Anda di halaman 1dari 7

ALIRAN-ALIRAN HUKUM DALAM FILSAFAT HUKUM

Tugas Pengantar Ilmu Hukum (I)

Disusun Oleh:

Nama:Febri Wahyuni

Nim:B1A123366

Nama: Vina Nisa Ussoleha

Nim: B1A123374

Dosen Pengampu:

•Prof. Dr. Sukamto Satoto S.H, M.H

•Dr. Arie Budhiartie S.H, M.Hum

Fakultas Hukum Prodi Ilmu Hukum Universitas Jambi.

1. Aliran Hukum Alam dalam Filsafat Hukum


Aliran Hukum Alam, dikenal sebagai aliran hukum kodrati, yaitu salah satu aliran tertua dalam filsafat
hukum. Prinsip utamanya adalah bahwa hukum memiliki sumber yang bersifat universal, yang mengatur
tingkah laku manusia dan bersumber dari rasio alam. Aliran ini berpendapat bahwa hukum berlaku
universal (umum).

•Prinsip-prinsip Aliran Hukum Alam:

a. Keteraturan Alam: Aliran Hukum Alam menekankan bahwa terdapat keteraturan dalam alam yang
memberikan inspirasi bagi para filsuf Yunani Kuno akan tujuan, sasaran, dan arah tertentu bagi adanya
hukum
b. Tujuan Teleologis: Para filsuf Yunani Kuno melihat alam dan manusia di dalamnya memiliki tujuan,
sasaran, dan arah tertentu. Pandangan ini disebut pandangan teleologi, di mana hukum dianggap
sebagai bagian dari tujuan yang ditentukan oleh alam

c. Prinsip-prinsip Abstrak: Prinsip-prinsip dalam hukum alam bersifat abstrak, sehingga perlu diatur
ulang atau diterjemahkan ke dalam peraturan yang lebih konkrit agar memiliki kekuatan hukum dalam
berlaku di masyarakat.

• Salah satu pelopor aliran Hukum Alam adalah Thomas Aquinas, yang memiliki pandangan bahwa
hukum berasal dari rasio Tuhan dan tidak dapat dirasakan oleh panca indera. Pandangan Thomas
Aquinas tentang hukum adalah bahwa hukum berasal dari rasio Tuhan dan memiliki tujuan yang bersifat
teleologis, yaitu tujuan yang ditentukan oleh alam dan rasio Tuhan.

• Tujuan hukum dalam pandangan aliran Hukum Alam adalah untuk mencapai keadilan dan
kesejahteraan bersama.

•Aliran Hukum Alam memiliki kontribusi dalam memberikan legitimasi bagi agama, sehingga agama
tidak dipisahkan dari hukum dalam konteks negara bangsa. Aliran ini juga menekankan bahwa hukum
memiliki standar moral tersendiri, baik yang terletak dalam agama maupun akal/moral sekular.

Dengan demikian, aliran Hukum Alam menawarkan pandangan yang mendalam tentang sumber, tujuan,
dan prinsip-prinsip hukum yang bersifat etis dan universal.

2. Aliran Positivisme Hukum dalam Filsafat Hukum


Aliran positivisme adalah aliran filsafat yang menyatakan bahwa pengetahuan yang benar hanya berasal
dari ilmu alam dan tidak berkaitan dengan metafisika. Aliran ini menekankan bahwa sumber
pengetahuan yang sah adalah pengamatan empiris dan pengujian hipotesis melalui metode ilmiah.
Aliran positivisme menolak pandangan bahwa hukum memiliki sumber yang bersifat universal dan etis,
seperti yang diajukan oleh aliran Hukum Alam.

