Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH

TITRASI OBAT EMERGENCY

Disusun Oleh:

ADE AULIA MARETNA

201701049

PRODI S1 KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN WIDYA NUSANTARA PALU

2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT berkat rahmat dan karunia-Nya kami
dapat menyelesaikan tugas Makalah Jenis Obat-Obat Emergency ini tanpa halangan suatu
apapun. Adapun maksud kami dalam pembuatan Makalah Jenis Obat-Obat Emergency ini
adalah sebagai salah satu tugas kelompok pada mata kuliah Tindakan Keperawatan Kritis
(ICU).

Dalam penyusunan Makalah Jenis Obat-Obat Emergency ini tentu saja masih banyak
kesalahan dan kekurangan karena keterbatasan dan kemampuan kami baik dalam
pengumpulan data maupun dalam menyusun kata yang masih janggal oleh karena itu kami
sangat mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun.

Kami berharap agar Makalah Jenis Obat-Obat Emergency ini dapat bermanfaat bagi
mahasiswa yang membacanya sehingga kami tidak sia-sia dalam melaksanakan kerja keras ini
guna terselesainya Makalah Jenis Obat-Obat Emergency ini.
JENIS OBAT-OBAT
EMERGENCY

A. AntiKoagulan

1) Heparin

2) Warfarin

B. AntiDisritmia

1) Quinidin Sulfat (Cin-Quin)

2) Prokainamid (Pronestyl,Procan)

3) Disopiramid (Norpace)

C. Bedah Saraf

1) Manitol

2) Metilprednisolon (Solu-Medrol)

D. Jantung

1) Adenosin (Adenocard)

2) Atropin Sulfat

3) Bretilium Tosilat (Bretylol)

4) Epinefrin

5) Isoproterenol (Isuprel)

6) Lidokain

7) Morfin Sulfat

8) Natrium Bikarbonat
9) Nitrogliserin (Nitrostat, Tridil)

10) Prokainamid (Pronestyl)

11) Verapamil ( (Isoptin, Calan)

E. Keracunan

1) Arang Aktif

2) Digosin Immune Fab (Digibind)

3) Magnesium Sulfat

4) Nalokson (Narcan)

5) Sirup Ipekak

F. Krisis hipertensi

1) Diazoksid (Hyperstat)

2) Natrium Nitroprusid (Nipride)

G. Syok

1) Dekstrose 5%

2) Difenhidramin (Benadryl)

3) Dobutamin (Dobutrex)

4) Dopamin (Itropin)

5) Epinefrin

6) Glukagon

7) Norepinefrin (Levarterenol, Levophed)


PEMBAHASAN

A. AntiKoagulan

1) Heparin (Lipo-Hepin, Panheprin)

Heparin adalah substansi alami yangerasal dari hati yang berfungsi untuk
mencegah pembentukan pembekuan darah. Mula-mula dipakai dalam transfusi darah
untuk mecegah pembentukan bekuan darah.

 Farmakokinetik: Heparin tidak diabsorpsi dengan baik oleh mukosa


gastrointestinal, dan banyak yang dihancurkan oleh heparinase (suatu enzim
hepar)

 Farmakodinamik: Heparin diberikan untuk ganguan tromboembolik akut,


mencegah pembentukan trombus dan embolisme

 Dosis : D:SK: 5000 U per6-8 jam

IV : 5000-10.000 U/bolus IV

A:Infus IV: 50-100 U per 4 jam

 Pemakaian Dan Pertimbangan : Untuk tromboembolisme, tidak diberikan IM


karena dapat menimbulkan nyeri dan hematoma

 Efek Samping : Trombositopenia

2) Warfarin (Coumadin, Panwarfin)

Warfarin merupakan antikoagulan yang menghambat sintesis vitamin K pada


hati, sehingga mempengaruhi faktor-faktor pembekuan II, VII, IX, dan X, Obta ini
terutama dipakai untuk mencegah keadaan troboembolik, seperti tromboflebitis,
emboli paru-paru, dan pembentukan emboli akibat firilasi atrial.

