Anda di halaman 1dari 4

BAB I

PENDAHULUAN

1. Latar Belakang

Air merupakan senyawa kimia yang sangat penting bagi kehidupan

makhluk hidup di bumi ini. Fungsi air bagi kehidupan ini tidak dapat digantikan

oleh senyawa lain. Penggunaan air yang utama dan sangat vital bagi kehidupan

adalah sebagai air minum. Hal ini terutama untuk mencukupi kebutuhan air di

dalam tubuh manusia itu sendiri. Sebagian besar kebutuhan air manusia berasal

dari berbagai sumber air seperti sungai, sumur gali, sumur bor, mata air, air

Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM), dan sebagainya, oleh karena itu kualitas

sarana air bersih masyarakat harus selalu diperhatikan, sehingga masyarakat

dapat memperoleh air bersih yang memenuhi syarat kesehatan bagi pemenuhan

kebutuhan masyarakat. Penduduk yang hidup di wilayah pedesaan pada

umumnya mereka memiliki sumber air bersih yang sangat terbatas, sehingga

banyak penduduk yang kesulitan memperoleh air bersih (Andini, 2017).

Air merupakan hal pokok bagi konsumsi manusia dan telah menjadi salah

satu kekayaan yang sangat penting. Kota sebagai tempat pusat penduduk

dengan berbagai sarana pelayanannya, sangat memerlukan penyediaan air

bersih. Pertumbuhan penduduk harus di ikuti dengan ketersediaan air bersih

yang sehat dan cukup. Air tersebut berasal dari atas permukaan tanah, bawah

permukaan atau dari air tanah (misal : air sungai, air danau, dan lain

sebagainya) yang sebelum digunakan harus di olah terlebih dahulu. Air tersebut

secara alami belum teruji kelayakan ataupun kualitasnya sebagai air bersih.

Penyediaan air bersih selain kuantitas, kualitasnya pun juga harus memenuhi

syarat, sudah menjadi kewajiban setiap perusahaan air minum selalu memeriksa
kualitas airnya sebelum didistribusikan kepada pelanggan agar sesuai dengan

baku mutu air yang telah ditetapkan (Brahmanja, 2018).

Pengertian air bersih menurut Peraturan Menteri Kesehatan Republik

Indonesia Nomor 416/Menkes/PER/IX/1990 adalah air yang digunakan untuk

keperluan sehari-hari dan dapat diminum setelah dimasak. Menurut Kepala

Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 907/MENKES/SK/VII/2002

pengertian air minum adalah air yang melalui proses pengolahan atau tanpa

proses pengolahan yang memenuhi syarat kesehatan (bakteriologis, kimiawi,

radioaktif, dan fisik) dan dapat langsung diminum. Baku mutu kualitas air minum

diatur dalam Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 492 Tahun 2010 tentang

Persyaratan Kualitas Air Minum. Air minum aman bagi kesehatan apabila

memenuhi persyaratan fisika, mikrobiologis, kimiawi dan radioaktif yang dimuat

dalam parameter wajib dan parameter tambahan. Pemerintah daerah dapat

menetapkan parameter tambahan sesuai kondisi kualitas lingkungan daerah

masing-masing dengan mengacu pada parameter tambahan (Andini, 2017).

Penduduk Kecamatan Marabahan berdasarkan proyeksi penduduk tahun

2018 sebanyak 21.846 jiwa yang terdiri atas 10.907 jiwa penduduk laki-laki dan

10.939 jiwa penduduk perempuan, dibandingkan dengan proyeksi jumlah

penduduk tahun 2017 penduduk Kecamatan Marabahan mengalami

pertumbuhan sebesar 1,39 persen. Kepadatan penduduk di Kecamatan

Marabahan tahun 2018 rata-rata mencapai 21.846 jiwa/km 2. Kepadatan

Penduduk pada 10 desa cukup beragam dengan kepadatan penduduk tertinggi

terletak di Desa Ulu Benteng dengan kepadatan rata-rata sebesar 385,40

jiwa/km2 dan terendah di Desa Antar Raya dengan kepadatan rata-rata sebesar

24,05 jiwa/Km2 (BPS Kecamatan Marabahan Dalam Angka, 2019).


