Anda di halaman 1dari 8

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Makhluk hidup
Menurut I Gusti Ayu (2014: 2-9) menyatakan bahwa ciri-ciri mahluk hidup

adalah:

a. Respirasi

Bernapas adalah menghirup udara dan menghembuskannya kembali ke

lingkungan. Makhluk hidup mempunyai cara yang berbeda-beda dalam

melakukan aktivitas bernapas. Hewan darat seperti sapi, kuda, gajah, dan kucing

bernapas menggunakan paru-paru, sedangkan hewan air seperti ikan bernapas

menggunakan insang. Tumbuhan juga memerlukan udara. Udara masuk melalui

bagian-bagian yang ada pada daun, batang, dan akar. Manusia bernapas

menggunakan paru-paru. Udara yang dihirup berupa oksigen yang masuk ke

dalam hidung, paru-paru kemudian digunakan pula untuk proses oksidasi

makanan di dalam tubuh, selanjutnya dikeluarkan kembali dari tubuh dalam

bentuk karbondioksida.

b. Memerlukan Makanan atau Nutrisi.

Setiap makhluk hidup memerlukan makanan untuk melakukan aktivitas,

mengganti sel-sel yang rusak, proses pertumbuhan, dan metabolisme dalam


tubuh. Berdasarkan kemampuannya memperoleh makanan, organisme dibagi

menjadi dua, autotrof dan heterotrof. Organisme autotrof merupakan organisme

yang dapat membuat makanannya sendiri dari zat anorganik menjadi zat organik,

sedangkan. organisme heterotrof adalah organisme yang tidak dapat membua

makanan sendiri dan memperolehnya dari organisme autotrof.

3
4

c. Bergerak

Manusia dan hewan bergerak dengan cara menggerakkan anggota

tubuhnya. Manusia bergerak dengan berjalan, sedangkan hewan bergerak

dengan cara berjalan, melompat, terbang, dan lain-lain. Tumbuhan bergerak

bukan untuk berpindah tempat, namun untuk menanggapi rangsang.

d. Tumbuh dan Berkembang

Tumbuh dan berkembang sebenarnya berbeda, namun satu sama lain tak

dapat dipisahkan. Pertumbuhan melibatkan peningkatan ukuran sel individu dari

suatu organisme, dalam jumlah sel, atau keduanya. Perkembangan meliputi

semua perubahan yang terjadi selama hidup organisme. Seperti banyak

organisme lain, setiap manusia mulai hidup sebagai telur yang dibuahi yang

kemudian tumbuh dan berkembang Struktur dan bentuk tubuh yang

berkembang disesuaikan dengan fungsi yang harus dilakukan organisme

pertumbuhan adalah bertambahnya ukuran tubuh menjadi besar, baik berat

maupun tingginya (bersifat kuantitatif). Pertumbuhan pada tumbuhan yaitu

ditandai dengan batang yang semakin tinggi dan daun yang semakin banyak.

Manusia dan hewan mengalami pertumbuhan yang ditandai dengan bertambah

besar, bertambah tinggi dan berat. Perkembangan adalah perubahan menjadi

dewasa (bersifat kualitatif)

e. Berkembang Biak

Berkembang biak artinya makhluk hidup dapat menghasilkan keturunan,

tujuannya yaitu untuk memperbanyak keturunan agar jenisnya tidak punah. Cara

perkembangbiakan makhluk hidup berbeda-beda. Manusia berkembang biak

dengan cara melahirkan anak, hewan berkembang biak dengan cara bertelur,

beranak, bertelur-beranak, bertunas, fragmentasi, dan lain-lain. Tumbuhan

berkembang biak secara alami dan buatan. Perkembangbiakan alami pada


5

tumbuhan dilakukan dengan biji, tunas, spora, membelah diri, umbi, akar tinggal,

sedangkan perkembangbiakan bauatan tumbuhan misalnya stek, cangkok, kultur

jaringan.

f. Iritabilitas

Iritabiliitas atau sifat rangsang ialah kemampuan untuk mengetahui

perubahan suasana lingkungan dan berespon terhadap perubahan itu.

Kemampuan tersebut dapat disebut juga sebagai kepekaaan terhadap rangsang.

Rangsang dapat berupa cahaya, bunyi,bau, rasa, atau sentuhan. Manusia dan

hewan dapat peka terhadap rangsang karena adanya alat indera sehingga

kemampuan melihat, mendengar, membau, mengecap rasa, dan

menyentuh/meraba pun dimiliki. Rangsang tersebut dapat direspon oleh

manusia dan hewan disebabkan adanya saraf dan hormon. Rangsang tersebut

mengalir

g. Mengeluarkan Zat Sisa

Zat sisa metabolisme perlu dikeluarkan agar tidak meracuni tubuh.