• Prinsip-prinsip Aliran Positivisme:

a. Empirisme: Positivisme menekankan bahwa sumber pengetahuan yang valid dan objektif adalah
pengalaman inderawi yang dapat diamati secara langsung atau tidak langsung melalui instrumen-
instrumen ilmiah. Aliran ini menolak pengetahuan yang bersumber dari otoritas tradisi, wahyu agama,
intuisi, atau rasionalitas murni.

b. Universalitas, Sistematika, dan Logika: Positivisme berusaha untuk mengembangkan ilmu


pengetahuan yang bersifat universal, sistematis, dan logis, dengan mengabaikan aspek-aspek yang
bersifat subjektif, normatif, dan nilai.

c. Penerapan dalam Hukum: Menurut aliran positivisme hukum, hukum merupakan produk dari
kebijakan pemerintah yang dibuat berdasarkan prinsip-prinsip rasional dan logis, dan tidak terkait
dengan nilai-nilai moral atau kepercayaan
• Salah satu pelopor aliran positivisme adalah Auguste Comte, yang berpendapat bahwa ilmu
pengetahuan harus menjadi pemimpin dalam usaha menciptakan masyarakat yang lebih baik.
Pandangan Comte tentang positivisme ia tuangkan dalam karyanya dengan judul The Course of Positive
Philosophy.

• Tujuan hukum dalam pandangan aliran positivisme adalah untuk mencapai kepastian hukum yang
sama di mata hukum.

• Dapat diambil kesimpulan, aliran positivisme menawarkan pandangan yang berbeda dengan aliran
Hukum Alam, di mana sumber pengetahuan yang sah adalah pengamatan empiris dan pengujian
hipotesis melalui metode ilmiah, dan menolak pandangan bahwa hukum memiliki sumber yang bersifat
universal dan etis.

3. Aliran Sosiologis dalam Filsafat Hukum


Aliran sosiologis dalam filsafat hukum menekankan pandangan terhadap hukum dari sisi perilaku
manusia dan dampaknya terhadap masyarakat. Pandangan ini melihat hukum sebagai bagian dari
perkembangan dinamika masyarakat, di mana keberadaan masyarakat menciptakan hukum, baik yang
tertulis maupun yang tidak tertulis. Aliran ini menekankan bahwa hukum harus dipahami dalam konteks
sosial, budaya, dan politik, serta bagaimana hukum tersebut mempengaruhi perilaku dan interaksi
sosial.

• Prinsip-prinsip Aliran Sosiologis:

a. Pendekatan Sosial: Aliran sosiologis menekankan pentingnya memahami hukum dalam konteks sosial,
budaya, dan politik, serta bagaimana hukum tersebut mempengaruhi perilaku dan interaksi sosial.

b. Analisis Institusi Hukum: Aliran sosiologis mempelajari bagaimana institusi-institusi hukum seperti
sistem peradilan, kepolisian, dan lembaga penegak hukum lainnya beroperasi di dalam masyarakat.

c. Aliran Normatif: Aliran sosiologis memiliki cabang aliran normatif yang lebih menekankan pada teori
dan nilai-nilai yang mendasari hukum. Aliran normatif juga mempelajari prinsip-prinsip moral dan etika
dalam hukum, serta bagaimana hukum dan kebijakan publik harus mengikuti prinsip-prinsip tersebut.

• Salah satu tokoh aliran sosiologis dalam filsafat hukum adalah Eugen Ehrlich. Pandangan Ehrlich
tentang hukum adalah bahwa hukum harus dipahami sebagai produk dari kehidupan sosial dan budaya,
dan bukan hanya sebagai seperangkat norma yang berlaku. Ehrlich berpendapat bahwa hukum harus
dipahami dalam konteks sosial dan budaya, serta bagaimana hukum tersebut mempengaruhi perilaku
dan interaksi sosial.

• Tujuan utama aliran sosiologis adalah untuk menjelaskan hukum positif yang berlaku dalam
masyarakat, serta memahami dampak sosial, budaya, dan politik dari hukum tersebut.
• Dengan demikian, aliran sosiologis menawarkan pandangan yang menekankan pentingnya memahami
hukum dalam konteks sosial, budaya, dan politik, serta bagaimana hukum tersebut mempengaruhi
perilaku dan interaksi sosial.

