Anda di halaman 1dari 4

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Pengamatan
1.Tabel Pengamatan

Tabel 4.1 Pengamatan Dengan satu Ikan

No Sampel Menit ke- Rata- keterangan

1 2 3 4 5 rata

1 Air kolam 77 112 117 123 163 120,2 Ikan masih hidup

2 Air sawah 22 70 58 65 67 56,4 Ikan masih hidup

3 Air sungai 110 100 90 92 80 94,9 Ikan masih hidup

4 Air selokan 44 38 29 25 38 34,8 Ikan masih hidup

5 Air 33 22 17 25 15 22,4 Ikan mati

selokan+sabun

6 Air selokan+ 20 10 6 7 0 37.4 Ikan mati

detergen

7 Air selokan + 50 15 10 22 30 25,4 Ikan mati

sabun+ detergen

10
11

Tabel 4.2 Pengamatan Dengan Dua Ikan


No Sampel Menit ke- Rata- Keterangan

1 2 3 4 5 rata

1 Air kolam 101 127 133 153 164 135,6 Ikan masih hidup

2 Air sawah 89 60 63 66 70 69,6 Ikan masih hidup

3 Air sungai 130 120 117 98 99 112,8 Ikan masih hidup

4 Air selokan 78 69 71 67 54 67,5 Ikan masih hidup

5 Air selokan+sabun 40 31 28 20 12 26,2 Ikan mati

6 Air selokan+ 10 25 10 0 0 25 Ikan mati

detergen

7 Air selokan + 3 2 1 0 0 1,2 Ikan mati

sabun+ detergen
12

B. Pembahasan

Pada dasarnya pencemaran yang terjadi di perairan sebagian besarnya

disebabkan oleh aktivitas yang terjadi didaratan. Akibat ulah mahkluk hidup

didaratan, seperti limbah industri,limbah penduduk,tumpahan minyak, dan

penumpukan sampah. Hal ini dapat terjadi karena adanya pengololaan yang

berlebihan di daratan sehingga memberikan pengaruh dan efek kerusakan yang

hebat di perairan. Salah satu contoh aktivitas berlebihan yang menyebabkan


terjadinya pencemaran air seperti penggunaan detergen yang berlebihan akan

menimbulkan busa di perairan yang akan sangat mengganggu organisme dan

makhluk hidup didalamnya (Inayah,2001: 44).

Percobaan ini dilakukan dengan mengamati gerak operkulum ikan. Dimana

pada percobaan ini parameter yang digunakan untuk mengamati pengaruh gerak

operkulum ikan pada kondisi air tercemar adalah sabun dan detergen sebagai

polutan. Kemudian sabun dan detergen tersebut masing-masing di campurkan

kedalam air selokan karena diantara air yang lain yang digunakan pada percobaan ini

air selokan merupakan air yang paling tercemar.

Detergen yang digunakan pada percobaan ini berfungsi sebagai polutan.

Detergen bereaksi dengan air menimbukan busa pada bagian permukaan air, hal ini

secara langsung menghambat masuknya udara bebas ke ke dalam media air yang ada

di dalam toples. Hal ini berdampak pada menipisnya persediaan oksigen terlarut

didalam air sehingga ikan akan bernafas dan berdampak pada frekuensi bukaan

operkulum ikan.
13

Hasil pengamatan yang di peroleh pada percobaan ini adalah pada air kolam

ikan masih bergerak dengan normal karena tidak terdapat zat pencemar di dalamnya.

Begitupun dengan keadaan ikan pada air sungai dan air sawah dimana ikan masih

bergerak dan hidup. Sedangkan pada air selokan tanpa di tambahkan dengan sabun

dan detergen pergerakan ikan dari menit ke menit semakin lambat dan pada akhirnya

ikan mati hal ini karena di dalam air selokan itu sendiri walau tanpa di atmabhkan

dengan sabun dan detergen sudah terkandung zat pencemaran lainnya yang berasal
dari limbah pengolahan yang berlebihan. Kemudian keadaan ikan pada air selokan

yang di tambahakan masing-masing dengan polutan terlihat bahwa ikan mati hal ini

karena pada saat ikan berada dalam air yang tercemar maka ikan akan kesulitan

bernafas dan akhirnya mati hal ini pun terkait dengan gerakan operkulum ikan.

Dimana semakin tinggi kosentrasi detergen ataupun polutan yang diberikan maka

pada menit-menit awal pemaparannya gerakan operkulum ikan akan meningkat di

karenakan sulitnya ikan memperoleh oksigen di dalam air yang sudah tercemar.

Kemudian semakin lama pemarannya terhadap detergen maka berangsur-angsur

gerak operkulum ikan melambat dan ikan pun akan mati. Dari hal ini sangat jelas

bahwa keberadaan zat pencemar dalam air dapat mengganggu organisme ataupun

makhluk hidup didalam air. Oleh karenanya penting untuk menjaga kelestarian

lingkungan hidup baik itu lingkungan daratan ataupun juga lingkungan perairan.

Anda mungkin juga menyukai