Anda di halaman 1dari 6

A.

Hasil dan Pembahasan


1. Psyllium Husk
Yang diamati (Feses) Hasil
Warna Coklat Gelap
Konsistensi Sedikit lunak
Jumlah 2
Tabel 4.1 Pemberian Vegeta

Gambar 4.1 Setelah 4 Jam Pemberian


Vegeta.

Psyllium husk merupakan obat


laksatif/pencahar golongan aktif lumen
berjenis koloid hidrofilik. Asal dari
psyllium husk dari biji Plantago ovata,
memiliki daya cerna terbatas terhadap
manusia yang terdiri dari arabinoxylan
yang bercabang dan membentuk gel,
polimer yang kaya akan arabinose dan xylose. Ada bebrapa mikrobiota usus dapat
memanfaatkan sumber energi dari oligosakarida dan gula. Efek dari Psyllium husk
sebagai probiotik yang mendukung pertumbuhan bakteri baik dan meningkatkan
produksi asam lemak rantai pendek seperti butyrate dan propionate yang terbukti baik
untuk kesehatan colon. Psyllium juga memiliki kemampuan untuk peningkatkan aliran
air ke colon ascendens karena dapat meretensi air di usus halus. Psyllium dapat
mengobati sembelit melalui pelunakkan feses dan peningkatan frekuensi feses dari efek
peningkatan kadar air pada colon ascendens. Psyllium husk dikonsumsi dapat
memberikan perubahan kecil secara signifikan terhadap mikrobiota usus pada orang
sehat ataupun pasien sembelit, tetapi lebih terlihat pada pasien yang sembelit (Jalanka et
al., 2019). Kerja pencahar obat Psyllium husk ini pada manusia biasanya terlihat efeknya
setelah pemberian obat selama 12-24 jam (Nelwan, 2014).
Pada tikus percobaan, efek laksatif dari Psyllium husk terlihat sedikit lunak
setelah 4 jam pemberian. Hal ini dikarenakan efek obat pencahar golongan ini biasanya
terlihat 12-24 jam setelah pemberian. Efek dari psyllium akan lebih terlihat pada tikus
yang mengalami sembelit. Tikus pada percobaan ini dalam keadaan tidak sembelit, maka
dari itu efeknya tidak terlalu terlihat.

2. Aquades
Yang diamati Hasil
Warna Hitam kecoklatan
Konsistensi Sedikit keras
Jumlah 2

Tabel 4.2 Pemberian Aquades.

Gambar 4.2 Setelah 4 Jam Pemberian Aquades.

Aquadest adalah air hasil dari destilasi atau penyulingan, dapat disebut juga
Aqua Purificataatau air murni (H2O). Aquades cairan yang jernih tidak berwarna, tidak
berbau, tidak memiliki rasa dan sangat sedikit mengandung mineral. Aquades memiliki
berat molekul sebesar 18,0 g/mol dan PH antara 5-7. H2O yaitu rumus kimia dari
aquades. Aquades ini memiliki allotrop berupa es dan uap.. Aquades merupakan
elektrolit lemah. Air dihasilkan pengoksidasian hidrogen dan banyak digunakan sebagai
bahan pelarut bagi kebanyakan senyawa. (Santosa, 2016). Aquades tidak mengandung
bahan-bahan untuk obat laksatif dan obat anti diare sehingga biasanya diberikan sebagai
kontrol karena berfungsi untuk rehidrasi atau sebagai air minum biasa untuk tikus putih
(Purwaningdyah et al, 2015).
Berdasarkan hasil pengamatan didapatkan jumlah feses 2, feses sedikit lunak
dan berwarna hitam kecoklatan, dari praktikum digestif didapatkan bahwa aquades
dipilih sebagai kontrol untuk membedakan antara yang diberi obat dengan tidak.

3. Bisacodil
Yang diamati Hasil
Warna Hitam kecoklatan
Konsistensi Sedikit Lunak
Jumlah 1

Tabel 4.3 Pemberian Bisacodil.