Berdasarkan aktivitas tubuh dan hasilnya, pengeluaran zat-zat sisa dibedakan

menjadi:

1) Ekskresi: pengeluaran zat-zat sisa misal oleh kulit yaitu zat sisa berupa

keringat dan ginjal yang mengeluarkan zat sisa berupa urin. Aktivitas

produksi keringat dapat dipengaruhi oleh suhu lingkungan, emosi, aktivitas

fisik, dan psikologi. Seseorang yang bekerja keras atau melakukan aktivitas

fisik yang berat, secara langsung akan berakibat pengeluaran keringat yang

banyak. Keringat yang keluar dapat berfungsi pula sebagai penurun suhu

tubuh. Kelenjar keringat menyerap air dan garam dari kapiler darah

kemudian dikeluarkan melalui pori-pori pada permukaan kulit. Dalam

perjalanan dari pangkal kelenjar keringat ke permukaan kulit, keringat akan


6

menyerap panas. Kemudian keringat menguap dan panas dibuang ke

lingkungan melalui permukaan tubuh, sehingga suhu tubuh akan berkurang.

2) Respirasi: pengeluaran zat sisa berupa CO2 sebagai zat sisa respirasi melalui

hidung.

3) Defekasi: merupakan pengeluaran zat sisa pencernaan makanan yang

berupa tinja (feses) melalui anus.

h. Adaptasi

Adaptasi adalah menyesuaikan diri dengan lingkungannya. Lingkungan

memiliki sifat yang selalu berubah, baik itu secara berkala maupun secara tidak

berkala, oleh karena itu adaptasi bersifat dinamik sesuai dengan dinamika

lingkungan.

B. Katak
katak merupakan hewan jenis amfibi yang memiliki tubuh ramping dan

kulit lembab. Kata amphibi berasal dari bahasa Yunani yang terdiri dari dua kata,

yaitu “Amphi” (rangkap) dan “bios” (hidup). Atau dapat diartikan sebagai hewan

bertulang belakang (vertebrata) yang hidup didua alam yakni di air dan di daratan.

Amphibia bertelur di air atau menyimpan telurnya ditempat yang lembab dan

basah. Ketika menetas larvanya yang dinamakan berudu hidup di air atau tempat

basah tersebut dan bernafas dengan insang. Setelah beberapa lama, berudu

kemudian berubah bentuk (bermetamorfosa) menjadi hewan dewasa, yang

umumnya hidup di daratan atau di tempat-tempat yang lebih kering dan bernapas

dengan paru-paru (Kimball (1992: 98).

Pada masa berudu amphibi hidup di perairan. Pada fase ini berudu

bergerak dengan ekor. Pada fase dewasa hidup didarat dan bernafas dengan paru

paru dan fase dewasa ini amphibi bergerak dengan kaki. Perubahan cara bernafas

yang seiring dengan peralihan kehidupan dari perairan ke daratan menyebabkan


7

hilangnya insang dan rangka insang lama kelamaam menghilang, pada anura tidak

di temukan leher sebagai mekanisme adaptasi terhadap hidup di dalam liang dan

bergerak dengan cara melompat (Harminto (2001: 112).

Amphibi mempunyai kelopak mata dan kelenjar air mata yang

berkembang dengan baik. Pada mata terdapat membran nictitans yang berfungsi

untuk melindungi mata dari debu, kekeringan dan kondisi lain yang menyebabkan

kerusakan pada mata. Sistem syaraf mengalami modifikasi seiring dengan

perubahan fase hidup. Otak depan menjadi lebih besar dan hemisphaerium cerebri

terbagi sempurna, pada cerebellum konvulasi hampir tidak berkembang. Pada fase

dewasa mulai terbentuk kelenjar ludah yang menghasilkan bahan pelembab/

perekat, walaupun demikian, tidak semua amphibi melalui siklus hidup dari

perairan kedaratan, misalnya anggota plethodontidae, tetap tinggal di perairan dan

tidak menjadi dewasa, selama hidup tetap dalam fase berudubernafas dengan

insang dan berkemabang biak secara neotoni. Ada beberapa jenis amphibi lain

yang sebagian hidupnya di daratan, tetapi pada waktu tertentu kembali keair untuk

berkembang biak, tetapi ada juga yang hidup didarat selama hidupnya pada

kelompok ini tidak terdapat setadium larva dalam air (Soemarwoto (1981:87).

Soemarwoto (1981:87) lebih lanjut memaparkan mengenai ciri-ciri dari

amfibi, yaitu sebagai berikut.

Tubuh diselubungi kulit yang berlendir serta tidak mempunyai sisik

a) Merupakan hewan berdarah dingin (poikiloterm).

b) Mempunyai jantung yang terdiri dari tiga ruangan yaitu dua serambi dan satu

bilik.

c) Mempunyai dua pasang kaki dan pada setiap kakinya terdapat selaput renang

yang terdapat di antara jari-jari kakinya dan kakinya berfungsi untuk

melompat dan berenang.


