Anda di halaman 1dari 3

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Pengamatan

1.Tabel Pengamatan

Tabel IV.1 Hasil Pengamatan Osmosis

No Larutan Gambar Keterangan

1 Darah + sukrosa Dikatakan hipertonik karena hasil

pengamatan tampak bahwa darah

yang diberi sukrosa tampak

mengkerut karena air yang

terdapat dalam sel akan ditarik

keluar.hal ini juga sebut


(Larutan hipertonik )
krenasi/plasmolisis.

2 Darah + ringer

Isotonik karena larutan tidak

mengkerut ataupun mengembang

melainkan dalam keadaan normal.

(Larutan isotonik)

8
9

3 Darah + aquadest Dikatakan hipotonik karena

osmosis terjadi dari dalam ke luar

sel hingga sel menggembung

dann hal tersebut yang dikatakan

sebagai hipotonik.

(Larutan hipotonik)

B. Pembahasan
Pada dasarnya setiap sel akan mengalami osmosis yaitu proses perpindahan

atau pergerakan molekul zat terlarut, dari pelarut yang berkonsentrasi tinggi menuju

larutan berkonsentrasi rendah melalui selaput atau membran selektif permeabel.

Konsep osmosis ini dapat dipahami misalnya dengan mengkaitkannya dengan hal

yang sering terjadi dalam kehidupan sehari-hari. Misalnya di dalam suatu bejana

yang dipisahkan oleh selaput semipermeabel ditempatkan dua macam larutan yakni

larutan gula sebagai zat terlarut dan air sebagai pelarut. Keduanya memiliki

konsentrasi yang berbeda dan dipisahkan oleh selaput semipermeabel maka air yang
berkonsentrasi rendah akan bergerak atau berpindah menuju larutan gula yang

memiliki konsentrasi tinggi melalui selaput permeabel(Yahya,2015:197-200).

Pada hasil pengamatan terlihat bahwa reaksi darah yang dicampurkan dengan

larutan sukrosa mengalami krenasi karena sukrosa merupakan larutan yang bersifat

hipertonik dan larutan yang hipertonik jika di campurkan dengan darah maka

reaksinya kan berkrenasi. Krenasi merupakan peristiwa mengalirnya air dalam

eritrosit ke luar dari sel hingga mengakibatkan sel eritrosit mengkerut. Berbeda

dengan sel eritrosit yang di berikan campuran aquades proses yang terjadi adalah sel

eritrosit menggembung, hal ini disebabkan karena pecahnya sel eritrosit akibat
10

penambahan larutan hipotonis seperti aqudest ke dalam sel eritrosit. Sedangkan pada

sel eritrosit yang ditambahkan dengan larutan ringer hal yang terjadi pada sel eritrosit

tidak mengkerut atau menggembung dikarenakan larutan ringer adalah jenis larutan

isotonik dan pada keadaan isotonik proses osmosis akan berhenti karena konsentrasi

pada kedua sisi membran telah sama inilah yang mengakitkan tidak adanya reaksi

yang terjadi pada sel eritrosit yang ditambahkan dengan larutan ringer. Adapun

fungsi penambahan larutan ringer pada sel eritrosit adalah untuk menghentikan
proses osmosis yang terjadi pada sel eritrosit dan juga untuk menyeimbangkan

konsentrasi pada kedua sisi membran. Berdasarkan dengan hasil pengamatan yang

diperoleh sesuai dengan teori yang kemukakan oleh Hartanti,dkk.,(2016:45-48)

bahwa cairan dibedakan atas 3 jenis yaitu hipertonik,hipotonik dan isotonik.

Hipertonik adalah ketika konsentasi zat terlarut yang berada diluar membran semi

permeabel mengalir keluar dari sel dengan tujuan untuk menyeimbangkan tekanan

osmosis. Isotonik adalah ketika konsentrasi zat terlarut didalam maupun diluar

membran semi permeabel sama. Artinya bahwa pada saat mencapai keadaan isotonik

maka proses osmosis akan terhenti karena konsentrasi zat pada kedua sisi membran

telah sama. Hipotonik adalah ketika zat terlarut di luar membran semi permeabel

memiliki konsentrasi yang lebih rendah sehingga air akan terus mengalir masuk ke

sel dan akan membuat sel yang mengalami proses osmosis lama kelamaan akan

menggembung.

Anda mungkin juga menyukai