Anda di halaman 1dari 3

Latar Belakang

Tanaman obat yang bersifat diuretik adalah tanaman obat yang salah satu sifatnya dapat meluruhkan air
seni (diuretik) (Permadi, 2006). Menjaga kelancaran pengeluaran air seni atau air kencing adalah
tindakan yang benar dan dianjurkan dalam dunia kesehatan. Sebagian besar air seni merupakan zat yang
tidak berguna sehingga secara otomatis dibuang oleh tubuh. Apabila pengeluaran air seni terhambat
maka akan menimbulkan banyak masalah di dalam tubuh, sebagai contoh akibat pengeluaran air seni
yang tidak lancar adalah edema dan hipertensi (Permadi, 2006).

Pada dunia kesehatan salah satu yang dianjurkan dalam menjaga kesehatan yaitu dengan menjaga
ekskresi dari urin. Urin mengandung berbagai zat yang sudah tidak digunakan lagi oleh tubuh sehingga
tubuh dapat mengekskresikan secara otomatis, jika terjadi penghambatan pada ekskresi urin maka akan
berdampak seperti edema dan hipertensi. Untuk melancarkan ekskresi dari urin salah satu obat yang
digunakan adalah obat yang bersifat diuretic.

Diuretik digunakan pada keadaan dimana dikehendaki pengeluaran air seni yang lebih banyak, yakni
pada edema, hipertensi, diabetes insipidus, dan batu ginjal. Kebanyakan diuretik bekerja dengan
mengurangi reabsorbsi natrium, sehingga memperbanyak pengeluaran kemih (Tjay dan Raharja, 2002)

Diuretic merupakan obat yang digunakan untuk meningkatkan pengeluaran pada eksresi urin yang salah
satu kerjanya yaitu dengan menghambat reabssorpsi pada natrium di ginjal.
Pada dunia kesehatan salah satu yang dianjurkan dalam menjaga kesehatan yaitu dengan
menjaga ekskresi dari urin. Urin mengandung berbagai zat yang sudah tidak digunakan lagi oleh
tubuh sehingga tubuh dapat mengekskresikan secara otomatis, jika terjadi penghambatan pada
ekskresi urin maka akan berdampak seperti edema dan hipertensi. Untuk melancarkan ekskresi
dari urin salah satu obat yang digunakan adalah obat yang bersifat diuretic. Diuretic adalah obat
yang digunakan untuk meningkatkan pengeluaran pada eksresi urin yang salah satu kerjanya
yaitu dengan menghambat reabsorpsi pada natrium di ginjal. Pada tubulus proksimal, ansa henle
dan ductus koligentes salah satu obat diuretic yang bekerja yaitu diuretic osmotic yang akan
menghambat reabsopsi air dan natrium.

Diuretic merupakan obat yang dapat meningkatkan kecepatan terhadap pembentukan


urin. Diuretic atau didalam istilah diuresis ini memiliki 2 pengertian yaitu memperlihatkan
volume urin yang semakin bertambah dan memperlihatkan jumlah zat-zat terlarut dan air yang
dikeluarkan. Diuretic memiliki pengaruh yang penting terhadap ekskresi suatu zat terlarut yang
nantinya digunakan untuk menentukan letak kerja obatnya dan untuk mempertimbangkan efek
dari kerja obatnya. Diuretic ini secara umum dibagi menjadi 2 golongan besar diantaranya yang
pertama sebagai penghambat mekanisme transport elektrolit didalam tubuli ginjal, contoh
obatnya benzotiadiazid, diuretic kuat, diuretic hemat kalium dan penghambat karbonik anhidrase
dan yang kedua diuretic osmotic.

Diuretic yang digunakan pada zat bukan elektrolit yang cepat dan mudah di ekskresikan
olerh ginjal. Ada 4 tindakan yang harus dipenuhi untuk mengetahui suatu zat dikatakan diuretic
osmotik diantaranya yaitu : (1) glomerulus menfiltrasi secara bebas zat tersebut. (2) tubulus di
ginjal tidak dapat merabsorpsi atau hanya sedikit dalam mereabsorpsinya. (3) termasuk dalam zat
inert secara farmakologis. (4) pada dasarnya perubahan-perubahan metabolik dapat
diresistenkan. Karena ada sifat-sifat seperti ini, maka diuretic osmotik dapat berpengaruh
terhadap derajat osmolalitas plasma, filtrate glomerulus dan cairan tubuli pada pemberian
jujmlah yang cukup besar.

‘?’

Anda mungkin juga menyukai