Berdasarkan persentase jumlah penduduk di Kecamatan Marabahan,

maka diperlukan suatu sistem penyediaan air minum yang memenuhi syarat

yang terdiri dari 4 komponen,yaitu sumber, transmisi, instalasi pengolahan, dan

distribusi. Sistem distribusi adalah sistem penyaluran air bersih dari reservoir ke

daerah pelayanan. Perencanaan jalur pipa distribusi sangat penting karena

menyangkut kebutuhan orang banyak dan merupakan bagian dari pelayanan air

bersih kepada masyarakat untuk mencapai target kualitas, kuantitas, dan

kontinuitas.

Syarat kualitas meliputi parameter fisik, kimia dan mikrobiologis yang

memenuhi syarat kesehatan. Menurut Peraturan Menteri Kesehatan Republik

Indonesia Nomor 416/ Menkes/per/IX/1990 tentang Syarat-Syarat dan

Pengawasan Kualitas Air. Dilihat dari segi parameter fisika, air yang baik adalah

air yang tidak berasa, berbau dan berwarna, serta yang tidak berbahaya bagi

ISSN 2085 - 8167 192 Vol 8 No. 2 - 2016 kesehatan, antara lain derajat

keasaman pH, bau, rasa, warna, kekeruhan, suhu dan jumlah zat padat terlarut.

Syarat penentuan kualitas pengolahan air salah satunya ialah pH air sebaiknya

tidak asam dan tidak basa (netral) untuk mencegah terjadinya pelarutan logam

berat dan korosi jaringan distribusi air. pH yang dianjurkan air bersih adalah 6,5-

8,5. Air yang bersih biasanya tidak estetis juga tidak akan disukai oleh

masyarakat. Bau air akan memeberi petunjuk akan kualitas air. Rasa air yang

bersih biasanya tidak memberikan rasa atau tawar. air yang tidak tawar

menujukkan kehadiran berbagai zat yang dapat membahayakan kesehatan.

Warna air sebaiknya tidak berwarna untuk alasan estetis dan untuk mencegah

keracunan dari berbagai zat kimia maupun mikroorganisme yang berwarna.

Standar air bersih diharapkan zat warna 50 TCU dan untuk standar air minum
maksimum 15 TCU kandungan zat warna. Kekeruhan air dikatakan keruh apabila

air tersebut mengandung begitu banyak partikel bahan yang tersuspensi

sehingga memberikan warna atau rupa yang berlumpur dan kotor. Standar air

bersih kekeruhan yang diperbolehkan maksimum 25 NTU dan 5 NTU untuk

standar air minum. Suhu air sebaiknya 10-25oC (sejuk) agar tidak terjadi

pelarutan zat kimia yang ada pada saluran atau pipa yang dapat membahayakan

kesehatan. Jumlah zat padat Terlarut (TDS), biasanya terdiri dari zat organik,

garam anorganik, dan gas terlarut. Apabila TDS bertambah, maka kesadahan

akan naik pula. Efek TDS ataupun kesadahan terhadap kesehatan tergantung

pada zat kimia penyebab masalah tersebut (Gusril, 2016).

2. Rumusan Masalah

1. Bagaimana cara menghitung kebutuhan air minum wilayah Kecamatan

Marabahan?

2. Bagaimana cara menganalisis jaringan distribusi penyediaan air minum di

wilayah Kecamatan Marabahan?

3. Bagaimana cara menganalisis pola distribusi air minum di wilayah

Kecamatan Marabahan?

3. Tujuan

1. Menghitung kebutuhan air minum di wilayah Kecamatan Marabahan.

2. Menganalisis jaringan distribusi penyediaan air minum di wilayah

Kecamatan Marabahan.

3. Menganalisis pola distribusi air minum di wilayah Kecamatan Marabahan

melalui simulasi hidrolis.

Anda mungkin juga menyukai