Gambar 4.3 Setelah 4 Jam Pemberian Bisacodil

Bisacodyl adalah obat pencahar yang bekerja dalam memperkuat kerja


peristaltik sehingga dapat langsung melawan dinding usus besar yang membuat feses
lunak. Bisacodyl di reabsorpsi di usus kecil dapat mencapai 50% dan sebagian dihapus
oleh empedu dan mengalami siklus enterohepatik setelah deasetilasi di hepar. Metabolit
aktif yang tersisa diekskresikan melalui ginjal, dan bagian yang tidak diserap bermanfaat
bagi dinding usus (Rivai et al, 2017). Bisakodil yang diberikan pada tikus memiliki efek
kerja yang terlihat setelah 6-10 jam pada pemberian oral dan 30-60 menit pada
pemberikan per rectum, yang nantinya memiliki efek terjadinya perubahan jumlah dan
konsistensi feses tikus menjadi lebih lembek (Katzung, 2012).
Pada tikus percobaan, hanya didapatkan jumlah feses 1 dengan konsistensi sedikit lunak,
mungkin tidak terjadi perubahan sangat menonjol dikarenakan waktu pengamatan hanya 4 jam
sedangkan efek kerjanya terlihat setelah 6-12 jam dalam pemberian oral.

4. Parafin
Yang diamati Hasil
Warna Hitam kecoklatan tapi terlihat juga sedikit
kuning
Konsistensi Lunak
Jumlah 2

Tabel 4.3 Pemberian Parafin.

Gambar 4.4 Setelah 4 Jam Pemberian Parafin.


Parafin cair merupakan cairan viskos yang memiliki bentuk transparan dan tidak
berwarna. Parafin cair digunakan secara luas dalam berbagai produk topikal sebagai
emolien. Parafin cair yang merupakan minyak mineral hidrokarbon yang mengandung
jumlah rantai C14-C18. Karakteristik parafin cair adalah minyak kental tembus cahaya,
tidak berwarna, tidak berbau, tidak berasa, tidak larut dalam air dan etanol, tetapi mudah
larut dalam minyak menguap dan sukar larut dalam etanol absolut (Patandung et al, 2018)
Laksatif lubrikan meliputi minyak mineral, menyebabkan dorongan pergerakan usus
lebih cepat dengan mekanisme melapisi usus dan massa feses dengan lapisan antiair. Hal ini
menjaga massa feses tetap lembab sehingga feses menjadi lembut dan mudah dikeluarkan
(Nugrahaningtyas et al, 2016).

Pada tikus percobaan didapatkan jumlah feses 2 dengan konsistensi lunak. Dimana hasil
tersebut sudah menunjukkan adanya efek kerja obat setelah pemberiannya dalam waktu 4 jam.

Jalanka, Jonna., Giles M., Kathryn M., Gulzar S., Adam N., Caroline K., et al. 2019. The Effect
of Psyllium Husk on Intestinal Microbiota in Constipated Patients and Healthy Control.
International Journal of Molecular Sciences. Vol. 20(2): 433-445.

Katzung, Bertram G. 2012. Farmakologi Dasar dan Klinik Edisi 10. Jakarta : EGC

Nelwan, H.M. 2014. At a glance farmakologi medis edisi 5. Jakarta: Erlangga

Purwaningdyah, Y.G., et al. 2015. Efektivitas Ekstrak Biji Pepaya (Carica papaya L), Sebagai
Anti-Diare Pada Mencit Yang Diinduksi Salmonella typhimurium. Jurnal Pangan dan
Agroindustri. Vol. 3(4):1283-1293.

Patandunng, P., Silaban, d.,syarif,s.r.2018.PENGARUH SUHU PARAFIN CAIR TERHADAP


WAKTU PENYIMPANAN RIMPANG JAHE.jurnal penelitian teknologi industri. Vol
10(2):45-50.
Rivai, Harrizul, Nia Pratama, Ridho Asra. 2017. Development and Validation of Bisacodyl
Analysis Method in Tablet with Absorbance Method and Area under Curves Method in
Ultraviolet Spectrophotometry. Internasional Journal of Pharmautical Sience and
Medicine. Vol 2 (12) : 1-8.

Santosa, A.D.K. 2016. Hubungan Asupan Serat dan Aktivitas Fisik dengan Kejadian
Konstipasi pada Lansia di Kota Madiun. (Skripsi). Surabaya: Fakultas Kesehatan
Masyarakat, Universitas Airlangga

Nugrahaningtyas, k.d.,cahyono,e.,Widjanarko,d.m.2016.REAKSI PERENGKAHAN PARAFIN


DENGAN KATALIS NiMo/ZEOLIT ALAM AKTIF (ZAA): EFEK TEMPERATUR PADA AKTIVITAS
KATALITIK.alchemy jurnal penelitian kimia. Vol 11(2):111-126.

Anda mungkin juga menyukai