Anda di halaman 1dari 3

PERISTIWA DALAM SEL

Krenasi adalah kontraksi atau pembentukan nokta tidak normal di sekitar pinggir sel setelah
dimasukkan ke dalam larutan hipertonik, karena kehilangan air melalui osmosis. Secara etimologi,
krenasi berasal dari bahasa Latin crenatus.

Krenasi terjadi karena lingkungan hipertonik, (sel memiliki larutan dengan konsentrasi yang lebih
rendah dibandingkan larutan di sekitar luar sel), osmosis(difusi air) menyebabkan pergerakan air keluar
dari sel, menyebabkan sitoplasma berkurang volumenya. Sebagai akibatnya, sel mengecil.

Proses sama yang terjadi pada tumbuhan adalah plasmolisis di mana sel tumbuhan juga mengecil
karena dimasukkan ke dalam larutan hipertonik.

A. Plasmolisis

Plasmolisis adalah lepasnya membran plasma dari dinding sel pada sel tumbuhan. Plasmolisis terjadi
jika sel tumbuhan diletakkan di larutan garam terkonsentrasi (hipertonik), sel tumbuhan akan
kehilangan air dan juga tekanan turgor, menyebabkan sel tumbuhan lemah. Tumbuhan dengan sel
dalam kondisi seperti ini layu. Kehilangan air lebih banyak akan menyebabkan terjadinya plasmolisis:
tekanan terus berkurang sampai di suatu titik di mana protoplasma sel terkelupas dari dinding sel,
menyebabkan adanya jarak antara dinding sel dan membran. Plasmolisis hanya terjadi pada kondisi
ekstrem, dan jarang terjadi di alam. Biasanya terjadi secara sengaja di laboratorium dengan meletakkan
sel pada larutan bersalinitas tinggi atau larutan gula untuk menyebabkan ekosmosis, seringkali
menggunakan tanaman Elodea atau sel epidermal bawang yang memiliki pigmen warna sehingga
proses dapat diamati dengan jelas.

B. Deplasmolisis

Deplasmolisis merupakan kebalikan dari plasmolisis, yaitu menyatunya kembali membran plasma yang
telah lepas dari dinding sel. Deplasmolisis terjadi jika sel tumbuhan diletakkan di larutan hipotonik, sel
tumbuhan akan menyerap air dan juga tekanan turgor meningkat. Banyaknya air yang masuk ke dalam
sel akan menyebabkan terjadinya deplasmolisis. Membran plasma akan mengembang sehingga akan
melekat kembali pada dinding sel

C. Krenasi

Krenasi adalah kontraksi atau pembentukan nokta tidak normal di sekitar pinggir sel setelah
dimasukkan ke dalam larutan hipertonik, karena kehilangan air melalui osmosis. Krenasi terjadi karena
lingkungan hipertonik, (sel memiliki larutan dengan konsentrasi yang lebih rendah dibandingkan larutan
di sekitar luar sel), osmosis (difusi air) menyebabkan pergerakan air keluar dari sel, menyebabkan
sitoplasma berkurang volumenya. Sebagai akibatnya sel akan mengecil dan mengerut.

D. Lisis
Lisis artinya hancurnya sel karena robeknya membran plasma. Peristiwa ini terjadi karena proses
osmosis. Sel yang mempunyai sitoplasma pekat bila berada dalam kondisi hipotonk akan kemasukan
air hingga tekanan osmosis dalam sel akan menjadi tinggi. Keadaan demikian akan memecah sel
tersebut.

HIPOTONIK

Larutan hipotonik adalah suatu larutan dengan konsentrasi zat terlarut lebih rendah (tekanan osmotik
lebih rendah) dari pada yang lain sehingga air bergerak ke dalam sel. Dengan menempatkan sel dalam
lingkungan hipotonik, tekanan osmotik menyebabkan jaringan mengalirkan air ke dalam sel, sehingga
menyebabkan sel pecah dan tidak berfungsi.

HIPERTONIK

Larutan hipertonik adalah suatu larutan dengan konsentrasi zat terlarut lebih tinggi (tekanan osmotik
yang lebih tinggi) dari pada yang lain sehingga air bergerak ke luar sel.

Dalam lingkungan hipertonik, tekanan osmotik menyebabkan air mengalir keluar sel. Jika cukup air
dipindahkan dengan cara ini, sitoplasma akan mempunyai konsentrasi air yang sedikit sehingga sel
tidak berfungsi lagi.

