Contoh KTI
Contoh KTI
A. Brainstorming Ide
No Judul Ide Deskripsi Singkat
1 INTEGRASI TOL LAUT Pengembangan penggunaan angkutan
DENGAN PELAYARAN multimoda dengan metode short
RAKYAT MENGGUNAKAN shipping merupakan metode
METODE SHORT SHIPPING pendekatan yang mengkolaborasikan 2
SEBAGAI ALTERNATIF metode yaitu short land shipping (SLS)
EFISIENSI BIAYA LOGISTIK dan short sea shipping (SSS) berbasis
DI WILAYAH PERAIRAN ship promotes the trade dan ship follows
AMBON the trade untuk meningkatkan daya
angkutan multimoda dan
mengefisiensikan waktu dalam
distribusi logistik yang akan
berimplikasi pada efisiensi biaya
logistik dan menurunkan disparitas
harga
2 KAPAL OTOMATIS DENGAN Banyuwangi merupakan salah satu
PANEL SURYA UNTUK kabupaten yang memiliki banyak
PEMBERSIHAN SAMPAH DI tempat destinasi wisata terutama
DAERAH PESISIR PANTAI pantai-pantainya yang sangat indah.
MUNCAR BANYUWANGI Namun didaerah pesisir pantai
tersebut banyak sekali sampah-sampah
akibat dari masyarakat dan wisatawan
yang sering membuang sampah di area
pantai. Kapal otamatis ini bertujuan
untuk membersihkan sampah-sampah
diarea pesisir pantai tersebuh dengan
menggunakan tenaga panel surya
maka kapal ini bias mengurangi polusi
dan penggunakkan bahan bakar
bensin yang sekarang semakin
berkurang.
3 INOVASI APLIKASI Pemikiran dasar pembuatan aplikasi
PENGIRIMAN BARANG ini adalah untuk mengintegrasikan
SEBAGAI ALTERNATIF proses pengiriman barang serta
KONEKTIVITAS ANTAR membuat kemudahan akses dan
PULAU DI INDONESIA layanan bagi pemilik barang untuk
dapat mengirimkan barangnya dengan
praktis dan kemudahan bagi pemilik l
atau perusahaan untuk mendapatkan
muatan. Diharapkan dengan adanya
aplikasi ini dapat menjembatani
komunikasi pemilik barang dan
perusahaan untuk dapat saling tukar
informasi
D. Dasar Teori
Topik 1 :
Konsep Tol Laut
Pengertian Tol Laut yang ditekankan oleh Presiden Joko Widodo merupakan
suatu konsep memperkuat jalur pelayaran yang dititik-beratkan pada pemerataan
pertumbuhan ke Indonesia bagian Timur. Tujuan konsep Tol Laut tersebut adalah
untuk terciptanya penurunan biaya logistik & pemerataan ekonomi melalui sistem
transportasi laut yang teratur & terjadwal (reguler) yang terintegrasi di seluruh wilayah
Indonesia secara efektif & efisien sebagai tulang punggung distribusi yang efektif.
Konsep tersebut direalisasikan dengan mengkoneksikan jalur pelayaran dari barat ke
timur Indonesia melalui 24 pelabuhan strategis yang berfungsi sebagai hub dan feeder
Tol Laut yang ditetapkan melalui pembahasan yang dilakukan oleh Bappenas, Kantor
Staf Presiden, Kemenhub, Pelindo, dan Swasta.
Implementasi konsep Tol Laut diawali melalui penentuan Pelabuhan hub
(nasional) berdasarkan sebaran wilayah serta potensi muatannya dan berdampak
terhadap efisiensi apabila dilayani oleh armada yang bergerak seperti pendulum dari
barat ke timur Indonesia. Pelabuhan yang akan dilayani dengan rutependulum adalah
pelabuhan hub yang telah ditentukan diatas (Belawan, Tanjung Priok, Tanjung Perak,
Makassar, Bitung). Sedangkan pelabuhan Sorongakan menjadi pelabuhan hub pada
tahap selanjutnya.
