Anda di halaman 1dari 70

PEMBUATAN PENANGKAL PETIR DENGAN

MENGGUNAKAN SISTEM PENTANAHAN BATANG DAN


PLAT

SYAMSUL ARIFIN 06 35 002


ANDI AWALUDDIN J 06 35 023
 Pembimbing Ir.Makmur Saini. MT

PROGRAM STUDI TEKNIK KONVERSI ENERGI


POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG
Latar Belakang
Petir
fenomena alam, yang pembentukannya
terpisah dari muatan di dalam awan
cumulonimbus yang terbentuk akibat
adanya pergerakan ke atas akibat panas
dari permukaan laut serta adanya udara
yang lembab.

muatan negatif terkumpul di bagian bawah dan ini


menyebabkan terinduksinya muatan positif di atas
permukaan tanahsehingga membentuk medan listrik
Politeknik
antara awan dengan tanah. Jika muatan listrik cukup
besar dan kuat medan listrik di udara dilampaui maka
terjadilah pelepasan muatan berupa petir yang bergerak
dengan kecepatan cahaya dengan efek merusak yang
sangat dahsyat karena kekuatannya.

Bahaya yang dapat ditimbulkan akibat


suatu sambaran petir adalah bahaya
langsung dan bahaya tidak langsung
Di Laboratorium Sistem
Transmisi dan Distribusi
Politeknik Negeri Ujung
Pandang, selama ini telah
dilakukan praktek namun
hanyalah semata-mata
berupa pentanahan dimana
yang diukur adalah Dengan adanya rancang bangun
pentanahan yang sudah ada. ini diharapkan mahasiswa dapat
melakukan praktikum di
berbagai bentuk jenis
pentanahan. Disamping itu
pentanahan yang dibuat ini
untuk melindungi peralatan
elektronik, dan peralatan
laboratarium Teknik Konversi
Energi dari sambaran petir yang
selama ini tidak berfungsi
dengan baik sehingga banyak
peralatan yang jebol.
Rumusan Masalah
1

Bagaimana menghasilkan
suatu sistem penangkal petir
dan pentanahan dengan
berbagai bentuk elektroda
yang berbeda dan andal untuk 2
melindungi peralatan
Laboratarium Konversi Energi
dari sambaran petir
Bagaimana melengkapi sarana
Praktikum Transmisi dan
Distribusi Energi Listrik di
Laboratorium Sistem
Transmisi dan Distribusi
Politeknik Negeri Ujung
Pandang
Urgensi (Keutamaan) Penelitian
Dalam perancangan ini dibuat suatu
sistem penangkal petir menggunakan
sistem pentanahan dengan bentuk rod
dengan variasi kedalaman yang berbeda
dan bentuk plat dengan variasi dimensi
plat yang berbeda.

Terobosan-terobosan yang dapat


diimplementasikan di industri dalam
hal ini adalah sistem penangkal petir
menggunakan pentanahan yang handal
yang mempunyai tingkat pengamanan
yang berkualitas agar peralatan-
peralatan listrik yang digunakan di
industri tersebut dapat terhindar dari
kerusakan.
Batasan Masalah
1

Pada percobaan
penangkal petir
dilakukan secara
simulasi pada
2
tegangan tinggi
implus Pengambilan data
untuk kondisi
musim hujan
dilakukan dengan
metode penyiraman
air pada masing –
masing elektroda
secara merata.
TujuanKhusus

1. Menghasilkan suatu sistem penangkal petir


menggunakan pentanahan dengan berbagai bentuk
elektroda untuk melindungi peralatan dengan
Laboratarium Konversi Energi dari sambaran petir.

2. Melengkapi sarana Praktikum Transmisi dan


Distribusi Energi Listrik di Laboratorium Sistem
Transmisi dan Distribusi Politeknik Negeri Ujung
Pandang

3. Membuat Job Sheet untuk Praktikum Transmisi dan


Distribusi dengan Metode Pentanahan Elektroda
Batang dan Plat yang Bervariasi
METODE PENELITIAN
Struktur Perangkat Sistem Peralatan

Penangkal Penampung
Petir Petir ( Sistem
Eksternal Pentanahan )
Penangkal Petir Eksternal ditujukan sistem pentanahan harus dirancang dan
untuk menghindari terjadinya bahaya diinstalasikan sedemikian rupa sehingga
langsung maupun tidak langsung tahanan instalasi penangkal petir
akibat suatu sambaran petir pada serendah mungkin. Pada penelitian ini
instalansi-instalansi, peralatan- akan dirancang model pentanahan dari
peralatan yang terpasang di luar beberapa jenis elektroda
gedung bangunan, menara dan
bagian-bagian luar bangunan Penangkap
Petir ( Finial)

Fungsi finial penangkalan petir adalah


”menangkap petir” atau merupakan ”obyek
sambaran petir” sehingga petir tidak
menyambar atau mengenai tempat lain
Penangkap Petir (Finial )

Penampung Petir ( Elektroda batang )


•Elektroda Plat

Penangkal Petir

Dalam perancangan elektroda plat, digunakan


elektroda berbentuk plat dengan 5 variasi
Kabel ukuran luas penampang plat masing adalah 1 x
1 m2, 0.75 x 0.75 m2, 0.5x0,5 m2, 0.35 x 0.35 m2
dan 0.25 x 0.25 m2 terbuat dari tembaga dengan
masing-masing kedalaman 2 meter di bawah
20 m permukaan tanah.

