Nature of Jurisprudence
UNIVERSITAS INDONESIA
Copyright © 2008 by the authors
Nature of Jurisprudence 2
Oleh Viktor I. Suripatty NPM: 706176315, Purita Pringgasari NPM: 706175382, Yanti Susanti NPM: 706176334
What is Jurisprudence?
memiliki pengertian dan batasan dari jurisprudence itu sendiri. Namun pendekatannya
ditentukan oleh pengaruh sosial di sekitarnya dan apa yang disebut dengan ideologi. Dan
Hukum adalah sesuatu yang unik dalam kecenderungan ini, yang mencerminkan ideologi
dari tempatnya dan waktu tertentu, dan untuk karakteritik yang sama akan ditemukan
juga di bidang lain misalnya sejarah, etika, psikologi dan ilmu pengetahuan sosial
lainnya.
Istilah Jurisprudence berasal dari kata lain “juris” yang berarti hukum dan
sebagai pengetahuan tentang hukum. Istilah ini dipopulerkan oleh terutama oleh penganut
Pada negara dengan system hukum Civil Law, Universitas didirikan dengan
filosofis dan rasionalistis yang menjadi esensi dari Civil Law. Pada system hukum
Common Law, terhadap hukum itu diprovokasi oleh semangat yang skeptis terhadap
menyandang suatu nama, harus menanamkan pada pelajarnya suatu kapasitas untuk
pemikiran kritis. Pendidikan hukum perlu mengajarkan hukum dan konteksnya yaitu
Ada hubungan antara jurisprudence dan bidang pengetahuan lain seperti sosiologi,
psikologi, dan antropologi yang akan berkontribusi secara substasial pada pengetahuan
kita akan hukum, yang sekarang telah menjadi situasi dimana hubungan antar bidang
atau jenis hukum, tentang hubungan hukum pada keadilan dan moralitas dan mengenai
memahami hukum. 3)meliputi studi dari pertanyaan teoritis tentang asal hukum, sistem
hukum, hubungan hukum dengan keadaan, moral dan social. 4) membangun pengertian
Satu tugas dari jurisprudence adalah menyediakan suatu epistemology dari hukum
(yaitu untuk mengukur tingkat kemungkinan dari asal pengetahuan dan lingkup hukum).
Nature of Jurisprudence 4
Oleh Viktor I. Suripatty NPM: 706176315, Purita Pringgasari NPM: 706175382, Yanti Susanti NPM: 706176334
Karakteristik jurisprudence adalah, antara lain mengenai aturan hukum, kegiatan hakim
Karakter normative hukum menurut Realist “Titik berat hukum sebagai ilmu
terjadi ketika suatu kelalaian atau penolakan (patuh) menjadi aspek penting dari konsep
hukum”. Hukum bukan pernyataan dari fakta, hukum adalah aturan atau norma yang
menentukan suatu kondisi dan menunjukkan apa yang terjadi. Dalam hukum, sanksi tidak
selalu berhubungan dengan sebuah nilai empiris tetapi indikasi dari sebuah konsekuensi
atas ketidakpatuhan, yang sudah ditentukan oleh aturan itu sendiri. Menurut Immanuel
Kant “ hukum dapat menyatakan apa yang seharusnya atau sebaliknya terjadi.”
Keharusan dalam hukum diartikan sebagai suatu kewajiban untuk patuh patuh pada
aturan, apabila tidak, maka akan menimbulkan penderitaan akibat sanksi tersebut.
Kecenderungan untuk menyimpulkan peraturan normatif dari hukum fisik atau alam, atau
menganalisanya dalam hal kualitas atau fenomena fisik adalah sesuatu yang mudah
menyebar. Pada tahun 1740 Hume menunjukan kesalahan dalam mencoba menyimpulkan
”seharusnya” dari ”adalah” atau ”norma” dari ”fakta”, dan berargumentasi bahwa
adalah tidak memberikan perincian faktual dari perilaku berdasarkan alasan tertentu, dan
pada keberadaan dari standar dan kriteria dari penilaian, dimana alasan-alasan tersebut
dinilai. Peraturan dari hukum berbeda dari hal ini. Peraturan hukum tidak menyatakan
Ahli hukum yang menekankan bentuk atau struktur logis dari hukum dan preposisi
menekankan pada bentuk dasar dari konsep hukum tanpa memandang isinya. Austin
menerapkan pendapat ini dengan logis. Idenya tentang jurisprudence umum yang
berkaitan dengan berbagai sistem hukum umum, menggambarkan suatu identitas struktur
yang tidak hanya muncul secara de facto, tapi juga secara logis tidak dapat dipisahkan.
