Anda di halaman 1dari 1

MARAH

Marayh adalah perasaan jengkel yang timbul sebagai respon terhadap kecemasan yang dirasakan
sebagai ancaman (Stuart dan Sundeen, 1987)
Pengungkapan rasa marah dengan langsung dan konstruktif pada waktu terjadi akan melegakan
individu dan membantu orang lain untuk mengerti perasaan yang sebenarnya, sehingga tidak akan
menimbulkan masalah.
Perawat harus menyadari bahwa pasien dapat mengungkapkan marah dengan tidak bermusuhan
dan memberi dukungan atas ungkapan tersebut, perlu mmengembangkan kemampuannya
mengatasi tinkah laku pasien yang tidak terkontrol
Perawat perlu mengeksplorasi kemampuan pasien dalam pemecahan masalah karena pemecahan
masalah adalah metode utama dalam menanggulangi marah.
Kemarahan yang ditekan atau pura-pura tidak marah akan mempersulit sendiri dan mengganggu
hubungan interpersonal.
Respon terhadap marah dapat diungkapkan melalui 3 cara, yaitu :
1. Mengungkapkan secara verbal, merupakan cara yang konstruktif, menimbulkan rasa lega,
diungkapkan dengan tidak menyakiti orang lain sehingga tidak menimbulkan masalah.
2. Menekan, cara ini kurang efektif, karena dengan menekan rasa marah dapat melarikan diri dari
masalahnya dan mengingkari marah, sehingga marah tidak terungkap dan muncul rasa bermusuhan.
Bila rasa marah tidak terungkap serta menahun akan menyebabkan marah pada diri sendiri dan
depresi psikosomati atau marah pada orang lain/lingkungan yang mendorongnya mengamuk.
3. Menantang, kadang kemarahan menyebabkan orang merasa kuat sehingga bersikap menantang,
dan masalah tidak selesai. Hal ini menimbulkan marah berkepanjangan dan muncul rasa
bermusuhan. Cara ini juga tidak efektif.
Dalam menghadapi pasien yang marah, perawat hendaknya mendorong pasien untuk
mengungkapkan kemarahannya sehingga merasa lega dan masalah bias diselesaikan.

Dari semua penjelasan diatas perawat haruslah menyadari bahwa pemenuhan kebutuhan psikologis
pasien sangatlah penting. Perawat disini berperan efektif dan terapeutik, mampu mengidentifikasi
respon pasien dan senantiasa menjalin hubungan interpersonal yang terapeutik sehingga dapat
mendorong pasien untuk mengungkapkan perasaannya dan dapat memberikan asuhan yang tepat.
Dengan adanya huibungan interpersonal yang terapeutik perawat dan pasien, akan memungkinkan
adanya kerjasama yang baik antara perawat dan pasien dalam mengatasi masalahnya sehingga
asuhan yang diberikan berkualitas Perawat dan pasien bersama-sama membangun diri secara
terapeutik guna mencapai tujuan bersama yaitu kesehatan yang optimal.

Anda mungkin juga menyukai