 Farmakokinetik: Waktu paruh warfarin adalah ½ sampai 3 hari dan sangat


mudah berikatan dengan protein, obat ini memiliki efek kumulatif.
 Farmakodinamik: Warfarin efektif untuk terapi antikoagulan jangka panjang
kadar PT (Prothrombin Time) harus berada 1,5-2x dari nilai normal untuk
berfungsi sebagai terapeutik.

 Dosis :D:PO: 2-10 mg/hari

IM:IV: Jarang diberikan

 Pemakaian Dan Pertimbangan : Untuk tromboembolisme untuk pencegahan


jangka panjang setelah heparin diberikan

 Efek Samping :

B. AntiDisritmia

1) Quinidin Sulfat (Cin-Quin)

 Dosis: D: PO: 200-400 mg

A: PO: 30 mg/kg atau mg/m2 dalam dosis terbagi 5

 Pemakaian Dan Pertimbangan : Untuk disritmia atrium, ventrikel dan


supraventrikel.

 Efek Samping : Mual, muntah, diare, kekacauan mental, dan hipotensi

2) Prokainamid (Pronestyl,Procan)

 Dosis: D: O: 250-500 mg, setiap 4-6 jam

SR*: 250 mg-1 g, setiap 6 jam atau 50 mg/kg dalam dosis terbagi 4

SR*: Sustained-Releas

 Pemakaian Dan Pertimbangan : Hipotensi ringan, peningkatan protein

 Efek Samping : Depresi jantung ringan, diare


3) Disopiramid (Norpace)

 Dosis : D: PO: 100-200 mg, setiap 6 jam

A (4-12 thn): PO: 10-15 mg/kg

 Pemakaian Dan Pertimbangan : Untuk disritmia ventrikel, kadar terapeutik


serum: 3-8 µg/mL

 Efek Samping: Letih, sakit kepala, pusing

C. Bedah saraf

1) Manitol

Manitol adalah suatu diuretik osmotik dipakai pada keadaan kegawatdaruratan


dan bedah saraf untuk mengobati peningkatan takanan intrakranial, yang bisa timbul
setelah suatu trauma kepala, bedah saraf, dan jenis0jenis patologi intrakranial lain.

 Dosis : IV : 12,5-50 g

 Pemakaian Dan Pertimbangan : Meningkatkan tekanan intrakranial

 Efek Samping :

2) Metilprednisolon (Solu-Medrol)

Metilprednisolon adalah suatu obat yang dapat memperbaiki fungsi sensorik


dan motorik pada pasien yang mengalami cedera traumatik medula spinalis dari 6
minggu sampai 6 bulan setelah cidera.

 Dosis : IV : Dosis pembebanan: 30mg/kb dlm 100 mL

LNS/RL* ; kemudian 5,4 mg/jam x 23 jam

LNS*:Larutan Normal Salin, RL*:Ringer Laktat

 Pemakaian Dan Pertimbangan : Cedera medula spinalis akut (dalam 8 jam


setelah cedera)
 Efek Samping : Hipertensi sementara, Peningkatan tekanan gula darah

D. Jantung

1) Adenosin (Adenocard)

Adenosin adalah obat untuk mengobati takikardi supraventrikular paroksimal


(TSVP), irama yang cepat dan tidak terkendalikan yang terjadinya tiba-tiba. adenosin
memperlambat hantaran impuls melalui atrioventricular (AV) node pada jantung,
memutuskan distritmia sehingga memulihkan irama jantungpada klien yang
mengalami TSVP.