15 m
LABORATORIUM
TEKNIK KONVERSI ENERGI

•Elektroda
Batang
50 m ( Rod )
Pentanahan batang
Pentanahan Plat
12 m 9m 7m 5m 3m

C D E
A B Dalam perancangan ini elektroda batang (rod )
A=1mx1m
dibuat dari bahan tembaga yang tujuannya
B = 0,75 m x 0,75 m untuk mengurangi faktor korosi. Dimensi
C = 0,5 m x 0,5 m
D = 0,35 m x 0,35 m elektroda yang dirancang berdiameter 1 inci
E = 0,25 m x 0,25 m dengan 5 variasi kedalaman pasak masing-
masing 12 m, 9 m, 7 m, 5 m dan 3 m sehingga
Pembuatan Penangkal Petir dengan nantinya dapat digunakan oleh mahasiswa
sebagai praktikum pentanahan pada
Menggunakan Elektroda Plat dan Batang laborotarium distribusi dan proteksi dengan
banyak variasi kedalaman
Langkah-Langkah Perancangan
Dan Pengujian
Rancang Bangun

1. Pembuatan Finial Penangkal Petir


2. Pengadaan Sistem Penyaluran Arus Petir
3. Pembuatan Sistem Pentanahan
4. Penentuan Besaran Listrik dan pentanahan
yang Akan Diukur

Tegangan
Arus
Tahanan jenis pentanahan
Tahanan Pentanahan
Pengujian Hasil Rancang Bangun
Metode Pengujian

Metode analitis-komparatif
Metode deskriptif

Parameter Pengujian

Parameter utama, yaitu


besaran tegangan
pentanahan dan tahanan
pentanahan. Parameter tambahan,
yaitu besaran tahanan
jenis tanah
pentanahan.
Prosedur Pengujian
3. Mengaktifkan semua instrumen
dan mencatat nilai-nilai
pembacaannya.
1. Memasang hubungan Hasil pengujian digunakan
finial petir sebagai untuk mengoreksi rancangan dan
2. Mencatu sistem
penangkap petir melakukan penyetelan/rancangan
peralatan dengan
dengan sistem ulang jika dijumpai ketidaksesuaian
daya listrik sambil
pentanahan sebagai yang signifikan.
melakukan survei
penampung petir
deskriptif.
dengan konduktor
sebagai penyalur petir.

Implementasi Hasil Rancang Bangun

Membantu pelaksanaan kurikulum dan Penjajakan kemungkinan


silabus pada institusi pendidikan penerapan di industri
menengah dan tinggi.
Memulai

Menentukan Sistem
Penangkal Petir dan
Pentanahan Eksternal

Menentukan Lokasi Penangkal Petir

Merancang Penangkal
Petir ( Finiall )
Koreksi

Tidak
Merancang Tower Finial
Waktu dan Lokasi Penelitian
Merancang Sistem
Pentanahan Koreksi

Mengobservasi

Sele
sai
Ya
Merakit dan membuat Sistem
Penangkal Petir dan Koreksi
• Penelitian dilakukan
Pentanahan dilaboratorium Teknik Konversi
Menguji Hasil Rancang Bangun
Energi Jurusan T. Mesin PNUP.
• Penelitian dilakukan selama 6
Mengimplementasi Hasil
Rancang Bangun bulan mulai dari Bulan Juni s/d
Selesai Bulan November 2009.
Gambar 3.4. Diagram alir langkah-langkah Perancangan.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Terminal Ukuran Kedalaman (meter)
3 5 7 9 12
No
E-P P-C R R R R R
(Ω) (Ω) (Ω) (Ω) (Ω)
1
4 5 15,7 8 5,3 3,1 2,0
2 5 6 15,7 7,7 5,5 3,1 2,1
3 6 7 15,4 7,6 5,6 3,2 2,1
4 7 8 15,3 7,7 5,6 3,2 2,2
5 8 9 15,4 7,8 5,7 3,3 2,3

Tabel 1. Data Hasil Percobaan Pengukuran


Tahanan Pentanahan Pada Elektroda Batang
dalam Keadaan Lembab. ( Pada tanggal 10 juni
2009 ), dengan tegangan ( 0,1 Volt )
Terminal Ukuran Kedalaman (meter)
3 5 7 9 12
No
E-P P-C R R R R R
(Ω) (Ω) (Ω) (Ω) (Ω)
1 4 5 180,6 10,6 9,2 7 6,2
2 5 6 180,3 10,9 9,3 7,1 6,2
3 6 7 184 11,2 9,5 7,2 6,3
4 7 8 184,7 11,7 10 7,7 6,8
5 8 9 185 13,5 11,4 9 8,1

Tabel 2. Data Hasil Percobaan Pengukuran


Tahanan Pentanahan Pada Elektroda Batang
Dalam Keadaan Kering. ( Pada tanggal 24 juni
2009 ), dengan tegangan ( 0,1 Volt )
Terminal Ukuran Kedalaman (meter)
3 5 7 9 12
No
E-P P-C R R R R R
(Ω) (Ω) (Ω) (Ω) (Ω)
1 4 5 120,1 7,0 7,0 3,0 2,2
2 5 6 120,9 7,0 7,0 3,0 2,2
3 6 7 121,1 7,1 7,1 3,1 2,3
4 7 8 120.1 7,2 7,1 3,2 2,3
5 8 9 122,1 7,2 7,1 3,3 2,4

Tabel 3. Data Hasil Percobaan Pengukuran


Tahanan Pentanahan Pada Elektroda Batang
Dalam Keadaan Basah. ( Pada tanggal 5 Oktober
2009 ), dengan tegangan ( 0,1 Volt )
Terminal Ukuran Plat (meter2)
1x1 0,75 x 0,75 0,5 x 0,5 0,35 x 0,35 0,25 x 0,25
No
E-P P-C R R R R R
(Ω) (Ω) (Ω) (Ω) (Ω)
1 4 5 5,8 6,9 9,0 10,0 11,2
2 5 6 5,6 6,9 9,0 10,0 11,2
3 6 7 5,6 6,9 9,1 10,1 11,1
4 7 8 5,4 7,0 9,1 10,1 11,3
5 8 9 5,4 7,0 9,2 10,3 12,3

