Anda di halaman 1dari 2

Nature of Jurisprudence

Filsafat Hukum (B)


Asri Andara Putri (1506676374)

Tidak ada pengertian dari filsafat hukum secara universal sejak setiap manusi memili
ideologi yang berbeda. Filsafat hukum yang dalam bahasa Inggris yaitu Jurisprudence berasal
dari bahasa Latin yaitu Jurisprudentia yang artinya pemahaman dasar atas pengetahuan dalam
hukum atau keterampilan dalam bidang hukum. Austin mencoba mengartikan filsafat hukum
yaitu:

“Science of Jurisprudence is concerned with Positive Laws that is laws strictly so called. It has
nothing to do with the goodness or badness of law”.

Bila dilihat dari eksistensinya ada perdebatan apakah jurisprudence masuk ke


dalam kategori ilmu pengetahuan sosial atau bukan. Menurut Austin dan Bentham jurisprudence
merupakan ilmu pengetahuan sosial.

Selain Austin, Peter Mahmud Marzuki juga menjelaskan pengertian dari


jurisprudence ini, beliau menjelaskan untuk menghindari ketidaktepatan, dalam
bahasa Inggris digunakanlah istilah jurisprudence dan bukan the science of
lawuntuk suatu disiplin yang pokok bahasannya adalah hukum. Istilah jurisprudence
berasal dari bahasa latin iuris , yang merupakan bentuk jamak dari ius,yang artinya
hukum yang dibuat oleh masyarakat dan kebiasaan dan bukan perundang-undangan
dan prudential, yang artinya kebijaksanaan atau pengetahuan. Jurisprudencede
dengan demikian berarti kebijaksanaan yang berkaitan dengan hukum atau
pengetahuan hukum. Hal senada juga dijelaskan oleh Jan Gijssels and Mark van Hoecke
yang menghindari menggunakan kata legal science untuk menerjemahkan kata bahasa belanda
Rechtswetenschap, hal ini dikarenakan kata science diidentifikasi sebagai studi empiris. Oleh
karena itu Jan Gijssels and Mark van Hoecke menerjemahkan kata bahasa Belanda
Rechtswetenschap menjadi jurisprudence yang didefinisikan sebagai suatu pengetahuan yang
sistematis dan terorganisir mengenai gejala hukum, struktur kekuasaan, normanorma, hak-hak
dan kewajiban-kewajiban.
Filsafat Hukum Umum sebagai penerapan dari ilmu social dan ilmu “science” berhubungan
dengan gejala yang dapat diamati secara empiris. Tujuan dari ilmu deskriptif sendiri adalah
keniscayaan/kepastian (truth). Sesuatu yang sifatnya seyognya atau seharusnya (should or ought)
dan gagasan yang bersifat perspektif tidak masuk dalam bilangan ilmu sosial maupun alamiah.
Oleh sebab itu istilah science of law tidaklah tepat.

Salmod membagi ilmu hukum kedalam dua bagian, yaitu:


1. Menyeluruh: ini termasuk seluruh bagian dari doktrin hukum
2. Tertentu: ini berhubungan dengan departemen tertentu atau bagian doktrin apapun.

Bagian tertentu ini dibagi lagi menjadi 3 yaitu:


1. Analytical, Expository atau Systematic : ini berhubungan dengan isi sistem hukum aktual
yang ada kapan saja, dulu atau sekarang.
2. Historical : ini terkait dengan sejarah hukum dan perkembangannya
3. Ethical : Menurutnya, tujuan undang-undang apa pun adalah menetapkan undang-undang
sebagaimana mestinya. Ini berkaitan dengan 'idealnya' sistem hukum dan tujuan
keberadaannya.
Tugas atau manfaat dari jurisprudence menurut W.L Twinning antara lain sebagai berikut :

a. Mengasimilasi ide dan teknik dari disiplin ilmu lain dan menyalurkannya untuk
menyelesaikan isu-isu hukum;
b. Menjawab pertanyaan yang bersifat filosofis mengenai hukum, yang mencakup hal-hal
seperti asal dan fungsi hukum, konsep sistem hukum, hubungan antara moral dan hukum,
perbedaan antara hukum dan instrumen kontrol sosial lain, dan hubungan hukum dengan
keadilan;
c. Mengidentifikasi teori-teori hukum;
d. Mengembangkan teori hukum; dan
e. Mensintesis kerangka hukum sebakai disiplin akademis.

Anda mungkin juga menyukai