INDONESIA
AHMAD NAUFAL
Abstract
Ahmad Naufal Homeschooling sebagai model pendidikan alternatif yang
Universitas Ibn Khaldun berbasis keluarga, akhir-akhir ini telah menjadi trend baru
pendidikan di Indonesia. Tulisan ini memaparkan tren
Email homeschooling yang berkembang dengan mengkajinya
jurnal@ppsuika.ac.id secara kepustakaan. Hasil yang didapat bahwa
homeschooling merupakan model pendidikan yang
berbasis pada keluarga, sehingga menuntut pelibatan
secara aktif peran orangtua dalam menentukan arah
tujuan, proses, metode serta evaluasi pendidikan anak.
Model homeschooling menjadi alternatif ideal bagi
orangtua yang mengerti bagaimana cara mendidik anak-
anaknya di rumah. Pendidikan Islam menjadi lebih efektif
diterapkan dalam homeschooling, karena sekolah tidak
dapat mendidik beberapa hal yang dalam konsep
pendidikan Islam sangat penting. Pembinaan akhlak,
penanaman iman, internalisasi nilai-nilai, dan
fungsionalisasi ilmu yang dipelajari dengan kehidupan
nyata, merupakan beberapa contoh proses pendidikan
yang tidak bisa didapat dari sekolah.
Keywords : pendidikan, homeschooling, sekolah rumah,
paradigma pendidikan
27
Jurnal TAWAZUN Volume 8 No.1 Januari – Juni 2015
28
Homeschooling; Paradigma Baru Pendidikan:...(Ahmad Naufal)
Pendidikan sering kali disamakan bertingkah laku tidak sesuai dengan
dengan hanya sekedar pendidikan ajaran agama, adat dan martabat
formal, yaitu persekolahan. Wajib manusia. Banyak pelanggaran yang
belajar diartikan sebagai wajib sekolah. dilakukan oleh para pelajar seperti
Dalam sistem kewajiban belajar, tawuran, penggunaan narkoba,
kelalaian menghadiri pelajaran di perampokan, pergaulan bebas. Tidak
sekolah tanpa alasan dipandang sebagai hanya remaja, para pejabatnya pun
pelanggaran undang-undang yang dapat banyak yang merugikan perekonomian
diberi hukuman. negara dan masyarakat luas; korupsi,
Dengan perhatian pemerintah penyalahgunaan jabatan, dan
yang tidak seimbang tersebut, akhirnya sebagainya.
muncul pelimpahan peran dan Menurut Muhammad Fādhil al-
tanggungjawab. Peran orang tua yang Jamalī, kenyataan pendidikan formal
seharusnya memiliki peran penuh dalam sekarang tidak menghasilkan manusia
mendidik anak kini dilimpahkan kepada yang seutuhnya; manusia yang kurang
para pendidik formal. Muncul juga bertanggung jawab baik untuk dirinya
asumsi bahwa semakin lama bersekolah sendiri maupun masyarakat, juga
akan makin baik karena semakin cenderung melupakan Allah; Al-Abrasyi
terdidik. Hal itu membuat sebagian menambahkan: tidak berakhlak mulia,
orang tua tidak lagi memperhatikan tidak siap untuk bersaing dalam mencari
pendidikan anaknya di rumah dan rizki dan memelihara segi
lingkungannya. Disamping itu, kemanfaatannya, tidak tumbuhnya
kesibukan orang tua bekerja di luar semangat ilmiah di kalangan pendidik
rumah dan ketidakmengertian orang tua dan anak didik, dan tidak siap
bagaimana caranya mendidik anak di menghasilkan tenaga profesional yang
rumah, juga ikut andil dalam terampil.4 Dalam pandangan asy-
ketidakpedulian mereka terhadap Syaibānī, intinya pendidikan sekarang
pendidikan anaknya di luar menghasilkan manusia yang tidak siap
persekolahan.
Hasilnya adalah bisa dilihat
Mohammad Athiyah al-Abrasyi, Dasar-
4
29
Jurnal TAWAZUN Volume 8 No.1 Januari – Juni 2015
30
Homeschooling; Paradigma Baru Pendidikan:...(Ahmad Naufal)
karena istilah itu seolah-olah Meskipun ada beberapa
menggambarkan model pendidikan perbedaan dalam pemaknaan
yang menggunakan metode seperti homeschooling, secara substansi ada tiga
lembaga sekolah (ruang kelas, buku hal yang disepakati, yaitu:
pelajaran, guru, murid, tes, rapor, kelas, homeschooling adalah model
dan sebagainya). Padahal, banyak sekali pendidikan alternatif; homeschooling
model dan metode yang dijalani oleh adalah pendidikan berbasis keluarga,
keluarga-keluarga homeschooling. Oleh dan; anak-anak homeschooling tidak
karena itu, sebagian keluarga lebih bersekolah.
