(SAP)
VERTIGO DAN CARA MENGATASINYA
Di Susun Oleh:
Inna Yatul Maula
14901.07.20012
3. Materi
a. Pengertian Vertigo
b. Penyebab Vertigo
c. Gejala Vertigo
d. Pencegahan Vertigo
e. Cara Mengatasi Vertigo
4. Kegiatan Penyuluhan
Jenis Kegiatan
No Waktu Tahapan
Penyuluh Klien
Menjawab
1. 1 menit Pembukaan Mengucapkan salam
salam
Apersepsi dan
2. 2 menit menjelaskan kegiatan Menjelaskan Tujuan Menyimak
yang akan dilakukan
Memperhatikan
3. 8 menit Kegiatan Inti Pembacaan materi
Bertanya hasil
4. 2,5 menit Evaluasi Menjawab
penjelasan materi
Memberikan
Memperhatikan
5. 1,5 menit Penutup kesimpulan dan
dan menjawab
mengucapkan salam
5. Media
Laeflet
6. Metode
Ceramah dan tanya jawab
7. Evaluasi
a. Sebutkan pengertian vertigo!
b. Jelaskan penyebab dan gejala vertigo minimal 2 poin!
c. Sebutkan pencegahan vertigo!
d. Uraikan cara mengatasi vertigo!
MATERI PENYULUHAN
A. Definisi Vertigo
Vertigo adalah gejala klasik yang dialami ketika terjadi disfungsi yang cukup cepat
dan asimetris sistem vestibuler perifer (telinga dalam) (Smeltzer & Bare, 2002).
Vertigo adalah sensasi berputar atau pusing yang merupakan suatu gejala, penderita
merasakan benda-benda di sekitarnya bergerakgerak memutar atau bergerak naik turun
karena gangguan pada sistem keseimbangan (Arsyad Soepardi Efiaty dan Nurbaiti,
2002).
Vertigo adalah sensasi gerakan atau putar yang sering dijelaskan sebagai perasaan
kehilangan keseimbangan yang kadang disertai mual, rasa lemas dan kebingingan mental
(Elizabeth,2000).
Berdasarkan ketiga pengertian diatas vertigo adalah perasaan seolah-olah penderita
bergerak atau berputar yang biasanya disertai dengan mual dan kehilangan
keseimbangan. Hal ini bisa berlangsung beberapa menit, sampai beberapa jam, bahkan
hari. Penderita vertigo merasa lebih baik jika berbaring diam, namun demikian serangan
vertigo bisa terus berlanjut meskipun penderita tidak bergerak sama sekali.
B. Klasifikasi Vertigo
Vertigo dapat di klasifikasikan menjadi 2, yaitu vertigo vestibular dan non vestibular. Vertigo
vestibular adalah vertigo yang disebabkan oleh gangguan system vestibular, sedangkan vertigo
non vestibular adalah vertigo yang di sebabkan oleh gangguan system visual dan somatosensori.
Karakteristik Vertigo vestibular Vertigo non vestibular
Waktu Episodik Konstan
Sifat vertigo Berputar Melayang
Faktor pencetus Gerakan kepala, perubahan Stress, hiperventilasi
posisi
Gejala penyerta Mual, muntah, tuli, tinitus Gangguan mata,
gangguan
somatosensorik
Vertigo vestibular selanjutnya dapat dibedakan menjadi vertigo vestibular perifer dan sentral.
Vertigo vestibular perifer adalah vertigo yang terjadi akibat gangguan alat keseimbangan tubuh
di labirin (telinga dalam) atau saraf cranial VIII (saraf vestibulokoklear) difisi vestibular. Vertigo
vestibular sentral adalah vertigo yang terjadi akibat gangguan alat keseimbangan tubuh di
system saraf pusat, baik di pusat integrasi (serebelum dan batang otak) ataupun di area persepsi
(korteks). Penyebab vertigo sentral antara lain adalah perdarahan atau iskemik di serebelum,
nucleus vestibular, dan koneksinya di batang otak, tumor di system saraf pusat, infeksi, trauma
dan sklerosis multiple. Vertigo yang disebabkan neuroma akustik juga termasuk dalam vertigo
sentral. Vertigo akibat gangguan di korteks sangat jarang terjadi, biasanya menimbulkan gejala
kejang parsial kompleks.
karakteristik v. vestibular perifer v. vestibular sentral
Onset Tiba-tiba, onset Perlahan, onset gradual
mendadak
Durasi Menit hingga jam Minggu hingga bulan
Frekwensi Biasanya hilang timbul Biasanya konstan
Intensitas Berat Sedang
Mual, muntah Tipikal Seringkali tidak ada
Diperparah perubahan Ya Kadang tidak berkaitan
posisi kepala
Usia pasien Berapapun, biasanya Usia lanjut
muda
Gangguan status mental Tidak ada atau kadang- Biasanya ada
kadang
Deficit nervi Tidak ada Kadang disertai ataksia
cranial/serebelum
pendengaran Seringkali berkurang Biasanya normal
atau dengan tinnitus
C. Etiologi Vertigo
Vertigo merupakan suatu gejala, penyebabnya antara lain akibat kecelakaan, stress,
gangguan pada telinga bagian dalam, obat-obatan, terlalu sedikit atau banyak aliran darah
ke otak, dan lain-lain. Tubuh merasakan posisi dan mengendalikan keseimbangan melalui
organ keseimbagan yang terdapat di telinga bagian dalam. Organ ini memilki saraf yang
berhubungan dengan area tertentu di otak. Vertigo bisa disebabkan oleh kelainan di dalam
telinga, di dalam saraf yang menghubungkan telinga dengan otak dan di dalam otaknya
sendiri.