Philosophy of Law
Pilihan antara filosofi hukum atau sains hukum, adalah permasalahan terminologi.
Filosofi dulu adalah suatu kata yang popiler pada saat ilmu alam dikenal sebagai ”natural
philosophy”. Namun setelah ilmu pengetahuan/ sains menjadi populer, banyak ilmu
pengetahuan diluar sains fisika yang menggabungkan diri dibawah payung sains. Sains
terkait dengan fakta dan keadaan empriris sedangkan filosofi berkaitan dengan
Meskipun hukum sebagai sistem norma dan sebagai bentuk dari sosial kontrol
berdasarkan beberapa pola perilaku manusia, sama-sama sebagai bidang yang logis untuk
dipelajari. Keduanya menunjukan aspek fital dari proses hukum dan usaha untuk secara
kaku menyatukan keduanya akan menghasilkan gambar yang tidak lengkap dari
jurisprudence.
Jurisprudence Today
lampau. Namun justru jurisprudence atau ilmu hukum adalah lebih ke disiplin ilmu
Kesesuaian subyek dari yurisprudensi, dimana saja yang di dapat dari lembaga-
lembaga yang berbeda, adalah merupakan hukum positif.. Berarti hukum positif,
Pertimbangan secara keseluruhan, sebagai cakupan atau hubungan dengan yang lain,
hukum positif dan peraturan tentang masyarakat ditetapkan, oleh satu badan atau sistem
hukum. Dan terbatas untuk setiap sistem, atau untuk segala komponen bagian.
Meskipun demikian tiap-tiap sistem hukum mempunyai spesifik nya dan perbedaan-
Maka, berbagai prinsip-prinsip umum bagi sistem hukum positif, berbagai analogi-
analogi sistem adalah pokok satu ilmu pengetahuan luas: ilmu pengetahuan yang telah
Jika kemungkinan ilmu pengetahuan mengalami keraguan, hal itu muncul pada setiap
yang lain, adalah diartikan sangat sulit dengan kejanggalan dan di kemukakan dalam
perbedaan-perbedaan yang mana biasa dalam sistem hukum yang secara unggul penuh
dengan instruksi.
yurisprudensi umum, sebagian orang perlu memandang hal ini. Karena kita tidak bisa
membayangkan dengan jelas satu sistem hukum (atau sistem hukum seperti yang
Kata jurisprudensi itu sendiri tidak lepas dari kerancuan. Pengetahuan hukum sebagai
menerapkannya.
Subyek pokok yang sesuai dari yurisprudensi umum adalah suatu uraian pokok-pokok.
Tujuan hukum tersebut terhitung sejak diundangkan adalah umum bagi setiap sistem dan
Pentingnya persamaan antara sistem dari negara-negara sejak sistem tersebut dapat
W.L.TWINING
Nature of Jurisprudence 9
Oleh Viktor I. Suripatty NPM: 706176315, Purita Pringgasari NPM: 706175382, Yanti Susanti NPM: 706176334
Di pandangan ini, fungsi utama ahli hukum adalah sebagai pemimpin.Ia berspekulasi
tentang hukum dan menyimpulkan satu atau lebih disiplin ilmu yang harus memberikan
tanggapan pertanyaan dari dasar umum yang telah di lemparkan dalam konteks hukum.
mendalam dari disiplin ilmu untuk diintegrasikan ke dalam ilmu hukum.Penghargaan dari
para ahli hukum dapat ditafsirkan di dalamnya. Contohnya, kemungkinan Roscoe Pound
telah meberikan kontribusinya dalam Anglo-American law beberapa ide-ide dari abad
sembilan puluh. Yurisprudensi German dan para pemikir sosial, seperti Ihering, Post and
Kohler.Dengan cara yang sama, satu dari penghargaan utama dari H.L.A. Hart telah
Peran dari pemimpin tidaklah harus mudah dan secara ekslusif. Seringnya dalam
penampilannya, fungsi dari ahli hukum telah mengerjakan sesuatu yang lebih dan
memiliki tipikal beberapa beberapa unsur tambahan yang mana dapat di klaim sebagai
Keempat dari hukum untuk menyimpan/mengumpulkan apa yang satu atau lebih dari
disiplin-disiplin ilmu, dan harus menawarkan menghormati pertanyaan satu sifat umum
membawa kembali ide-ide, teknik-teknik, dan pengertian yang mendalam dari disiplin
Nature of Jurisprudence 10
Oleh Viktor I. Suripatty NPM: 706176315, Purita Pringgasari NPM: 706175382, Yanti Susanti NPM: 706176334
intelektual hukum.