menyukai sebutan home education atau Secara yuridis, model pendidikan
home-based learning, karena mereka homeschooling ini dianggap sebagai
menggunakan rumah sebagai titik pendidikan informal yang dinaungi oleh
berangkat pendidikan dan belajar, serta beberapa peraturan perundangan
menggunakan keseharian dan berikut:
lingkungan sekitar sebagai bagian 1. UUD Negara Republik Indonesia
integral yang digunakan dalam proses Tahun 1945 dan perubahannya.
belajar.8 2. Undang-undang No. 20 tahun 2003
Menurut Muhtadi, tentang Sistem pendidikan Nasional.
homeschooling merupakan sekolah 3. Undang-undang No. 32 tahun 2003
alternatif yang mencoba menempatkan tentang Desentralisasi dan Otonomi
anak sebagai subjek belajar dengan Daerah.
pendekatan at home. Pendekatan at 4. Peraturan Pemerintah No. 19 tahun
home adalah pendekatan yang 2005 tentang Standar Nasional
memperlakukan anak belajar sesuai Pendidikan.
kenyamanan dalam rumah tidak seperti 5. Peraturan Pemerintah No. 25 tahun
di sekolah dengan segudang peraturan.9 2000 tentang Kewenangan
Pemerintah dan Kewenangan
8 Sumardiono, Homeschooling vs
Propinsi sebagai Daerah Otonom.
Sekolah, Bentang Ilmu, hlm. 3-4. Buku berupa 6. Peraturan Pemerintah No. 73 tahun
file pdf. Didownload dari
www.rumahinspirasi.com 1991 tentang Pendidikan Luar
9 Muhtadi, A., “Pendidikan dan
Pembelajaran di Sekolah Rumah (Home Sekolah.
Schooling): Suatu Tinjauan Teoritis dan Praktis,”
2008, hlm 4. Artikel berupa file pdf.
31
Jurnal TAWAZUN Volume 8 No.1 Januari – Juni 2015
32
Homeschooling; Paradigma Baru Pendidikan:...(Ahmad Naufal)
rumah maupun di tempat-tempat lain filosofis-substansial, dan ada yang
yang menyenangkan dimana orang merupakan improvisasi dan inovasi
tua/wali dengan sengaja tidak pengembangan dari model yang ada.
bergabung dengan keluarga lain. Perbedaan yang bersifat filosofis-
Komunitas homeschooling adalah substansial berangkat dari perbedaan
gabungan homeschooling majemuk dalam memandang anak dan
yang memiliki komitmen pengajaran pendidikan. Diantaranya ada yang
dengan perbandingan tertentu antara berkiblat ke Barat dengan memahami
komunitas dan orangtua yang menyusun “pendidikan” berasal dari bahasa Latin,
dan menentukan silabus serta bahan ajar “educare” yang berarti “mengeluarkan.”
bagi anak-anak homeschooling, Jadi, tugas utama pendidikan adalah
termasuk menentukan beberapa aktifitas mengeluarkan potensi anak,
dasar (olahraga, musik/seni, dan bahasa) berdasarkan hal itu, tugas utama
serta fasilitas dan proses belajar pendidikan adalah belajar (pengalaman
dilaksanakan pada waktu-waktu anak), bukan mengajar (inisiatif guru).
tertentu. Fungsi orangtua adalah sebagai
Homeschooling majemuk adalah fasilitator, bukan guru.12
suatu format layanan pendidikan yang Selain itu, ada juga yang berkiblat
dilaksanakan oleh orangtua/wali dari ke Timur dengan memahami
dua atau lebih keluarga yang tidak selalu “pendidikan” berasal dari bahasa Arab,
saling bertalian keluarga melakukan “ta‟līm” yang berarti mengajarkan,
suatu kegiatan homeschooling dimana sehingga bagi mereka tidak ada masalah
kegiatannya dibentuk dan dikelola dengan model pengajaran seperti
secara lebih teratur dan terstruktur. sekolah. Hanya mereka memiliki
Ciri khas homeschooling yang pandangan yang berbeda dengan
membedakannya dengan sekolah adalah sekolah tentang bagaimana pendidikan
keragaman dan tidak adanya model dijalankan. Mereka tidak menggunakan
yang standar. Perbedaan-perbedaan sistem paket seperti sekolah, tetapi
antara homeschooling dan sekolah pun menggunakan sistem modul. Dalam
sangat bervariasi, tergantung pandangan sistem paket, anak yang tidak lulus
dan praktik yang dijalani setiap keluarga
12 Sumardiono, Homeschooling vs
homeschooling; ada yang bersifat Sekolah..., hlm. 7
33
Jurnal TAWAZUN Volume 8 No.1 Januari – Juni 2015
35
Jurnal TAWAZUN Volume 8 No.1 Januari – Juni 2015
40
Homeschooling; Paradigma Baru Pendidikan:...(Ahmad Naufal)
kurikulum dan pelaksanaannya. Atau Padahal, pendidikan formal tidak
karena pendidikan hanya dipahami dapat diharapkan menanggung seluruh
hanya persekolahan, sehingga transmisi kebudayaan. Masyarakat masih
membenahi pendidikan dianggap cukup akan tetap memegang fungsi penting
dengan membenahi sekolah. Hal dalam transmisi kebudayaan.
