Anda di halaman 1dari 2

Nama : Ilham Fajar Maulana

NIM : 11000123130386
Kelas :O
Semester :1
Prodi : S1 Ilmu Hukum
Mata Kuliah : Pengantar Ilmu Hukum
Dosen : Prof. Dr. Suteki, S.H., M.Hum.

Resume Pengantar ilmu Hukum Part 12


Teori Hukum

1. Positivisme
Kata positivism berasal dari bahasa latin (positum) yang berarti ditetapkan. Positivisme
adalah suatu aliran filsafat yang bertitik tolak bahwa ilmu alam sebagai satu-satunya sumber
pengetahuan yang benar dan menolak aktivitas yang berkenaan dengan metafisik.
Olivecrona mengatakan bahwa positivisme hukum berkonotasi dengan pandangan bahwa semua
hukum bersifat positif dalam artian merupakan ekspresi dari pengertian sebagai ekspresi
kehendak Yang Maha Kuasa.
Pound mencantumkan karakteristik aliran analitis berikut:
a) Mereka hanya mempertimbangkan sistem yang dikembangkan.
b) Hukum dibuat secara sadar oleh pembuat undang-undang atau hakim.
c) Sanksi diperlukan.
d) Hukum yang khas adalah undang-undang.
e) Pandangan filosofis mereka bersifat utilitarian atau teleologis.
f) Mereka tidak bersedia menguji premis atau hukum persegi dengan kebutuhan sosial.
Ahli hukum lain menambahkan ciri-ciri kaum positivis sebagai berikut:
a) Mereka memisahkan hukum dan moral.
b) Mereka menentang teori hukum alam. (kecuali Profesor Hart)
c) Positivisme tumbuh subur pada kondisi masyarakat yang stabil.
d) Mereka menekankan pada studi hukum formal.
e) Kaum positivis berpendapat bahwa analisis konsep-konsep hukum layak dilakukan
karena berbeda dengan penyelidikan sosiologis dan historis atau evaluasi kritis.
f) Mereka juga berpendapat bahwa keputusan dapat disimpulkan secara logis dari aturan
yang telah ditentukan tanpa menggunakan ide-ide asing seperti tujuan, tujuan, kebijakan,
atau moralitas sosial.
g) Positivisme berarti analisis, cinta ketertiban, presisi, studi hukum yang sistematis.
Mereka memang mengakui adanya pengaruh etika dan moralitas terhadap perkembangan hukum,
namun mereka ingin memisahkannya hanya untuk kepentingan kajian.

2. Utilitarianisme
Utilitarianisme berarti bahwa segala sesuatu harus dilihat berdasarkan kegunaan yang ditawarkan
suatu benda. Dalam etika berarti benar atau salahnya suatu perbuatan hanya bergantung pada
keseluruhan baik atau buruknya akibat suatu perbuatan terhadap kesejahteraan seluruh umat
manusia atau seluruh makhluk hidup. Smart berpandangan bahwa utilitarianisme dapat berupa
utilitarianisme tindakan atau utilitarianisme aturan. Yang pertama berarti benar atau salahnya
suatu perbuatan dinilai berdasarkan akibat, baik atau buruknya tindakan itu sendiri, sedangkan
yang kedua berarti benar atau salahnya suatu perbuatan dinilai berdasarkan baik dan buruknya
perbuatan itu konsekuensi dari aturan yang mengatakan bahwa setiap orang harus melakukan
tindakan dalam keadaan yang sama.

Anda mungkin juga menyukai