1506668340
A10
Tugas Kasus Harian MPI Geriatri – 2
d. Osteoarthritis, atas dasar anamnesis keluhan lutut ngilu saat berjalan, usia 70
tahun, dari pemeriksaan fisik diperoleh obesitas grade I.
e. Gangguan penglihatan, atas dasar anamnesis pasien memiliki gangguan
penglihatan.
f. Risiko jatuh rendah, atas dasar skor risiko jatuh pada pasien ialah 2.
g. Ketergantungan ringan, atas dasar skor ADL Barthel 18/20.
2. Risiko Penyakit Kardiovaskular pada Pasien berdasarkan Skor ASCVD
ASCVD (atherosclerotic cardiovascular disease) AHA/ACC 2013 risk factor
merupakan skor faktor risiko yang memperkirakan risko memiliki masalah
kardiovaskular dalam 10 tahun ke depan. Faktor risiko ASCVD ialah jenis kelamin,
usia, ras, kadar kolesterol, tekanan darah, penggunaan obat-obatan, status DM, dan
status merokok. Pada pasien ini tidak dapat ditentukan skor ASCVD karena
membutuhkan data seperti tekanan darah (sistolik), kadar kolesterol (total, HDL).
Namun pada pasien ini, kadar LDL >=190 mg/dL yaitu 228 mg/dL sehingga
tergolong kelompok ‘high intensity statin (class I)’
- Statin menjadi pilihan utama untuk mencapai target LDL yang diinginkan.
- Bile acid sequestrant dapat menurunkan LDL, ApoB, dan meningkatkan HDL,
namun dapat meningkatkan trigliserid.
- Ezetimibe dapat dipertimbangkan sebagai monoterapi untuk menurunkan LDL,
ApoB khususnya pada pasien yang tidak bisa mentolerir statin dosis tinggi.
- Inhibitor PCSK9 dapat dipertimbangkan untuk hiperkolesterolemia familial atau
terapi tambahan pada pasien PJK yang tidak mencapai target LDL dengan dosis
statin maksimal atau pasien tidak bisa mentolerir statin dosis tinggi.
Aldeka Kamilia Mufidah
1506668340
A10
Tugas Kasus Harian MPI Geriatri – 2
- Terapi kombinasikan dapat dipertimbangkan bila kadar LDL sangat tinggi atau
target terapi LDL ataupun non HDL tidak mencapai target dengan statin.
- Pada pasien ini indikasi diberikan statin, namun pasien mengatakan enggan
minum obat dislipidemia karena efek sampingnya (kemungkinan statin), sehingga
pasien dapat digantikan dengan ezetimibe.
4. Obat Anti Diabetes serta Target Gula Darah dan HbA1C pada Pasien
- Pada pasien dengan HbA1C <7,5% maka pengobatan dengan non farmakologi
seperti modifikasi gaya hidup terkait pola makan (dijelaskan pada nomor 6) dan
aktivitas fisik (3-5 kali/minggu, selama 30-45 menit dengan total 150
menit/minggu, jeda antar latihan tidak lebih dari 2 hari berturut dengan latihan
aerobic intensitas sedang seperti jalan cepat, berenang, bersepeda santai, jogging),
kemudian evaluasi 3 bulan kemudian, bila HbA1C tidak berhasil turun <7 maka
dilanjutkan dengan monoterapi oral.
- Monoterapi oral:
o Pemilihan obat antidiabetes oral dengan mempertimbangkan keamanan
(hipoglikemia, pengaruh terhadap jantung), efektivitas, ketersediaan obat,
toleransi pasien, dan harga obat.
o Monoterapi oral diklasifikasikan menjadi:
Obat dengan efek samping minimal atau keuntungan lebih banyak:
metformin, alfa glucosidase inhibitor, dipeptidyl peptidase 4-
inhibitor, agonis glucagon like peptide-1.
Obat yang harus digunakan hati-hati: sulfonylurea, glinid,
tiazolidinedione, SGLT-2 i.
o Pada pasien ini dipilih acarbose karena keuntungannya tidak menyebabkan
hipoglikemia, menurunkan kadar GDPP dan menurunkan kejadian CVD.
Acarbose dipilih disbanding metformin, karena pada pasien ini GDPP
>200 dan acarbose mampu menurunkan kadar GDPP dan efek samping
acarbose yang lebih sedikit dibandingkan dengan metformin, namun
acarbose harus sering melakukan penyesuaian dosis.
Dosis awal 50 mg/hari , selanjutnya ditingkatkan menjadi 3x50 mg.
Bila tubuh pasien merespon baik dengan acarbose dalam 6-8
minggu maka dosis dapat ditingkatkan menjadi 3x100 mg.
Acarbose diminum bersamaan dengan suapan pertama.
Aldeka Kamilia Mufidah
1506668340
A10
Tugas Kasus Harian MPI Geriatri – 2
1
1
2
Referensi
1. Perkeni. Konsensus Pengelolaan dan Pencegahan Diabetes Melitus Tipe 2. 1 st Ed.
Jakarta: Perkeni; 2015.
2. Perkeni. Pedoman Pengelolaan Dislipidemia di Indonesia. 1st Ed. Jakarta: Perkeni;
2019.
3. IASO. Redefining Obesity and its Treatment. 1st Ed. Australia: WHO; 2020.
4. ACC. 2018 Guideline on the Management of Blodd Cholesterol. 1 st Ed. USA: ACC;
2018.
Aldeka Kamilia Mufidah
1506668340
A10
Tugas Kasus Harian MPI Geriatri – 2