tersebut didukung dengan peran Pendidikan norma-norma, sikap adat
orangtua yang tidak begitu istiadat, keterampilan sosial, dan lain-
memerhatikan pendidikan anak-anaknya lain banyak diperoleh dalam keluarga
di rumah dan masyarakatnya. masing-masing.23 Nasution menulis:
Jika itu yang terjadi, maka wajar
Fungsi sekolah yang utama
jika kualitas pendidikan Islam tidak adalah pendidikan intelektual,
kunjung membaik. Tilaar menyatakan yakni “mengisi otak” anak
dengan berbagai macam
bahwa ada krisis pokok sistem pengetahuan... Dalam
pendidikan nasional, adalah: 1) pendidikan formal yang
biasanya memegang peranan
menurunnya moral dan akhlak peserta utama ialah guru, yaitu dengan
didik, 2) pemerataan kesempatan mengontrol reaksi dan respon
murid. Anak-anak biasanya
memperoleh pendidikan dan belajar dibawah tekanan dan
pemerataan kualitas pendidikan, 3) bila perlu paksaan tertentu dan
kelakuannya dikuasai dan diatur
rendahnya mutu pendidikan di berbagai dengan berbagai aturan.24
jenjang dan jenis pendidikan, 4) masih
Lebih lanjut, Nasution
rendahnya efisiensi internal sistem
menjelaskan bahwa pada dasarnya
pendidikan nasional, 5) masih
setiap sekolah mendidik anak agar
rendahnya efisiensi eksternal sistem
menjadi anggota masyarakat yang
pendidikan nasional dan pelatihan, 6)
berguna. Namun pendidikan di sekolah
kelembagaan pendidikan dan pelatihan,
sering kurang relevan dengan kehidupan
7) manajemen pendidikan yang tidak
masyarakat. Kurikulum kebanyakan
sejalan dengan pembangunan nasional,
berpusat pada mata pelajaran yang
dan 8) sumber daya yang belum
profesional.22
tengah Era Awal dan Indonesia, Jakarta:
Quantum Teaching, 2005, hlm. 214-215.
23 S. Nasution, Sosiologi Pendidikan...,
hlm. 13.
22 Samsul Nizar, Sejarah dan Pergolakan 24 S. Nasution, Sosiologi Pendidikan...,
41
Jurnal TAWAZUN Volume 8 No.1 Januari – Juni 2015
42
Homeschooling; Paradigma Baru Pendidikan:...(Ahmad Naufal)
Hadis di atas menunjukkan pendidikan jasmani dan daya hasil
bahwa pergaulan sangat besar ilmiahnya.
pengaruhnya terhadap baik dan 5. Pendidikan dengan memberikan
buruknya seseorang. Dan ini merupakan hukuman
pengertian dari faktor lingkungan sosial, Pada dasarnya hukum-hukum
sekolah atau di luar rumah lainnya. Dari syariah berkisar sekitar penjagaan pada
sini dapat dipahami bahwa titik pertama lima hal (al-kulliyat al-khams), yaitu
untuk memperbaiki seorang anak yang menjaga agama, menjaga jiwa, menjaga
telah rusak (meskipun ia telah dewasa) kehormatan, menjaga akal, dan
adalah merubah lingkungan yang rusak, menjaga harta benda. Untuk menjaga
menjauhkannya dari pergaulannya yang dan memelihara masalah tersebut, Allah
buruk. Swt telah meletakkan berbagai hukuman
3. Pendidikan dengan nasihat pencegah, bahkan bagi setiap pelanggar
Pemberian nasihat-nasihat kepada akan merasakan kepedihan. Hukuman-
anak dapat membukakan mata anak hukuman ini dikenal dengan istilah
terhadap hakikat sesuatu, dan hudūd dan ta‟zīr.
