Anda di halaman 1dari 4

Tujuan

1. Mengetahui perkembangan kemampuan berbahasa pada anak Tunarungu


2. Mengetahui media pembelajaran yang sesuai untuk penguasaan kosakata pada anak
Tunarungu
3. Mengetahui keefektifan dari penerapan media visual untuk penguasaan kosakata pada
anak Tunarungu kelas 2 Sekolah Dasar

Kajian Teori 2

a. Pengertian

Secara harfiah kata media memiliki arti “perantara” atau “pengantar”. Sedangkan dalam
Kamus Besar Bahasa Indonesia, media adalah alat (sarana) komunikasi. Association for
Educational Communication and Technology mendefinisikan media yaitu segala bentuk yang
dipergunakan untuk sesuatu proses penyaluran informasi.

Media pembelajaran adalah teknologi pembawa pesan (atau informasi) yang dapat
dimanfaatkan untuk menyampaikan isi materi pembelajaran sehingga dapat merangsang pikiran,
perasaan, perhatian, dan minat.

Media visual sendiri memiliki pengertian yaitu media yang hanya melibatkan indera
penglihatan. Dilihat dari jenisnya, yang termasuk jenis media ini adalah media cetak-verbal,
media cetak-grafis, dan media visual non-cetak. Pertama, media visual-verbal adalah media
visual yang memuat pesan verbal (pesan linguistik berbentuk tulisan). Kedua, media visual non-
verbal-grafis adalah media visual yang memuat pesan non-verbal yakni berupa simbol-simbol
visual atau unsur-unsur grafis , seperti gambar (sketsa, lukisan dan foto), grafik, diagram, bagan,
dan peta. Ketiga, media visual non-verbal tiga dimensi adalah media visual yang memiliki tiga
dimensi, berupa model, seperti miniatur, mock up, specimen, dan diorama.

b. Jenis Media

Menurut Notoatmodjo, secara garis besar hanya ada tiga macam alat bantu atau media :

1. Alat bantu lihat (visual aids) yang berguna dalam membantu menstimulasi indra mata
(penglihatan) pada waktu terjadinya proses penerimaan pesan. Alat ini ada dua bentuk :
a) Alat yang diproyeksikan, misalnya slide, film, film strip, dan sebagainya
b) Alat-alat yang tidak diproyeksikan
- Dua dimensi, gambar peta, bagan, dan sebagainya
- Tiga dimensi, misalnya bola dunia, boneka, dan sebagainya.
2. Alat bantu dengar ( audio aids), yaitu alat yang dapat membantu untuk menstimulasikan
indra pendengar pada waktu proses penyampaian bahan pendidikan/pengajaran. Misalnya
piringan hitam, radio, pita suara, kepingan CD, dan sebagainya.
3. Alat bantu lihat-dengar, seperti televisi, video casette, dan DVD. Alat-alat bantu pendidikan
ini lebih dikenal dengan Audio Visual Aids (AVA)

c. Prinsip Pemilihan dan Penggunaan Media

Dalam pemilihan media yang akan digunakan ada beberapa prinsip yang harus diperhatikan dan
dipertimbangkan. Setiap media pembelajaran memiliki kelebihan dan kekurangan masing-
masing, sehingga dalam memilih suatu media harus disesuaikan dengan kebutuhan peserta didik.

Sudirman N (1999) mengemukakan beberapa prinsip pemilihan media pembelajaran yang dibagi
kedalam tiga kategori,yaitu :

1) Tujuan pemilihan
Memilih media yang akan digunakan harus berdasarkan maksud dan tujuan pemilihan
yang jelas dan sesuai. Apakah pemilihan media tersebut sudah sesuai untuk
pembelajaran, untuk informasi yang bersifat umum, atau hanya untuk sekadar hiburan
saja? Lebih spesifik lagi, apakah untuk pengajaran kelompok atau pengajaran individual,
apakah untuk sasaran tertentu seperti anak TK, SD, SMP, SMU, tunanetra, tunarungu,
masyarakat pedesaan, ataukah masyarakat perkotaan. Tujuan pemilihan ini berkaitan
dengan kemampuan berbagai media.
2) Karakteristik media pembelajaran
Setiap media mempunyai karakteristik tertentu, baik dilihat dari segi kemampuhanya,
cara pembuatanya, maupun cara penggunaanya. Memahami karakteristik berbagai media
pembelajaran merupakan suatu kemampuan dasar yang harus dimiliki guru dalam
kaitanya dengan keterampilan pemilihan media.
3) Alternatif pilihan
Memilih pada hakikatnya adalah proses membuat keputusan dari berbagai alternatif
pilihan. Kita bisa menentukan pilihan media mana yang akan digunakan apabila terdapat
beberapa media yang dapat diperbandingkan.

Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) semakin mendorong upaya-


upaya pembaharuan dalam pemanfaatan hasil teknologi dalam proses belajar mengajar. Para
guru dituntut agar mampu menggunakan alat-alat yang dapat disediakan oleh sekolah, dan tidak
menutup kemungkinan bahwa alat-alat tersebut sesuai dengan perkembangan dan tuntutan
zaman. Disamping mampu menggunakan alat-alat yang tersedia, guru juga dituntut untuk dapat
mengembangkan alat-alat yang tersedia serta guru juga dituntut untuk dapat mengembangkan
keterampilan membuat media pengajaran yang akan digunakannya apabila media tersebut belum
tersedia.

Pengertian media secara lebih luas dapat diartikan manusia, benda atau peristiwa yang
membuat kondisi siswa memungkinkan memperoleh pengetahuan, ketrampilan atau sikap.
Apabila media itu membawa pesan-pesan atau informasi yang bertujuan instruksional atau
mengandung maksud-maksud pengajaran maka media itu disebut Media Pembelajaran. Adapun
subtansi dari media pembelajaran adalah (1) bentuk saluran yang digunakan menyalurkan pesan,
informasi atau bahan pelajaran kepada penerima pesan atau pembelajar, (2) berbagai jenis
komponen dlam lingkngan pembelajar yang dapt merangsang pembelajar untuk belajar, (3)
bentuk alat fisik yang dapat menyajikan pesan serta merangsang pembelajar untuk belajar, dan
(4) bentuk-bentuk komunikasi yang dapat merangsang pembelajar untuk belajar, baik cetak
maupun audio, visual dan audio visual.

Menurut Sudjana dan Rival (dalam Jatmika [3]) memaparkan bahwa media visual
dalam konsep pembelajaran visual dapat berupa gambar, model, benda, atau alat-alat lain yang
memberikan peserta didik pengalaman visual yang nyata. Dalam penggunaannya media
visual bertujuan untuk mengenalkan, membentuk, dan memperjelas pemahaman materi yang
bersifat abstraks kepada peserta didik, mengembangkan fungsi afektif, dan mendorong
kegiatan peserta didik lebih lanjut

Metode Penelitian

Penelitian ini, penulis menggunakan desain subjek tunggal dengan rancangan desain A-
B-A. Pada sampel penelitiannya penulis memfokuskan pada data individu. Desain A-B-A
mencatat kondisi sebelum diberikan perlakuan (baseline), kondisi saat diberikan perlakuan
(intervensi), dan kondisi sesudah diberikan perlakuan (baseline kedua).(Sunanto, Takeuchi, K.,
2005). Metode analisis yang digunakan adalah metode analisis kualitatif yang dapat
mendeskripsikan hasil belajar siswa tunarungu sehingga dapat memberikan gambaran apakah
pembelajaran dengan media visual efektif untuk penguasaan kosakata pada anak tunarungu
kelas 2 sekolah dasar.

Subyek penelitian ini adalah anak berkebutuhan khusus jenis tunarungu yang saat ini
menduduki kelas 2 sekolah dasar. Alat pengumpulan data pada penelitian ini menggunakan
format pengumpulan data pada saat kondisi sebelum di beri perlakuan (baseline), kondisi saat
diberi perlakuan (intervensi), dan kondisi sesudah diberi perlakuan (baseline kedua). Teknik
pengumpulan data yang digunakan pada penelitian ini yaitu observasi, wawancara dan
asessmen yang dikemas dalam bentuk pencatatan langsung dan penilaian secara persentase.

Referensi

Asnawir dan M. Basyiruddin Usman, Media Pembelajaran cet. II (Jakarta:Ciputat Pers.2002)

Danim, Sudarwan, Media Komunikasi Pendidikan, Bumi Aksara. Jakarta 1995.

Jatmika, H.M. 2005. Pemanfaatan Media Visual dalam Menunjang Pembelajaran Pendidikan
Jasmani di Sekolah Dasar. Jurnal Pendidikan Jasmani Indonesia, Volume 3,No.1, dalam
http://eprints.uny.ac.id/4845/1/pemanfaatn_media_visual.pdf
Notoadmodjo, S. Promosi Kesehatan Teori dan Aplikasi. Jakarta: PT Rineka Cipta; 2014.

Usman, Metodologi Pembelajaran Agama Islam, (Jakarta: Ciputat Pers, 2002), hlm. 127.

Rusdi Susilana & Cepi Riyana, Media Pembelajaran hakikat pengembangan, pemanfaatan, dan
Penilaian,, Wacana Prima, Bandung 2007.

Sanaky, Media Pembelajaran, (Yogyakarta: Safiria Insania Press, 2009)

Wahit, I.M., Chayatin, N., Rozikin, K., Supradi. Promosi Kesehatan: Sebuah Pengantar Proses
Belajar Mengajar dalam Pendidikan. Yogyakarta : Graha Ilmu; 2007.

Anda mungkin juga menyukai