Anda di halaman 1dari 7

Tekanan Osmotik

dan Penerapannya

Kelompok 4
Ferisa
Pengertian Osmotik

Osmotik
adalah tekanan yang dibutuhkan untuk mempertahankan timbangan osmotik antara suatu larutan dan
pelarut murninya yang dipisahkan oleh suatu membran semipermeabel tembus hanya oleh
pelarut tersebut. Dengan kata lain, tekanan osmotik adalah tekanan yang diperlukan untuk
menghentikan osmosis.

Osmotik terjadi ketika dua larutan dengan konsentrasi pelarut yang berbeda dipisahkan menggunakan
sebuah membran. Molekul pelarut kemudian melewati membran semipermeabel dengan
konsentrasi larutan rendah ke larutan yang lebih pekat. Perpindahan ini akan terus terjadi hingga
tercapainya kesetimbangan.
Teori dan
Penghitungan
Teori dan Penghitungan
Jacobus van ‘t Hoff menemukan hubungan
kuantitatif antara tekanan osmotik dengan
konsentrasi zat terlarut yang dinyatakan
pada persamaan:

Dengan II adalah tekanan osmotik, i adalah


faktor Jacobus van ‘t Hoff, c adalah molaritas
zat terlarut, R adalah konstanta gas ideal, dan
T adalah temperatur dalam satuan Kelvin.
Rumus ini digunakan pada larutan dengan
konsentrasi zat terlarut yang relatif rendah,
sehingga dapat dianggap sebagai larutan
ideal. Rumus ini memiliki kemiripan dengan
rumus pada hukum gas ideal yang dinyatakan
seperti gambar di samping:
Teori dan Penghitungan pt.2

dengan n adalah jumlah mol molekul gas pada volume V, sementara n/V
molaritas molekul gas. Harmon Northrop Morse dan Frazer menemukan
bahwa persamaan tersebut dapat digunakan pada larutan dengan
konsentrasi zat terlarut yang lebih besar apabila satuan konsentrasi diganti
dari yang awalnya molar menjadi molal. berkat penemuannya, persamaan
tekanan osmotik yang menggunakan elemen molaritas disebut sebagai
persamaan morse.
Aplikasi
Perhitungan tekanan osmotik digunakan untuk massa relatif suatu molekul. Selain itu, tekanan osmotik juga
cukup mempengaruhi sel. Osmoregulasi merupakan mekanisme homeostatis dari organisme untuk mencapai
tekanan osmotik yang setimbang.

• Hipertonisitas adalah keberadaan suatu larutan yang


menyebabkan sel mengkerut.

• Hopotonisitas adalah keberadaan suatu larutan yang


menyebabkan sel mengembang.

• Isotonisitas adalah keberadaan suatu larutan yang


tidak menyebabkan perubahan pada volume sel.
Penerapannya
Saat mempelajari kadar sel darah merah
Aplikasi pertama dari tekanan osmotik adalah ketika mempelajari
tingkat sel darah merah yang dilindungi dari lingkungan luar oleh
membran semipermeabel. Ahli biokimia menggunakan teknik yang
disebut hemolisis dalam aplikasi ini. Pengawetan selai dan jeli
Nantinya, sel darah merah tersebut akan ditempatkan dalam larutan Selanjutnya adalah penerapan tekanan osmotik pada pengawetan selai dan
hipotonik. Karena larutan hipotonik kurang pekat dibandingkan jeli yang dilakukan di rumah. Selain itu, gula dalam jumlah banyak ternyata
larutan di dalam sel, air akan berpindah ke dalam sel. Kemudian, sel memiliki peran penting dalam proses pengawetan, karena gula membantu
akan membengkak dan akhirnya pecah, melepaskan hemoglobin dan membunuh bakteri penyebab botulisme.
molekul lainnya. Ketika sel bakteri berada dalam larutan gula hipertonik, air intraseluler
cenderung keluar dari sel bakteri ke larutan yang lebih pekat melalui
osmosis. Proses tersebut dikenal sebagai krenasi yang menyebabkan sel
Membuat cairan infus menyusut dan akhirnya berhenti bekerja.
Penerapan tekanan osmotik juga dapat ditemukan pada
pembuatan cairan infus. Persiapan cairan melibatkan larutan
isotonik. Larutan yang memiliki tekanan osmotik yang sama
disebut isotonik.
Cairan infus dimasukkan dalam larutan isotonik yang
isotonik dengan cairan intraseluler sehingga tidak terjadi
osmosis. Baik di dalam maupun di luar sel darah. Dengan
begitu, sel darah merah tidak rusak.
Selesai
Thank you  ♡

Anda mungkin juga menyukai