Tabel 4. Data Hasil Percobaan Pengukuran


Tahanan Pentanahan Pada Elektroda Plat Dalam
Keadaan Basah. ( Pada tanggal 5 Oktober 2009 ),
dengan tegangan ( 0,1 Volt )
Terminal Ukuran Plat (meter2)
1x1 0,75 x 0,75 0,5 x 0,5 0,35 x 0,35 0,25 x 0,25
No
E-P P-C R R R R R
(Ω) (Ω) (Ω) (Ω) (Ω)

1 4 5 5,4 6,7 8,4 10,1 11,9

2 5 6 5,6 6,9 8,7 10,3 12,1

3 6 7 5,7 7,1 8,9 10,5 12,3

4 7 8 5,8 7,1 8,9 10,6 12,5

5 8 9 5,9 7,1 9,0 10,6 12,6

Tabel 5. Data Hasil Percobaan Pengukuran Tahanan


Pentanahan Pada Elektroda Plat Dalam Keadaan
Lembab. ( Pada tanggal 10 Juni 2009 ), dengan
tegangan ( 0,1 Volt )
Terminal Ukuran Plat (meter2)
1x1 0,75 x 0,75 0,5 x 0,5 0,35 x 0,35 0,25 x 0,25
No
E-P P-C R R R R R
(Ω) (Ω) (Ω) (Ω) (Ω)
1 4 5 5,4 6,7 8,4 10,1 11,9
2 5 6 5,6 6,9 8,7 10,3 12,1
3 6 7 5,7 7,1 8,9 10,5 12,3
4 7 8 5,8 7,1 8,9 10,6 12,5
5 8 9 5,9 7,1 9,0 10,6 12,6

Tabel 6. Data Hasil Percobaan Pengukuran


Tahanan Pentanahan Pada Elektroda Plat
Dalam Keadaan Kering. ( Pada tanggal 24 Juni
2009 ), dengan tegangan ( 0,1 Volt )
Terminal
Pararel Rod dan
No Pararel Rod Pararel Plat Plat
E-P P-C
Rtotal Rtotal Rtotal
(Ω) (Ω) (Ω)
1 4 5 2,1 3,8 1,4
2 5 6 2,3 3,8 1,4
3 6 7 2,2 3,9 1,5
4 7 8 2,4 3,9 1,5
5 8 9 2 3,9 1,4

Tabel 7. Data Hasil Percobaan Pengukuran


Tahanan Pentanahan Dengan Menggunakan
Sistem Grid ( Penyambungan ) Dalam Keadaan
Kering. ( Pada tanggal 2 September 2009 ),
dengan tegangan ( 0,1 Volt )
Terminal
Pararel Rod dan
No Pararel Rod Pararel Plat Plat
E-P P-C
Rtotal Rtotal Rtotal
(Ω) (Ω) (Ω)
1 4 5 2,0 4,2 1,9
2 5 6 2,0 4,2 1,9
3 6 7 2,0 4,1 1,8
4 7 8 2,1 4,2 1,9
5 8 9 2,1 4,4 2,1

Tabel 8. Data Hasil Percobaan Pengukuran Tahanan


Pentanahan Dengan Menggunakan Sistem Grid (
Penyambungan ) Dalam Keadaan Basah. ( Pada tanggal
5 Oktober 2009 ), dengan tegangan ( 0,1 Volt )
Terminal
Pararel Rod dan
No Pararel Rod Pararel Plat Plat
E-P P-C
Rtotal Rtotal Rtotal
(Ω) (Ω) (Ω)
1 4 5 2,7 4,7 2,1
2 5 6 2,5 5,2 2,0
3 6 7 2,3 5,3 2,0
4 7 8 2,3 5,3 2,1
5 8 9 2,3 5,4 2,0

Tabel 9. Data Hasil Percobaan Pengukuran Tahanan Pentanahan


Dengan Menggunakan Sistem Grid ( Penyambungan ) Dalam
Keadaan Lembab. ( Pada tanggal 3 September 2009 ), dengan
tegangan ( 0,1 Volt )
.
Menghitung Nilai Tahanan
Elektroda Plat
Sebagai contoh perhitungan diambil data no 1
Pada tabel 5 untuk kondisi tanah Lembab
• Kedalaman Pasak (s) = 2 m
• Luasan Pasak ( w.l ) = 1 x 1 dengan kedalaman 2 meter dan ukuran Plat 1
• Rp = 5,4 x 1 meter, pada hari rabu, 10 juni 2009 dengan
data sebagai berikut :
Dari data no.1 pada tabel 5 diketahui bahwa

Untuk Mendapatkan Nilai  , dan Rth digunakan Persamaan Sebagai Berikut :


.
 = Kedalaman x Rp
= 2 x 5,4
= 10,8 Ωm
Tahanan Secara Teoritis (Rth )

Rth =
4,2  1

0,16

W .L s
= 10,8
4, 2 
1 0,16
 
1x1 2
= 2,57 ( 1 + 0,08 )

= 2,77 Ω

Dengan cara yang sama, diperoleh hasil


analisa data yang lain selengkapnya dapat
dilihat pada Tabel 12.
Menghitung Nilai Tahanan Elektroda Batang

Sebagai contoh perhitungan diambil data no 1


Pada tabel 1 untuk kondisi tanah Lembab dengan
kedalaman 3 meter, pada hari rabu, 10 juni 2009
dengan data sebagai berikut :

Dari data no.1 pada tabel 1 diketahui bahwa :


a. L = 3 m
b. Rp = 15,7 Ω
c. a = 0,0254 m

Untuk Mendapatkan Nilai  , dan Rth digunakan Persamaan Sebagai Berikut :

= R x Lp

= 15,7 x 3

= 47,1 Ωm

Tahanan Secara Teoritis (Rth )