ISOTONIK

Larutan isotonik adalah suatu larutan yang mempunyai konsentrasi zat terlarut yang sama (tekanan
osmotik yang sama) seperti larutan yang lain, sehingga tidak ada pergerakan air. Larutan isotonik
dengan larutan pada sel tidak melibatkan pergerakan jaringan molekul yang melewati membran
biologis tidak sempurna. Larutan – larutan yang tersisa dalam kesetimbangan osmotik yang
berhubungan dengan membran biologis tertentu disebut isotonik. Ini berbeda dengan larutan – larutan
iso-osmotik yang tidak melibatkan pergerakan jaringan molekul ketika dipisahkan oleh membran
semipermeabel. Sebuah larutan yang mempunyai konsentrasi garam yang sama contohnya sel-sel
tubuh yang normal dan darah. Hal ini juga berbeda dengan larutan hipertonik ataupun larutan hipotonik.
Minuman isotonik dapat di minum untuk menggantikan fluida dan mineral yang digunakan tubuh selama
aktifitas fisik.

Hipertonik
(larutan yang mempunyai konsentrasi terlarut tinggi), larutan hipotonik (larutan dengan konsentrasi
terlarut rendah), dan larutan isotonik (dua larutan yang mempunyai konsentrasi terlarut sama)

Hemolisis

Kerusakan sel darah merah. A normal occurrence, chiefly in the blood sinuses of the spleen , when the
cells are ageing after 3-4 months in circulation, but it can happen abnormally in the circulating blood,
causing haemolytic anaemia .Sebuah kejadian biasa, terutama di dalam sinus darah limpa , saat sel
sudah tua setelah 3-4 bulan beredar, namun dapat terjadi normal dalam sirkulasi darah,
menyebabkan anemia hemolitik. In either case, the cells become more fragile than normal, disintegrate,
and shed their contents. Dalam kedua kasus, sel menjadi lebih rentan daripada biasanya, hancur, dan
mencurahkan isinya. Normally the haemoglobin is broken down and recycled, so its iron is not
lost.Biasanya hemoglobin dipecah dan daur ulang, jadi besinya tidak hilang. When free haemoglobin is
released in the plasma, some products are retained, but excessive amounts are excreted from the
kidneys ( haemoglobinuria ). Ketika hemoglobin bebas dilepaskan dalam plasma, beberapa produk
dipertahankan, tapi jumlah berlebihan diekskresikan dari ginjal (haemoglobinuria). Fragility of cells in a
blood sample can be assessed by placing them in a series of salt solutions of progressively lower
osmolality than the blood itself, which causes them to swell, and finding the osmolality at which they
burst. Kerapuhan sel dalam sampel darah dapat dinilai dengan menempatkan mereka dalam
serangkaian solusi garam osmolalitas semakin lebih rendah dari darah itu sendiri, yang menyebabkan
mereka membengkak, dan menemukan osmolalitas di mana mereka meledak.

Disintegrasi sel darah merah. Membran sel pecah, mengeluarkan isinya, termasuk
hemoglobin.. hemolisis dapat menyebabkan anemia.. Hemolisis dapat hasil dari trauma fisik ke kapiler,
misalnya, ketika kaki berulang kali menyentuh tanah selama lari jarak jauh (kondisi yang dikenal
sebagai hemolisis exertional atau kaki-strike hemolisis)

Hemolisis adalah pecahnya membran eritrosit, sehingga hemoglobin bebas ke


dalam medium sekelilingnya (plasma). Kerusakan membran eritrosit dapat disebabkan oleh antara lain
penambahan larutan hipotonis atau hipertonis ke dalam darah, penurunan tekanan
permukaan membran eritrosit, zat/unsur kimiatertentu, pemanasan atau pendinginan, serta rapuh
karena ketuaan dalam sirkulasi darah. Apabila medium di sekitar eritrosit menjadi hipotonis (karena
penambahan larutan NaCl hipotonis) medium tersebut (plasma dan larutan) akan masuk ke dalam
eritrosit melalui membran yang bersifat semipermiabel dan menyebabkan sel eritrosit menggembung.
Bila membran tidak kuat lagi menahan tekanan yang ada di dalam sel eritrosit itu sendiri, maka sel akan
pecah, akibatnya hemoglobin akan bebas ke dalam medium sekelilingnya. Sebaliknya bila eritrosit
berada pada medium yang hipertonis, maka cairan eritrosit akan keluar menuju ke medium luar eritrosit
(plasma), akibatnya eritrosit akan keriput (krenasi). Keriput ini dapat dikembalikan dengan cara
menambahkan cairan isotonis ke dalam medium luar eritrosit (plasma).

Anda mungkin juga menyukai