 Dosis : IV : Mula-mula 6 mg, 12 mg dalam 1-2 menit; dapat diulangi 12 mg 1x

 Pemakaian Dan Pertimbangan : Takikardi Supraventrikular Paroksismal

 Efek Samping :

2) Atropin Sulfat

Atropin Sulfat menjadi indikasi untuk pengobatan asistole, blok jantung (mis,
curah jantung rendah, hipotensi), dan bradikardi (denyut jantung lambat) yang
mengganggu hemodinamika jantung. Atropin bekerja untuk meningkatkan denyut
jantung dengan menghambat kerja dari saraf vagus (efek parasimtolitik). Atropin
dipakai juga sebagai obat kegawatdaruratan untuk melawan efek-efek toksik yang
timbul akibat keracunan pestisida organofosfat, yang mencakup bradikardi, dan
sekresi berlebihan.

 Dosis : IV : SET*: 0,5-1 mg; dapat diulang sampai 2 mg (maks)

SET* : Selang EndoTrakeal

 Pemakaian Dan Pertimbangan : Bradikardi Simtimatik, Asistolik

 Efek Samping : disritmia jantung, takikardi, iskemia miokardium, gelisah,


cemas, midriasis, rasa haus, dan retensi urin.

3) Bretilium Tosilat (Bretylol)


Bretilium (Bretylol) adalah suatu agen antidisritmia yang dipakai untuk
mengobati takikardi ventrikel dan fibrilasi ventrikel. setelah pemberian bretilium
perawat harus memantau apakah fibrilasi ventrikel klien telah kembali ke keadaan
normal,

 Dosis : IV : Mula-mula 5 mg/kg, 10 mg/kg setiap 15-30 menit-30 mg/kg

 Pemakaian Dan Pertimbangan : Takikardi Ventrikel, Fibrilasi Ventrikel

 Efek Samping : peningkatan tekanan darah dan kecepatan denyut jantung


diikuti dengan hipotensi ortostatik.

4) Epinefrin

Epinefrin ini merupakan hormon yang sebenarnya sudah disintesis sendiri oleh
tubuh yaitu oleh kelenjar suprarenalis bagian medula, akan tetapi pada keadaan
tertentu membutuhkan epinefrin sintesis. Kemasannya adalah ampul 1mg/cc.
Adrenalin sangat berguna pada pasien dengan syok anafilaktik yang ditandai
bronkospasme atau eksaserbasi asma yang hebat; dengan dosis 0,3-0,5mg = 0,3-0,5
ml adrenalin 1:1000; pada anak-anak dosisnya 0,01mg/kgBB. Di evaluasi tiap 5 menit,
pemberian epinefrin dapat diulangi 3 kali. Kemudian jika sudah diulang 3 kali tapi
tidak ada respon/ asistole maka lihat pupil, jika sudah dilatasi maksimal maka usaha
dihentikan. Tapi jika miosis maka lanjutkan dengan VTP dan RJP, jika sudah muncul
tensi tapi masih rendah maka dapat dilanjutkan dengan obat-obatan inotropik.

 Dosis : IV:SET: 0,5-1 mg; dapat diulangi setiap 5 menit

 Pemakaian Dan Pertimbangan : Asistole, Fibrilasi Ventrikel

 Efek Samping : Iskemia miokardium dan disritmia jantung

5) Isoproterenol (Isuprel)

Isoproterenol (Isuprel) adalah suatu obat adrenergik beta diberikan untuk


meningkatkan denyut jantung pada klien yang menunjukkan bradikardi simtomatik
refrakter.

 Dosis : IV: Drip: 2-10 µg/menit


 Pemakaian Dan Pertimbangan : Bradikardi simtomatik yang tidak berespons
terhadap atropin sulfat

 Efek Samping : iskemia miokardium, takikardi, dan disritmia.

6) Lidokain

Lidokain adalah obat utma yang dipakai untuk mengobatidisritmia ventrikel


(denyut jantung yang tidak teratur), seperti kontraksi ventrikel prematur, takikardi
ventrikel, dan fibrilasi ventrikel. Lidokain mempunyai efek anastesi lokal pada
jantung, sehingga menurunkan iritabilitas miokardium.