Rth =   Ln
4L
1 
2L a
= 47,1  Ln
4,3
1 
2 .3 0,0254

= 15,7 Ω

Dengan cara yang sama, diperoleh hasil


analisa data yang lain selengkapnya dapat
dilihat pada Tabel 11
Meghitung Nilai Tahanan ( Sistem Grid ) Pararel Elektroda
Batang
Sebagai contoh perhitungan diambil data
no 1 Pada tabel 2 untuk kondisi tanah
Kering dengan kedalaman 3 meter, 5
meter, 7 meter, 9 meter, 12 meter pada
hari rabu, 24 Juni 2009 dengan data
Untuk Mendapatkan Nilai RPararel sebagai berikut :
digunakan Persamaan Sebagai Berikut
1 1 1 1 1 1
Rpararel    
= 180 ,6 10 ,6 9, 2 7 6, 2

= 0,055 + 0,094 + 0,108 + 0,142 + 0,161

= 0,56 Ω

Rpararel = 1
0,56

= 0,178 Ω

Dengan cara yang sama, diperoleh hasil analisa data


yang lain selengkapnya dapat dilihat pada Tabel 10.
Menghitung Nilai Tahanan ( Sistem Grid ) Pararel
Elektroda Plat

Sebagai contoh perhitungan diambil data no 5


Pada tabel 5 untuk kondisi tanah Kering dengan
Ukuran 1 x 1 meter2, 0,75 x 0,75 meter2, 0,5 x 0,5
meter2, 0,35 x 0,35 meter2, 0,25 x 0,25 meter2
pada hari rabu, 10 Juni 2009 dengan data sebagai
berikut :

Untuk Mendapatkan Nilai RPararel digunakan Persamaan Sebagai Berikut :


1
1
= 5 ,9
1
 
1

1
10 ,6
 1
12 ,6
Rpararel 7,1 9,0
= 0,169 + 0,140 + 0,111 + 0,093 + 0,079

= 0,592 Ω

Rpararel = 1
0,592

= 1,684 Ω
Dengan cara yang sama, diperoleh hasil
analisa data yang lain selengkapnya
dapat dilihat pada Tabel 10
Menghitung Nilai Tahanan ( Sistem Grid ) Pararel
Elektroda Batang dan Plat

Sebagai contoh perhitungan diambil data no 1 Pada tabel 7


untuk kondisi tanah Kering dengan kedalaman 3 meter, pada hari
rabu, 2 September 2009 dengan data sebagai berikut :

Untuk Mendapatkan Nilai RPararel digunakan Persamaan


1 Sebagai Berikut :
= 1  1
Rpararel 2,1 3,8
= 0,476 + 0,263

= 0,739 Ω
1
Rpararel =
0,739
= 1,35 Ω

Dengan cara yang sama, diperoleh hasil


analisa data yang lain selengkapnya
dapat dilihat pada Tabel 10
Terminal

ELEKTRODA
No
E-P P-C ELEKTRODA ELEKTRODA BATANG DAN
BATANG PLAT PLAT
(Ω) (Ω) (Ω)
1 4 5 0,178 1,572 1,35
2 5 6 0,179 1,62 1,4
3 6 7 0,968 1,655 1,4
4 7 8 0,998 1,672 1,48
5 8 9 1,069 1,684 1,32

Tabel 10. Data hasil Analisa (Sistem Grid) Pararel


Elektroda Batang, Elektroda Plat, dan Elektroda
Batang dan Plat.
Tahanan (Ω)
Terminal Resivisitas Tanah (Ωm)
No Pengukuran Teoritis
E-P P-C 3 m 5 m 7m 9m 12 m 3m 5m 7m 9m 12 m 3m 5m 7m 9m 12 m

1 4 5 47,1 40 37,1 27,9 24 15,7 8 5,3 3,1 2,0 12,87 7,22 5,07 3,09 2,08

2 5 6 47,1 38,5 38,5 27,9 25,2 15,7 7,7 5,5 3,1 2,1 12,89 6,95 5,26 3,09 2,19

3 6 7 46,2 38 39,2 28,8 25,2 15,4 7,6 5,6 3,2 2,1 12,65 6,86 5,35 3,19 2,19

4 7 8 45,9 38,5 39,2 28,8 26,4 15,3 7,7 5,6 3,2 2,2 12,57 6,95 5,35 3,19 2,29

5 8 9 46,2 39 39,9 29,7 27,6 15,4 7,8 5,7 3,3 2,3 12,65 7,04 5,45 3,29 2,40

Tabel 11. Hasil Analisa Percobaan Pengukuran Tahanan


Pentanahan Pada Elektroda Batang.
Pada Tanggal 10 juni 2009. Pada Kondisi Tanah Lembab
Tahanan (Ω)
Resivisitas Tanah (Ωm)

No Terminal Pengukuran Teoritis

E-P P-C 1x1 0,75 x 0,5 x 0,35 x 0,25 x 1x1 0,75 x 0,5 x 0,35 x 0,25 x 1x1 0,75 x 0,35 x 0,25 x
0,75 0,5 0,35 0,25 0,75 0,5 0,35 0,25 0,75 0,5 x 0,5 0,35 0,25

4 5 8,479 5,92 3,30 1,98 1,17 5,4 6,7 8,4 10,1 11,9 2,26 6,8 16,3 39,65 91,21

2
5 6 8,792 6,09 3,41 1,98 1,19 5,6 6,9 8,7 10,3 12,1 2,88 6,35 16,30 40,32 94,18

3
6 7 8,949 6,27 3,49 2,02 1,21 5,7 7,1 8,9 10,5 11,3 2,93 6,55 17,29 41,22 95,71

4
7 8 9,106 6,27 3,49 2,04 1,23 5,8 7,1 8,9 10,6 12,5 2,98 6,55 17,29 41,22 96,48

5
8 9 9,236 6,27 3,53 2,04 1,24 5,9 7,1 9,0 10,6 12,6 3,03 6,55 17,29 41,61 97,31

Tabel 12. Hasil Percobaan Pengukuran Tahanan


Pentanahan Pada Elektroda Plat.
Pada Tanggal 10 juni 2009. Pada
Kondisi Tanah Lembab
Data hasil percobaan penangkal petir dilab.
Tegangan tinggi

P = 95,5 Cm Hg / 955 mmHg


T = 29 ⁰C
TANGGAL 13 JUNI 2009

Tabel 13. Hasil Pengukuran


Elektroda Jarum dengan Penangkal
Petir.