mendorongnya menuju situasi luhur, Ketika model pendidikan sekolah
menghiasinya dengan akhlak mulia, dan tidak mampu melaksanakan peran
membekalinya dengan prinsip-prinsip tersebut, maka disinilah perlunya
Islam. Karenanya, tidak heran jika alternatif lain, yaitu homeschooling.
didalam al-Qur‟an didapati metode ini, Model homeschooling secara otomatis
seolah-olah Allah Swt berbicara kepada menuntut peran keluarga, khususnya
jiwa, dan mengulang-ulangnya di orangtua yang lebih besar dalam proses
beberapa ayat dan tempat. pendidikan. Hal ini sejalan dengan
4. Pendidikan dengan memberikan prinsip Islam.
perhatian. Dalam sistem pendidikan Islam,
Maksudnya adalah mencurahkan, orang yang pertama kali memikul
memperhatikan dan senantiasa tanggungjawab pendidikan adalah
mengikuti perkembangan anak dalam orangtua, dan secara lebih spesifik
pembinaan akidah dan akhlak, adalah ibu. Peneliti Samiah Hamam
persiapan spiritual dan sosial, disamping menemukan bahwa pengaruh
selalu bertanya tentang situasi ketidakbersamaan ayah dengan anak
43
Jurnal TAWAZUN Volume 8 No.1 Januari – Juni 2015
jauh lebih kecil dari pada pengaruh substantif, khususnya dalam mendidik
jauhnya ibu dari anak. Karena ibu bisa akhlak.
mengisi kekosongan akibat ditinggalkan Model homeschooling menuntut
ayah.28 keterlibatan penuh orangtua pada
Ketika pada usia tertentu, orang tua proses pendidikannya, mulai dalam
tidak sanggup lagi mendidik anaknya, penentuan tujuan, proses, metode serta
maka kewajiban orangtua adalah evaluasi pendidikan. Oleh karena itu,
mencarikan guru yang alim untuk pendekatan serta kurikulum yang
mendidik anak-anaknya. Artinya, tugas digunakan pun sangat beragam
mendidik adalah kewajiban orangtua tergantung pada keluarga masing-
yang tidak boleh dilimpahkan begitu masing.
saja kepada orang lain termasuk Hal itu sejalan dengan prinsip
sekolah, kecuali karena ada udzur syar‟i Islam sebagai agama yang sangat
yang menjadikan orangtua tidak mampu menekankan peran orangtua dalam
lagi memikul tanggungjawab tersebut. mendidik anak, meskipun dahulu belum
Berdasarkan hal itu, menurut penulis, memakai istilah homeschooling.. Orang
prinsip Islam mengenai pendidikan lain atau lembaga pendidikan baru
khususnya pada tahap awal-awal dapat mengambil alih tugas pendidikan
perkembangan anak adalah berbasis ketika orangtua tidak mampu lagi
keluarga, hanya dahulu belum dikenal memikul tanggungjawab tersebut.
istilah homeschooling. Oleh karena itu, homeschooling
menjadi alternatif ideal bagi orangtua
D. Penutup
yang peduli dan mengerti bagaimana
Homeschooling sebagai model
mendidik anak-anaknya dalam keluarga,
pendidikan alternatif yang berbasis
khususnya pada tahap-tahap awal
keluarga, dewasa ini telah menjadi trend
pendidikan anak. Pendidikan Islam
baru pendidikan di Indonesia.
menjadi lebih efektif diterapkan dalam
Munculnya trend ini tidak terlepas dari
homeschooling. Keteladanan,
kegagalan sistem pendidikan formal
pengawasan, pembiasaan, pembinaan
(sekolah) dalam mendidik anak secara
akhlak, penanaman iman, internalisasi
Khalid Ahmad asy-Syantut, Rumah:
28 nilai-nilai, dan fungsionalisasi ilmu yang
Pilar Utama Pendidikan Anak, Jakarta: Robbani
Press, 2005, hlm. 11 dipelajari dengan kehidupan nyata,
44
Homeschooling; Paradigma Baru Pendidikan:...(Ahmad Naufal)
merupakan beberapa contoh proses
pendidikan yang tidak bisa didapat dari
sekolah.
45
Jurnal TAWAZUN Volume 8 No.1 Januari – Juni 2015
DAFTAR PUSTAKA
46
Homeschooling; Paradigma Baru Pendidikan:...(Ahmad Naufal)
Undang-Undang No. 20/2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional
Wan Daud, Wan Mohd Nor, Filsafat dan Praktik Pendidikan Islam Syed M. Naquib al-
Attas, Jakarta: Mizan, 2003.
47
Jurnal TAWAZUN Volume 8 No.1 Januari – Juni 2015
48