4. Aliran Mazhab Sejarah Dalam Filsafat Hukum

Aliran Mazhab Sejarah dalam filsafat hukum menekankan pentingnya memahami hukum dalam konteks
sejarah dan perkembangan masyarakat, serta bagaimana hukum tersebut mempengaruhi dan
dipengaruhi oleh perubahan sosial dan politik. Aliran ini menolak pandangan bahwa hukum hanya
bersifat statis dan terbatas pada norma-norma tertulis, melainkan menekankan pentingnya memahami
hukum dalam konteks sejarah dan perkembangan masyarakat.

• Prinsip-prinsip Aliran Mahzab Sejarah

a. Konteks Sejarah: Aliran Mazhab Sejarah menekankan pentingnya memahami hukum dalam konteks
sejarah dan perkembangan masyarakat, serta bagaimana hukum tersebut

mempengaruhi dan dipengaruhi oleh perubahan sosial dan politik.

b. Perkembangan Bersama Masyarakat: Aliran ini berpendapat bahwa hukum tidak dibuat tetapi
tumbuh dan berkembang bersama masyarakat.

c. Reaksi terhadap Rasionalisme Abad ke-18: Aliran Mazhab Sejarah merupakan reaksi terhadap
rasionalisme abad ke-18 yang berdasarkan atas hukum alam, kekuatan akal, dan prinsip-prinsip dasar
yang semuanya berperan pada filsafat hukum, dengan terutama mengandalkan jalan pikiran deduktif
tanpa memperhatikan fakta sejarah, kekhususan, dan kondisi nasional

• Salah satu tokoh penting dalam aliran Mazhab Sejarah adalah Friedrich Karl von Savigny. Pandangan
Savigny tentang hukum adalah bahwa hukum harus mampu mengakomodasi keadilan dalam suatu
masyarakat atau bangsa (volkgeist).

• Tujuan hukum dalam pandangan aliran Mazhab Sejarah adalah untuk memahami hukum dalam
konteks sejarah dan perkembangan masyarakat, serta bagaimana hukum tersebut mempengaruhi dan
dipengaruhi oleh perubahan sosial dan politik.

• Dengan demikian, aliran Mazhab Sejarah menawarkan pandangan yang menekankan pentingnya
memahami hukum dalam konteks sejarah dan perkembangan masyarakat, serta bagaimana hukum
tersebut mempengaruhi dan dipengaruhi oleh perubahan sosial dan politik. Salah satu tokohnya adalah
Friedrich Karl von Savigny, yang pandangannya tentang hukum adalah bahwa hukum harus mampu
mengakomodasi keadilan dalam suatu masyarakat atau bangsa (volkgeist).
5. Aliran Utilitarianisme Dalam Filsafat Hukum
Aliran Utilitarianisme dalam filsafat hukum menempatkan kemanfaatan sebagai tujuan utama hukum.
Kemanfaatan dalam aliran ini diartikan sebagai kebahagiaan (happiness) yang diupayakan agar dapat
dinikmati oleh sebanyak mungkin individu dalam masyarakat (the greatest happiness for the greatest
number of people). Aliran ini menekankan bahwa penilaian baik-buruk, adil atau tidaknya suatu hukum
tergantung apakah hukum mampu memberikan kebahagiaan kepada manusia atau tidak.

• Prinsip-prinsip Aliran Utilitarianisme:

a. Prinsip Kemanfaatan: Prinsip ini menekankan bahwa tujuan hukum adalah untuk memaksimalkan
kebahagiaan dan kesejahteraan sebanyak mungkin individu dalam masyarakat.

b. Prinsip Keseimbangan: Prinsip ini menekankan bahwa kepentingan individu harus seimbang dengan
kepentingan masyarakat secara keseluruhan.

c. Prinsip Konsekuensialisme: Prinsip ini menekankan bahwa konsekuensi dari suatu tindakan adalah
satu-satunya standar untuk menilai benar dan salah.

• Salah satu tokoh aliran Utilitarianisme adalah Bentham berpendapat bahwa tugas hukum adalah
memelihara kebaikan dan mencegah kejahatan.

• Tujuan hukum dalam pandangan aliran Utilitarianisme adalah untuk menciptakan ketertiban di dalam
masyarakat dan mencapai kebahagiaan sebanyak mungkin individu dalam masyarakat. Dengan
demikian, aliran Utilitarianisme menawarkan pandangan yang menekankan pentingnya memperhatikan
kemanfaatan dan kebahagiaan manusia dalam pembuatan hukum.