 Dosis : IV:SET: 1 mg/kg, dapat diulangi 0,5 mg/kg setiap 8 menit-3 mg/kg

Drip: 1-4 mg/menit

 Pemakaian Dan Pertimbangan : Kontraksi ventrikel prematur, takikardi


ventrikel, fibrilasi ventrikel

 Efek Samping:

7) Morfin Sulfat

Suatu analgesik narkotik, biasanya dipakai untuk mengobati sakit dada yang
berkaitan dengan infark miokardium akut. Juga merupakan indikasi untuk mengobati
edema paru-paru akut. Morfin menghilangkan sakit, memperlebar pembuluh vena,
mengurangi beban jantung. Dosis standar morfin sulfat 2-5 mg intravena diulang
setiap 5-30 menit sampai sakit dada hilang. Perawat harus waspada akan depresi
pernafasan dan hipotensi yang merupakan reaksi yang merugikan yang sering timbul;
pemantauan yang ketat perlu dijalankan. Bisa diberikan antagonis narkotik nalaxon
(narcan) untuk melawan kerja morfin jika reaksi merugikan yang timbul
membahayakan klien. Dosisnya 0,1-0,2 mg setiap 2-3menit seperti indikasi.

 Dosis : IV : 2-5 mg setiap 5-30 menit

 Pemakaian Dan Pertimbangan : Nyeri dada, angina tidak stabil, edema paru-
paru
 Efek Samping :

8) Natrium Bikarbonat

Natrium Bikarbonat diberikan untuk mengobati asidosis metabolik yang


sering kali timbul bersama henti jantung. Standar yang sekarang dipakai
menganjurkan pemberian natrium bikarbonat setelah klien diberikan ventilasi yang
memadai, kompresi dada, dan terapi obat telah gagal memperbaiki keadaan asidosis.

 Dosis : IV : Mula-Mula: 1 mEq/kg, kemudian 0,5 mEq/kg jika perlu

 Pemakaian Dan Pertimbangan : Asidosis metabolik

 Efek Samping : Alkalosis metabolik

9) Nitrogliserin (Nitrostat, Tridil)

Mendilatasi arteri koronaria dan memperbaiki aliran darah ke miokardium


yang mengalami iskemia. Karena itu obat ini menjadi obat pilihan untuk mengobati
angina pektoris (sakit dada) dan infark miokardium (serangan jantung). Nitrogliserin
tersedia dalam bentuk sublingual, oral, topikal, dan intravena. Nitrogliserin
sublingual (nitrostat) (0,3-0,4 mg) merupakan indikasi bagi bagi klien yang sedang
mengalami serangan angina akut.

Klien diajari cara meletakkan satu tablet nitrogliserin sublingual dibawah lidah
dan membiarkannya melarut pelan-pelan. Jika nyeri dada tidak menghilang, tablet
sublingual boleh diulang dengan interval 5 menit saampai total 3 tablet. Jika nyeri
menetap, perlu dilakukan intervensi kegawatdaruratan yang lebih lanjut. Nitrogliserin
intravena (tridil) disimpan untuk klien yang datang dengan angina yang tidak stabil
atau infark miokardium akut. Infus biasanya dimulai dengan kecepatan 10-20
ug/menit dan ditingkatkan dengan 5-10 ug/menit setiap 5-10 menit berdasarkan pada
respon nyeri dada dan tekanan darah.

 Dosis : SL: 0,3-0,4 mg

IV : Drip : 10-20 µg/menit, dinaikkan 5-10 µg/menit setipa 5-10 menit


(dititrasi)
 Pemakaian Dan Pertimbangan : Nyeri dada, angina, angina tidak stabil, infark
miokardium

 Efek Samping :

10) Prokainamid (Pronestyl)

Prokainamid (Pronestyl) adalah suatu agen disritmia yang sering diberikan jika
lidokain gagal mencapai respon klinik yang diinginkan. pemberian prokainamid dapat
menyebabkan hipotensi berat.

