ 40
IWL= + 37,5¿ 1,7+37,5 ¿ 39,2 cc /Jam
24 Jam 24 Jam
Menghitung balance cairan seseorang harus diperhatikan berbagai faktor, diantaranya Berat
Badan dan Umur, karena penghitungannya antara usia anak dengan dewasa berbeda.
Menghitung balance cairanpun harus diperhatikan mana yang termasuk kelompok Intake
cairan dan mana yang output cairan. Berdasarkan kutipan dari Iwasa M. Kogoshi S (1995)
1. Pengkajian.
(Muttaqin, 2010).
2008).
a. Identitas.
1) Identitas klien
Data ini diperlukan untuk memudahkan dan yang menjadi tanggung jawab
b. Status kesehatan
1) Keluhan utama
badan lebih dari 10%, munculnya harpes zoster berulang dan bercak-bercak
gatal diseluruh tubuh, batuk, sesak nafas, merasa lemah, mengeluh haus dan
diare.
5) Riwayat psikososial
penyakit HIV yang takut menular, pasien merasa frustasi karena tidak
c. Pola aktivitas
anoreksia, mual, muntah, nyeri oral atau kesulitan menelan. Biasanya pola
nafsu makan kurang disebabkan bercak putih tebal di lidah, sakit saat
feses berkonsistensi cair, frekuensi lebih dari 3x sehari dan bau yang khas
3) Pola istirahat
Pola tidur pasien kurang karena adanya demam dan keringat di malam hari
4) Personal hygiene
Karena kondisi yang lemas pasien tidak bisa melakukan kebersihan diri
d. Pemeriksaan fisik
1) Keadaan umum
Lemah disertai demam, pengukuran TTV, timbang berat badan dan tinggi
badan.
2) Sistem pencernaan
Pantau rongga mulut terhadap adanya kemerahan, ulerasi dan bercak krem-
dan warna kulit abdomen, auskultasi bising usus normal nya 5-15x/ menit.
abdomen kaji adanya masa abnormal, adanya nyeri tekan, distensi abdomen
dan pembesaran hepar, perkusi abdomen suara timpani dan pekak, inspeksi
3) Sistem integumen
Kaji turgor kulit tidak elastis, terdapat tanda lesi, CRT<3dtk. Munculnya
HIV/AIDS menuju jarum suntik, Inspeksi adanya lecet, ulserasi dan infeksi
setiap hari, Kaji adanya ekskoriasi dan infeksi pada area perianal
4) Sistem pernafasan
Kaji parameter fungsi paru yang lain (foto ronsen dada, gas darah arteri,
batuk, produksi sputum, sesak nafas, takipnea, nyeri dada dan kaji suara
nafas. Hidung simetris, pernafasan cuping hidung, ada nyeri tekan di dada
kanan dan kiri, terdapat retraksi dada, nafas pendek (kusmaul), sesak nafas
(dyspnea).
5) Sistem perkemihan
Terdapat distensi dan nyeri tekan pada kandung kemih, Pada kondisi berat
6) Sistem endokrin
7) Sistem muskuloskeletal
Tampak lemas pada bagian ekstermitas, akral dingin, kelemahan otot, tonus
8) Sistem penglihatan
dan vertigo
9) Sistem pendengaran
21
Kaji status mental sedini mungkin sebagai data dasar. Catat tingkat
kesadaran dan orientasi terhadap orang, tempat dan waktu serta kejadian
Gejala dan tanda mayor subjektif (tidak ada), gejala dan tanda minor
a) Uji Serologis
ARV pada dewasa dan diagnosis pada bayi jika HIV DNA
tidak tersedia.
penggantian obat.