6. Aliran Realisme Hukum dalam Filsafat Hukum


Aliran Realisme Hukum dalam filsafat hukum menekankan bahwa hukum harus dipahami
sebagai produk dari kebijakan pemerintah dan keputusan hakim, serta bagaimana hukum
tersebut mempengaruhi dan dipengaruhi oleh kepentingan politik dan ekonomi. Aliran ini
menolak pandangan bahwa hukum hanya bersifat statis dan terbatas pada norma-norma
tertulis, melainkan menekankan pentingnya memahami hukum dalam konteks sosial dan
politik.

• Prinsip-prinsip Aliran Realisme Hukum:


a. Pendekatan Empiris: Aliran realisme hukum menekankan pentingnya pendekatan empiris
dalam memahami hukum, dengan selalu mencari jalan penyelesaian bagi setiap problem
praktis yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari

b. Penekanan pada Pengalaman: Kaum legal realist menekankan arti pentingnya pengalaman
sebagai masukan dalam upaya mengembangkan penalaran hukum, agar dengan demikian
pemikiran yuridis bisa lebih realistik.

c. Pengaruh Sosial dan Kontrol Sosial: Menurut aliran realisme hukum, hukum adalah hasil dari
kekuatan-kekuatan sosial dan kontrol sosial.

• Salah satu tokoh penting dalam aliran Realisme Hukum adalah Oliver Wendell Holmes Jr.
Pandangan Holmes tentang hukum adalah bahwa hukum harus dipahami sebagai produk dari
kebijakan pemerintah dan keputusan hakim, serta bagaimana hukum tersebut mempengaruhi
dan dipengaruhi oleh kepentingan politik dan ekonomi.

• Tujuan hukum dalam pandangan aliran Realisme Hukum adalah untuk mencapai keadilan
sosial dan ekonomi dalam masyarakat.

• Dengan demikian, aliran Realisme Hukum menawarkan pandangan yang menekankan


pentingnya memahami hukum dalam konteks sosial dan politik, serta bagaimana hukum
tersebut mempengaruhi dan dipengaruhi oleh kepentingan politik dan ekonomi, dengan tujuan
untuk mencapai keadilan sosial dan ekonomi dalam masyarakat.

7. Aliran Critical Legal Studies Dalam Filsafat Hukum


Aliran Critical Legal Studies (CLS) merupakan salah satu alternatif pemikiran dalam filsafat hukum yang
menawarkan pandangan berbeda terhadap hukum.

• Prinsip-prinsip Aliran Critical Legal Studies (CLS):

a. Kritik terhadap Formalisme Hukum: CLS menentang mazhab formalisme hukum dan menawarkan
kritik terhadap pandangan-pandangan hukum yang bersifat formalistik.

b. Keterlibatan Kekuasaan dan Ekonomi: CLS berupaya untuk membuka selubung relasi kekuasaan dan
relasi ekonomi yang selalu mengintervensi hukum dengan perjuangan dan logikanya sendiri.

c. Keadilan dan Keseimbangan: CLS menekankan pentingnya keadilan sosial dan ekonomi dalam
masyarakat, serta menawarkan kritik terhadap hukum yang dianggap tidak mampu mencapai tujuan
tersebut.
• Salah satu tokoh penting di balik aliran Critical Legal Studies adalah Duncan Kennedy. Kennedy
menekankan bahwa hukum harus dipahami sebagai produk dari kebijakan pemerintah dan keputusan
hakim, serta bagaimana hukum tersebut mempengaruhi dan dipengaruhi oleh kepentingan politik dan
ekonomi

• Tujuan CLS adalah untuk menciptakan ketertiban hukum yang lebih adil dan seimbang, serta untuk
membuka selubung relasi kekuasaan dan ekonomi yang mempengaruhi hukum. Aliran ini menawarkan
pandangan yang kritis terhadap formalisme hukum dan menekankan pentingnya keadilan sosial dan
ekonomi dalam masyarakat.

Anda mungkin juga menyukai