 Dosis : IV : 100 mg setiap 5 menit pada 20 mg/menit-1 g (maks)

Drip: 1-4 mg/menit

 Pemakaian Dan Pertimbangan : Kontraksi ventrikel prematur, takikardi


ventrikel, disritmia atrium

 Efek Samping :

11) Verapamil ( (Isoptin, Calan)

Verpamil (isoptin), suatu penghambat saluran kalsium, diberikan untuk


mengobati takikardi (denyut jantung yang cepat) yang berasal dari atas ventrikel
(takikardi supra ventrikular). Pada keadaan ini biasanya denyut jantung melampaui
150 denyut per menit. Verapamil memperlambat hantaran melalui jantung dan
memiliki efek inotropik negatif dan vasodilatasi pada keadaan gawat
kegawatdaruratan , verapamil diberikan sebagai bolus melalui intravena dengan dosis
yang bervariasi tergantung pada usia dan berat badan, tetapi tidak boleh melebihi 10
mg dalam satu menit. Boleh diberikan dosis ulangan. Perawat harus memantau denyut
jantung dan iramanya serta tekanan darah dengan cermat. Gangguan hantaran jantung
dan hipotensi yang berat dapat timbul.

 Dosis : IV : Dosis tergantung dari usia dan berat badan; tidak boleh melebihi
10 mg; ulangi dosis jika perlu

 Pemakaian Dan Pertimbangan : Takikardi Supraventrikular Paroksismal

 Efek Samping : hipotensi, gangguan hantaran jantung


E. Keracunan

1) Arang Aktif

Arang aktif diresepkan untuk keracunan karena dapat mengabsorpsi toksin-toksin


dalam saluran gastrointestinal dan mencegah absorpsi racun kedalam tubuh. Pada
kasus-kasus keracunan yang telah diketahui atau dicurigai arang aktif dipersiapkan
untuk pemberian oral atau melalui serang lambung.

 Dosis : PO*: 30 g (dosis minimum)

PO*: Per Oral

 Pemakaian Dan Pertimbangan : keracunan

 Efek Samping : tinja berwarna hitam

2) Digosin Immune Fab (Digibind)

Digosin Immune Fab (Digibind) adalah antidotum untuk overdosis digoksik. Obat ini
bekerja dengan mengikat digoksik dalam aliran darah sehingga mencegah dan
memulihkan efek toksiknya. Dosis dari Digosin Immune Fab (Digibind) tergantung
dari berat badan klien dan jumlah digoksin yang dimakan.

 Dosis : IV : Sangat tergantung pada individual 15-30 menit

 Pemakaian Dan Pertimbangan : Takar lajak digoksin

 Efek Samping: Disritmia jantung, alergik, dan hipokalemia

3) Magnesium Sulfat

Pada keracunan, magnesium sulfat diberikan secara oral atau melalui selang lambun
sebagai suatu katartik, Suatu agen yang mempercepat eliminasi tinja dan evakuasi
usus. Magnesium sulfat adalah kontra indikasi pada klien dengan obstruksi usus, sakit
perut, mual, atau muntah.

 Dosis : PO : 5-15 g

 Pemakaian Dan Pertimbangan : Katartik; keracunan


 Efek Samping : Dehidrasi, Ketidakseimbangan elektrolit

4) Nalokson (Narcan)

Nalokson (Narcan) digolongkan sebagai antagonis opiat. Obat ini memulihkan efek
semua obat-obat opiat (ex: morfin, meperidin, kodein, propoksifren, dan heroin).
Naloksondiindikasikan pada individu yang memakai obat-obat opiat dalam overdosis,
mereka yang mengalami depresi pernapasan dan kardiovaskuler pada pemakaian opiat
dalam dosis terapeutik dalam lingkup pelayanan kesehatan, dam pada mereka yang
dibawa kebagian kegawatdaruratan dalam keadaan koma yang sebabnya tidak
diketahui.