JARAK JARUM KE JARAK SELA ARUS TEG. TEG. PETIR KET


PENANGKAL PETIR BOLA BOCOR TEMBUS ( KV )
( mA ) ( KV )
5 MM 10 MM 4.6 14 17.64 KV TEMBUS
7 MM 10 MM 4.6 14 17.64 KV TEMBUS
9 MM 10 MM 4.6 14 17.64 KV TEMBUS
10 MM 10 MM 4.4 14 17.64 KV TEMBUS
12 MM 10 MM 4.4 14 17.64 KV TEMBUS
14 MM 10 MM 4.2 14 17.64 KV TEMBUS
15 MM 10 MM 4.2 14 17.64 KV TEMBUS
Tabel 14. Hasil Pengukuran Elektroda
Jarum dengan Penangkal Petir
dengan bola.

JARAK JARUM KE JARAK SELA ARUS BOCOR TEG. TEG. PETIR KET
PENANGKAL PETIR BOLA ( mA ) TEMBUS ( KV )
BOLA-BOLA ( KV )
5 MM 10 MM 5.8 15 19.11 KV TEMBUS
7 MM 10 MM 5.4 14 17.64 KV TEMBUS
9 MM 10 MM 5.4 14 19.11 KV TEMBUS
10 MM 10 MM 5.2 14 17.64 KV TEMBUS

12 MM 10 MM 4.8 14 18.22 KV TEMBUS


14 MM 10 MM 5.4 14 17.64 KV TEMBUS
15 MM 10 MM 4.8 14 17.64 KV TEMBUS
Tabel 15. Hasil Pengukuran Elektroda
Bola dengan Penangkal Petir .

JARAK BOLA KE JARAK SELA ARUS TEG. TEG. PETIR KET


PENANGKAL PETIR BOLA BOCOR TEMBUS ( KV )
( mA ) ( KV )
5 MM 10 MM 5,6 14 13,64 KV TEMBUS

7 MM 10 MM 5,4 14 13,64 KV TEMBUS

9 MM 10 MM 5,2 14 13,64 KV TEMBUS

10 MM 10 MM 5 14 13,64 KV TEMBUS

12 MM 10 MM 4,8 14 13,64 KV T. TEMBUS

14 MM 10 MM 4,8 14 13,64 KV T. TEMBUS

15 MM 10 MM 5,4 14 17,64 KV T. TEMBUS


Tabel 16. Hasil Pengukuran
Elektroda Bola dengan
Penangkal Petir dengan bola .

JARAK BOLA KE JARAK ARUS TEG. TEG. PETIR KET


PENANGKAL PETIR SELA BOLA BOCOR TEMBUS ( KV )
BOLA-BOLA ( mA ) ( KV )
5 MM 10 MM 4,8 13 11,76 KV TEMBUS

7 MM 10 MM 4,8 13 11,76 KV TEMBUS

9 MM 10 MM 5 14 14,70 KV TEMBUS

10 MM 10 MM 5,2 14 17,64 KV TEMBUS

12 MM 10 MM 5,8 14 17,64 KV TEMBUS

14 MM 10 MM 6 14 17,64 KV TEMBUS

15 MM 10 MM 6,4 14 29,58 KV TEMBUS


Tabel 17. Hasil Pengukuran
Elektroda Plat dengan Penangkal
Petir .

JARAK PLAT KE JARAK SELA ARUS TEG. TEG. PETIR KET


PENANGKAL PETIR BOLA BOCOR TEMBUS ( KV )
( mA ) ( KV )
5 MM 10 MM 5,2 14 10,29 KV TEMBUS

7 MM 10 MM 5,4 14 14,70 KV TEMBUS

9 MM 10 MM 5,6 14 17,05 KV TEMBUS

10 MM 10 MM 5,4 14 22,05 KV T. TEMBUS

12 MM 10 MM 5,4 14 17,64 KV T. TEMBUS

14 MM 10 MM 4,8 13 17,64 KV T. TEMBUS

15 MM 10 MM 4,8 13 17,64 KV T. TEMBUS


Tabel 18. Hasil Pengukuran
Elektroda Plat dengan Penangkal
Petir dengan bola .

JARAK PLAT KE JARAK SELA ARUS TEG. TEG. PETIR KET


PENANGKAL PETIR BOLA BOCOR TEMBUS ( KV )
BOLA-BOLA ( mA ) ( KV )
5 MM 10 MM 5,6 14 11,76 KV TEMBUS

7 MM 10 MM 5,8 14 17,64 KV TEMBUS

9 MM 10 MM 5,8 15 24,99 KV TEMBUS

10 MM 10 MM 5,8 15 24,99 KV T. TEMBUS

12 MM 10 MM 6 15 24,99 KV T. TEMBUS

14 MM 10 MM 6,2 15 23,52 KV T. TEMBUS

15 MM 10 MM 6,4 15 23,52 KV T. TEMBUS


Menghitung Tegangan Tembus Pada Penangkal Petir Tanpa Bola.
Sebagai contoh perhitungan Analisa data Petir diambil data no 1 pada tabel 10 untuk elektroda jarum dengan penangkal petir.
Dari data no.1 pada tabel 10 diketahui bahwa :

P = 955 mmHg

T = 29 0C

V eff = 17,64 kV

Untuk Mendapatkan Nilai VMax, VB, FC digunakan Persamaan Sebagai Berikut :

a. V  V x 2  17 ,64 x 2  24,943 kV
max eff

P 273  20
b. VB  Vmax x 
1013 273  T
955 273  20
 24,943x 
1013 273  29
 22,4375 kV

V 22,4375
c. FC  B   0,89955
V 24,943
max

Dengan cara yang sama, diperoleh hasil


analisa data yang lain selengkapnya dapat
dilihat pada Tabel 19
Menghitung Tegangan Tembus Pada Penangkal Petir
Bola-bola.
Sebagai contoh perhitungan Analisa data Petir diambil data no 1 pada tabel 11 untuk elektroda jarum dengan penangkal
petir bola-bola.