8

d) Memiliki dua lubang hidung yang berhubungan dengan ruang mulut yang

mempunyai klep untuk menahan air.

e) Umumnya pada mulut terdapat gigi dan lidah sering kali dapat dikeluarkan.

f) Matanya mempunyai selaput tambahan yang disebut membrana niktitans

yang sangat berfungsi waktu menyelam.

g) Pernapasan pada saat masih kecebong berupa insang, setelah dewasa alat

pernapasannya berupa paru-paru dan kulit dan hidungnya mempunyai katup

yang mencegah air masuk ke dalam rongga mulut ketika menyelam.

h) Berkembang biak dengan cara melepaskan telurnya dan dibuahi oleh yang

jantan di luar tubuh induknya (pembuahan eksternal).

i) Otak memiliki 10 pasang sarang krainal.

j) Fertilisasi secara internal dan ekternal dan umumnya ovivar dengan stadium

larva dalam air dan bermetamorfosis menjadi dewasa.

C. Sistem pencernaan dan pernafasan katak

1. Sistem pencernaan

Menurut Radiopoetro (1977: 67) sistem pencernaan pada katak tediri dari mulut,

kerongkongan, lambung, usus, dan kloaka. Makanan dari mulut masuk ke dalam lambung

melalui kerongkongan. Lambung memanjang dan berbelok ke samping kiri dan berotot.

Di dalam lambung makanan dicerna kemudian masuk ke dalam usus. Di dalam usus

makanan diserap, sisa makanan dikeluarkan melalui kloaka. Sistem pencernaan makanan

pada amfibi, hampir sama dengan ikan, meliputi saluran pencernaan dan kelenjar

pencernaan. salah satu binatang amphibi adalah katak. Makanan katak berupa hewan-

hewan kecil (serangga). Secara berturut-turut saluran pencernaan pada katak meliputi:

a. Rongga mulut: terdapat gigi berbentuk kerucut untuk memegang mangsa dan lidah

untuk menangkap mangsa.

b. Esofagus; berupa saluran pendek.


9

c. Ventrikulus (lambung), berbentuk kantung yang bila terisi makanan menjadi lebar.

Lambung katak dapat dibedakan menjadi 2, yaitu tempat masuknya esofagus dan

lubang keluar menuju usus.

d. Intestinum (usus): dapat dibedakan atas usus halus dan usus tebal. Usus halus

meliputi: duodenum. jejenum, dan` ileum, tetapi belum jelas batas-batasnya.

e. Usus tebal berakhir pada rektum dan menuju kloaka, kloaka merupakan muara

bersama antara saluran pencernaan makanan, saluran reproduksi, dan urine. Kelenjar

pencernaan pada amfibi, terdiri atas hati dan pankreas. Hati berwarna merah

kecoklatan, terdiri atas lobus kanan yang terbagi lagi menjadi dua lobulus. Hati

berfungsi mengeluarkan empedu yang disimpan dalam kantung empedu yang

berwarna kehijauan. pankreas berwarna Kekuningan, melekat diantara lambung dan

usus dua belas jari (duadenum). pankreas berfungsi menghasilkan enzim dan hormon

yang bermuara pada duodenum.

2. Sistem pernapasan

Alat pernapasan pada katak berupa insamg, kulit, dan paru-paru. Pada berudu

pernapasan dilakukan dengan insang luar. Setelah dewasa menggunakan paru-paru

berupa dinding dimana dinding ini terdapat banyak ruang. Paru-paru berhubungan dengan

udara luar melalui 2 bronkus, laring yang mengandung tali-tali volea, lalu faring dan

lorong-lorong nasal. Lubang dari faring ke laring berupa celah longitudinal disebut

glothis. Pernapasan pada katak melalui kulit tipis yang basah untuk memudahkan difusi

gas (Radiopoetro, 1977: 67-68).


10

D. Integrasi ayat

Adapun ayat yang terkait dengan materi terdapat dalam Q.S Al-A’RAAF/7: 133

bahwa Allah SWT berfirman:

         

   

Yang terjemahannya :
“133. Maka Kami kirimkan kepada mereka taufan, belalang, kutu, katak
dan darah (air minum berubah menjadi darah) sebagai bukti yang jelas,
tetapi mereka tetap menyombongkan diri dan mereka adalah kaum yang
berdosa”. (Kemenang,2014)

Dari ayat diatas disebutkan bahwa katak adalah hewan yag Allah SWT

gunakan sebagai ancaman kepada pasukan fir’aun untuk mengazab mereka lantara

mereka ingkar kepada Allah SWT. Dan katak merupakan sampel yang digunakan

pada percobaan ini. Maha suci Allah atas segala ciptaannya sehingga apa yang

telah termaktub dalam firman-Nya selalu menjadi petunjuk dan pedoman bagi

kehidupan hamba-hamba-Nya.

Anda mungkin juga menyukai