 Dosis : IV : 0,4-2 mg, setiap 2-3 menit (juga dapat diberikan melalui SET)

 Pemakaian Dan Pertimbangan : Takar lajak opiat; depresi kardiovaskuler atau


pernapasan karena opiat; koma karena sebab yang tidak jelas

 Efek Samping : Depresi Pernapasan, Hipotensi

5) Sirup Ipekak

Sirup Ipekak merupakan suatu emetik (suatu agen yang dipakai untuk menginduksi
muntah dari racun-racun yang tertelan). Obat ini berupa cairan yang dapat dibeli bebas
dan dipaki secara oral.

 Dosis : PO: 15 mL; dapat diulang dalam 20 menit x1

 Pemakaian Dan Pertimbangan : Agen emetik; keracunan

 Efek Samping : muntah yang berkepanjangan, diare, dan depresi

F. Krisis hipertensi

1) Diazoksid (Hyperstat)

Diazoksid (Hyperstat) adalah suatu agen hipertensi intravena yang diberikan untuk
krisis hipertensi. Walaupun mekanisme kerjanya tidak jelas.

 Dosis : IV : 1-3 mg/kg (maks 15 mg) bolus setiap 5-15 menit sampai tekanan
darah memuaskan
 Pemakaian Dan Pertimbangan : Krisis hipertensi

 Efek Samping : Sakit kepala, pusing, hipotensi ortostatik, iskemia


miokardium, disritmia, gangguan gastrointestinal, dan hiperglikemia.

2) Natrium Nitroprusid (Nipride)

Natrium nitroprusid (Nipride) adalah suatu agen intravena yang dipakai untuk
menurunkan tekanan darah arteri pada kegawatdaruratan hipertensi. Mekanisme
kerjanya adalah dengan mendilatasi pembuluh darah arteri dan vena secara langsung.

 Dosis : IV:Drip: 0,5-10 µg/kg/menit

 Pemakaian Dan Pertimbangan : Krisis hipertensi

 Efek Samping : Asidosis metabolik, Hipotensi berat, pusing, dan muntah

G. Syok

1) Dekstrose 5%

Dekstrose 5% adalah suatu larutan pekat karbohidrat tinggi yang dipakai untuk
mengobati hipoglikemia yang diinduksi oleh insulin atau syok karena insulin. Apabila
diketahui adanya syok insulin atau bila diduga terjadi syok insulin dan kesadaran klien
terganggu pemberian larutan gula secara oral merupakan kontraindikasi.

 Dosis : IV : 50 mL

 Pemakaian Dan Pertimbangan : Syok insulin; Hipoglikemia berat

 Efek Samping : Hiperglikemia

2) Difenhidramin (Benadryl)

Hifenhidramin (Benadryl) adalah suatu antihistamin yang sering diberikan bersama-


sama epinefrin pada syok anafilaktit. Agen ini efektif untuk mengobati pembengkakan
jaringan yang diinduksi oleh histamin dan pruritusyang sering timbul akibat reaksi
alergi berat.

 Dosis : IV/IM : 10-50 mg


 Pemakaian Dan Pertimbangan : Syok anafilaktik; reaksi alergi akut

 Efek Samping : Mengantuk, sedasi, kekacauan mental, vertigo, emosi labil,


hipotensi, takikardi, gangguan gastrointestinal, dan mulut kering.

3) Dobutamin (Dobutrex)

Dobutamin (Dobutrex) adalah suatu obat simpatomimetik dengan kerja beta 1


adrenergik. Efek beta1 termasuk meningkatkan kekuatan kontraksi mokardium (efek
inotropin positif) dan meningkatkan denyut jantung (efek kronotropik positif).
Dobutamin merupakan indikasi pada keadaan syok apabila ingin didapatkan perbaikan
curah jantung dan kemampuna curah jantung secara menyeluruh.

