Anda di halaman 1dari 15

RESISTENSI OSMOTIK

(FRAGILITAS OSMOTIK)
KELOMPOK II
1 . N A D I A Z E R A U T A M I

2 . M E G A D W I P R AT I W I

3 . R A H M A WA D J O

4 . N U R U L Z A F I R A

5 . M U H L A S T A M

6 . M U H A L I

7 . A N N I S A
PENGERTIAN

Fragilitas osmotik merupakan salah satu metode untuk


meneliti keadaan membran eritrosit. Pemeriksaan
fragilitas osmotik eritrosit digunakan untuk mengukur
kemampuan eritrosit menahan terjadinya hemolisis
dalam larutan hipotonis.
PENGERTIAN
 Tekanan osmotik adalah tekanan yang dibutuhkan
untuk mempertahankan kesetimbangan osmotik
antara suatu larutan dan pelarut murninya yang
 Osmosis, yaitu gerakan molekul pelarut melewati
membran semipermeabel ke larutan yang lebih
pekat.
TEKANAN OSMOTIK DALAM SEL
DARAH
Peristiwa osmosis terjadi dalam sistem biologis
manusia tepatnya yaitu dalam sel darah. Ketika sel
darah berada dalam larutan hipotonik (larutan
dengan konsentrasi terlalu rendah) maka dinding sel
darah akan membiarkan air di luar sel untuk masuk
ke dalam sel dan membuat air yang masuk tersebut
memberikan tekanan terhadap dinding sel sehingga
menjadi mengembang. Kondisi ini disebut sebagai
turgid.
LANJUTAN
Pemeriksaan Resistensi Osmotik (Daya tahan osmotik)
atau Osmotic Fragillity Test digunakan untuk
membantu dalam menentukan tipe-tipe dari jenis
anemia.
Faktor yang Mempengaruhi Tekanan
Osmotik:
 Temperatur
Suhu merupakan suatu faktor yang dapat
mempengaruhi pergerakan partikel dalam suatu
larutan. Pada suhu tinggi, pergerakan partikel akan
menjadi lebih cepat sehingga molekul pelarut akan
lebih mudah dalam melalui membran semipermeabel.
 Tebal Membran Semipermeabel
Semakin besar membran semipermeabel yang
menghalang, maka akan membuat pelarut yang
melaluinya menjadi lebih lama dan lebih sulit. Oleh
karena itu, pada umumnya membran tipis lebih mudah
dilalui oleh pelarut.
 Ukuran Molekul Pelarut

Ukuran molekul pelarut juga akan mempengaruhi proses


terjadinya osmosis karena semakin besar ukuran molekul
pelarut maka lajunya akan lebih terhambat. Pelarut air
cenderung memiliki ukuran kecil sehingga lebih leluasa
dalam melalui membran semipermeabel.
Penurunan resistensi osmotik terjadi
pada........
1. Penyakit hati
2. Thallasemia
3. Polisitimia vera
Pemeriksaan resistensi osmotik
 TUJUAN : Untuk mengetahui ketahanan membran
eritrosit terhadap larutan hipotonik
 METODE : SANFORD
 PRINSIP : Eritrosit dimasukan ke dalam berbagai
pengenceran larutan NaCl 0.5% sehingga eritosit
membengkak dan hemolisis
CARA KERJA
1. Disiapkan larutan NaCl 0,5 %, 12 tabung reaksi,
darah dan aquadest.
2. Diteteskan 25 tetes NaCl 0,5 % ke tabung reaksi
1, dan pada tabung selanjutnya masing-masing
dikurangi 1.
3. Diteteskan masing-masing 1 tetes aquadest mulai
pada tabung reaksi ke-2 dan seterusnya. Kocok
homogenkan.
4. Ditetesskan masing-masing 1 tetes darah ke setiap
tabung reaksi, lalu kocok dan homogenkan.
LANJUTAN...
5. Inkubasi selama 2 jam pada suhu kamar.
6. Kemudian amati resistensi maksimum dan resistensi
minimum dari eritrosit.
Lanjutan.....
 Resistensi minimal => keadaan dimana larutan
mulai bercampur dengan darah. Namun masih
terdapat endapan.
 Resistensi Maksimal => keadaan dimana larutan
sudah bercampur sempurna dan mulai
tidak terdapat endapan.
Interpretasi hasil
 Perhatikan warna dan intensitasnya serta endapan
eritrosit yang ada pada dasar tabung
 Hemolisis : peristiwa yang terjadi pada kondisi
hipotonik, eritrosit tidak mampu menahan tekanan
sejumlah air yang masuk sehingga membran
eritrosit pecah dan hemoglobin keluar mewarnai
larutan sekelilingnya menjadi berwarna merah
Lanjutan....
 Permulaan hemolisis:
ditandai dengan terdapatnya cairan berwarna
merah dibagian atas pada tabung yang pertama
kali dan pada dasar tabung endapa eritrosit.
 Hemolisis total:
ditandai dengan cairan seluruhnya berwarna merah
dan tidak ada gumpalam eritrosit di dasar tabung.
TERIMAKASIH
ADA PERTANYAAN ???

Anda mungkin juga menyukai