Proses osmosis terjadi jika kedua larutan yang dipisahkan oleh membran semipermeabel mempunyai
tekanan osmotik yang berbeda. Untuk larutan yang terdiri atas zat nonelektrolit, maka tekanan osmotik
berbanding lurus dengan konsentrasi (kemolaran) zat terlarut.
Menurut VAN’T Hoff tekanan osmotik mengikuti hukum gas ideal. Larutan yang memiliki tekanan
osmotik lebih rendah dari yang lain disebut larutan Hipotonis.Larutan yang mempunyai tekanan osmotik
lebih tinggi dari yang laind isebut larutan Hipertonis.Larutan-larutan yang mempunyai tekanan osmotik
sama disebut Isotonis.
π = M. R. T
M=Konsentrasi larutan(mol/L)
T= suhu (K)
Dari rumus tersebut, disimpulkan bahwa tekanan osmotik larutan non elektrolit hanya bergantung pada
banyaknya partikel zat terlarut yang dinyatakan dalam molaritas larutan.
Tekanan osmotik suatu larutan encer ialah mematuhi hukum persamaan gas ideal yaitu:
PV = nRT
Karena mengukur dalam sistem yang berupa larutan maka lebih mudah memakai satuan konsentrasi
molaritas M.
PV = nRT
P = nRT/V
Molaritas Larutan
Ada sy ss
Jumlah mol suatu zat adalah massa zat (m) dibagi dengan massa reatif molekul (Mr)
n = m/Mr
Tekanan osmotik juga sangat bermanfaat bagi manusia. Berikut beberapa manfaat dari tekanan osmotik
1.Infus
Pada dunia medis ada istilah pemberian infus. Tekanan osmotik dalam cairan infus haruslah sama
(isotonik) dengan tekanan osmotik darah. Jika tekanan osmotik infus lebih besar mampu menyebabkan
sel darah pecah karena banyak cairan infus yang akan masuk ke sel darah dan jika tekanan osmotik infus
terlalu rendah bisa menyebabkan sel darah rusak.
Peristiwa pemanisan dan penggaraman/pengasinan berbagai bahan makanan seperti buah, telur,
daging, ikan, dan bahan makan yang lain pada dasarnya menerapakan prinsip tekanan osmotik. Dengan
tekanan osmotik tinggi (larutan pekat) akan membuat cairan dari sel bakteri pembusuk sencerung
bergerak keluar hingga sel bakteri pembusuk menajadi rusak atau tidak bisa bertahan hidup lama.
Peristiwa ini sering disebut dengan krenasi (crenation).