Pastinya peran dari ahli hukum sebagai pemimpin tidak berarti hanya berfungsi dalam
Pertanyaan yang sangat umum tentang sifat dasar dan fungsi dari hukum, konsep dari
sistem hukum, mempunyai hubungan antara hukum dan moralitas, perbedaan antara
hukum dan tipe lain dari masalah kontrak sosial,pertanyaan tentang keadilan, dan asumsi
dasar dari hukum lainnya dari ceramah-ceramah hukum, yang berdiri sebagai inti teori
hukum.
seringnya terpengaruhi, kurang lebih bergerak menuju pusat, sehingga menjadi orientasi
peserta hukum.
ahli hukum. Untuk tingkat ini, batasan-batasan disiplin menyusut pada point. Tidak ada
otonomi.
Nature of Jurisprudence 11
Oleh Viktor I. Suripatty NPM: 706176315, Purita Pringgasari NPM: 706175382, Yanti Susanti NPM: 706176334
Tapi dalam hal ini jarang membuka pertanyaan yang banyak. Jika tidak semua
lebih umum dan pertanyaan mendasar dari yurisprudensi adalah tidak hanya bisa
bertanya pada filsuf, ahli politik, ahli sosial tapi juga untuk solusi konsep dan teknik,
yang mana telah mengalami perkembangan besar oleh orang-orang yang disampaikan
oleh ahli hukum.Ini sangat penting untuk memberikan perhatian pada ”teori
tinggi/utama” yang hanya diwakilkan oleh satu bagian yurisprudensi saja, seperti yang
Ada perubahan pertanyaan dari peraturan kecil yang mana juga sesuai dengan
masalah perhatian hukum.Dan hal ini tidak mendapat perhatian, dimana pertanyaanya
menjadi tidak filosofis. Dalam beberapa jalan, tidak berarti mendapat perhatian dari ahli
hukum. Hal ini sangat sulit untuk membuat poin yang muncul untuk menjadi simpang
dengan para filsuf atau melibatkan diri dengan kontoversi . Tapi ini menjadi keberhasilan
yang sangat sempurna, karena beberapa ahli hukum harus berkonsentrasi dalam ”teori
tinggi/utam”, dimana akan berbahaya jika melebihi hal atau sifat yang tidak penting,
Ada beberapa hal utama yang terjadi yang berhubungan dengan analisa
yurisprudensi di England. Dan hasilnya ada beberapa hal penting yang harus
diperhatikan.
(a) Pembelajaran, kritikal dan perkembangan dari teori-teori dan ide-ide dari peserta
(b) Formula dari teori-teori di zaman pertengahan dan dari penelitian permintaan
keterangan dalam area yang bermacam-macam, khususnya dalam beberapa studi yang
peserta dalam aktivitas hukum, dari pembuat hukum sampai hakim, dari pembaharu
hukum sampai penulis buku, memiliki teori-teori dan mereka memiliki konsep tentang
sifat dasar, perbaikan, seperti konsepsi kurang lebih artikulasi, dan hal yang sesuai
lawyer. Merupakan satu hal tujuan adalah untuk merubah atau menambah.
membuat gambaran umum dari intelektual hukum. Dengan kata lain, apa yang menjadi
Nature of Jurisprudence 13
Oleh Viktor I. Suripatty NPM: 706176315, Purita Pringgasari NPM: 706175382, Yanti Susanti NPM: 706176334
Maka beberapa lima fungsi dari teori hukum adalah: berfungsi sebagai pemimpin,
toeri tinggi, pengembangan dalam mengerjakan teori, dan teori dari zaman pertengahan,
tidak menginginkan arti hanya satu. Contohnya tidak ada yang dapat mengatakan disana
ada fungsi pendidikan dari yurisprudensi, fungsi terapi dari analisa kepastian hukum,
maupun pernyataan tanpa bukti dari ahli hukum yang radikal, yurisprudensi yang borjuis
telah mempengaruhi dan melegitimasi kepastian hukum. Beberapa hal yang penting,
fungsi terminologi. Berbicara mengenai terminologi, hal ini menolong untuk menekankan
peserta hukum selama mengadakan acara hukum dan untuk melangkah dalam