Dari data no.1 pada tabel 11 diketahui bahwa :

P = 955 mmHg

T = 29 0C
V eff = 19,11 kV

Untuk Mendapatkan Nilai VMax, VB, FC digunakan Persamaan Sebagai Berikut :

a. V  V x 2  19,11 x 2  27,0215 kV
max eff

P 273  20
b. VB  Vmax x 
1013 273  T
955 273  20
 27,02153x 
1013 273  29
 24,3073 kV
V 24,3073
c. FC  B   0,89955
V 27,0215
max

Dengan cara yang sama, diperoleh hasil


analisa data yang lain selengkapnya dapat
dilihat pada Tabel 20
.

Tabel 19. Hasil Analisa


Percobaan Pengukuran
Elektroda Jarum dengan
Penangkal Petir Tanpa Bola

JARAK JARUM JARAK


ARUS TEG. TEG.
KE SELA Vmax Vb
BOCOR TEMBUS PETIR Fc
PENANGKAL BOLA (kV) ( kV)
(mA) (kV) (kV)
PETIR (mm) (mm)

5 10 4.6 14 17.64 24.943 22.4375 0.89955

7 10 4.6 14 17.64 24.943 22.4375 0.89955

9 10 4.6 14 17.64 24.943 22.4375 0.89955

10 10 4.4 14 17.64 24.943 22.4375 0.89955

12 10 4.4 14 17.64 24.943 22.4375 0.89955

14 10 4.2 14 17.64 24.943 22.4375 0.89955

15 10 4.2 14 17.64 24.943 22.4375 0.89955


Tabel 20. Hasil Analisa
Percobaan Pengukuran
Elektroda Jarum dengan
Penangkal Petir Bola-bola.

JARAK JARUM KE JARAK ARUS TEG. TEG.


VB (
PENANGKAL PETIR SELA BOCOR ( TEMBUS ( KV PETIR ( Vmax (kV) Fc
kV)
BOLA-BOLA (mm) BOLA (mm) mA ) ) KV )

5 10 5.8 15 19.11 27.0215 24.3073 0.89955

7 10 5.4 14 17.64 24.943 22.4375 0.89955

9 10 5.4 14 19.11 27.0215 24.3073 0.89955

10 10 5.2 14 17.64 24.943 22.4375 0.89955

12 10 4.8 14 18.22 25.7631 23.1753 0.89955

14 10 5.4 14 17.64 24.943 22.4375 0.89955

15 10 4.8 14 17.64 24.943 22.4375 0.89955


Pembahasan
Dari hasil pengujian sistem pentanahan yang
terpakai pada lokasi laboratorium energi dan
lokasi laboratorium tegangan tinggi dan
pentanahan elektroda pasak yang ditanam
masing-masing sedalam 3 m, 5 m, 7 m, 9 m, 12 m
dan elektroda plat dengan ukuran 1 x 1 meter2,
0,75x0,75 meter2, 0,5x0,5 meter2, 0,35x0,35
meter2, 0,25x0,25 meter2 yang umumnya layak
terpakai didapat nilai tahanan pentanahan
berkisar antara 2,5 – 180 Ohm.
Dari data diperoleh untuk pentanahan Elektroda batang untuk kedalaman
3 meter diperoleh tahanan pantanahan pada kondisi tanah kering berkisar 180 -
185 Ohm , Untuk kondisi tanah lembab berkisar 120 – 121,4 Ohm, Untuk
kondisi tanah basah berkisar 33,43 – 35,82 Ohm. Untuk elekroda batang yang
ditanam sedalam 5 meter diperoleh tahanan pantanahan pada kondisi tanah
kering berkisar 1,6 -13,5 Ohm, Untuk kondisi tanah lembab berkisar 7,71 –
7,723 Ohm, Untuk kondisi tanah basah berkisar 7,1 – 7,2 Ohm. Untuk elektroda
batang yang ditanam sedalam 7 meter diperoleh tahanan pantanahan pada
kondisi tanah kering berkisar 9,2 – 11,4 Ohm, Untuk kondisi tanah lembab
berkisar 7,0 – 7,2 Ohm, Untuk kondisi tanah basah berkisar 5,11 – 5,25 Ohm,
Untuk elektroda batang yang ditanam sedalam 9 meter diperoleh tahanan
pantanahan pada kondisi tanah kering berkisar 7,1 – 9,0 Ohm, Untuk kondisi
tanah lembab berkisar 3,09 – 3,35 Ohm, Untuk kondisi tanah basah berkisar 2,2
– 2,4 Ohm, Untuk elektroda batang yang ditanam sedalam 12 meter diperoleh
tahanan pantanahan pada kondisi tanah kering berkisar 6,2 – 8,1 Ohm, Untuk
kondisi tanah lembab berkisar 2,41 -3,09 Ohm, Untuk kondisi tanah basah
berkisar 1,8 – 2,1 Ohm.
Sedangkan untuk elektroda Plat dengan ukuran 1 x 1
meter2 didapat nilai tahanan untuk tanah kering berkisar
antara 5,6 – 6,2 Ohm, Untuk tanah lembab berkisar 5,29 –
5,38 Ohm, Untuk tanah basah berkisar 5,2 – 5,9 0hm, pada
elektroda plat ukuran 0,75 x 0,75 meter2 didapat nilai
tahanan untuk tanah kering berkisar antara 6,9 – 7,4 Ohm,
Untuk tanah lembab berkisar 6,39 – 6,65 Ohm, Untuk tanah
basah berkisar 5,6 – 6,2 Ohm, pada elektroda plat ukuran 0,5
x 0,5 meter2 didapat nilai tahanan untuk tanah kering
berkisar antara 9,1 – 9,6 Ohm, Untuk tanah lembab berkisar
8,4 – 10,6 Ohm, Untuk tanah basah berkisar 8,6 – 8,7 Ohm,
pada elektroda plat ukuran 0,35 x 0,35 meter2 didapat nilai
tahanan untuk tanah kering berkisar antara 10,1 – 10 ,7
Ohm, Untuk tanah lembab berkisar 9,88 – 16,72 Ohm,
Untuk tanah basah berkisar 9,5 – 9,8 Ohm, pada elektroda
plat ukuran 0,25 x 0,25 meter2 didapat nilai tahanan untuk
tanah kering berkisar antara 11,6 – 12,5 Ohm, Untuk tanah
lembab berkisar 11,5 – 13,2 Ohm, Untuk tanah basah
berkisar 11,0 – 11,1 Ohm.
Data yang diperoleh finial petir dilakukan dilaboratorium
tegangan tinggi dengan bebagai variasi elektroda yang berbeda.
Variasi yang dilakukan pengujian ada 3, yaitu elektroda jarum,
elektroda bola, elektroda plat. Pengujian yang dilakukan
dengan elektroda jarum dengan penangkal petir tanpa bola
diperoleh nilai tegangan tembus berkisar 5,88 – 30,87 KV, dan
elektroda jarum dengan penangkal petir memakai bola-bola
diperoleh nilai tegangan tembus berkisar 19,11 – 33,81 KV,
pengujian dengan menggunakan elektroda bola-bola dengan
penangkal petir tanpa bola diperoleh nilai tegangan tembus
berkisar 4,41 – 17,64 KV, dan elektroda bola-bola dengan
penangkal petir memakai bola-bola diperoleh nilai tegangan
tembus berkisar 11,76 – 29,58 KV, pengujian dengan
menggunakan elektroda plat dengan penangkal petir tanpa
bola-bola diperoleh nilai tegangan tembus berkisar 5,29 –
27,93 KV, dan elektroda plat dengan penangkal petir memakai
bola-bola diperoleh nilai tegangan tembus berkisar 11,76 –
32,34 KV.
Dari hasil pengamatan pun ditemukan
beberapa faktor yang dapat mempengaruhi
sistem pentanahan yang senantiasa dapat
menentukan baik tidaknya sistem
pentanahan.