Dengan implementasi konsep pendulum Tol Laut, maka akan menciptakan:
1. Sistem pelayaran yang terintegrasi berdampak pada peningkatan aksesibilitas
hingga menjangkau seluruh daerah di Indonesia;
2. Pelayaran akan dapat meningkatkan efisiensi yang pada akhirnya dapat
menurunkan biaya logistik secara Nasional, sehingga menurunkan disparitas
harga;
3. Pelabuhan akan sangat efisien dari sisi produktivitas dan akan menjadikan
Indonesia masuk dalam 10 negara pelabuhan terbesar dunia
(Prihartono B,2016:21-22)
Topik 2 :
Pelayaran Rakyat
Perusahaan pelayaran rakyat pada umumnya identic dengan kapal kayu
tradisional yang dioperasikan oleh pelaut alami dengan manajemen sederhana (UU
17/2008 tentang pelayaran pasal 15 ayat 1 dan 2). Menurut PM 93/2013 tentang
penyelenggaran angkutan laut, pelayaran rakyat (Pelra) adalah kegiatan angkutan laut
yang menggunakan kapal :
Kapal layar tradisional yang sepenuhnya digerakka oleh tenaga angina
Kapal layar motor berukuran sampai 500 GT (gross tonnage) yang digerakkan
oleh tenaga angina sebagai penggerak utama dan motor sebagai tenaga peggerak
bantu
Kapal motor dengan ukuran antara 7- 35 GT
Topik 3 :
Metode Short Sea Shipping
Dasar hukum pelaksanaan short sea shipping adalah Peraturan Presiden Republik
Indonesia Nomor 26 tahun 2012 tentang Cetak Biru Pengembangan Sistem Logistik
Nasional. Rencana aksi yang dilakukan antara lain membangun konektivitas lokal,
antar pulau dan nasional secara terintegrasi dan mengingkatkan aksesibilitas angkutan
barang di daerah tertinggal dan/atau wilayah terpencil dan daerah padat/macet
Short sea shipping didefinisikan sebagai angkutan komersial dengan kapal yang
tidak melintasi lautan. Short sea shipping meruakan pola angkutan komersial yang
memanfaatkan aliran sungai dan perairan pesisir pantai untuk memindahkan barang
komersial dari pelabuhan utama ke tujuan dimana pelabuhan-pelabuhan yang dilayani
oleh short sea shipping telah diterapkan di Eropa khususnya Eropa Utara, Amerika
Serikat serta beberapa negara Asia. (Pratiwi wuryaningrum,2013 :1-2)
*Gunakanlah sitasi sesuai kaidah yang berlaku (Harvard / IEEE Referencing System) !
F. Kesimpulan
Metode short shipping merupakan metode yang sangat tepat dalam melengkapi
konsep Tol Laut yang telah dicanangkan oleh pemerintah. Metode tersebut
meningkatkan mobilitas pergerakan barang dari pulau-pulau yang telah menjadi basis
produksi menuju pelabuhan pengumpan, kemudian menuju pelabuhan pengumpul
dengan menggunakan angkutan multimoda. Pemanfaatan angkutan multimoda secara
short shipping dapat mengefisiensikan waktu distribusi logistic dan memaksimalkan
muatan angkutan pada setiap moda serta mengontrol pergerkan moda angkutan baik
darat maupun laut. Dengan begitu, pasokan logistic dari KTI menuju KBI akan
meningkat seiring terbukanya akses distribusi logistic pada basis-basis produksi
sehingga berimplikasi pada efisiensi biaya logistic di KTI, khusunya Ambon.
Dari kedua metode yang telah dibandingkan, dapat disimpulkan bahwa dengan
menggunakan metode short shipping , mengaktifkan peran dan fungsi Pelra di wilayah
Ambon lebih efektif daripada metode konvensional. Jika metode ini diterpakan di
wilayah yang lebih luas, maka akan dapat secara signifikan mengurangi disparitas
harga barang antara KBI dan KTI.
*Tulislah kesimpulan berdasarkan tujuan dan deskripsi dari ide yang dipilih !
G. Daftar Pustaka
Prihartono B, I. C. (2016). Tol Laut. jakarta: Kementerian PPN dan Bappenas.
Pratiwi Wuryaningrum, F. H. (2013). Cost – Benefit Analysis Penerapan Short Sea Shipping di
Pantura Jawa dalam Rangka Pengurangan Beban Jalan . JURNAL SAINS DAN SENI
POMITS Vol. 2, 1-6.