 Dosis : IV:Drip: 2,5-20,0 µg/kg/menit

 Pemakaian Dan Pertimbangan : Curah jantung rendah

 Efek Samping : Iskemia Miokardium, Takikardi, Disritmia, sakit kepala, mual,


dan tremor

4) Dopamin (Itropin)

Dopamin (Itropin) adalah suatu agen simpathomimetik yang sering dipakai untuk
mengobati hipotensi dalam keadaan syok yang bukan disebabkan oleh hipovolemin.
Dopamin juga dapat dipakai untuk meningkatkan denyut jantung (efe beta1) pada
keadaan bradikardi disaat atropin tidak menghasilkan kerja yang efektif.

 Dosis : IV:Drip: 1-2 µg/kg/menit (mungkin diinstruksikan >10 µg/kg/menit


jika dosis yang lebih rendah tidak efektif)

 Pemakaian Dan Pertimbangan : Keluaran urin rendah (dosis rendah); curah


jantung rendah; hipotensi yang bukan karena hipovolemia

 Efek Samping : Takikardi, Disritmia, Iskemia miokardium, mual, dan muntah

5) Epinefrin

Epinefrin adalah obat pilihan dalam mengobati syok anafilaktik, respon alergi yang
paling gawat yang ditimbulkan oleh adanya reaksi antigen-antibodi. Epinefrin juga
merupakan indikasi untuk serangan asma akut berat.
 Dosis : SK/IM: 0,1-05 mg (1:1000 larutan

IV : 0,1-0,25 mg (1:10.000 larutan)

 Pemakaian Dan Pertimbangan : Syok anafilaktik; serangan asma akut yang


hebat

 Efek Samping : Bronkidilatasi, meningkatkan kemampuan jantung,


vasokontriksi pembuluh darah, emosi labil, cemas, takut, gelisah

6) Glukagon

Glukagon adalah suatu hormon yang diproduksi oleh pankreas yang bekerja
meningkatkan gula darah dengan merangsang pemecahan glikogen (glikogenolisis),
Glukagon merupakan indikasi dalam pengobatan hiperglikemia berat yang diinduksi
oleh insulin atau syok insulin.

 Dosis : SK/IV/IM: 0,5-1 mg; dapat diulang x1

 Pemakaian Dan Pertimbangan : Syok insulin; hipoglikemia berat

 Efek Samping : Mual dan muntah (jarang terjadi)

7) Norepinefrin (Levarterenol, Levophed)

Norepinefrin (Levarterenol, Levophed) adalah suatu ketokelamin dengan kerja


vasokontriksi yang sangat kuat (efek alfa-adrenergik). Obat ini dipakai pada keadaan
syok, sering dipakai sebagai obat terakhir pada saat obat-obat seperti dopamin dan
dobutamin gagal menghasilkan tekanan darah yang memadai. Norepinefrin tidak
boleh dipakai untuk mengobati hipotensi pada klien yang mengalami hipovolemik;
pada klien ini harus terlebih dahulu diberikan cairan, darah atau keduanya untuk
memulihkan volume cairan tubuh.

 Dosis : IV:Drip: 2-12 µg/menit

 Pemakaian Dan Pertimbangan : Hipotensi yang tidak responsif terhadap terapi


lain

 Efek Samping : Iskemia miokardium, Disritmia, dan gangguan perfusi organ


DAFTAR PUSTAKA

Kee, Joyce L.2006.Farmakologi pendekatan proses keperawatan EGC: Jakarta

American Heart Association (1992). Guidelines for emergency cardiac care. Jurnal of the
American Medical Association, 268, 16, October 28

American Journal of Nursing (1992). OSHA stiffens blood borne rules, decrees free hepatitis
B vaccine. American Journal of Nursing 92 (1), 82-84

Anda mungkin juga menyukai