Faktor – faktor tersebut antara lain :


perubahan iklim, kandungan air dan zat
elektrolit yang didalamnya terdapat
mineral-mineral dan garam-garam.
Data yang diperoleh finial petir dilakukan dilaboratorium
tegangan tinggi dengan bebagai variasi elektroda yang berbeda.
Variasi yang dilakukan pengujian ada 3, yaitu elektroda jarum,
elektroda bola, elektroda plat. Pengujian yang dilakukan dengan
elektroda jarum dengan penangkal petir tanpa bola diperoleh nilai
tegangan tembus berkisar 5,88 – 30,87 KV, dan elektroda jarum
dengan penangkal petir memakai bola-bola diperoleh nilai
tegangan tembus berkisar 19,11 – 33,81 KV, pengujian dengan
menggunakan elektroda bola-bola dengan penangkal petir tanpa
bola diperoleh nilai tegangan tembus berkisar 4,41 – 17,64 KV,
dan elektroda bola-bola dengan penangkal petir memakai bola-
bola diperoleh nilai tegangan tembus berkisar 11,76 – 29,58 KV,
pengujian dengan menggunakan elektroda plat dengan penangkal
petir tanpa bola-bola diperoleh nilai tegangan tembus berkisar
5,29 – 27,93 KV, dan elektroda plat dengan penangkal petir
memakai bola-bola diperoleh nilai tegangan tembus berkisar
11,76 – 32,34 KV.
Metode – metode Pentanahan yang Baik :

Metode yang paling sederhana dan biasa digunakan


adalah metode merger tanah, metode ini menggunakan
elektroda tanah (batang pasak).

Metode merger menjelaskan bahwa elektroda tanah


dari pasak E yang ditanam, dan diandaikan ada potensial
antara pasak E dan pasak R yang ditanam pada jarak
tertentu (lihat Gambar 4). Arus yang mengalir diukur dengan
Sumber
amperemeter, pada potensial antara pasak E dengan pasak bolak-balik
P akan terukur oleh voltmeter. Menurut hukum Ohm, beda
potensial ini berbanding lurus dengan tahanan-tahanan yang A
dirumuskan dengan :

V=IR V
Dimana :V = Tegangan (Volt)
I = Arus (Ampere)
R = Tahanan (Ohm) E R P

Metode Merger Tanah


Berdasarkan pada waktu pengambilan data kondisi tanah bermacam-macam.
Di bawah ini djelaskan keterangan tentang keadaan tanah tersebut:

•Keadaan tanah kering


1. Warnanya coklat kemerah-merahan.
2. Temperaturnya 29C (kondisi cerah).

•Keadaan tanah basah :


1. Warnanya coklat kehitam-hitaman.
2. Temperaturnya 20C- 25C.
3. Terdapat genangan air (kondisi hujan).

•Keadaan tanah lembab


1. Warnanya coklat kekuningan.
2. Temperaturnya 25C- 28C.
3. Kondisi berawan (setelah/sebelum hujan).
Kesimpulan
PENUTUP
pentanahan elektroda batang dan plat