Penyebab umum dari vertigo :
1) Keadaan lingkungan : mabuk darat, mabuk laut.
2) Obat-obatan : alkohol dapat mempengaruhi system persyarafan.
3) Kelainan telinga : Endapan kalsium pada salah satu kanalis semi sirkularis di dalam
telinga bagian dalam yang menyebabkan benign paroxysmal position vertigo (jenis
vertigo yang menyerang dalam waktu yang singkat tetapi bisa cukup berat yang
terjadi secara berulang ulang. Vertigo ini muncul setelah terserang infeksi virus atau
adanya peradangan dan kerusakan di daerah telinga tengah. Saat menggerakan
kepala/menoleh secara tiba-tiba maka gejalanya akan muncul), infeksi telinga bagian
dalam karena bakteri, labirintis, penyakit maniere, peradangan saraf vestibuler herpes
zoster.
4) Kelainan neurologis : Tumor otak, tumor yang menekan saraf vestibularis, sklerosis
multiple, dan patah tulang otak yang disertai cedera pada labirin, persarafan atau
keduanya.
5) Kelainan sikularis : gangguan fungsi otak semetara karena berkurangnya aliran darah
ke salah satu bagian otak (transient ischemic attack) pada arteri vertebral dan arteri
basiler.
D. Manifestasi Klinis Vertigo
1. Pusing berputar
2. Kepala terasa ringan
3. Rasa terapung, terayun
4. Pucat, keringat dingin
5. Sempoyongan
6. Mual, muntah
7. Merasa sekelilingnya bergoyang
8. Berkeringat
9. Tinnitus
10. Nistagmus : pergerakan mata yang abnormal
11.
F. Penatalaksanaan
1. Pencegahan Primer
Pencegahan primer dilakukan sebelum mengalami vertigo, hal yang bisa dilakukan
untuk mencegah terjadinya vertigo berupa :
a) Mengindari kelelahan yang sangat pada mata, seperti menatap layar computer
seharian, kebiasaan membaca/menonton TV sambil berbaring.
b) Tidur yang cukup, kepala lebih tinggi dari badan saat duduk maupun berbaring.
Jangan terlalu sejajar atau bahkan lebih tinggi dari badan (menunduk), ggunaka
bantal yang nyaman.
c) Bangunlah secara perlahan dan duduk terlebih dahulu sebelum berdiri dari tempat
tidur, sehingga gerak badan tidak terlalu drastis
d) Hindari mengambil barang yang terjatuh dengan menunduk, sebaiknya lakukan
dengan berjongkok terlebih dahulu.
e) Tidak mengkonsumsi alcohol.
f) Rajin olah raga dan melakukan olah pernafasan.
g) Terampil mengelola stress.
h) Mengkonsumsi air putih 10 gelas perhari.
i) Diet sehat, diet seimbang
2. Pencegahan Sekunder
Periksakan segera ke pusat pelayanan kesehatan atau tenaga medis terdekat jika
mengalami tanda dan gejala vertigo sehingga dapat ditentukan diagnosa dini dan
mendapatkan penanganan yang tepat sesuai dengan penyebabnya. Hal ini bertujuan
untuk mengurangi efek samping dan komplikasi lebih lanjut.
Dan pada pencegahan sekunder dapat dilakukan pemeriksaan neurologis:
a. Uji Romberg
Penderita berdiri dengan kedua kaki dirapatkan, mula-mula dengan kedua
mata terbuka kemudian tertutup. Berikan pada posisi demikian 20-30 detik. Pada
kelainan vestibular hanya pada mata tertutup badan penderita akan bergoyang
menjauhi garis tengah kemudian kembali lagi, pada mata terbuka badan penderita
tetap tegak. Sedangkan pada kelainan serebeler badan penderita akan bergoyang baik
pada mata terbuka maupun pada mata tertutup.
b. Tandem Gait
Penderita berjalan lurus dengan tumit kaki/kanan diletakkan pada ujung kaki
kanan/kiri ganti berganti. Pada kelainan vestibuler perjalananya akan menyimpang,
dan pada kelainan serebeler penderita akan cendurung jatuh.
c. Uji Unterberger
Berdiri dengan kedua lengan lurus horisontal ke depan dan jalan ditempat
dengan mengangkat lutut setinggi mungkin sselama satu menit .pada kelainan
vestibuler posisi penderita akan meyimpang/berputar ke arah lesi dengan gerakan
seperti orang melempar cakram: kepala dan dan badan berputar ke arah lesi, kedua
lengan bergerak kearah lesi denagn lengan pada sisi lesi turun dan yang lainnya naik.
Keadaan ini disertai dengan nistagamus dengan fase lambat kearah lesi.
DAFTAR PUSTAKA
Arsyad soepardi, efiaty dan Nurbaiti.(2012). Buku ajar ilmu kesehatan telingahidung
tenggorok kepala leher edisi ke lima. Jakarta : Gaya Baru
Brunner, Suddarth. 2015. Buku Ajar keperawtan medikal bedah, edisi 8 vol.3. EGC. Jakarta
Imai T, et al. Classification, diagnostic criteria and management of benign paroxysmal
positional vertigo. Auris Nasus Larynx (2016),
http://dx.doi.org/10.1016/j.anl.2016.03.013
Mardjono M. & Sidharta P., 2008. Neurologi Klinis Dasar, Dian Rakyat, Jakarta.
Nagel, P., Gurkov, R. 2012. Dasar-dasar Ilmu THT. Alih bahasa Dany, F. Jakarta : EGC