Anda di halaman 1dari 4

Black Hole atau Lubang Hitam, sebuah kata yang sangat populer 10 tahun belakangan ini terkait dengan

astronomi. Saya yakin banyak dari kalian yang pernah mendengar kata ini diucapkan tetapi saya yakin
pula sebagian besar dari kalian tidak terlalu paham mengenai apakah sebenarnya Black Hole itu. Banyak
simpang-siur pendapat mengenai Black Hole; ada yang mengatakan ini adalah sebuah bintang mati, ini
adalah area gelap yang menarik semua materi, dan lain sebagainya. Pendapat-pendapat itu tidak
sepenuhnya salah tetapi jika tidak dijelaskan secara detail hanya akan menimbulkan kebingungan. Ini
adalah hal yang wajar dan oleh karena itu saya akan menjelaskan Black Hole dengan kata-kata yang
sederhana yang dapat dipahami oleh siapa saja. Cekidot!

Sebuah Black Hole adalah suatu area di ruang angkasa dimana gaya gravitasi begitu kuatnya sehingga
tidak ada satupun materi di sekitarnya yang dapat lolos dari tarikannya. Saya mengatakan “semua
materi” karena cahayapun tidak dapat lolos dari tarikan gaya gravitasi Black Hole! Itulah mengapa Black
Hole tidak dapat dilihat karena sebuah obyek dikatakan visible atau dapat dilihat jika obyek tersebut
memantulkan cahaya yang dapat ditangkap oleh syaraf penglihatan. Bagaimana Black Hole dapat dilihat
jika alih-alih memantulkan cahaya, cahayapun juga diserap habis!

black-hole [41109]

Jika tidak dapat dilihat, terus bagaimana kita dapat mendeteksi Black Hole itu? Para ilmuwan selama ini
mendeteksi adanya sebuah Black Hole dengan mengamati perilaku bintang-bintang yang berada di
sekitarnya. Bintang-bintang yang berada di sekitar sebuah Black Hole memiliki perilaku yang berbeda
dengan bintang-bintang lain! Mereka mengamati perilaku bintang-bintang itu dengan bantuan teleskop
luar angkasa khusus.

Ukuran Black Hole

Jika kita membahas mengenai sebuah obyek, maka kita tidak bisa terlepas dari ukurannya, begitupun
dengan Black Hole. Black Hole ternyata terdiri dari berbagai macam ukuran; kecil, sedang, dan besar.
Menurut para ilmuwan, Black Hole yang kecil hanya terdiri dari satu buah atom. Walaupun hanya terdiri
dari sebuah atom, sebuah Black Hole yang terkecilpun memiliki massa yang sangat besar, yang tidak
sebanding dengan ukurannya. Sebagai analogi bayangkan satu buah atom Black Hole memiliki massa
sebesar massa gunung! Kebanyakan Black Hole tidak berukuran kecil. Sebagian besar Black Hole disebut
dengan “Bintang Black Hole”. Sebuah Bintang Black Hole dapat memiliki massa yang sebanding dengan
20 kali lebih massa matahari! Sangat mengerikan bukan? Dalam sebuah galaksi kemungkinan terdapat
banyak Black Hole, mengingat satu galaksi saja terdiri dari ratusan milyar bintang.
Black Hole Raksasa

Black Hole yang berukuran raksasa disebut dengan Supermasif. Sebuah Supermasif dapat memiliki
massa yang sebanding dengan lebih dari 1 juta massa matahari! Dapatkah kamu membayangkan berapa
beratnya? Massa matahari adalah dua nonillion kilogram atau kira-kira sebesar 332.946 kali massa bumi.
Jadi sebuah Supermasif dapat memiliki kira-kira 330 juta kali massa bumi! Hmmm…makin tidak
terbayangkan saja. Nah, berkaitan dengan Supermasif, para astronom dari seluruh dunia telah sepakat
bahwa setiap galaksi besar setidaknya memiliki Supermasif di pusatnya. Supermasif di galaksi kita, Bima
Sakti, dinamakan Sagitarius A memiliki massa yang setara dengan 4 juta matahari dan ukuran sebesar
“bola” yang mampu menampung jutaan bumi.

Bagaimanakah terbentuknya?