1. Dari hasil pengujian sistem pentanahan yang terpakai pada lokasi


laboratorium energi dan lokasi laboratorium tegangan tinggi dan
pentanahan elektroda pasak yang ditanam masing-masing sedalam 3
meter, 5 meter, 7 meter, 9 meter, 12 meter dan elektroda plat dengan
ukuran 1 x 1 meter2, 0,75x0,75 meter2, 0,5x0,5 meter2, 0,35x0,35 meter2,
0,25x0,25 meter2 yang umumnya layak terpakai didapat nilai tahanan
pentanahan berkisar antara 2,5 – 180 Ohm.
2. Dari data diperoleh untuk pentanahan Elektroda batang untuk
kedalaman 3 meter, 5 meter, 7 meter, 9 meter, 12 meter dalam
kondisi kering diperoleh nilai tahanan pentanahan berkisar 1,6 –
9,0 Ohm. Untuk Kondisi tanah lembab diperoleh nilai tahanan
pentanahan berkisar 2,41 – 7,72 Ohm. Untuk kondisi tanah basah
diperoleh nilai tahanan pentanahan berkisar 1,8 – 5,25 Ohm.
3. Dari data diperoleh untuk pentanahan Plat batang untuk ukuran 1
x 1 meter2, 0,75 x 0,75 meter2, 0,5 x 0,5 meter2, 0,35 x 0,35 meter2, 0,25
x 0,25 meter2 dalam kondisi kering diperoleh nilai tahanan
pentanahan berkisar 5,6 – 12,5 Ohm. Untuk Kondisi tanah lembab
diperoleh nilai tahanan pentanahan berkisar 5,29 – 11,5 Ohm.
Untuk kondisi tanah basah diperoleh nilai tahanan pentanahan
berkisar 5,2 – 9,8 Ohm

4. Dari data yang diperoleh untuk Pengukuran Tahanan yang terkecil untuk
elektroda Batang yaitu elektroda yang kedalaman 12 meter dengan nilai
tahanan 2,9 Ohm kondisi tanah kering, dan kondisi tanah lembab nilai
tahanannya 2,34, dan kondisi tanah basah bernilai 2,2 Ohm. Untuk
Pengukuran Tahanan yang terkecil untuk elektroda Plat yaitu elektroda
yang mempunyai luas 1 x 1 m2 dengan nilai tahanan 6,2 Ohm kondisi
tanah kering, dan kondisi tanah lembab nilai tahanannya 5,82 Ohm, dan
kondisi tanah basah bernilai 5,3 Ohm.
5. Dari hasil data yang diperoleh dapat disimpulkan bahwa hasil perhitungan
secara teori dan praktek pada elektroda Batang sudah sangat mendekati,
sedangkan untuk elektroda Plat ukuran 1x1 m2 sampai 0,5 m2 sudah
mendekati secara pengukuran, tetapi ukuran 0,35 m2 sampai 0,25 m2 jauh
lebih besar dari tahanan secara teoritis.

6. Data yang diperoleh untuk Penangkal petir dilakukan dilaboratorium


tegangan tinggi dengan bebagai variasi elektroda yang berbeda maka dapat
disimpulkan bahwa Penangkal Petir tanpa Bola-bola mempunyai tegangan
tembus berkisar 4,41 – 30,87 KV. Sedangkan Penangkal Petir dengan Bola-
bola mempunyai tegangan tembus berkisar 11,76 – 33,81 KV.

7. Untuk Elektroda Bola dengan Penangkal petir tanpa bola di peroleh nilai
tegangan tembus berkisar 4,41 – 17,64 kV, dan Penangkal petir memakai
bola-bola diperoleh nilai tegangan tembus berkisar 5,88 – 29,58 kV. Untuk
Elektroda Plat dengan penangkal petir tanpa bola diperoleh nilai tegangan
tembus berkisar 5,29 – 27,93 kV, dan penangkal petir memakai bola-bola
diperoleh nilai tegangan tembus berkisar 5,29 – 32,34 kV. Jadi dapat
disimpulkan bahwa jika penangkal petir memakai bola-bola nilai tegangan
tembusnya akan semakin besar, dan dapat mengamankan peralatan
Laboratorium Teknik Konversi Energi dari sambaran Petir.
1. Berdasarkan hasil yang diperoleh pada penelitian ini maka
disarankan supaya dapat mempertimbangkan akan
pentingnnya pentanahan pada semua hal yang berhubungan
dengan aliran listrik sebagai elemen pengaman jika ada
gangguan baik berupa sambaran petir, hubung singkat atau
kerusakan isolasi pada sumber yang menggunakan aliran
listrik.

Saran

2. Dalam hal Percobaan Penangkal Petir Kami hanya


melakukan percobaan di Laboratorium Tegangan Tinggi
Implus, diharapkan Kedepannya dapat di lakukan
Percobaan Langsung dengan Petir.
VI. LAMPIRAN

Lampiran 1. Finial petir, Kawat pentanahan,Batang Pentanahan dan Plat Tembaga


Lampiran 2. Pengecetan Menara penangkal petir
Lampiran 3. Lubang sedalam 2 meter untuk pentanahan plat
Lampiran 4. Pembuatan Elektroda Plat
Lampiran 5. Pemasangan Pentanahan Elektroda Batang
Lampiran 6. Pemasangan pentanahan Elektroda Batang
Lampiran 7. Pembuatan Elektroda Plat
Lampiran 8. Pemasangan Elektroda Plat
Lampiran 9. Pengeboran untuk Pentanahan Elektroda Batang
Lampiran 10. Peneboran telah mencapai kedalam 3 meter
Lampiran 11. Pemasangan Menara untuk Finial Petir
Lampiran 12.Pemasangan Papan Nama
Lampiran 13. Mahasiswa IIIB sementara menyambungkan Alat
Ukur dengan Elektroda Pentanahan. Dalam rangka Praktikum
Pentanahan.
Lampiran 14 Mahasiswa IIIB sementara mencatat data Pengukuran
Pentanahan
Lampiran 15. Pembuatan dan Penelitian Finial Petir yang telah selesai.

Anda mungkin juga menyukai