13) Terapi
2. Diagnosa keperawatan
klien terhadap masalah kesehatan atau proses kehidupan yang dialaminya baik
3. Perencanaan keperawatan
23
yang didasarkan pada pengetahuan dan penilaian klinis untuk mencapai luaran
750- 2000ml/hari, hematokrit untuk pria 40-54% dan untuk wanita 38-46%,
dan nutrien untuk mencukupi kebutuhan jaringan akibat kehilangan cairan/ darah
berlebih
- Monitor status cairan (masukan dan haluaran, turgor kulit dan CRT)
- Manajemen hipovolemia
- Periksa tanda dan gejala hypovolemia (mis. Frekuensi nadi meningkat, nadi teraba
lemah, tekanan darah menurun, turgor kulit menurun, membran mukosa kering,
4. IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
melakukan tindakan sesuai renacana. Tindakan ini bersifat intelektal, teknis dan
kesehatan atau keperawatan dan tindakan medis yang dilakukan tercapai atau
Tindakan keperawatan adalah perilaku atau aktivitas spesifik yang dikerjakan oleh
5. EVALUASI
25
keperawatan didasarkan pada perubahan perilaku dari kriteria hasil yang telah
objektif (O), Analisa permasalahan (A), serta perencanaan ulang (P). Evaluasi
respon pasien terhadap intervensi. Evaluasi ini terdiri dari dua tingkatan yaitu:
Biasa juga disebut dengan evaluasi proses, yaitu evaluasi terhadap respon
dimaksud adalah bagaimana pasien bereaksi secara fisik, emosi, sosial dan spiritual
Yaitu evaluasi respon (jangka panjang) terhadap tujuan, dengan kata lain
BAB III
METODE PENELITIAN
26
Metode penelitian mencakup rancangan penelitian yang direncanakan untuk melakukan studi
kasus.
A. Rancangan Penelitian
menggunakan pendekatan studi kasus. Studi kasus adalah studi yang mengeksplorasi
digunakan dalam penulisan proposal adalah studi kasus). Penelitian sebagai proses
Penelitian studi kasus ini adalah studi untuk mengeksplorasi masalah intervensi
B. Subyek Penelitian
Subjek penelitian yang digunakan adalah 2 pada pasien Dengan gangguan sistem
Chasbullah Abdul Majid Kota Bekasi. Cara pengambilan subyeknya yaitu melakukan
27
purposive sampling. Purposive sampling adalah salah satu teknik non random
ciri-ciri khusus yang sesuai dengan tujuan penelitian sehingga diharapkan dapat
riwayat penyakit sekarang – dahulu – keluarga dll). Sumber data dari pasien,
3. Studi dokumentasi dan angket (hasil dari pemeriksaan diagnostik dan data lain yg
relevan).
Pada studi kasus ini uji keabsahan data dilakukan dengan: 1) memperpanjang
triangulasi dari tiga sumber data utama yaitu pasien, perawat dan keluarga klien yang
E. Prosedur Penelitian
1. Melakukan izin untuk penelitian di RSUD dr Chasbullah Abdul Majid kota Bekasi
3. Pada hari ke-1 melakukan pengumpulan data dilakukan pengkajian 2 klien yang
4. Pada hari ke-2 sampai seterusnya yaitu pengolahan data dengan menetapkan
F. Instrument Penelitian
Alat ukur dalam penelitian ini menggunakan instrument yaitu lembar pengkajian,
lembar implementasi dan evaluasi yang digunakan oleh institusi. Data yang diperoleh
dari suatu pengukuran kemudian dianalisis dan dijadikan sebagai bukti (evidence) dari
suatu penelitian.
G. Analisis Data
sampai dengan semua data terkumpul. Analisa data dilakukan dengan cara
dengan cara Menarasikan jawaban-jawaban dari penelitian yang diperoleh dari hasil
penelitian. Teknik analisis digunakan dengan cara observasi oleh peneliti dan studi
dibandingkan teori yang ada sebagai bahan untuk memberikan rekomendasi dalam
intervensi tersebut.
H. Etika Penelitian
Daftar pustaka
Hutapea ronald, (2011). AIDS & PMS DAN PEMERKOSAAN, edisi II: jakarta:
PT RINEKA CIPTA.
Kemenkes RI. (2018). Situasi umum HIV/AIDS dan Tes HIV. [diakses dari
http://www.kemenkes.go.id tanggal 10 November 2020]
Sandy, Ibrahim dan Anita. (2018). Pengetahuan dan stigma perawat terkait
orang dengan HIV/AIDS (ODHA). Jurnal persatuan perawat nasional
indonesia. Volume 3: Hal 98-110.
Wahyudi, Andri & Wahid, Abd. (2016). Ilmu Keperawatan Dasar. Edition: 1
Publisher: Mitra Wacana.