Para astronom berpendapat bahwa Black Hole terkecil terbentuk bersamaan dengan terbentuknya alam
semesta. Hal ini tidak lepas dari apa yang dinamakan dengan “Ketidakseimbangan Hidrostatis”. Lawan
dari ketidakseimbangan hidrostatis adalah keseimbangan hidrostatis dan hal ini didefinisikan sebagai
tekanan pelepasan energi bintang ke luar yang setara dengan tekanan gravitasi bintang ke dalam.
Ketidakseimbangan hidrostatis terjadi ketika bahan bakar hidrogen bintang telah habis sehingga reaksi
termonuklir (reaksi yang mengubah hidrogen menjadi helium) terhenti. Reaksi termonuklir terhenti
berarti pelepasan energi bintang terhenti pula sedangkan tekanan gravitasi tetap ada.

Akibatnya massa bintang akan tersedot terus ke pusat bintang sehingga inti bintang akan menjadi
sangat padat. Mengapa sangat padat? Karena seluruh massa materi bintang berkumpul di sana. Nah,
suatu saat pusat bintang tidak akan sanggup menahan tekanan massa bintang yang terus terjadi dan
bintang akan meledak. Kamu dapat menganalogikan dengan jika kamu terus memompa balon hingga
melebihi batas maksimal. Apakah yang akan terjadi? Pasti meledak bukan? Nah itu juga terjadi ketika
sebuah bintang mengalami tekanan massa terus-menerus pada intinya.

Ketika sebuah bintang meledak

Ketika sebuah bintang mati atau tidak menghasilkan energi termonuklir lagi, reaksi yang terjadi sangat
tergantung pada massa bintang itu semula. Sebuah bintang berukuran kecil seperti matahari kita jika
meledak akan berubah menjadi bintang neutron. Untuk kamu ketahui, setiap massa atom memiliki
volume yang sebagian besar terdiri dari awan elektron. Nah jika sebuah bintang kecil menjadi bintang
neutron, maka volumenya akan menyusut menjadi seukuran planet biasa. Bagaimanapun akan terjadi
keseimbangan antara gaya gravitasi inti bintang dengan gaya awan elektron yang akan mencegah
pemampatan berikutnya. Hasilnya adalah semacam bintang kerdil putih yang memiliki massa yang
sangat sangat padat.

Kita tahu bahwa di alam semesta terdapat banyak sekali bintang yang lebih besar dari matahari. Untuk
bintang-bintang yang memiliki volume jauh lebih besar dari matahari, gaya gravitasi yang dihasilkan
akan sangat besar sehingga mengalahkan gaya awan elektron setiap atomnya. Gaya awan elektron tidak
akan mampu menahan gaya gravitasi inti bintang sehingga pemampatan terus terjadi dan suatu saat
materi bintang akan rusak dan lama-kelamaan akan meledak. Nah ketika meledak, bintang-bintang
raksasa tidak akan berubah menjadi bintang neutron melainkan menjadi sebuah titik teoritis yang tidak
dapat dilukiskan. Titik ini tidak dapat dilihat dan hanya meninggalkan gravitasi dan lubang hitam yang
berpusat di area dimana bintang itu semula berada. Inilah yang dinamakan dengan Black Hole, sebuah
area yang memiliki gravitasi begitu kuatnya sehingga tidak ada satupun yang lolos di sekitarnya,
termasuk cahaya!

Mendeteksi Black Hole

Tadi saya sudah menjelaskan bahwa para ilmuwan mendeteksi adanya Black Hole dengan mendeteksi
perbedaan perilaku bintang-bintang di sekitarnya. Tapi bagaimana sih rinciannya? Nah, ketika sebuah
bintang berada dekat sebuah Black Hole maka akan terjadi suatu energi cahaya tinggi. Sebuah energi
tentu tidak dapat dilihat, begitu juga dengan energi cahaya ini. Energi ini hanya dapat dideteksi dengan
teleskop luar angkasa khusus.

photo IMG_0299crop.jpg

Akankah bumi kita ditelan Black Hole?

Matahari, karena ukurannya, tidak akan berubah menjadi sebuah Black Hole. Oleh karena itu bumi dan
planet-planet lain di tata surya tidak akan jatuh ke dalam Black Hole. Jika Matahari menjadi Black Hole,
dia juga tidak akan kuat menarik planet-planet tata surya ke dalamnya. Ini sangat terkait dengan ukuran
asli matahari.
Black Hole adalah sebuah fenomena luar angkasa yang sangat menarik dan menimbulkan banyak
spekulasi, salah satunya apakah sebuah Black Hole mampu menjadi jalan untuk ke dimensi luar angkasa
lain. Sekarang, berbagai badan luar angkasa, yang dipelopori NASA, tengah menyelidiki lebih lanjut
mengenai fenomena Black Hole. Dengan kemajuan teknologi luar angkasa, mungkin manusia dapat
mengerti hakikat lain di balik keberadaan sebuah Black Hole.

Anda mungkin juga menyukai